Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 169 Berlututlah Bajingan

Share

Bab 169 Berlututlah Bajingan

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56
Saking ketakutannya, tangan dan kaki Tuan Besar Basagita sampai lemas.

Keluarga Basagita hanya keluarga kaya kelas dua, mereka tidak menandingi kekuatan keluarga kaya kelas satu.

Apalagi, mereka harus menghadapi dua keluarga kaya kelas satu sekaligus!

Dia menoleh dan memelototi Wisnu dan Wulan, lalu bertanya, "Apa hari ini kalian mengunjungi Kelab Gloris?"

"Kakek, satu-satunya tempat yang kami kunjungi hanyalah tempat ini. Kami sama sekali nggak berkunjung ke mana pun!"

Wisnu dan Wulan juga ketakutan setengah mati. Mereka buru-buru mengacungkan jari mereka dan bersumpah bahwa mereka sama sekali tidak mengunjungi Kelab Gloris.

Yanto dan istrinya juga buru-buru menjadi saksi putra dan putri mereka.

"Kalau begitu, itu artinya anggota Keluarga Basagita lainnya. Cepat minta mereka semua ke sini sekarang juga!" teriak Tuan Besar Basagita sambil menggertakkan giginya.

Yanto segera menghubungi seluruh anggota Keluarga Basagita lainnya.

Saat ini, Wulan berkata, "Aku dengar Handoko sudah libur k
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 170 Renaldi Bisa Menyelamatkan Handoko

    Selesai berbicara, Ardika langsung masuk ke dalam mobil dan bergegas menuju ke kediaman Keluarga Unima.Desi sama sekali tidak percaya Ardika bisa membawa Handoko pulang dengan selamat.Orang yang kakinya dipatahkan oleh putranya adalah anggota Keluarga Unima dan Keluarga Yendia!Desi meraih lengan Luna dan menangis dengan tersedu-sedu. "Luna, cepat pikirkan cara untuk menyelamatkan adikmu. Handoko adalah adik kandungmu. Demi membelamu, dia mematahkan kaki Devan dan Felix, kedua keluarga itu nggak akan melepaskannya dengan mudah ...."Dia bahkan tidak mampu menyelesaikan kalimatnya.Dengan kebiasaan kedua keluarga kaya itu, mematahkan kedua kaki Handoko sudah termasuk hukuman yang ringan.Begitu memikirkan berbagai kemungkinan yang akan terjadi, Desi benar-benar hampir putus asa."Ibu tenang dulu, biarkan aku berpikir dulu."Sebenarnya Luna juga tidak tahu apa yang harus dia lakukan.Sekarang satu-satunya orang yang melintas dalam benaknya hanya Tina, sahabatnya.Namun, kedua keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 171 Suruh Desta Keluar Sekarang Juga

    Anggota Keluarga Lukito yang memberi tahu mereka untuk segera membawa Devan dan Felix ke rumah sakit, tetapi anggota Keluarga Lukito tidak memberi tahu mereka siapa yang telah menghancurkan Kelab Gloris.Anggota Keluarga Lukito merahasiakan hal ini dengan rapat.Kalau sampai fakta bahwa Kelab Gloris dihancurkan oleh menantu pecundang keluarga kaya kelas dua seperti Ardika tersebar luas, itu adalah hal yang sangat memalukan bagi Keluarga Lukito.Hal seperti ini bukanlah hal yang membanggakan untuk disebarluaskan."Cih!"Tepat pada saat ini, tiba-tiba seorang anggota Keluarga Yendia mencibir dan berkata, "Kamu mau membohongi siapa? Kalau menantu pecundang Keluarga Basagita itu bisa menghancurkan Kelab Gloris, aku akan memakan tinjaku di sini!""Sepertinya bajingan Keluarga Basagita ini hanya mengelabui kita untuk mengulur waktu. Apa dia pikir benar-benar ada orang yang bisa menyelamatkannya? Haha ...."Anggota kedua keluarga itu langsung tertawa terbahak-bahak.Mereka sama sekali tidak m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 172 Kepala Keluarga Dua Keluarga Besar Berlutut

