Fio menceritakan kejadian di hotel kala itu kepada Wisnu."Sebenarnya, awalnya kami benar-benar sudah ditakut-takuti olehnya. Tapi, makin lama aku memikirkannya, aku makin merasa ada yang nggak beres. Bagaimana mungkin dia yang masih begitu muda adalah tokoh hebat pasukan khusus?""Oh ya, Pak Hendy, manajer Hotel Puritama adalah ayah Aldi. Orang itu juga benar-benar bodoh, dia bahkan tertipu dengan trik rendahan seperti itu.""Jadi, semalam aku menelepon Handoko untuk mencari kebenaran hal ini. Karena dia tahu nggak bisa menyembunyikan kebenaran hal ini lebih lama lagi, dia pun berinisiatif untuk memberitahuku kebenaran ...."Fio berusaha keras menunjukkan seolah-olah dia adalah wanita yang sangat cerdas di hadapan Wisnu.Dia beranggapan bahwa tuan muda keluarga kaya seperti Wisnu pasti menyukai wanita yang cantik dan cerdas, bukan wanita yang tidak bisa apa-apa.Jadi, dia berbicara seolah-olah "kebenaran" yang sesungguhnya Handoko beri tahu padanya sebagai hasil pemikirannya sendiri.
"Hahaha!"Begitu Ardika selesai berbicara, Wisnu dan yang lainnya kembali tertawa terbahak-bahak."Ardika, kamu pikir kamu siapa? Aku yang memesan mobil itu. Kamu ingin merebutnya dariku, bermimpi saja sana!""Biarpun memberikan kesempatan padanya untuk memiliki mobil itu, dia juga nggak punya uang untuk membelinya. Dia berbicara tanpa melewati otak seperti ini karena sudah kesal kita permalukan."Satu per satu dari mereka melontarkan sindiran pada Ardika.Makin lama mempermalukan Ardika, mereka makin senang."Kak Ardika, jangan berbicara lagi, ayo kita pergi!"Handoko mengerahkan sekuat tenaga untuk menarik Ardika, tetapi dia tetap tidak bisa menarik kakak iparnya."Benar-benar nggak tahu malu. Sudah kita permalukan seperti ini, dia juga tetap nggak mau pergi."Fio mendengus.'Hah, selain keluarganya nggak punya uang, Handoko punya seorang kakak ipar idiot yang selalu menjadi target untuk dipermalukan oleh orang lain. Untung saja, dulu aku nggak memilih Handoko. Kalau nggak, aku akan
Kedua satpam itu tampak sedikit ragu.Saat ini, pelayan toko itu berkata, "Kenapa kalian masih berdiri di sana? Ini adalah Tuan Muda David dari Keluarga Buana. Kalian turuti saja perintahnya. Nggak peduli apa pun yang terjadi, dia bisa membereskannya!"'Ah, ternyata Tuan Muda David dari Keluarga Buana. Kalau bisa menjalin relasi dengan orang sepertinya, pasti sangat bagus!'Begitu mendengar ucapan pelayan toko itu, kedua satpam itu langsung mengeluarkan tongkat yang terselip di pinggang mereka, lalu mengayunkannya ke arah Ardika.Wajah Handoko langsung berubah menjadi pucat pasi."Hentikan!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara teriakan seseorang dari arah belakang mereka.Begitu mendengar suara teriakan itu, kedua satpam langsung terkejut. Pergerakan tangan mereka langsung terhenti, seolah-olah waktu sudah berhenti.Sementara itu, orang-orang lainnya mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.Mereka melihat seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan jas dan tubuhnya
Tiba-tiba, terdengar suara dingin seseorang.Dalam sekejap, suhu di dalam ruangan itu seolah-olah turun beberapa derajat.Semua orang segera mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara, ekspresi terkejut tampak jelas di wajah mereka.Seorang pria bertubuh kurus dengan sorot mata tajam tampak di depan pintu.Di wajahnya, samar-samar masih terlihat bekas luka.Begitu melihat orang yang muncul di depan pintu, Ardika sama sekali tidak terkejut. Dia berkata dengan acuh tak acuh, "Tarno, kalau kamu telat datang sedikit saja, Showroom Mobil Neptus ini sudah aku hancurkan."Sudut bibir Tarno tampak berkedut, dia teringat kejadian semalam.Dia menangkupkan kedua tangannya, sebagai bentuk permintaan maaf kepada Ardika, lalu bergegas menghampiri mereka."Ardika, apa ini bala bantuan yang kamu undang ke sini?"Wisnu dan yang lainnya mencibir Ardika, mereka sama sekali tidak menganggap serius kedatangan Tarno.Namun, tepat pada saat ini terdengar suara menyanjung seseorang dari arah samping mereka
