Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 175 Mereka Adalah Prajurit

Share

Bab 175 Mereka Adalah Prajurit

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
"Renaldi, aku bisa menyetujui persyaratan apa pun selain yang satu ini!"

Luna menatap Renaldi dengan tatapan memohon.

"Kalau begitu, aku hanya bisa meminta anggota Keluarga Unima untuk membunuh suamimu."

Renaldi mengambil ponselnya dan menghubungi Sharon, lalu bertanya, "Apa menantu pecundang Keluarga Basagita itu sudah pergi ke kediaman Keluarga Unima?"

"Benar, Tuan Muda Renaldi," jawab Sharon dari ujung telepon.

Renaldi menatap wajah Luna yang sudah pucat pasi dan berkata, "Kalau begitu, bunuh dia sekarang juga!"

Nada bicaranya sangat santai, seolah-olah sedang menginstruksikan anggota Keluarga Unima untuk membunuh seekor semut.

"Aku mohon padamu, jangan lakukan itu ...."

Luna benar-benar putus asa.

Kenapa Renaldi bisa bertindak semena-mena seperti itu?!

Kenapa tidak ada orang yang datang untuk menundukkannya?!

Di ujung telepon, setelah terdiam selama beberapa detik, suara Sharon baru terdengar. "Maaf, Tuan Muda Renaldi."

Renaldi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kamu tiba-tib
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 176 Vila Pelarum

    "Ya."Ardika menganggukkan kepalanya. Dia sangat senang Luna bisa mengajukan pertanyaan seperti ini.Kalau dulu, Luna pasti tidak percaya dia memiliki kemampuan seperti ini.Begitu mereka tiba di lantai bawah polisi, mereka mendapati di depan pintu hotel sudah dibatasi dengan garis polisi.Ada banyak penduduk Kota Banyuli yang berkerumun di sana, serta para wartawan dengan berbagai perlengkapan mereka.Saat ini, Jerico Tanu, wakil ketua Pasukan Khusus Serigala sedang menerima wawancara dari para wartawan."Kami berasal dari Pasukan Khusus Serigala Kota Banyuli. Sebelumnya dua orang anggota Korps Taring Harimau yang sedang menjalankan tugas melindungi atasan mereka di Hotel Bemollo diserang oleh komplotan penjahat di dalam hotel.""Atasan kami sangat memperhatikan kasus seperti ini, jadi beliau segera mengutus kami ke sini untuk memberantas semua komplotan penjahat di dalam hotel. Beberapa orang di antara mereka yang nggak kooperatif sudah ditembak mati di tempat!"Suara tepuk tangan ya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 177 Kepala Keluarga Tiga Keluarga Besar

    Oliver Lukito, Jesper Hamdani dan Dion Santosa.Ada orang yang mengatakan kepala keluarga tiga keluarga besar ini yang merupakan wali kota Banyuli yang sesungguhnya.Dalam proses mengatur dan mengembangkan Kota Banyuli, Ridwan harus menghadapi mereka dalam berbagai aspek.Tanpa persetujuan dari mereka, dia tidak bisa menjalankan rencananya!Sementara itu, ketiga orang ini sangat kompak, tidak ada kemungkinan untuk memisahkan mereka.Karena itulah, Kota Banyuli tidak bisa terlepas dari kendali tiga keluarga besar ini."Di hari yang sama, Kelab Gloris dihancurkan dan Hotel Bemollo tertimpa masalah. Kedua hal ini berhubungan dengan Keluarga Basagita, benar-benar aneh!"Melihat ekspresi muram kedua temannya, walaupun Keluarga Santosa tidak tertimpa masalah, Dion sama sekali tidak merasa senang atau bersyukur.Dia malah merasa sangat terkejut."Terutama masalah yang menimpa Hotel Bemollo ini, benar-benar mengejutkan. Pasukan Khusus Serigala sudah sampai beraksi, kerugian yang dialami oleh K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 178 Komandan Tim Tempur Provinsi Denpapan

