"Eh, Ardika, tadi aku takut kalau aku melancarkan serangan itu, kamu akan mati dengan menyedihkan. Karena itulah, aku baru menahan diriku, tapi kamu malah menamparku dengan begitu nggak tahu diri!"Begitu mendengar ucapannya, anggota Organisasi Snakei di belakangnya seolah-olah baru menyadari satu hal."Eh, Ardika, Bu Vita berbaik hati, ingin sedikit menjaga harga dirimu, tapi kamu malah nggak tahu diri, menggunakan cara seperti ini untuk mempermalukannya! Kamu benar-benar licik dan nggak tahu malu!""Kalau kamu nggak cari mati, kamu nggak akan mati! Kamu sudah menyulut amarah Bu Vita!""Bu Vita, jangan berbelas kasihan lagi padanya, langsung saja keluarkan jurus mematikanmu!"Belasan anggota Organisasi Snakei itu melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Ardika merasa geli mendengar ucapan mereka. Dia menatap Vita dengan sorot mata mempermainkan dan berkata, "Astaga, namanya saja sudah mau membunuh orang, untuk apa memedulikan harga diri lagi? Aku paling membenci orang munafik sep
Karena orang biasa sama sekali tidak pantas melihat Pedang Ular Gelap.Begitu mengetahui identitas Vita saja, mereka akan langsung berlutut.Siapa sangka, hari ini mereka bertemu dengan orang yang begitu keras kepala seperti Ardika, sampai-sampai Vita terpaksa mengeluarkan Pedang Ular Gelap.Mereka sudah tidak sabar Pedang Ular Gelap beraksi di tangan Vita.Saat mereka sedang berbicara, Vita sudah mengeluarkan Pedang Ular Gelap dari kotak pedang.Dengan Pedang Ular Gelap di tangannya, aura aneh pedang tersebut seolah-olah menyatu dengan auranya, hingga menciptakan perpaduan yang luar biasa.Kalau mengabaikan bekas tamparan di wajahnya, saat ini Vita benar-benar terlihat seperti wanita iblis dalam drama TV."Ardika, kamu telah membunuh ayah angkatku, bisa mati di bawah Pedang Ular Gelapku adalah sebuah berkah yang besar bagimu."Vita berkata dengan dingin, "Sekarang, saksikan jurus mematikan perpaduan antara keterampilan bela diri luar bisa Organisasi Snakei dan Pedang Ular Gelap!""Ser
"Plak ....""Izin membunuh orang, ya?""Plak ....""Bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli, membunuh siapa pun yang menghalangimu, begitu?""Plak ...."Sambil berbicara, Ardika terus melayangkan tamparan ke sisi kanan dan sisi kiri Vita, sampai-sampai wanita itu berteriak marah seperti sudah menggila.Vita benar-benar sudah hampir menggila.Dia sangat menonjol di antara generasi muda Organisasi Snakei.Dia adalah murid langsung Chamir Boganta, ketua cabang Organisasi Snakei di Gotawa, dia adalah kebanggaan gurunya.Ratu Ular menghadiahkan Pedang Ular Gelap untuknya, menaruh pengharapan besar padanya.Boleh dibilang, dia adalah masa depan Organisasi Snakei.Di masa mendatang, dia bisa bersaing dengan kaum elite Organisasi Snakei lainnya, serta berinteraksi dengan kaum elite dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie.Bahkan dia juga memiliki harapan untuk menduduki takhta Ratu Ular.Namun, sekarang, dia malah menerima satu demi satu tamparan dari Ardika tanpa
Mendengar ucapannya, anggota Organisasi Snakei di belakang Vita bergidik ngeri.Kalau Ardika ingin membunuh Vita, siapa yang bisa menghentikannya?Ekspresi Vita juga berubah menjadi agak pucat, tetapi dia tetap berkata dengan percaya diri, "Eh, Ardika, aku mengaku kalah di tanganmu!""Apa pun yang ingin kamu lakukan, terserah saja!""Tapi, cepat atau lambat orang-orang Organisasi Snakei akan membalaskan dendamku!""Plak ...."Ardika mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan.Melihat Vita yang menutupi wajahnya dan tampak marah, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Membalas dendam? Bagi yang nggak takut mati, silakan saja temui aku.""Dengan mempertimbangkan kamu melakukan semua ini untuk membalaskan dendam ayahmu, boleh dibilang kamu masih sedikit berbakti, hari ini aku akan mengampuni nyawamu.""Tapi, setelah kembali nanti, aku harap kamu bisa memutar otakmu, jangan bodoh lagi.""Kamu juga sudah lihat sendiri kekuatanku. Kalau aku ingin membunuh Haron, memangnya aku butuh ca
