"Hahaha!"Begitu Ardika selesai berbicara, Wisnu dan yang lainnya kembali tertawa terbahak-bahak."Ardika, kamu pikir kamu siapa? Aku yang memesan mobil itu. Kamu ingin merebutnya dariku, bermimpi saja sana!""Biarpun memberikan kesempatan padanya untuk memiliki mobil itu, dia juga nggak punya uang untuk membelinya. Dia berbicara tanpa melewati otak seperti ini karena sudah kesal kita permalukan."Satu per satu dari mereka melontarkan sindiran pada Ardika.Makin lama mempermalukan Ardika, mereka makin senang."Kak Ardika, jangan berbicara lagi, ayo kita pergi!"Handoko mengerahkan sekuat tenaga untuk menarik Ardika, tetapi dia tetap tidak bisa menarik kakak iparnya."Benar-benar nggak tahu malu. Sudah kita permalukan seperti ini, dia juga tetap nggak mau pergi."Fio mendengus.'Hah, selain keluarganya nggak punya uang, Handoko punya seorang kakak ipar idiot yang selalu menjadi target untuk dipermalukan oleh orang lain. Untung saja, dulu aku nggak memilih Handoko. Kalau nggak, aku akan
Kedua satpam itu tampak sedikit ragu.Saat ini, pelayan toko itu berkata, "Kenapa kalian masih berdiri di sana? Ini adalah Tuan Muda David dari Keluarga Buana. Kalian turuti saja perintahnya. Nggak peduli apa pun yang terjadi, dia bisa membereskannya!"'Ah, ternyata Tuan Muda David dari Keluarga Buana. Kalau bisa menjalin relasi dengan orang sepertinya, pasti sangat bagus!'Begitu mendengar ucapan pelayan toko itu, kedua satpam itu langsung mengeluarkan tongkat yang terselip di pinggang mereka, lalu mengayunkannya ke arah Ardika.Wajah Handoko langsung berubah menjadi pucat pasi."Hentikan!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari arah belakang mereka.Begitu mendengar suara teriakan itu, kedua satpam langsung terkejut. Pergerakan tangan mereka langsung terhenti, seolah-olah waktu sudah berhenti.Sementara itu, orang-orang lainnya mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.Mereka melihat seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas dan tubuhnya
Tiba-tiba, terdengar suara dingin seseorang.Dalam sekejap, suhu di dalam ruangan itu seolah-olah turun beberapa derajat.Semua orang segera mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka.Seorang pria bertubuh kurus dengan sorot mata tajam tampak di depan pintu.Di wajahnya, samar-samar masih terlihat bekas luka.Begitu melihat orang yang muncul di depan pintu, Ardika sama sekali tidak terkejut. Dia berkata dengan acuh tak acuh, "Tarno, kalau kamu telat datang sedikit saja, Showroom Mobil Neptus ini sudah aku hancurkan."Sudut bibir Tarno tampak berkedut, dia teringat kejadian semalam.Dia menangkupkan kedua tangannya, sebagai bentuk permintaan maaf kepada Ardika, lalu bergegas menghampiri mereka."Ardika, apa ini bala bantuan yang kamu undang ke sini?"Wisnu dan yang lainnya mencibir Ardika, mereka sama sekali tidak menganggap serius kedatangan Tarno.Namun, tepat pada saat ini terdengar suara menyanjung seseorang dari arah samping mereka
Saking kerasnya tamparan ini, David langsung tercengang.Orang-orang lainnya juga tercengang.David sudah menyebut identitasnya bahwa dirinya adalah anggota keluarga kaya kelas satu.Kenapa Tarno masih memukulnya?"Pak Tarno, aku nggak menyinggungmu, 'kan? Kenapa kamu memukulku?!"David benar-benar tidak mengerti alasan Tarno memukulnya. Sambil memegang wajahnya, dia memelototi Tarno dengan marah.Tarno mendengus dingin dan berkata, "Kamu memang nggak menyinggungku, tapi kamu sudah menyinggung Ardika.""Ardika?"David menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Karena dia sudah menyinggung Ardika, Tarno melayangkan sebuah tamparan ke wajahnya di depan semua orang.Atas dasar apa?!Mereka semua tahu orang seperti apa idiot itu!Saking kesalnya, wajah David tampak berkedut. Dia bertanya dengan gigi terkatup, "Pak Tarno, apa kamu juga sudah dibohongi oleh idiot itu?""Benar, Pak Tarno. Idiot itu hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita. Dia paling suka berpura-pura menjadi tokoh hebat dan me
