Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 740 Pemilihan Awal

Share

Bab 740 Pemilihan Awal

Penulis: Sarjana
Semua orang sedang menantikan momen Reno menghajar Ardika hingga babak belur.

Namun, siapa sangka setelah menerima satu panggilan telepon, dia terburu-buru untuk pergi.

Tidak tahu pemilihan seperti apa yang lebih penting dibandingkan membalas dendam Lea, wanita pujaan hati mereka.

"Pemilihan awal? Aku dengar tim tempur Kota Banyuli sedang melakukan pemilihan calon-calon prajurit yang akan dikirim ke medan tempur perbatasan. Prajurit unggul dari berbagai tim tempur besar ingin ikut berpartisipasi, tapi sayangnya hanya segelintir orang yang bisa mendapatkan kesempatan itu, sehingga persaingan berlangsung dengan sangat ketat."

"Kakak sepupuku yang telah menjadi prajurit khusus selama bertahun-tahun gagal mendapatkan kesempatan itu. Reno, kamu malah berhasil mendapatkan kesempatan untuk mengikuti pemilihan awal itu!"

Musafa menatap Reno dengan tatapan terkejut.

Reno berkata dengan bangga tanpa menoleh ke belakang, "Apa sulitnya mendapat kesempatan untuk mengikuti pemilihan awal? Kakak sepu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Noufan Galang
Ardika langsung menjilati memek istrinya hingga istrinya mendesah dan menjambak rambut Ardika
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 741 Dewa Perang Ingin Mengawasi Pemilihan Awal

    Ekspresi arogan tampak jelas di wajah Reno. Dia sangat percaya diri bisa lolos pemilihan awal kali ini."Oh? Kamu begitu yakin kamu bisa lolos pemilihan awal?" kata Ardika sambil tersenyum tipis.Setelah mendengar pembicaraan sekelompok pemuda itu, sangat jelas bahwa kebanyakan dari mereka salah paham. Mereka mengira setelah lolos pemilihan kali ini, maka orang itu akan memiliki masa depan yang cerah.Dia memutuskan untuk mengubah pemikiran salah mereka.Hal ini bisa dilakukan dengan sebuah contoh nyata.Reno yang berdiri di hadapannya saat ini adalah target yang sesuai."Aku adalah prajurit unggul tim prajurit khusus kami. Keluargaku juga telah memberi dukungan yang besar. Dengan memiliki kemampuan dan latar belakang keluarga, kalau bukan aku yang dipilih, siapa lagi?"Reno sangat percaya diri.Keluarganya sudah membantunya membuka jalan. Selama dia menunjukkan performa yang cukup bagus, sudah dapat dipastikan dia akan lolos dalam pemilihan awal ini.Adapun mengenai beberapa putaran p

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 742 Ardika Membuat Kesalahan

    Ekspresi Musafa dan yang lainnya langsung berubah."Di saat seperti ini, kamu masih saja keras kepala. Sekarang kami nggak punya waktu untuk memberimu pelajaran. Setelah kami selesai menyaksikan pemilihan dan kembali, kami akan mencari perhitungan denganmu perlahan-lahan. Sudah kubilang hari ini kami akan menghabisimu, maka kami akan melakukannya!"Setelahnya, mereka tidak memedulikan Ardika lagi. Satu per satu dari mereka menghubungi sopir mereka untuk datang menjemput mereka.Amarah Futari langsung meluap mendengar ucapan arogan pemuda-pemuda itu."Untuk apa kalian bersikap arogan seperti itu? Kalian mengejek kakak iparku nggak bisa pergi ke sana, ya? Sekarang aku akan perlihatkan pada kalian!"Gadis muda itu mengeluarkan ponselnya dengan marah, lalu menghubungi ayahnya.Dia merengek manja pada ayahnya, mengatakan bahwa dia ingin pergi melihat pemilihan awal yang diselenggarakan oleh tim tempur.Tentu saja dia tidak berani mengatakan bahwa dia ingin pergi ke sana demi Ardika."Sayang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 743 Teleskop

    "Itu tergantung apa kesalahan Ardika."Doni berkata dengan serius, "Kalau kesalahannya besar, biarpun dia bukan anggota tim tempur, dia juga akan dijatuhi vonis hukuman. Kalau kesalahannya kecil, juga akan diberi pelajaran.""Lagi pula, idiot itu sangat arogan, mungkin dia akan diberi pelajaran dengan dihajar habis-habisan. Anggota departemen disiplin bukanlah orang-orang yang mudah dihadapi, nggak peduli sekeras apa pun orang yang jatuh ke tangan mereka, pada akhirnya juga akan tunduk pada mereka!"Begitu mendengar ucapan ayahnya, ekspresi Futari langsung berubah menjadi pucat."Semoga Kak Ardika nggak melawan mereka, kooperatif dalam menjalani pemeriksaan."Handoko juga khawatir setengah mati."Hahaha, baru sampai saja dia sudah dicari oleh anggota departemen disiplin, nggak lama lagi ajalnya akan tiba!""Menurut kalian, apa dia berani memaki anggota departemen disiplin pecundang? Kalau dia benar-benar berani melakukannya, aku yakin dia pasti akan dihajar hingga babak belur!""Ardika