Semua anggota Organisasi Snakei menundukkan kepala mereka dan gemetaran ketakutan.Tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengan Ardika."Levin," panggil Ardika."Ya, aku di sini, Kak Ardika!"Levin berjalan menghampiri Ardika dengan penuh semangat, dia menatap Ardika dengan tatapan penuh kekaguman.Sebelumnya, menerima satu tamparan dari Vita, dia benar-benar kesal setengah mati.Namun, setelah melihat wajah Vita ditampar hingga membengkak, kebencian dalam hatinya langsung sirna tanpa meninggalkan jejak. Dia merasa sangat senang sekaligus bersemangat.'Kak Ardika benar-benar sangat hebat. Nggak peduli seberapa hebat orang itu, kalau berani memprovokasinya, pasti akan berakhir ditekan dan diinjak-injak olehnya.'Ardika melirik anggota Organisasi Snakei itu, lalu berkata dengan dingin, "Awasi mereka. Mereka harus mematahkan satu lengan mereka sebelum pergi. Anggap saja ini sebagai hukuman kecil untuk mereka.""Kalau mereka nggak bersedia ...."Levin berkata dengan suara keras, "Ka
"Kak Vita!"Saat ini, mata para anggota Organisasi Snakei memerah. Tanpa mereka sadari, mereka sudah mengubah panggilan mereka terhadap Vita.Demi melindungi mereka, Vita lebih memilih untuk mematangkan sepasang lengan dan sepasang kakinya.Tindakan Vita itu benar-benar membuat mereka terharu.Vita tidak berbicara. Dia hanya menatap Ardika dengan lekat, menunggu jawaban darinya.Ardika terkekeh dan berkata, "Apa kamu pikir kamu berhak untuk mengajukan persyaratan padaku?""Kalau ingin mengambil kembali Pedang Ular Gelap, suruh Ratu Ular kalian untuk datang mengambilnya secara pribadi."Setelah melontarkan dua kalimat itu, Ardika langsung berbalik dan pergi.Ekspresi Vita langsung berubah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Eh, Ardika, kalau kamu bertindak seperti ini, seluruh Organisasi Snakei akan menjadi musuhmu! Apa kamu tahu konsekuensinya?!"Ardika menutup pintu mobil dengan meninggalkan lima kata dengan santai."Kalau begitu, jadi musuh saja."Sepuluh menit kemudian.Vita me
"Bukan, orang itu bernama Ardika. Dia adalah menantu benalu dari sebuah keluarga kecil Kota Banyuli, sekaligus anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura," kata pria jangkung kurus itu sambil menyerahkan sebuah dokumen.Dalam kurun waktu yang sangat singkat, semua informasi tentang Ardika sudah sampai di cabang Organisasi Snakei di Gotawa.Chamir mengambil dokumen tersebut dan melihatnya sejenak, ekspresinya tampak sedikit muram.Berani-beraninya seorang menantu benalu keluarga kecil melumpuhkan anak buah yang dibanggakannya, serta merebut Pedang Ular Gelap di depan umum?!Adapun mengenai identitas Ardika sebagai anak sebuah keluarga kaya yang telah dicampakkan, Chamir sama sekali tidak peduli.Ada banyak keturunan keluarga kaya yang menjadi anak buahnya, bahkan juga ada yang berasal dari keluarga kaya Provinsi Denpapan."Pak Chamir, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya pria jangkung kurus itu.Chamir mengembalikan dokumen itu padanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "
