Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1569 Departemen Khusus

Share

Bab 1569 Departemen Khusus

Author: Sarjana
last update Last Updated: 2024-11-11 18:01:06
Setelah mendengar ucapan Sigit, ekspresi Hamdi dan Lukmi sedikit berubah.

Mengingat kasus ini menyangkut kematian dua puluhan orang saja, sudah cukup memusingkan.

Terlebih lagi, pembunuh terduga dalam kasus ini mengarah pada Ardika. Bukankah membuat mereka tambah pusing saja?

Melihat reaksi mereka, Ardika berkata dengan tenang, "Hari ini aku memang membawa orang ke sana untuk menghalangi jalan Haron. Tapi, setelah memberi mereka sedikit pelajaran, aku sudah melepaskan mereka. Ada orang lain yang membunuh mereka."

"Tentu saja kami nggak bermaksud mencurigai Tuan Ardika."

Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Tapi sekarang semua bukti yang ada mengarah pada Tuan. Selain itu, nggak tahu kenapa, sudah beredar luar di luar sana, Tuan yang telah membunuh Haron dan dua puluhan muridnya."

Ardika sangat tenang.

Sejak dia mendengar kabar kematian Haron, dia sudah tahu ada orang yang ingin menggunakan cara ini untuk melimpahkan kesalahan pada dirinya.

Informasi di luar sana beredar dengan sangat ce
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1570 Organisasi Snakei

    Tisya mewakili Keluarga Basuki Kota Gamiga.Wirhan mewakili Keluarga Rewind Kota Gamiga.Selain itu, juga ada sekelompok investor yang masih enggan meninggalkan Kota Banyuli, yaitu Weigus dan sekutunya....Berbagai kekuatan besar ini sudah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli.Tentu saja Ardika mengetahui hal ini.Alasannya selama ini tidak mengambil tindakan adalah, dia tahu proyek kota baru Sungai Banyuli ini berskala besar, membutuhkan suntikan dana yang sangat besar, jadi wajar saja untuk menarik dana dari berbagai kekuatan besar.Kalau Keluarga Rewind dan Keluarga Basuki ingin bergabung dalam proyek kota baru Sungai Banyuli, bukannya tidak boleh.Ardika tidak akan menjadikan kekuatan-kekuatan ini sebagai pengecualian hanya karena dendam pribadi.Namun, segala sesuatu ada syaratnya.Kalau mereka hanya ingin menghasilkan uang, tidak masalah. Namun, kalau mereka ingin mengacaukan Kota Banyuli, tentu saja tidak boleh.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Sigit dan berkata,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1571 Vita

    Wanita itu sedikit mengerutkan keningnya, seolah-olah agak tidak senang.Seorang pemuda yang bertubuh tinggi dan tegap di belakang wanita itu melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Sigit dan menegur dengan marah, "Dasar lancang! Kamu hanya perlu menjawab apa yang ditanyakan oleh Bu Vita, kamu nggak berhak bertanya apa pun!"Menghadapi ketua kepala kantor polisi pusat, pemuda itu sama sekali tidak menganggap serius Sigit, bahkan berbicara dengan nada bicara memerintah.Sementara itu, belasan orang pria dan wanita yang berdiri di belakangnya menatap Sigit dengan dingin dan memasang ekspresi arogan.Mereka terlihat seperti sudah terbiasa bersikap seperti itu.Wanita itu melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sigit, 'kan? Namaku Vita Tenggara. Adapun mengenai dari mana asalku, kamu sendiri sudah tahu jelas.""Mulai sekarang, Organisasi Snakei yang akan mengambil alih kasus pembunuhan Haron!"Mendengar ucapannya, kilatan marah bahkan muncu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1572 Menghabisimu dengan Telapak Tanganku

    "Ardika, apa kamu ingin mendesak Bu Vita untuk membunuhmu?"Para pria dan wanita yang berdiri di belakang Vita juga memelototi Ardika dengan marah dan menegur Ardika dengan volume suara tinggi.Bagi mereka, kata-kata yang keluar dari mulut Ardika itu sama saja dengan sengaja mempermalukan orang lain.Ardika sama sekali tidak memedulikan teriakan orang-orang itu. Dia hanya menatap Vita dan berkata dengan tenang, "Sebaiknya kamu jangan menunjukku dengan jarimu, apalagi menyebut kata mati. Dengan mempertimbangkan kamu baru saja kehilangan keluargamu, kali ini aku nggak akan mempermasalahkannya.""Kenapa? Apa kamu sudah takut?"Vita menatap Ardika dengan dingin dan berkata dengan dingin, "Eh, bajingan, kalau membunuhmu seperti ini, malah terlalu memudahkanmu!""Oh? Kalau begitu apa rencanamu? Apa yang ingin kamu lakukan?"Ardika mengangkat alisnya.Vita menatapnya tanpa ekspresi dan berkata, "Ingin aku mengampuni nyawamu untuk sementara waktu? Boleh saja.""Kamu siapkan tempat untuk mengad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1573 Hak Istimewa Membunuh Orang