    Tiga keluarga besar sudah lama berkuasa di kota ini, tentu saja mereka tidak takut pada Henry yang berasal dari luar kota.Mereka sudah memutuskan untuk memulai "peperangan" secara resmi dengan Henry.Kebetulan, tiga keluarga besar juga sudah lama menginginkan aset yang dimiliki pemuda itu.Jesper berkata, "Selama ini, Henry diam-diam mendukung Keluarga Basagita. Kali ini, dia meminjam tangan Ardika untuk menghancurkan Kelab Gloris. Kalau begitu, kita targetkan Keluarga Basagita saja, terutama Luna dan Ardika. Aku akan membuat mereka membayar semua perbuatan mereka!"Mengetahui pria tua itu membenci Luna dan Ardika karena kejadian yang menimpa Renaldi, dua pria tua lainnya menganggukkan kepala mereka.Oliver berkata, "Nggak lama lagi gedung Keluarga Basagita akan mulai dipasarkan. Belakangan ini, Luna sangat sibuk mengurus masalah pinjaman. Selama kita menahan pencairan pinjaman mereka, kita sudah bisa menghancurkan Keluarga Basagita!"Nasib Keluarga Basagita ditentukan hanya dengan be

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 179 Thomas

    Keesokan harinya, Luna kembali disibukkan dengan urusan pekerjaannya.Hari ini dia sudah janjian dengan Kresna Tanaka, kepala Bank Banyuli untuk membicarakan tentang pinjaman, sedangkan Ardika tetap berada di rumah mengerjakan pekerjaan rumah.Sebelum dia sempat menyelesaikan pekerjaan rumahnya, Draco yang mengenakan kacamata hitam datang menemuinya.Saat Ardika berjalan keluar, dia melihat berjongkok sambil mengisap rokok di tepi danau, sama sekali tidak terlihat seperti seorang komandan."Ardika, kelak kamu jangan berhubungan dengan orang-orang yang nggak jelas."Kebetulan, Desi berjalan kembali sambil mendorong kursi roda Jacky. Melihat pemandangan itu, dia langsung memarahi Ardika.Kala itu, saat anak buah si Gigi Emas datang untuk menyita rumah mereka, Draco mematahkan lengan Bambang dan mengusir preman-preman itu. Saat itu, Desi sangat berterima kasih padanya.Namun, setelah dipikir-pikir kembali, dia merasa ketakutan.Draco melakukan tindakan kejam itu tanpa ragu, sepertinya dia

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 180 Memamerkan Kakak Ipar

    "Bukankah Adrian dan Derick sudah meminta maaf pada pemilik Hotel Puritama secara terbuka? Unggahan mereka bahkan masuk dalam daftar pencarian berita terhangat. Aku dengar-dengar, latar belakang pemilik hotel ini nggak biasa. Dia bahkan bisa menggerakkan pasukan khusus!"Para pria lebih tertarik pada pemilik Hotel Puritama.Tepat pada saat ini, Ardika dan Handoko berjalan memasuki ruangan.Pandangan para pria tertuju pada Ardika yang hanya jelas-jelas jauh lebih tua dibandingkan mereka."Handoko, ini adalah pertemuan khusus teman-teman sekelas kita, kenapa kamu membawa seorang paman ke sini? Siapa dia?" tanya seorang wanita dengan penasaran."Ini adalah Ardika, kakak iparku!"Handoko memasang ekspresi bangga, seolah-olah sedang memamerkan sesuatu yang berharga dan patut dibanggakan."Oh, ternyata sudah menikah!"Kebanyakan wanita mulai kehilangan ketertarikan pada Ardika."Handoko, kakakmu sangat cantik, bagaimana kakak iparmu bisa menaklukkan hatinya. Kak Ardika, tolong ajari kami tri