Menekannya dengan kekuasaan? Ardika sama sekali tidak takut.Namun, Ardika juga tetap waspada.Dia takut ada yang menargetkan Luna.Karena sudah terjadi sekali, Ardika tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi....Hari itu juga.Setelah mendapatkan perintah dari Chamir, Cheko bergegas membawa orang-orangnya pergi ke Kota Banyuli."Hormat kepada Tuan Cheko!"Tiano membawa cucunya, Ponipa, menyambut kedatangan pria itu secara pribadi.Setelah Ardika menimbulkan keributan besar di Vila Hundo beberapa kali, dia tidak tinggal di sana lagi, melainkan tinggal di rumah yang diberikan oleh Kediaman Wali Kota padanya saat dia pensiun.Tentu saja Tiano tahu jelas, dalam silsilah keluarganya ada seorang tokoh hebat seperti Chamir.Hanya saja, dulu dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan tokoh hebat seperti Chamir, bahkan dia harus bersikap hormat pada Cheko, yang merupakan bawahan Chamir.Cheko meletakkan kedua tangannya di punggungnya, lalu berkata denga
Ciuman ini berlangsung selama beberapa detik.Kemudian, Ardika mendongak, lalu tersenyum pada Yugo dan berkata, "Kebetulan sekali, aku juga bukan tipe orang yang suka membual. Aku langsung melakukan apa yang ingin kulakukan."Selesai berbicara, Ardika diam-diam melepaskan Tina dari pelukannya.Walaupun biasanya dia dengan wanita yang satu ini sangat tidak cocok, saling membenci satu sama lain.Namun, harus dia akui, kalau hanya melihat Tina dari sudut pandang dia adalah seorang wanita, wanita yang satu ini cukup menawan.Sentuhan singkat barusan telah membuat hatinya sedikit tergerak.Tina sendiri juga melangkah mundur dua langkah. Dia terlebih dahulu memelototi Ardika dengan marah, lalu secara naluriah ingin memaki pria itu.Namun, tanpa butuh waktu lama, dia sudah mengerti. Ardika sedang menggunakan caranya sendiri untuk membalas Yugo.Karena itulah, dia menutup mulutnya, tidak berbicara.Hanya saja, samar-samar terlihat kilatan malu sekaligus marah di matanya.Sementara itu, saat in
Tina berdiri mematung di tempat dengan memasang ekspresi muram, sama sekali tidak bersuara.Walaupun ucapan Yugo tidak enak didengar, tetapi kenyataan memang sudah terpampang nyata.Ada begitu banyak orang di Grup Lautan Berlian, tetapi malah dikalahkan oleh tiga orang anak buah Yugo. Hal ini membuatnya sangat malu.Tepat pada saat ini, Yugo berkata lagi, "Nona Tina, kulihat pacarmu ini juga payah. Jelas-jelas dia tahu orang-orang Grup Lautan Berlian itu adalah sekelompok pecundang, tapi dia sama sekali nggak mempertimbangkan keselamatanmu.""Oh, maaf, mungkin pandangan pribadiku yang salah.""Tapi, kalau pacarmu ini sudah tahu sistem keamanan Grup Lautan Berlian payah, dia juga nggak punya kemampuan untuk memastikan keselamatanmu.""Seseorang yang bahkan nggak memiliki kekuatan untuk melindungi wanita sendiri, aku nggak percaya kamu akan tertarik dengan pecundang seperti ini."Ardika mengangkat alisnya.'Oh, menarik.'Sejak dia tiba di tempat ini hingga sekarang, dia sama sekali tidak
Tina membawa Ardika kemari, bahkan memberi tahu Yugo ini adalah pacarnya, sikapnya sudah sangat jelas.Dalam situasi seperti ini, Yugo malah mengatakan ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengannya.'Eh? Dia nggak kelihatan seperti orang bodoh.'Tina juga dibuat tercengang. Kemudian, dia menggandeng lengan Ardika dan berkata, "Tuan Yugo, kamu nggak menanyakan nama pacarku?"Yugo melirik Ardika sekilas, lalu menggelengkan kepalanya dan berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu.""Aku pasti akan mendapatkan wanita yang kuinginkan.""Terlepas dari dia adalah pacarmu atau bukan, biarpun ya, aku juga akan merebutmu darinya. Jadi, aku nggak perlu tahu nama seorang pengecut."Melihat senyum tipis yang menghiasi wajah Yugo, ekspresi Tina sedikit menegang.Dia sudah memprediksi hal ini, dia tahu Yugo pasti akan tahu Ardika adalah pacar palsunya.Namun, kalimat belakang yang diucapkan oleh pria itu, benar-benar membuat Tina tidak nyaman."Tuan Yugo, bukankah kamu sudah terlalu percaya diri?"