    Suara teriakan penuh amarah Ardika seolah-olah bisa menghancurkan seluruh vila ini, bahkan sampai menggema ke seluruh kompleks vila.Mendengar suara yang memekakkan telinga itu, Sharon dan yang lainnya yang berdiri tidak jauh dari Ardika merasa seolah-olah jiwa mereka sudah meninggalkan tubuh mereka.Mereka hanya menatap Ardika dengan tatapan kosong, mereka semua sudah ketakutan karena teriakan penuh amarah pria itu.Di dalam ruang tamu di dalam vila, Desta dan Kepala Keluarga Yendia, Zaki Yendia sedang duduk berhadapan dan mendiskusikan masalah cucu mereka yang kakinya dipatahkan oleh seorang anak Keluarga Basagita.Tiba-tiba, suara teriakan penuh amarah yang bahkan bisa mengguncang langit dan bumi menggema ke ruang tamu sampai-sampai cangkir teh di hadapan mereka sedikit bergetar.Walaupun kedua kepala keluarga ini sudah menghadapi banyak hal dan sudah berpengalaman, tetapi begitu mendengar suara teriakan penuh amarah itu, ekspresi mereka berdua langsung berubah menjadi pucat pasi.H

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 173 Sosok yang Sangat Hebat

    Begitu melihat kepala keluarga mereka berlutut, anggota kedua keluarga yang berada di belakang Desta dan Zaki itu langsung berlutut.Bagaimana mungkin mereka berani tidak berlutut?Orang yang mampu membuat kepala keluarga mereka ketakutan seperti itu pasti merupakan seseorang yang mampu menghancurkan keluarga mereka dengan mudah.Saat ini, mereka sudah tertimpa masalah besar!Ardika menatap Sharon dan yang lainnya dengan dingin, lalu berkata, "Apa kalian pikir hanya dengan berlutut saja sudah cukup? Tampar kalian sendiri seperti saat kalian menampar Handoko tadi.""Plak!""Plak!""Plak!"Sharon dan yang lainnya segera melayangkan tamparan ke wajah mereka sendiri tanpa ragu.Dalam sekejap, suara tamparan langsung menggema di vila Keluarga Unima.Setelah mereka menampar wajah mereka sampai bengkak, Ardika baru menepuk-nepuk pundak Handoko dan berkata, "Ayo kita pergi."Kemudian, kedua orang itu langsung berbalik dan meninggalkan kediaman Keluarga Unima.Suara tamparan menggema cukup lama

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 174 Hotel Bemollo

    Seketika itu pula, aura membunuh yang kuat terpancar keluar dari tubuh Ardika.Merasakan aura menakutkan itu, wajah Desi dan Handoko langsung berubah menjadi pucat pasi.Mereka baru pertama kali melihat Ardika begitu menakutkan."Kak, apa yang terjadi?" tanya Handoko.Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Ardika langsung berbalik dan masuk ke dalam mobil.Kemudian, dia segera menelepon Draco dan berkata, "Cepat suruh Wolf membawa pasukannya ke sana dan blokade Hotel Bemollo secepat mungkin!"Selesai berbicara, dia langsung memutuskan sambungan telepon. Dengan iringan deru mesin yang keras, mobilnya langsung melesat menuju ke Hotel Bemollo."Keluarga Hamdani, kalau sampai terjadi sesuatu pada istriku, nyawa seluruh keluarga kalian akan melayang!"Di Hotel Bemollo, di sebuah kamar mewah lantai paling atas, begitu Luna memasuki kamar, dia langsung melihat seorang pria muda yang sedang duduk di sofa sambil menyesap anggur.Pandangan pria itu tertuju padanya, mengamatinya dari atas ke bawah.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 175 Mereka Adalah Prajurit

    "Renaldi, aku bisa menyetujui persyaratan apa pun selain yang satu ini!"Luna menatap Renaldi dengan tatapan memohon."Kalau begitu, aku hanya bisa meminta anggota Keluarga Unima untuk membunuh suamimu."Renaldi mengambil ponselnya dan menghubungi Sharon, lalu bertanya, "Apa menantu pecundang Keluarga Basagita itu sudah pergi ke kediaman Keluarga Unima?""Benar, Tuan Muda Renaldi," jawab Sharon dari ujung telepon.Renaldi menatap wajah Luna yang sudah pucat pasi dan berkata, "Kalau begitu, bunuh dia sekarang juga!"Nada bicaranya sangat santai, seolah-olah sedang menginstruksikan anggota Keluarga Unima untuk membunuh seekor semut."Aku mohon padamu, jangan lakukan itu ...."Luna benar-benar putus asa.Kenapa Renaldi bisa bertindak semena-mena seperti itu?!Kenapa tidak ada orang yang datang untuk menundukkannya?!Di ujung telepon, setelah terdiam selama beberapa detik, suara Sharon baru terdengar. "Maaf, Tuan Muda Renaldi."Renaldi tertegun sejenak, lalu bertanya, "Kenapa kamu tiba-tib