"Ah, nggak. Tentu saja aku nggak keberatan. Mobil itu adalah milik Handoko!"Saat mengucapkan beberapa patah kata ini, hati Wisnu seolah-olah tercabik-cabik.Saat ini, Ardika berkata, "Tarno, aku ingin membelikan mobil Maserati Quattroporte untuk istriku.""Tentu saja, nggak masalah."Tarno langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon manajer yang bertanggung jawab atas mobil Masarati, Tasya Yendia.Tasya bergegas menghampiri mereka. Begitu mendengar ucapan Tarno, Tasya memasang ekspresi kesulitan. Dia berkata, "Pak Tarno, Maserati Quattroporte hanya tersisa satu. Nona Wulan sudah memesannya. Hari ini dia akan datang mengambil mobil .... Eh, ternyata Nona Wulan berada di sini."Saat inilah Tasya baru menyadari keberadaan Wulan.Wulan baru saja hendak berbicara, Ardika angkat bicara terlebih dahulu."Aku nggak peduli siapa yang memesan, sekarang mobil itu sudah menjadi milikku. Nanti aku akan membawa mobil itu pergi," ujar Ardika dengan tegas.Wulan berkata dengan marah, "Ardika, beran
Tamparan Ardika ini langsung membuat Wulan tersadar kembali dari kegilaannya.Sambil memegang wajahnya, dia memelototi Ardika dan berkata dengan gigi terkatup, "Ardika, jangan senang dulu, nggak lama lagi istrimu pasti akan sial ...."Ekspresi David langsung berubah drastis, dia buru-buru menyela Wulan, "Wulan, diam kamu!"Beberapa waktu yang lalu, dengan instruksi dari kakeknya, Brian dan Yanto sekeluarga sudah berdiskusi untuk mengusir Luna dari Grup Agung Makmur.Setelah melakukan pencarian selama beberapa hari ini, Keluarga Buana sudah menemukan Rita yang bersembunyi di luar kota.Keluarga Buana sudah mengirim orang ke sana untuk membawa wanita itu kembali.Selama Rita kembali, saat itulah saat yang tepat untuk mengusir Luna dari Grup Agung Makmur.Sementara itu, dengan mengandalkan Yanto sekeluarga, Keluarga Buana bisa mencapai tujuan mereka untuk menguasai Grup Agung Makmur.Wulan si bodoh itu hampir saja membocorkan rahasia mereka.Kalau sampai pihak Luna sudah melakukan persiap
Menghadapi Fio yang merupakan sosok wanita muda yang licik, Ardika sama sekali tidak menaruh kesan baik padanya.Begitu dibentak oleh Ardika, ekspresi Fio langsung berubah, lalu pergi meninggalkan tempat itu.Sambil menatap punggung Fio, Ardika berkata, "Handoko, kelak kamu jangan berhubungan dengan Fio lagi. Kamu terlalu polos. Aku khawatir kamu dijebak olehnya, bahkan nggak sadar dirimu sudah dijebak.""Oh, aku sudah mengerti, Kak Ardika."Walaupun belum sepenuhnya memahami maksud Ardika, Handoko menganggukkan kepalanya.Tidak peduli apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh kakak iparnya, dia hanya perlu menuruti ucapan kakak iparnya.Begitu mendengar ucapan Ardika, kilatan tajam melintas di mata Fio yang sudah berjalan keluar.Ardika berencana untuk mengendarai mobil dan pergi bersama Handoko, dia sama sekali tidak bermaksud untuk membayar.Kemarin Tarno sudah berjanji untuk memberinya ganti rugi.Tepat pada saat ini, Tarno berkata, "Ardika, ada seseorang yang ingin bertemu dan ber
Wisnu dan yang lainnya berlari-lari kecil memimpin jalan.Walaupun masih agak kesal, tetapi hati mereka lebih banyak diselimuti dengan kebahagiaan.Kalau dilihat dari sikap arogan dan dingin para pengawal itu, mereka makin yakin bahwa mereka datang untuk mencari masalah dengan Ardika!Di sisi lain, Tarno membawa Ardika ke sebuah ruang istirahat VIP."Ardika, tunggu sebentar. Aku masuk untuk melaporkan kedatanganmu terlebih dahulu."Selesai berbicara, Tarno langsung mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan itu.Ruang istirahat itu sangat luas dan mewah.Di dalam ruangan, seorang pria tua yang masih tampak bugar dan mengenakan pakaian tradisional tampak duduk di atas sofa kulit.Tarno menganggukkan kepalanya kepada dua pengawal yang berada di sisi kanan dan sisi kiri pria tua itu, lalu menghampiri pria tua tersebut dan berkata dengan penuh hormat, "Tuan Rohan, aku sudah membawa Ardika ke sini."Rohan Darma.Nama ini pasti tidak asing lagi bagi generasi tua preman Kota Banyuli.Dia adala