    "Bukankah dia seperti katak dalam tempurung?"Sementara itu, mendengar ucapannya, belasan anggota Organisasi Snakei di belakang Vita juga tertawa dingin dan menatap Ardika dengan tatapan seperti sedang menatap orang idiot.Vita sendiri memiliki bakat luar biasa dan telah berlatih bela diri sejak kecil.Setelah bergabung dengan Organisasi Snakei, dia telah melewati berbagai pelatihan keras, kekuatannya telah meningkat dengan signifikan.Bahkan di dalam Organisasi Snakei yang dipenuhi oleh banyak-banyak petarung yang kuat, Vita juga masuk dalam peringkat sepuluh terdepan.Sebaliknya, Ardika?Mereka pernah menonton video pertandingan antara Ardika dan Haron di arena. Ardika bahkan tidak bisa menghadapi tiga jurus dari Haron.Dengan mengandalkan cara curang, Ardika baru bisa membunuh Haron.Dengan kekuatan yang tak seberapa itu, mereka benar-benar tidak mengerti bagaimana Ardika bisa berani memprovokasi Vita.Benar-benar orang yang tidak takut apa-apa karena tidak tahu apa-apa, benar-benar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1574 Pasti Akan Mati

    "Bam!"Siapa sangka, tangan kecil, putih nan mulus Vita itu memiliki kekuatan yang begitu menakutkan.Levin yang berpostur tubuh tinggi dan besar langsung terpental dan terjatuh membentur tanah, bahkan sampai memuntahkan seteguk darah.Hamdi, Sigit dan yang lainnya tersentak, ekspresi mereka tampak masam sekaligus pucat.Sementara itu, anggota Organisasi Snakei di belakang Vita tertawa dingin.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Vita, berani-beraninya Tuan Muda Keluarga Septio itu berlagak hebat di hadapan Vita. Benar-benar konyol.Vita menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Tuan Muda Kedua Keluarga Septio? Seorang generasi muda keluarga kaya hanya bisa mengandalkan keluarga sepertimu, ingin menekanku? Kalau Sean yang datang secara pribadi, mungkin masih bisa.""Aku tahu barusan apa yang ingin kamu katakan, juga ada anggota Keluarga Septio yang menjabat di salah satu empat organisasi besar dan menduduki posisi yang tinggi.""Tapi, dengarkan aku baik-baik, nggak ada s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1575 Hanya Satu Tamparan

    "Memangnya kenapa kalau ada stempel dari otoritas tertinggi tim tempur, administrasi kepolisian, serta Badan Keamanan Nasional?""Izin membunuh orang, ya? Pertama-tama kamu harus memiliki kekuatan untuk membunuhku dulu."Ardika melemparkan tumpukan kertas rongsokan itu ke tanah, lalu melirik Vita dan berkata, "Hanya dengan sedikit kemampuanmu itu, biarpun aku menyerahkan leherku padamu, kamu juga nggak akan bisa membunuhku.""Eh, Ardika, kamu benar-benar cari mati!"Vita berteriak dengan suara melengking, dia benar-benar sudah marah besar.Anggota Organisasi Snakei di belakangnya juga tampak menggertakkan gigi mereka, ingin segera menerjang dan membunuh Ardika.Izin membunuh orang yang dibubuhi stempel dari beberapa otoritas tertinggi negara, tentu saja tidak akan diedarkan secara sembarangan.Biarpun empat organisasi besar, hak istimewa ini juga hanya dimiliki oleh segelintir orang.Hak istimewa ini adalah bentuk apresiasi tertinggi dari sebuah organisasi terhadap anggotanya, mewakili

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1576 Pedang Ular Gelap

    "Eh, Ardika, tadi aku takut kalau aku melancarkan serangan itu, kamu akan mati dengan menyedihkan. Karena itulah, aku baru menahan diriku, tapi kamu malah menamparku dengan begitu nggak tahu diri!"Begitu mendengar ucapannya, anggota Organisasi Snakei di belakangnya seolah-olah baru menyadari satu hal."Eh, Ardika, Bu Vita berbaik hati, ingin sedikit menjaga harga dirimu, tapi kamu malah nggak tahu diri, menggunakan cara seperti ini untuk mempermalukannya! Kamu benar-benar licik dan nggak tahu malu!""Kalau kamu nggak cari mati, kamu nggak akan mati! Kamu sudah menyulut amarah Bu Vita!""Bu Vita, jangan berbelas kasihan lagi padanya, langsung saja keluarkan jurus mematikanmu!"Belasan anggota Organisasi Snakei itu melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Ardika merasa geli mendengar ucapan mereka. Dia menatap Vita dengan sorot mata mempermainkan dan berkata, "Astaga, namanya saja sudah mau membunuh orang, untuk apa memedulikan harga diri lagi? Aku paling membenci orang munafik sep

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1577 Hanya Segini

    Karena orang biasa sama sekali tidak pantas melihat Pedang Ular Gelap.Begitu mengetahui identitas Vita saja, mereka akan langsung berlutut.Siapa sangka, hari ini mereka bertemu dengan orang yang begitu keras kepala seperti Ardika, sampai-sampai Vita terpaksa mengeluarkan Pedang Ular Gelap.Mereka sudah tidak sabar Pedang Ular Gelap beraksi di tangan Vita.Saat mereka sedang berbicara, Vita sudah mengeluarkan Pedang Ular Gelap dari kotak pedang.Dengan Pedang Ular Gelap di tangannya, aura aneh pedang tersebut seolah-olah menyatu dengan auranya, hingga menciptakan perpaduan yang luar biasa.Kalau mengabaikan bekas tamparan di wajahnya, saat ini Vita benar-benar terlihat seperti wanita iblis dalam drama TV."Ardika, kamu telah membunuh ayah angkatku, bisa mati di bawah Pedang Ular Gelapku adalah sebuah berkah yang besar bagimu."Vita berkata dengan dingin, "Sekarang, saksikan jurus mematikan perpaduan antara keterampilan bela diri luar bisa Organisasi Snakei dan Pedang Ular Gelap!""Ser

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status