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 176 Vila Pelarum

    "Ya."Ardika menganggukkan kepalanya. Dia sangat senang Luna bisa mengajukan pertanyaan seperti ini.Kalau dulu, Luna pasti tidak percaya dia memiliki kemampuan seperti ini.Begitu mereka tiba di lantai bawah polisi, mereka mendapati di depan pintu hotel sudah dibatasi dengan garis polisi.Ada banyak penduduk Kota Banyuli yang berkerumun di sana, serta para wartawan dengan berbagai perlengkapan mereka.Saat ini, Jerico Tanu, wakil ketua Pasukan Khusus Serigala sedang menerima wawancara dari para wartawan."Kami berasal dari Pasukan Khusus Serigala Kota Banyuli. Sebelumnya dua orang anggota Korps Taring Harimau yang sedang menjalankan tugas melindungi atasan mereka di Hotel Bemollo diserang oleh komplotan penjahat di dalam hotel.""Atasan kami sangat memperhatikan kasus seperti ini, jadi beliau segera mengutus kami ke sini untuk memberantas semua komplotan penjahat di dalam hotel. Beberapa orang di antara mereka yang nggak kooperatif sudah ditembak mati di tempat!"Suara tepuk tangan ya

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 177 Kepala Keluarga Tiga Keluarga Besar

    Oliver Lukito, Jesper Hamdani dan Dion Santosa.Ada orang yang mengatakan kepala keluarga tiga keluarga besar ini yang merupakan wali kota Banyuli yang sesungguhnya.Dalam proses mengatur dan mengembangkan Kota Banyuli, Ridwan harus menghadapi mereka dalam berbagai aspek.Tanpa persetujuan dari mereka, dia tidak bisa menjalankan rencananya!Sementara itu, ketiga orang ini sangat kompak, tidak ada kemungkinan untuk memisahkan mereka.Karena itulah, Kota Banyuli tidak bisa terlepas dari kendali tiga keluarga besar ini."Di hari yang sama, Kelab Gloris dihancurkan dan Hotel Bemollo tertimpa masalah. Kedua hal ini berhubungan dengan Keluarga Basagita, benar-benar aneh!"Melihat ekspresi muram kedua temannya, walaupun Keluarga Santosa tidak tertimpa masalah, Dion sama sekali tidak merasa senang atau bersyukur.Dia malah merasa sangat terkejut."Terutama masalah yang menimpa Hotel Bemollo ini, benar-benar mengejutkan. Pasukan Khusus Serigala sudah sampai beraksi, kerugian yang dialami oleh K

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1636 Maksud Nyonya

    Setelah mengetahui pria tua itu adalah orangnya Keluarga Bangsawan Dienga Supham, suasana di tempat itu langsung berubah menjadi hening.Banyak orang yang diam-diam mengamati pria tua yang sudah berusia lebih dari setengah abad itu, tetapi tidak ada yang berani menatapnya secara langsung.Di tempat kecil seperti Kota Banyuli, bahkan tidak ada satu keluarga besar yang setara dengan Keluarga Sudibya dan yang lainnya, apalagi keluarga bangsawan seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham.Bagi banyak orang Kota Banyuli, keluarga bangsawan hanya ada di legenda.Kalau tidak terjadi kejadian tak terduga, mereka bahkan tidak akan pernah bisa berinteraksi dengan orang-orang di level itu seumur hidup mereka.Mereka memang hidup di dunia yang sama dan menghirup udara yang sama dengan orang-orang tersebut.Namun, kesenjangan mereka dengan orang-orang itu luar biasa besar.Ibarat ada tembok pembatas antara orang-orang di dua level yang berbeda ini, sehingga memberikan kesan asing bagi mereka terhadap

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1635 Pak Fandhi

    "Thomas, setelah kamu melepas seragam militermu, kamu hanyalah rakyat biasa.""Organisasi Snakei berwenang untuk menjalankan hukum. Kami bahkan nggak membutuhkan perintah penangkapan untuk menangkap pelaku kejahatan.""Thomas, kamu melukai orang lain tepat di hadapan banyak orang, mengapa aku nggak bisa menangkapmu?"Thomas tertawa meremehkan. "Biarpun aku melepas seragam militerku dan nggak punya jabatan militer, juga nggak bisa ditangkap oleh Organisasi Snakei sesuka hati.""Anak muda, jangan berbicara terlalu percaya diri."Chamir meletakkan kedua tangannya di punggungnya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata dengan seulas senyum tipis, "Aku tahu kamu berasal dari Keluarga Bangsawan Dienga Supham, sebuah keluarga bangsawan yang sudah memiliki sejarah ribuan tahun.""Ckckck, latar belakang yang benar-benar terhormat. Sejak lahir sudah terhormat, itu adalah orang-orang sepertimu.""Bahkan tuan muda keluarga kaya, juga hanya dianggap sebagai keturunan kaya olehmu.""Organisasi peneg