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 744 Mata-Mata

    Sekelompok pemuda itu ditarik turun dari tempat mereka berdiri.Setelah berusaha meronta, Musafa tetap ditarik turun. Dengan wajah memerah, dia berteriak dengan marah, "Apa yang kalian lakukan?! Bersikaplah sopan padaku! Aku adalah Musafa dari Keluarga Lumino Kota Barokah!""Plak!"Para prajurit paling membenci generasi muda keluarga kaya terkemuka yang arogan seperti ini. Dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Musafa."Keluarga Lumino apaan? Aku nggak peduli. Siapa yang mengizinkan orang luar seperti kalian berada di sini? Apa kalian nggak tahu tempat ini adalah area terlarang militer .... Apa yang ada dalam genggamanmu itu? Cepat serahkan padaku!"Teleskop dalam genggaman Musafa langsung direbut oleh prajurit tersebut."Teleskop khusus militer? Kamu adalah mata-mata?"Sekelompok prajurit langsung mengepung Musafa dan yang lainnya, lalu memeriksa tubuh mereka."Aku bukan mata-mata! Aku hanya ingin lihat penampilan Dewa Perang! Kalian jangan menuduhku dengan sembarangan!" teri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 745 Prajurit Pengecut

    Reno tidak ingin orang itu melihat dirinya.Namun, hal yang ditakutinya malah terjadi.Ardika kebetulan melihatnya.Di dalam formasi itu, semua orang berdiri tegak melihat Dewa Perang.Mereka semua menunjukkan semangat yang membara kepada Dewa Perang.Hanya satu orang itu saja yang menundukkan kepalanya.Jadi, apa sulitnya menyadari keberadaan orang itu?Reno sudah mengenakan seragam militer seperti Ardika. Ardika juga tidak mengenali pria itu. Dia mengerutkan keningnya dan bertanya, "Prajurit yang satu itu, kenapa kamu menundukkan kepalamu? Cepat angkat kepalamu!"Dalam sekejap, sorot mata yang tak terhitung jumlahnya tertuju pada wajah Reno.Reno ingin hilang ditelan bumi saat ini juga.Saking gugupnya, dia berkata dengan gigi terkatup, "Lapor .... Lapor Tuan Dewa Perang. Aku ... aku takut ...."Seakan-akan tidak melewati otaknya, dia mengucapkan kata-kata itu secara spontan.Dia tidak menyadari bahwa kata-kata itu adalah kata-kata yang tabu dalam tim tempur.Samar-samar, ekspresi ma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 746 Kak Draco

    Semua prajurit yang berada di lokasi langsung terdiam.Mereka bisa merasakan betapa kejamnya situasi di medan perang perbatasan setelah melihat luka-luka di tubuh Draco."Pakailah pakaianmu."Ardika melambaikan tangannya dan berkata, "Semuanya, tadi kalian sudah lihat sendiri, 'kan? Mengapa hingga saat ini Komandan kalian masih lajang? Karena dia takut begitu pakaiannya dilepas akan menakuti wanita."Walaupun Ardika terdengar seperti sedang bercanda, tetapi tidak ada seorang pun yang bisa tertawa."Medan tempur perbatasan bukanlah tambang emas, bukanlah tempat yang bisa menjamin masa depan kalian cerah, melainkan kalian harus berjuang keras dengan seluruh jiwa dan raga kalian.""Hanya satu pesan dariku, kalau kalian ingin memperoleh jabatan dan kekayaan, carilah tempat lain. Kalau kalian takut mati, jangan mengambil jalan ini."Selesai melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam, Ardika langsung berbalik dan pergi.Sementara itu, semua orang di tempat pelatihan itu berdiri mematung cu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 747 Laporan

    Draco menghampiri Handoko, lalu menepuk kepalanya dan berkata, "Ayo kita pergi. Aku akan membawa kalian berkeliling di markas tim tempur. Kali ini, kalian mendapat izin resmi, nggak akan ditangkap lagi."Draco sangat menyayangi Handoko, dia sudah menganggap Handoko sebagai adik lelakinya sendiri."Terima kasih, Kak Draco, kamu sudah datang menyelamatkan kami."Dalam sekejap, Handoko langsung merasa lega. Namun, detik berikutnya, dia kembali merasa khawatir."Kak Draco, di mana kakak iparku? Apa dia melakukan kesalahan yang besar?""Dia nggak salah apa-apa!" kata Draco dengan kesal.Futari bertanya, "Kalau begitu, mengapa anggota departemen disiplin mencarinya?""Oh, mereka hanya ingin menanyakan beberapa hal darinya," jawab Draco dengan singkat.Hariyo langsung memelotot dan berkata, "Kalau begitu Ardika yang melaporkan kami semua, kami baru ditangkap!"Draco langsung memelototinya dan berkata, "Eh, bocah, jaga sopan santunmu pada kakak iparmu! Kalau kamu berani bersikap nggak sopan pa

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 748 Ardika Sangat Kejam

    "Bajingan yang telah memukulku sebelumnya, aku juga akan menampar wajahnya hingga membengkak!""Aku adalah putra Kodam Provinsi Denpapan, bukan seseorang yang bisa kalian pukul! Aku ingin tim tempur Kota Banyuli bertanggung jawab atas hal ini!"Sekelompok pemuda itu berteriak dengan arogan.Bahkan Waluya juga melontarkan beberapa patah kata dengan dingin, citranya sebagai putra Kodam sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Tadi, dia juga menerima banyak pukulan.Mengingat identitasnya adalah tuan muda yang paling terhormat di Provinsi Denpapan, tentu saja dia tidak pernah menerima perlakuan seperti ini.Tiba-tiba, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Waluya, bagaimana kalau aku meminta ayahmu datang untuk menjemputmu?"Waluya melirik Ardika dengan sorot mata mengejek, lalu berkata, "Kamu pikir kamu siapa? Ayahku sangat sibuk, aku nggak perlu ayahku datang secara pribadi untuk menjemputku! Oh ya, Draco sendiri yang perlu bertanggung jawab atas hal ini!"Helios dan Draco sama-sama me

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status