Saking kerasnya tamparan ini, David langsung tercengang.Orang-orang lainnya juga tercengang.David sudah menyebut identitasnya bahwa dirinya adalah anggota keluarga kaya kelas satu.Kenapa Tarno masih memukulnya?"Pak Tarno, aku nggak menyinggungmu, 'kan? Kenapa kamu memukulku?!"David benar-benar tidak mengerti alasan Tarno memukulnya. Sambil memegang wajahnya, dia memelototi Tarno dengan marah.Tarno mendengus dingin dan berkata, "Kamu memang nggak menyinggungku, tapi kamu sudah menyinggung Ardika.""Ardika?"David menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Karena dia sudah menyinggung Ardika, Tarno melayangkan sebuah tamparan ke wajahnya di depan semua orang.Atas dasar apa?!Mereka semua tahu orang seperti apa idiot itu!Saking kesalnya, wajah David tampak berkedut. Dia bertanya dengan gigi terkatup, "Pak Tarno, apa kamu juga sudah dibohongi oleh idiot itu?""Benar, Pak Tarno. Idiot itu hanyalah menantu benalu Keluarga Basagita. Dia paling suka berpura-pura menjadi tokoh hebat dan me
"Ah, nggak. Tentu saja aku nggak keberatan. Mobil itu adalah milik Handoko!"Saat mengucapkan beberapa patah kata ini, hati Wisnu seolah-olah tercabik-cabik.Saat ini, Ardika berkata, "Tarno, aku ingin membelikan mobil Maserati Quattroporte untuk istriku.""Tentu saja, nggak masalah."Tarno langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon manajer yang bertanggung jawab atas mobil Masarati, Tasya Yendia.Tasya bergegas menghampiri mereka. Begitu mendengar ucapan Tarno, Tasya memasang ekspresi kesulitan. Dia berkata, "Pak Tarno, Maserati Quattroporte hanya tersisa satu. Nona Wulan sudah memesannya. Hari ini dia akan datang mengambil mobil .... Eh, ternyata Nona Wulan berada di sini."Saat inilah Tasya baru menyadari keberadaan Wulan.Wulan baru saja hendak berbicara, Ardika angkat bicara terlebih dahulu."Aku nggak peduli siapa yang memesan, sekarang mobil itu sudah menjadi milikku. Nanti aku akan membawa mobil itu pergi," ujar Ardika dengan tegas.Wulan berkata dengan marah, "Ardika, beran
Tamparan Ardika ini langsung membuat Wulan tersadar kembali dari kegilaannya.Sambil memegang wajahnya, dia memelototi Ardika dan berkata dengan gigi terkatup, "Ardika, jangan senang dulu, nggak lama lagi istrimu pasti akan sial ...."Ekspresi David langsung berubah drastis, dia buru-buru menyela Wulan, "Wulan, diam kamu!"Beberapa waktu yang lalu, dengan instruksi dari kakeknya, Brian dan Yanto sekeluarga sudah berdiskusi untuk mengusir Luna dari Grup Agung Makmur.Setelah melakukan pencarian selama beberapa hari ini, Keluarga Buana sudah menemukan Rita yang bersembunyi di luar kota.Keluarga Buana sudah mengirim orang ke sana untuk membawa wanita itu kembali.Selama Rita kembali, saat itulah saat yang tepat untuk mengusir Luna dari Grup Agung Makmur.Sementara itu, dengan mengandalkan Yanto sekeluarga, Keluarga Buana bisa mencapai tujuan mereka untuk menguasai Grup Agung Makmur.Wulan si bodoh itu hampir saja membocorkan rahasia mereka.Kalau sampai pihak Luna sudah melakukan persiap
Menghadapi Fio yang merupakan sosok wanita muda yang licik, Ardika sama sekali tidak menaruh kesan baik padanya.Begitu dibentak oleh Ardika, ekspresi Fio langsung berubah, lalu pergi meninggalkan tempat itu.Sambil menatap punggung Fio, Ardika berkata, "Handoko, kelak kamu jangan berhubungan dengan Fio lagi. Kamu terlalu polos. Aku khawatir kamu dijebak olehnya, bahkan nggak sadar dirimu sudah dijebak.""Oh, aku sudah mengerti, Kak Ardika."Walaupun belum sepenuhnya memahami maksud Ardika, Handoko menganggukkan kepalanya.Tidak peduli apa pun yang dikatakan dan dilakukan oleh kakak iparnya, dia hanya perlu menuruti ucapan kakak iparnya.Begitu mendengar ucapan Ardika, kilatan tajam melintas di mata Fio yang sudah berjalan keluar.Ardika berencana untuk mengendarai mobil dan pergi bersama Handoko, dia sama sekali tidak bermaksud untuk membayar.Kemarin Tarno sudah berjanji untuk memberinya ganti rugi.Tepat pada saat ini, Tarno berkata, "Ardika, ada seseorang yang ingin bertemu dan ber
