Saking ketakutannya, tangan dan kaki Tuan Besar Basagita sampai lemas.Keluarga Basagita hanya keluarga kaya kelas dua, mereka tidak menandingi kekuatan keluarga kaya kelas satu.Apalagi, mereka harus menghadapi dua keluarga kaya kelas satu sekaligus!Dia menoleh dan memelototi Wisnu dan Wulan, lalu bertanya, "Apa hari ini kalian mengunjungi Kelab Gloris?""Kakek, satu-satunya tempat yang kami kunjungi hanyalah tempat ini. Kami sama sekali nggak berkunjung ke mana pun!"Wisnu dan Wulan juga ketakutan setengah mati. Mereka buru-buru mengacungkan jari mereka dan bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak mengunjungi Kelab Gloris.Yanto dan istrinya juga buru-buru menjadi saksi putra dan putri mereka."Kalau begitu, itu artinya anggota Keluarga Basagita lainnya. Cepat minta mereka semua ke sini sekarang juga!" teriak Tuan Besar Basagita sambil menggertakkan giginya.Yanto segera menghubungi seluruh anggota Keluarga Basagita lainnya.Saat ini, Wulan berkata, "Aku dengar Handoko sudah libur k
Selesai berbicara, Ardika langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju ke kediaman Keluarga Unima.Desi sama sekali tidak percaya Ardika bisa membawa Handoko pulang dengan selamat.Orang yang kakinya dipatahkan oleh putranya adalah anggota Keluarga Unima dan Keluarga Yendia!Desi meraih lengan Luna dan menangis dengan tersedu-sedu. "Luna, cepat pikirkan cara untuk menyelamatkan adikmu. Handoko adalah adik kandungmu. Demi membelamu, dia mematahkan kaki Devan dan Felix, kedua keluarga itu nggak akan melepaskannya dengan mudah ...."Dia bahkan tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.Dengan kebiasaan kedua keluarga kaya itu, mematahkan kedua kaki Handoko sudah termasuk hukuman yang ringan.Begitu memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, Desi benar-benar hampir putus asa."Ibu tenang dulu, biarkan aku berpikir dulu."Sebenarnya Luna juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Sekarang satu-satunya orang yang melintas dalam benaknya hanya Tina, sahabatnya.Namun, kedua keluarga
Anggota Keluarga Lukito yang memberi tahu mereka untuk segera membawa Devan dan Felix ke rumah sakit, tetapi anggota Keluarga Lukito tidak memberi tahu mereka siapa yang telah menghancurkan Kelab Gloris.Anggota Keluarga Lukito merahasiakan hal ini dengan rapat.Kalau sampai fakta bahwa Kelab Gloris dihancurkan oleh menantu pecundang keluarga kaya kelas dua seperti Ardika tersebar luas, itu adalah hal yang sangat memalukan bagi Keluarga Lukito.Hal seperti ini bukanlah hal yang membanggakan untuk disebarluaskan."Cih!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba seorang anggota Keluarga Yendia mencibir dan berkata, "Kamu mau membohongi siapa? Kalau menantu pecundang Keluarga Basagita itu bisa menghancurkan Kelab Gloris, aku akan memakan tinjaku di sini!""Sepertinya bajingan Keluarga Basagita ini hanya mengelabui kita untuk mengulur waktu. Apa dia pikir benar-benar ada orang yang bisa menyelamatkannya? Haha ...."Anggota kedua keluarga itu langsung tertawa terbahak-bahak.Mereka sama sekali tidak m
Suara teriakan penuh amarah Ardika seolah-olah bisa menghancurkan seluruh vila ini, bahkan sampai menggema ke seluruh kompleks vila.Mendengar suara yang memekakkan telinga itu, Sharon dan yang lainnya yang berdiri tidak jauh dari Ardika merasa seolah-olah jiwa mereka sudah meninggalkan tubuh mereka.Mereka hanya menatap Ardika dengan tatapan kosong, mereka semua sudah ketakutan karena teriakan penuh amarah pria itu.Di dalam ruang tamu di dalam vila, Desta dan Kepala Keluarga Yendia, Zaki Yendia sedang duduk berhadapan dan mendiskusikan masalah cucu mereka yang kakinya dipatahkan oleh seorang anak Keluarga Basagita.Tiba-tiba, suara teriakan penuh amarah yang bahkan bisa mengguncang langit dan bumi menggema ke ruang tamu sampai-sampai cangkir teh di hadapan mereka sedikit bergetar.Walaupun kedua kepala keluarga ini sudah menghadapi banyak hal dan sudah berpengalaman, tetapi begitu mendengar suara teriakan penuh amarah itu, ekspresi mereka berdua langsung berubah menjadi pucat pasi.H