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1634 Pengecut

    Thomas mengerutkan keningnya.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara seseorang mendengus dingin dari arah pintu.Jelas-jelas suara itu tidak keras, tetapi seperti palu yang menghantam hati semua orang, membuat banyak orang bergidik ngeri.Semua orang menoleh ke sumber suara secara refleks.Seorang pria paruh baya yang mengenakan setelan tradisional berwarna abu-abu gelap tampak berada di depan pintu.Walaupun tidak menunjukkan ekspresi marah, aura wibawanya sudah terpancar. Selain itu, aura seseorang yang telah menduduki kedudukan tinggi cukup lama juga terpancar dari tubuhnya. Dia berdiri dengan kedua tangan di belakang punggung, memberi kesan kokoh dan tak tergoyahkan pada orang lain.Sosok seperti ini membuat orang lain tidak berani menganggap remeh dirinya.Pria paruh baya itu mengamati sekeliling. Pada akhirnya, sorot mata dinginnya tertuju pada Thomas. Dia berkata dengan datar, "Komandan Thomas dari tim tempur Provinsi Denpapan, kamu benar-benar arogan. Saat nggak mengena

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1633 Aku Menertawakanmu Terlalu Bodoh

    Wanita misterius itu menyimpan Pedang Ular Gelap, lalu berkata dengan datar, "Dasar bodoh! Dalam jarak dekat, senjata api nggak serbabisa! Di hadapan seorang ahli bela diri yang sesungguhnya, tindakanmu itu sama sekali nggak ada artinya!"Setelah selesai menegur Hanko, wanita misterius itu menatap Ardika dengan tatapan dalam, lalu berbalik dan pergi.Hanko menatap ke arah pintu yang sudah kosong itu dengan lekat dan terdiam cukup lama.Sementara itu, Ardika menunjukkan ekspresi penuh arti.Menarik.Daripada mengatakan wanita itu sedang mengejek Hanko tadi, lebih baik mengatakan dia sedang memperingatkan dan memberi pelajaran pada pria itu.Melihat ekspresi muram Hanko, Ardika tidak tahu apakah pria itu bisa memahami hal tersebut atau tidak.Setelah wanita misterius itu pergi cukup lama.Perlahan-lahan, orang-orang di tempat itu baru tersadar kembali.Adegan barusan benar-benar menggemparkan.Sementara itu, saat ini, Hanko juga tersadar kembali setelah terkejut sejenak.Dia menyeka tete

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1632 Wanita Misterius

    "Tuan mengatakan setelah kamu menyelesaikan urusanmu sekarang, dia akan menemuimu secara pribadi."Wanita itu tidak mengucapkan sepatah kata pun lagi. Dia langsung menerima Pedang Ular Gelap, lalu berbalik dan pergi."Berhenti!"Sebelum wanita itu sempat melangkahkan kakinya keluar dari pintu utama, tiba-tiba saja dua orang di antara orang-orang Keluarga Sudibya yang Hanko bawa kemari, menghalangi jalan wanita itu.Salah seorang di antara dua orang itu langsung mengulurkan lengannya dan berkata dengan dingin, "Dasar penipu! Cepat serahkan Pedang Ular Gelap!"Menyaksikan pemandangan itu, banyak orang melemparkan sorot mata meremehkan ke arah Hanko.Gagal bersaing dengan mengandalkan kekayaan, tuan muda yang satu itu sudah berencana untuk merampas.Benar-benar tidak tahu malu.Namun, Hanko melihat ke arah pintu dengan ekspresi datar, seolah-olah hal itu tidak ada hubungannya dengannya.Kemunculan Kartu Hitam Sentral hanya membuatnya terkejut sejenak.Namun, siapa yang tahu apakah ini han

