"Hmm? Ini ...."Julman menerima dokumen-dokumen tersebut.Amir tersenyum dan berkata, "Julman, kalau kerja sama ini berhasil disepakati, selain memberikan bayaran yang sepantasnya kami berikan kepada Pak Farlin, perusahaanmu juga akan mendapatkan dana investasi sebesar 100 miliar. Selama kamu menandatanganinya, dana akan langsung masuk ke rekening perusahaanmu."Begitu mendengar ucapan Amir, tentu saja hati Julman tergerak.Namun, dia masih merasa sedikit kurang puas. Bagaimanapun juga, biarpun nominal investasi itu besar, tetapi itu juga merupakan sebuah bentuk transaksi.Selain itu, Amir juga akan memperoleh saham dari perusahaannya.Dia merasa dengan pengaruh gurunya, keuntungan yang bisa diperolehnya tidak terbatas pada penawaran Amir saat ini."Kak Amir, lihatlah kamu ini, kita sudah lama mengenal satu sama lain. Untuk apa kamu membahas tentang investasi seperti ini? Kamu sudah pernah membantuku ...."Melihat sikap Julman yang dibuat-buat, kilatan dingin melintas di mata Amir.Dia
Hati Nikita langsung mencelus.Sebagai asisten Julman, Erika adalah orang yang paling dekat dengan pria itu.Sikap yang ditunjukkannya sudah pasti mewakili sikap Julman.Apa mungkin Julman tidak ingin membiarkan Farlin bekerja sama dengan Grup Hatari?Saat ini, bahkan Luna sendiri sudah merasakan firasat buruk."Erika, tolong jaga tutur katamu. Suamiku nggak menjilat Pak Farlin, mereka sudah lama saling mengenal satu sama lain."Luna berjalan menghampiri Erika, lalu berkata dengan dingin, "Selain itu, tolong jelaskan ucapanmu tadi. Mengapa kamu mengatakan Grup Hatari nggak layak mengundang Pak Farlin menjadi Duta Promosi?""Memangnya kamu pikir kamu siapa? Atas dasar apa aku perlu memberimu penjelasan? Apa kamu pikir kamu sudah hebat hanya dengan menjadi presdir perusahaan kota kecil seperti Kota Banyuli?!"Erika langsung menyerang Luna dengan kata-kata kasar tanpa ragu, sorot mata iri tampak jelas di matanya."Namamu Luna, 'kan? Aku beri tahu kamu, Grup Hatari jangan harap bisa mengun
Sambil tersenyum, Julman melambaikan tangannya, mengisyaratkan Luna untuk duduk.Dia mengamati tubuh Luna dengan sorot mata mesum.Luna tetap berdiri di tempat dan berkata, "Mengenai minum-minum, nanti kita baru bicarakan lagi. Tadi, saat di luar, aku sudah dengar asisten Tuan Julman mengatakan bahwa Perusahaan Investasi Mahasura sudah mendapatkan kontrak eksklusif Pak Farlin.""Aku hanya ingin menanyakan pada Tuan Julman kebenaran hal ini. Kalau benar-benar seperti itu faktanya, nggak ada yang perlu kita diskusikan lagi."Setelah mendengar ucapan Luna, Julman langsung memelototi Erika, seolah-olah menyalahkan asistennya itu banyak bicara.Melihat kecantikan Luna, gairahnya sudah bergejolak. Awalnya, dia berencana untuk meminta Luna menemaninya minum-minum, menyentuh tubuh wanita itu, baru berbicara jujur pada wanita itu. Sekarang rencananya sudah gagal."Bu Luna, apa maksudmu? Apa kamu sedang menyalahkanku?"Senyuman di wajah Julman langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak. Dengan
Amir hanya mengamati Luna dipukul oleh bawahannya tanpa menunjukkan ekspresi apa pun, juga tanpa mengucapkan sepatah kata pun."Bu Luna, ayo kita pergi! Amir, kamu pasti akan membayar mahal atas tamparan yang diterima Bu Luna!"Nikita buru-buru menarik Luna pergi meninggalkan tempat itu. Sebelum pergi, dia melontarkan beberapa patah kata itu dengan nada marah.Dia bukan hanya sekadar memberi ancaman.Dia tahu latar belakang Luna sangat hebat, bahkan sama sekali tidak bisa diprediksi. Lihat saja Keluarga Septio Provinsi Aste yang sedemikian hebat itu juga hanya bertugas membantu Luna.Sementara itu, Amir tidak lebih hanya anjing Keluarga Mahasura, sama sekali tidak ada apa-apanya dibandingkan Luna."Aku tunggu pembalasan kalian. Oh ya, sebaiknya suami pecundangnya itu yang datang secara pribadi."Amir tertawa terbahak-bahak, lalu menarik Agnes dan menepuk-nepuk bokong wanita itu. "Agnes, kerja bagus. Kamu sudah melakukan hal yang ingin kulakukan.""Pak Amir, memangnya siapa Luna itu? Me