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 181 Berlutut dan Meniru Suara Anjing Menggonggong

    Ardika tidak terburu-buru pergi.Walaupun Aldi masih sangat muda, tetapi hatinya sudah sangat busuk.Kalau hari ini Ardika tidak memberi pelajaran pada bocah itu, dia pasti akan menindas Handoko.Suasana di dalam ruang pribadi sangat hening sampai-sampai terkesan menakutkan.Hanya terdengar suara aliran napas penuh amarah Aldi.Dia mengulurkan tangannya dan menunjuk Ardika, lalu berkata dengan nada mengancam, "Karena kamu sudah menamparku, kamu nggak akan bisa keluar dari tempat ini dengan mudah!"Pertemuan teman sekelas yang seharusnya menyenangkan, malah berubah menjadi seperti ini.Dalam sekejap, baik pria maupun wanita di dalam ruangan itu langsung memasang ekspresi tidak senang."Handoko, cepat suruh kakak iparmu minta maaf pada Aldi. Ayah Aldi adalah manajer umum Hotel Puritama. Dengan kondisi keluarga kalian saat ini, kalian sama sekali nggak bisa memprovokasinya!"Semua teman-taman Handoko tahu kondisi keluarga Handoko tidak baik.Jadi, walaupun mereka tahu Aldi yang mencari ma

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 182 Sekelompok Tokoh Hebat

    Aldi tertawa dingin sambil mengeluarkan ponselnya.Begitu bersiap untuk menelepon, tiba-tiba pintu ruang pribadi terbuka."Ayah, ada orang yang memukulku!"Begitu melihat orang yang muncul di balik pintu, ekspresi senang langsung terpampang nyata di wajah Aldi.Orang ini tidak lain adalah manajer umum Hotel Puritama, Hendy Lumino.Begitu mendengar ucapan putranya, amarah Hendy langsung memuncak. "Siapa?! Siapa orang yang berani membuat keributan di Hotel Puritama?!"Belakangan ini, tidak perlu diragukan lagi, dia yang menduduki posisi manajer umum hotel ini sangat tenang tanpa gangguan apa pun.Sejak bosnya menggerakkan Pasukan Khusus Serigala untuk memblokade hotel dan menangkap dua artis terkenal, tidak ada seorang pun yang berani membuat keributan di Hotel Puritama lagi.Baik tokoh hebat dari dunia pemerintahan maupun dunia preman selalu mematuhi peraturan saat berkunjung ke sini.Sekarang tiba-tiba ada orang yang berani membuat keributan di sini, bahkan main tangan.Selain itu, ker

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 183 Aku yang Menemani Kalian Minum

    Di dalam ruang pribadi, Handoko langsung menjadi pusat perhatian semua orang.Mereka semua mengerumuni Handoko untuk mencari tahu hal-hal yang berkaitan dengan Ardika.Saat ini, Fio juga menghampiri Handoko dan menatapnya dengan lekat, lalu berkata dengan lembut, "Handoko, aku pikir kamu jauh lebih dewasa dibandingkan Aldi. Aku sudah memutuskan untuk putus dengan Aldi ....""Fio, apa hubungannya kamu putus dengan Aldi denganku? Katakan saja padanya."Handoko adalah seorang pemuda yang polos. Dia menatap Fio dengan tatapan heran, sama sekali tidak memahami maksud wanita itu.Di bawah tatapan aneh teman-teman mereka, Fio berlari keluar ruangan dengan ekspresi malu.Sementara itu, Hendy mengikuti langkah kaki Ardika dari belakang.Begitu keluar dari ruang pribadi, dia berkata, "Tuan Ardika, tadi Nona Luna juga datang makan di sini, mengundang Kresna Tanaka, Kepala Bank Banyuli dan beberapa orang lainnya. Aku lihat tatapan Kresna dan beberapa orang itu terhadap Nona Luna sangat aneh, seola

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status