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1631 Kartu Hitam Sentral

    Dua puluh triliun. Walaupun ke depannya dia bisa merampas uang sebanyak ini bahkan lebih dari Ardika.Namun, kalau Hanko harus mengeluarkan uang tunai sebesar 20 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap, dia sama sekali tidak bisa melakukannya.Hanko duduk kembali dengan tidak berdaya. Dia menatap wanita itu dengan menyipitkan matanya dan berkata dengan dingin, "Dua puluh triliun, 'kan? Kalau begitu, Pedang Ular Gelap untukmu saja. Tapi, apakah kamu bisa mengeluarkan uang sebanyak itu?"Awalnya wanita itu sama sekali tidak memedulikan Hanko. Saat ini, dia menoleh dan melirik pria itu, lalu berkata dengan dingin, "Dasar pecundang! Nggak punya uang, diam saja!""Pedang Ular Gelap adalah senjata suci Organisasi Snakei, memangnya 20 triliun sangat banyak?""Pfffttt ...."Begitu mendengar ucapan wanita itu, Rhino, Lila dan yang lainnya langsung tidak bisa menahan diri dan tertawa.Sementara itu, wajah Hanko juga tampak memerah.Dia adalah Tuan Muda Keluarga Sudibya, tetapi sekarang dia malah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1630 Dua Puluh Triliun

    Penjual yang disebut oleh Felda tidak lain adalah Ardika.Hanko melirik Ardika, lalu tertawa dingin dan berkata, "Nona Felda nggak perlu khawatir, hanya 10 triliun saja, Keluarga Sudibya nggak mungkin nggak bisa mengeluarkan uang sebanyak itu.""Lagi pula, hanya pengalihan uang sesaat saja. Uang yang kukeluarkan, pada akhirnya akan kuambil kembali sepuluh kali, bahkan seratus kali lipat!"Hanko melontarkan kata-kata itu dengan niat membunuh yang kuat.Menurut Hanko, Pedang Ular Gelap sudah pasti akan menjadi miliknya.Biarpun Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie memiliki kekayaan yang berlimpah, mereka juga tidak mungkin akan mengeluarkan uang di atas 10 triliun untuk membeli Pedang Ular Gelap.Hari ini, tujuan kedatangan mereka hanya untuk menyaksikan pertunjukan, mentertawakan Organisasi Snakei. Mereka tidak benar-benar bermaksud untuk membeli Pedang Ular Gelap.Kalau tidak, mereka akan benar-benar menyinggung Organisasi Snakei.Jadi, biarpun sekarang Keluarga

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1629 Menambah Harga Penawaran Satu Triliun

    Begitu Hanko selesai berbicara, pandangan semua orang yang berada di tempat itu langsung tertuju pada Ardika.Mereka mendengar lengan Hanko itu dipatahkan oleh Ardika dengan menggunakan Pedang Ular Gelap.Sangat jelas hal itu benar adanya.Karena itulah, Hanko memendam kebencian yang sangat mendalam terhadap Ardika, rela mengeluarkan uang banyak untuk membeli Pedang Ular Gelap, lalu menggunakan Pedang Ular Gelap untuk membunuh Ardika.Saat ini, bahkan Levin juga bisa merasakan aura membunuh yang kuat menjalar di punggungnya.Namun, Ardika sendiri seakan-akan tidak merasakan apa-apa. Dia menatap Hanko sambil tersenyum tipis dan berkata, "Kalau begitu, harga yang kamu bayar sudah sedikit terlalu besar. Kamu sampai mengeluarkan beberapa triliun hanya untuk membunuhku."Hanko tersenyum tipis dan berkata, "Kalau perusahaan dan asetmu beserta dengan perusahaan dan aset istrimu digabungkan, paling nggak sudah setara dengan beberapa Pedang Ular Gelap, bukan?"Maksud ucapannya sangat jelas.Set

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1628 Akan Membunuhmu Setelah Membeli Pedang Ular Gelap

    Felda menatap Hanko dan yang lainnya sambil tersenyum, nada bicaranya sangat lembut, sama sekali tidak mengintimidasi.Hanko mendongak, melirik wanita itu sekilas, lalu berkata, "Cih, hanya organisasi dunia preman yang ilegal, juga berani berlagak hebat seperti ini dengan melelang senjata suci Organisasi Snakei.""Apakah Bank Sentral nggak takut dihancurkan?!"Nada bicara Hanko dipenuhi niat membunuh yang kuat, dia sama sekali tidak menganggap serius Bank Sentral yang menjadi pendukung Felda.Felda tetap tersenyum tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Tepat pada saat ini, di sudut ruangan di mana Hanko dan yang lainnya berdiri, tiba-tiba seorang staf Bank Sentral melesat keluar.Orang tersebut langsung melesat ke arah Hanko dan yang lainnya. Saking cepatnya, kecepatannya membuat orang-orang tidak sempat bereaksi."Bam!"Dengan iringan suara teredam, anggota Organisasi Snakei di belakang Hanko yang tadi menyerang, langsung muntah darah dan terpental keluar dari pintu."Benar-benar cari ma

DMCA.com Protection Status