"Amir ingin meminta bantuan Pak Farlin untuk mempromosikan beberapa rumah sakit nggak beres milik Keluarga Mahasura. Kalau sampai hal itu terjadi, hanya akan merusak reputasi Pak Farlin. Kita nggak bisa membiarkan hal itu terjadi begitu saja.""Sayang, aku tunggu saja di sini dengan tenang. Aku akan membawa Pak Farlin kembali."Setelah mendengar Ardika berbicara demikian, Luna juga tidak menghentikannya lagi."Nikita, tolong belikan makanan untuknya."Setelah melontarkan satu kalimat itu pada Nikita, Ardika langsung pergi meninggalkan Grup Hatari.Tak lama kemudian, dia sudah mendapatkan lokasi syuting iklan Farlin dari Jesika."Apa? Lokasi syuting iklan kita di sini?"Di sisi lain, Farlin baru turun dari sebuah mobil Mercedes hitam mengkilap. Begitu dia mendongak dan melihat plakat di depan rumah sakit tersebut, ekspresi aneh langsung terpampang jelas di wajahnya.Tentu saja dia tahu reputasi rumah sakit seperti ini buruk, sehingga tidak berkesan baik pada rumah sakit seperti ini.Kar
"Apa? Aku menandatangani kontrak dengan Perusahaan Investasi Mahasura?"Farlin benar-benar kebingungan.Bukankah Ardika memintanya untuk menandatangani kontrak dengan Grup Hatari dan menjadi Duta Promosi Vila Bistani?Mengapa tiba-tiba berubah menjadi Perusahaan Investasi Mahasura?"Ya, benar, Pak Farlin. Sekarang kamu sudah menandatangani kontrak eksklusif dengan Perusahaan Investasi Mahasura. Jadi, sudah sewajarnya kamu mempromosikan rumah sakit di bawah naungan perusahaan kami."Agnes memberi penjelasan dengan sabar.Dia tahu pria tua itu adalah sumber penghasilan Amir, bosnya. Jadi, dia harus melayani pria tua itu dengan baik, tidak bisa membiarkan pria tua itu tidak puas.Farlin bertanya, "Apa Ardika yang membuka Perusahaan Investasi Mahasura?"Dalam lubuk hatinya, dia berpikir. 'Kalau Ardika yang membuka perusahaan itu, seharusnya rumah sakit ini adalah rumah sakit yang legal. Aku bisa membantunya mempromosikan rumah sakit ini.'Ini adalah bentuk kepercayaannya terhadap Ardika."
"Ardika!"Begitu mendengar suara yang familier di telinganya itu, Farlin langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara dengan senang. Saat itulah, dia melihat Ardika berjalan keluar dari kerumunan."Ternyata kamu, suami pecundang Luna itu! Berani-beraninya kamu muncul di sini dan mengacaukan segalanya!"Agnes memelototi Ardika dengan marah."Orang yang memukul istriku adalah kamu, 'kan?"Sambil berjalan menghampirinya, Ardika menatap wanita itu dengan dingin.Agnes tertawa dingin, lalu mengangkat dagunya dengan arogan dan berkata, "Benar, aku yang memukulnya, satu tamparan di kedua sisi wajahnya. Kamu nggak lihat bagaimana ekspresi sedihnya saat pergi tadi, sungguh menyedihkan ....""Plak!"Tanpa menunggu wanita sialan itu selesai berbicara, Ardika langsung melayangkan tamparan ke wajahnya."Ah!"Sambil menutupi wajahnya yang terasa seperti terbakar, Agnes yang rambutnya sudah tampak acak-acakan itu berteriak dengan suara melengking, "Berani-beraninya pecundang sepertimu memukulku!
Hanya dalam kurun waktu singkat, suara teriakan kesakitan sudah menggema di tempat itu seperti paduan suara.Tanpa butuh waktu lama, satpam-satpam itu langsung tergeletak di lantai. Sambil berguling-guling di lantai, mereka berteriak dengan menyedihkan.Suasana di tempat itu langsung hening seketika.Melihat Ardika yang berdiri di tengah-tengah tempat itu dalam kondisi baik-baik saja tanpa cedera sedikit pun, semua orang tercengang kecuali Farlin.Eh .... Apa ... apa dia adalah manusia?Dia lebih cocok disebut binatang buas yang ganas!"Eh ...."Monos juga tercengang. Biasanya, saat menghadapi orang-orang yang datang untuk membuat keributan, para anak buahnya itu sangat ganas. Bahkan hanya dengan ekspresi wajah saja, mereka sudah bisa membuat orang-orang yang datang membuat onar ketakutan.Namun, sekarang, saat berhadapan dengan Ardika, mereka malah terlihat sangat lemah seperti bocah berusia tiga tahun."Plak!"Tiba-tiba, sebuah tamparan keras bagaikan palu mendarat tepat di wajahnya.