Kafe Bluis.Berlokasi di sebelah jalan Gedung Permata.Kebetulan sedang jam kerja. Saat Ardika dan Tina mengunjungi kafe tersebut bersama, suasana di kafe lumayan hening, tidak terlalu banyak pengunjung."Nona Tina, ya?"Seorang pelayan menghampiri Tina dan bertanya dengan sopan."Ya, benar."Tina mendecakkan lidahnya pada Ardika. "Sepertinya bocah itu selangkah lebih cepat dibandingkan kita.""Tuan Yugo sudah menunggu Nona, silakan ikut denganku."Pelayan menuntut mereka berdua ke sebuah meja di lokasi yang mengarah ke sudut. Sosok pria yang berpostur tubuh tinggi dan tegap, serta berparas tampan sudah menunggu di sana.Selain dia, tidak ada orang lain."Halo, Nona Tina, namaku Yugo."Yugo bangkit, memperkenalkan dirinya sambil tersenyum dan menatap Tina dengan sorot mata agresif.Tina membuatnya merasakan sensasi takjub.Sebelum dia datang, dia belum melihat foto Tina.Walaupun dia tahu keluarga besar level pucak seperti Keluarga Bangsawan Dienga Supham, setelah melewati proses perba
"Hehe, di luar dugaan, Nona Tina begitu terus terang."Di ujung telepon, Yugo terkekeh pelan, lalu berkata dengan nada bicara sedikit mengintimidasi, "Kalau begitu, dia bertemu saja di Grup Lautan Berlian.""Karena kamu adalah wanita yang akan menikah denganku, tentu saja aku harus melakukan 'inspeksi', melihat bagaimana kamu mengurus perusahaanmu," ujar Yugo.Saat dalam perjalanan ke Kota Banyuli, Yugo sudah mendalami data diri Tina.Saat dia mengetahui sesungguhnya Grup Lautan Berlian di bawah nama Tina adalah kekuatan dunia preman paling besar di Kota Banyuli dan sekitarnya.Sedangkan Tina sendiri juga merupakan raja preman yang menguasai dunia preman Kota Banyuli dan Kota Serambi, dia sudah tahu Tina berbeda dengan nona-nona keluarga besar yang pernah dia temui sebelumnya.Wanita yang satu ini pasti adalah wanita yang kuat dan dominan.Karena itulah, Yugo memutuskan untuk menunjukkan sikap yang lebih kuat dan dominan lagi untuk menundukkan wanita ini.Jadi, dia mengajukan alasan "m
"Kalau begitu, bukankah kamu sama saja dengan memintaku menjadi tamengmu?""Tolong putar otakmu dan pikirkan sendiri. Bagaimanapun juga, aku adalah orang yang terkenal di Kota Banyuli. Begitu pihak pria itu melakukan penyelidikan, pasti akan ketahuan. Lagi pula, kamu adalah seorang wanita kaya, kamu sewa saja satu."Lelucon apa itu? Berpura-pura menjadi pacar Tina, menemani wanita itu kencan buta?Bagaimanapun juga, dia adalah Wali Kota Banyuli. Dia harus memperhatikan martabat dan menjaga citranya.Terlebih lagi, Ardika juga tidak tertarik menemani wanita itu memainkan permainan seperti ini."Biarkan saja pihak pria tahu, nggak masalah. Intinya, hanya perlu mengacaukan kencan buta ini saja."Tina mendecakkan lidahnya, lalu melanjutkan. "Lupakan saja tentang menyewa pacar. Pria itu adalah seorang tuan muda keluarga besar luar negeri. Orang seperti ini pasti bertemperamen buruk. Kalau dia sampai main tangan ....""Apa maksudmu?"Ekspresi Ardika langsung berubah menjadi muram. "Maksudmu,