Begitu melihat kepala keluarga mereka berlutut, anggota kedua keluarga yang berada di belakang Desta dan Zaki itu langsung berlutut.Bagaimana mungkin mereka berani tidak berlutut?Orang yang mampu membuat kepala keluarga mereka ketakutan seperti itu pasti merupakan seseorang yang mampu menghancurkan keluarga mereka dengan mudah.Saat ini, mereka sudah tertimpa masalah besar!Ardika menatap Sharon dan yang lainnya dengan dingin, lalu berkata, "Apa kalian pikir hanya dengan berlutut saja sudah cukup? Tampar kalian sendiri seperti saat kalian menampar Handoko tadi.""Plak!""Plak!""Plak!"Sharon dan yang lainnya segera melayangkan tamparan ke wajah mereka sendiri tanpa ragu.Dalam sekejap, suara tamparan langsung menggema di vila Keluarga Unima.Setelah mereka menampar wajah mereka sampai bengkak, Ardika baru menepuk-nepuk pundak Handoko dan berkata, "Ayo kita pergi."Kemudian, kedua orang itu langsung berbalik dan meninggalkan kediaman Keluarga Unima.Suara tamparan menggema cukup lama
Seketika itu pula, aura membunuh yang kuat terpancar keluar dari tubuh Ardika.Merasakan aura menakutkan itu, wajah Desi dan Handoko langsung berubah menjadi pucat pasi.Mereka baru pertama kali melihat Ardika begitu menakutkan."Kak, apa yang terjadi?" tanya Handoko.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika langsung berbalik dan masuk ke dalam mobil.Kemudian, dia segera menelepon Draco dan berkata, "Cepat suruh Wolf membawa pasukannya ke sana dan blokade Hotel Bemollo secepat mungkin!"Selesai berbicara, dia langsung memutuskan sambungan telepon. Dengan iringan deru mesin yang keras, mobilnya langsung melesat menuju ke Hotel Bemollo."Keluarga Hamdani, kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku, nyawa seluruh keluarga kalian akan melayang!"Di Hotel Bemollo, di sebuah kamar mewah lantai paling atas, begitu Luna memasuki kamar, dia langsung melihat seorang pria muda yang sedang duduk di sofa sambil menyesap anggur.Pandangan pria itu tertuju padanya, mengamatinya dari atas ke bawah.
"Renaldi, aku bisa menyetujui persyaratan apa pun selain yang satu ini!"Luna menatap Renaldi dengan tatapan memohon."Kalau begitu, aku hanya bisa meminta anggota Keluarga Unima untuk membunuh suamimu."Renaldi mengambil ponselnya dan menghubungi Sharon, lalu bertanya, "Apa menantu pecundang Keluarga Basagita itu sudah pergi ke kediaman Keluarga Unima?""Benar, Tuan Muda Renaldi," jawab Sharon dari ujung telepon.Renaldi menatap wajah Luna yang sudah pucat pasi dan berkata, "Kalau begitu, bunuh dia sekarang juga!"Nada bicaranya sangat santai, seolah-olah sedang menginstruksikan anggota Keluarga Unima untuk membunuh seekor semut."Aku mohon padamu, jangan lakukan itu ...."Luna benar-benar putus asa.Kenapa Renaldi bisa bertindak semena-mena seperti itu?!Kenapa tidak ada orang yang datang untuk menundukkannya?!Di ujung telepon, setelah terdiam selama beberapa detik, suara Sharon baru terdengar. "Maaf, Tuan Muda Renaldi."Renaldi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kamu tiba-tib
"Ya."Ardika menganggukkan kepalanya. Dia sangat senang Luna bisa mengajukan pertanyaan seperti ini.Kalau dulu, Luna pasti tidak percaya dia memiliki kemampuan seperti ini.Begitu mereka tiba di lantai bawah polisi, mereka mendapati di depan pintu hotel sudah dibatasi dengan garis polisi.Ada banyak penduduk Kota Banyuli yang berkerumun di sana, serta para wartawan dengan berbagai perlengkapan mereka.Saat ini, Jerico Tanu, wakil ketua Pasukan Khusus Serigala sedang menerima wawancara dari para wartawan."Kami berasal dari Pasukan Khusus Serigala Kota Banyuli. Sebelumnya dua orang anggota Korps Taring Harimau yang sedang menjalankan tugas melindungi atasan mereka di Hotel Bemollo diserang oleh komplotan penjahat di dalam hotel.""Atasan kami sangat memperhatikan kasus seperti ini, jadi beliau segera mengutus kami ke sini untuk memberantas semua komplotan penjahat di dalam hotel. Beberapa orang di antara mereka yang nggak kooperatif sudah ditembak mati di tempat!"Suara tepuk tangan ya