Walaupun pihak Grup Goldis sudah membicarakan tentang pembelian dengan beberapa departemen ini cukup lama, hanya saja karena beberapa waktu yang lalu Grup Goldis mengalami pergolakan, departemen-departemen ini memilih untuk mengamati situasi terlebih dahulu. Jadi, mereka tak kunjung menandatangani kontrak.Akan tetapi, saat ini mereka langsung menandatangani kontrak tersebut tanpa melihat isi kontrak sama sekali.Pemandangan ini benar-benar membuat orang sangat terkejut."Tuan Ardika, kami sudah selesai menandatanganinya."Usai menandatangani kontrak tersebut, Juki mengumpulkan beberapa kontrak lainnya, lalu menyerahkannya pada Ardika dengan penuh hormat.Ardika menerima kontrak tersebut dengan santai, lalu berkata sambil tersenyum, "Semuanya, terima kasih sudah repot-repot datang kemari. Aku akan mengingat kebaikan kalian ini.""Sudah seharusnya kami melakukan ini!""Bisa melayani Tuan Ardika adalah kehormatan bagi kami!"Juki dan beberapa orang lainnya segera menanggapi ucapan Ardika
Orang ini tidak lain adalah Juki, Kepala Departemen PUPR.Setelah dia buka suara, empat petinggi departemen di bawah naungan pemerintah ibu kota provinsi juga ikut maju dan menyapa Ardika. Mereka semua bersikap penuh hormat pada Ardika.Menyaksikan pemandangan itu, semua karyawan di tempat tersebut pun tercengang.Kalris tercengang!Jeslin juga tercengang!Apakah adegan di hadapan mereka ini nyata?Ardika bisa memanggil petinggi dari lima departemen hanya dengan satu panggilan telepon? Mereka benar-benar tidak bisa memercayai hal ini.Selain itu, hal yang lebih mengejutkannya lagi adalah, orang-orang ini tidak hanya tiba dalam setengah jam, bahkan tiba lebih awal, tetapi tetap saja menunjukkan bahwa mereka khawatir Ardika telah menunggu lama!Bagaimana mungkin?!Hal yang lebih tidak bisa mereka berdua terima lagi adalah, beberapa orang petinggi departemen ini bersikap penuh hormat di hadapan Ardika yang mereka pandang rendah, seolah-olah Ardika adalah seorang tokoh besar yang sangat he
"Kalau sampai kamu mengucapkan beberapa kata lagi, dia nggak bisa terima, lalu bunuh diri dengan melompat dari gedung, kita harus bagaimana?"Kalris berbicara dengan seulas senyum dingin menghiasi wajahnya. Ucapannya hanya dipenuhi dengan sindiran."Itu salahnya sendiri, siapa suruh mentalnya serapuh itu, nggak ada hubungannya dengan kita!"Dengan memasang ekspresi dingin, Jeslin berkata dingin, "Ardika, cepat minta maaf pada Tuan Muda Kalris dan rekan-rekan ini!""Kalau nggak, kamu baru mulai bekerja kurang dari setengah jam saja, kamu sudah dipecat! Aku juga yang malu!"Saat ini, Jeslin benar-benar sudah muak pada Ardika.Sebagai seorang pria dewasa, Ardika bukan hanya tidak punya kemampuan, sekarang demi harga diri sendiri, Ardika malah kembali membual, dipermalukan oleh orang lain.Apalagi, itu terjadi tepat di hadapannya.Bagi orang yang tidak mengenal Ardika, ya sudah. Akan tetapi, apa gunanya pria itu membual di hadapannya?Setelah diusir oleh keluarga istrinya di Kota Banyuli,
Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu tunggu saja. Dalam setengah jam, kamu akan malu sendiri."Melihat Ardika masih bersikap begitu arogan, sekujur tubuh Kalris sampai gemetaran saking kesalnya.Biarpun hanya kerabat jauh, dia adalah keponakan Wilgo. Bahkan di kalangan kelas atas ibu kota provinsi, orang lain juga akan mempertimbangkannya dan memanggilnya Tuan Muda Kalris.Bahkan dia saja tidak punya cara untuk membuat Juki dan yang lainnya mempertimbangkannya dan menandatangani kontrak pembelian.Setelah berpura-pura melakukan panggilan telepon, orang kampungan seperti Ardika malah berani mengatakan dalam setengah jam dia ingin Juki dan yang lainnya datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak.'Cih, memangnya dia pikir dia siapa?!'Kalris tidak tahan melihat Ardika berlagak hebat seperti itu, dia benar-benar ingin melayangkan satu tamparan keras ke wajah bocah itu.Namun, dia juga tahu konsekuensi dari melakukan hal seperti itu adalah, kemungkinan besar sebelum di
Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak
Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir
Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu
"Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a
Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b