Mendengar ucapan pamannya ini, Yugo tidak mengerti.Namun, Yomde malah mendesah dan berkata, "Guru benar. Sosok penguasa Kediaman Dewa Perang, orang yang menghabisi para jenderal Lima Negara Besar saat di medan perang dulu.""Ya, benar, Dewa Perang itu!"Tridon mengangguk, sorot mata sedikit ketakutan tampak di matanya. "Bukankah sebelumnya ada berita mengenai suap sebesar dua puluh triliun dari tiga keluarga besar, Dewa Perang sumbangkan kepada Kota Banyuli sebagai dana investasi? Hal ini membuktikan paling nggak dia juga memperhatikan Kota Banyuli.""Karena itulah, saat kalian beraksi di Kota Banyuli, kalian juga harus tahu batasan, jangan terlalu berlebihan, agar nggak menarik perhatiannya.""Kalau mengirim Musa ke sana dan menimbulkan pertumpahan darah besar-besaran, saat itu tiba nggak akan ada yang bisa menyelamatkan kalian.""Ingat, aku juga nggak bisa!""Kami mengerti!"Begitu mendengar ucapannya, Yomde dan Yugo yang awalnya masih tidak menganggap serius hal ini, langsung memas
Tiga raja tentara besar yang mengikuti Tridon ini adalah elite Tentara Bayaran Lane.Selain itu, ketiga orang ini memiliki latar belakang masing-masing.Selain tidak terlalu jelas mengenai latar belakang Musa, raja tentara pertama, Yugo mengetahui latar belakang dua orang raja tentara lainnya.Antoine, raja tentara kedua adalah seorang genius bela diri, menguasai Jiu-Jitsu Brazilo, Siam Muaythai, serta Karate, boleh dibilang dalam hal perkelahian tangan kosong jarak dekat di antara Tentara Bayaran Lane, tidak ada yang bisa menandinginya.Julukan Antoine di Tentara Bayaran Lane adalah Ular Piton Putih.Semua orang juga sudah tahu, begitu ular piton menargetkan mangsanya, maka mangsanya akan dililitnya sampai mati.Antoine memang adalah orang yang semenakutkan ini. Begitu dijerat olehnya dalam jarak dekat, hanya tinggal menunggu ajal menjemput saja!Raja tentara ketiga bernama Gustav, julukannya di Tentara Bayaran Lane adalah Beruang Suci.Orang ini berasal dari Eropan Timur, terlahir de
Tak lama kemudian, seluruh anggota Keluarga Citora sudah dibawa pergi.Dengan cara seperti itulah, aset milik Keluarga Citora berubah menjadi modal bagi Tridon untuk membalas dendam.Adapun mengenai hidup dan mati mereka, Tridon sama sekali tidak peduli.Haron benar-benar kasihan. Walaupun sudah mati, seorang ahli bela diri legendaris sepertinya masih saja ditindas oleh orang lain seperti ini.Terlebih lagi, orang ini adalah kakak seperguruan yang mengatakan ingin membalaskan dendamnya.Yomde, murid Tridon melambaikan tangannya. Saat itu juga, jasad Ginadri langsung ditarik keluar.Tepat pada saat ini, Yugo muncul di depan pintu. Dia melirik jasad Ginadri sekilas, lalu berjalan menghampiri Tridon tanpa ekspresi."Paman, ada informasi dari Kota Banyuli, ada hubungannya dengan identitas Ardika!""Pendukungnya adalah Ridwan, Wali Kota Banyuli. Kemampuan Ridwan diakui oleh Kodam Helios, jadi dia akan segera naik jabatan. Karena itulah, Ardika menjadi wali kota untuk sementara waktu.""Seka