"Plak ....""Izin membunuh orang, ya?""Plak ....""Bisa bertindak semena-mena di Kota Banyuli, membunuh siapa pun yang menghalangimu, begitu?""Plak ...."Sambil berbicara, Ardika terus melayangkan tamparan ke sisi kanan dan sisi kiri Vita, sampai-sampai wanita itu berteriak marah seperti sudah menggila.Vita benar-benar sudah hampir menggila.Dia sangat menonjol di antara generasi muda Organisasi Snakei.Dia adalah murid langsung Chamir Boganta, ketua cabang Organisasi Snakei di Gotawa, dia adalah kebanggaan gurunya.Ratu Ular menghadiahkan Pedang Ular Gelap untuknya, menaruh pengharapan besar padanya.Boleh dibilang, dia adalah masa depan Organisasi Snakei.Di masa mendatang, dia bisa bersaing dengan kaum elite Organisasi Snakei lainnya, serta berinteraksi dengan kaum elite dari Organisasi Dragone, Organisasi Tigerim dan Organisasi Wolfie.Bahkan dia juga memiliki harapan untuk menduduki takhta Ratu Ular.Namun, sekarang, dia malah menerima satu demi satu tamparan dari Ardika tanpa
Mendengar ucapannya, anggota Organisasi Snakei di belakang Vita bergidik ngeri.Kalau Ardika ingin membunuh Vita, siapa yang bisa menghentikannya?Ekspresi Vita juga berubah menjadi agak pucat, tetapi dia tetap berkata dengan percaya diri, "Eh, Ardika, aku mengaku kalah di tanganmu!""Apa pun yang ingin kamu lakukan, terserah saja!""Tapi, cepat atau lambat orang-orang Organisasi Snakei akan membalaskan dendamku!""Plak ...."Ardika mengangkat lengannya dan melayangkan satu tamparan.Melihat Vita yang menutupi wajahnya dan tampak marah, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Membalas dendam? Bagi yang nggak takut mati, silakan saja temui aku.""Dengan mempertimbangkan kamu melakukan semua ini untuk membalaskan dendam ayahmu, boleh dibilang kamu masih sedikit berbakti, hari ini aku akan mengampuni nyawamu.""Tapi, setelah kembali nanti, aku harap kamu bisa memutar otakmu, jangan bodoh lagi.""Kamu juga sudah lihat sendiri kekuatanku. Kalau aku ingin membunuh Haron, memangnya aku butuh ca
Semua anggota Organisasi Snakei menundukkan kepala mereka dan gemetaran ketakutan.Tidak ada seorang pun yang berani bertatapan dengan Ardika."Levin," panggil Ardika."Ya, aku di sini, Kak Ardika!"Levin berjalan menghampiri Ardika dengan penuh semangat, dia menatap Ardika dengan tatapan penuh kekaguman.Sebelumnya, menerima satu tamparan dari Vita, dia benar-benar kesal setengah mati.Namun, setelah melihat wajah Vita ditampar hingga membengkak, kebencian dalam hatinya langsung sirna tanpa meninggalkan jejak. Dia merasa sangat senang sekaligus bersemangat.'Kak Ardika benar-benar sangat hebat. Nggak peduli seberapa hebat orang itu, kalau berani memprovokasinya, pasti akan berakhir ditekan dan diinjak-injak olehnya.'Ardika melirik anggota Organisasi Snakei itu, lalu berkata dengan dingin, "Awasi mereka. Mereka harus mematahkan satu lengan mereka sebelum pergi. Anggap saja ini sebagai hukuman kecil untuk mereka.""Kalau mereka nggak bersedia ...."Levin berkata dengan suara keras, "Ka
"Kak Vita!"Saat ini, mata para anggota Organisasi Snakei memerah. Tanpa mereka sadari, mereka sudah mengubah panggilan mereka terhadap Vita.Demi melindungi mereka, Vita lebih memilih untuk mematangkan sepasang lengan dan sepasang kakinya.Tindakan Vita itu benar-benar membuat mereka terharu.Vita tidak berbicara. Dia hanya menatap Ardika dengan lekat, menunggu jawaban darinya.Ardika terkekeh dan berkata, "Apa kamu pikir kamu berhak untuk mengajukan persyaratan padaku?""Kalau ingin mengambil kembali Pedang Ular Gelap, suruh Ratu Ular kalian untuk datang mengambilnya secara pribadi."Setelah melontarkan dua kalimat itu, Ardika langsung berbalik dan pergi.Ekspresi Vita langsung berubah. Dia menggertakkan giginya dan berkata, "Eh, Ardika, kalau kamu bertindak seperti ini, seluruh Organisasi Snakei akan menjadi musuhmu! Apa kamu tahu konsekuensinya?!"Ardika menutup pintu mobil dengan meninggalkan lima kata dengan santai."Kalau begitu, jadi musuh saja."Sepuluh menit kemudian.Vita me
"Bukan, orang itu bernama Ardika. Dia adalah menantu benalu dari sebuah keluarga kecil Kota Banyuli, sekaligus anak yang telah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura," kata pria jangkung kurus itu sambil menyerahkan sebuah dokumen.Dalam kurun waktu yang sangat singkat, semua informasi tentang Ardika sudah sampai di cabang Organisasi Snakei di Gotawa.Chamir mengambil dokumen tersebut dan melihatnya sejenak, ekspresinya tampak sedikit muram.Berani-beraninya seorang menantu benalu keluarga kecil melumpuhkan anak buah yang dibanggakannya, serta merebut Pedang Ular Gelap di depan umum?!Adapun mengenai identitas Ardika sebagai anak sebuah keluarga kaya yang telah dicampakkan, Chamir sama sekali tidak peduli.Ada banyak keturunan keluarga kaya yang menjadi anak buahnya, bahkan juga ada yang berasal dari keluarga kaya Provinsi Denpapan."Pak Chamir, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya pria jangkung kurus itu.Chamir mengembalikan dokumen itu padanya dan berkata dengan acuh tak acuh, "
Menekannya dengan kekuasaan? Ardika sama sekali tidak takut.Namun, Ardika juga tetap waspada.Dia takut ada yang menargetkan Luna.Karena sudah terjadi sekali, Ardika tidak akan membiarkan hal seperti itu terjadi lagi....Hari itu juga.Setelah mendapatkan perintah dari Chamir, Cheko bergegas membawa orang-orangnya pergi ke Kota Banyuli."Hormat kepada Tuan Cheko!"Tiano membawa cucunya, Ponipa, menyambut kedatangan pria itu secara pribadi.Setelah Ardika menimbulkan keributan besar di Vila Hundo beberapa kali, dia tidak tinggal di sana lagi, melainkan tinggal di rumah yang diberikan oleh Kediaman Wali Kota padanya saat dia pensiun.Tentu saja Tiano tahu jelas, dalam silsilah keluarganya ada seorang tokoh hebat seperti Chamir.Hanya saja, dulu dia sama sekali tidak memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan tokoh hebat seperti Chamir, bahkan dia harus bersikap hormat pada Cheko, yang merupakan bawahan Chamir.Cheko meletakkan kedua tangannya di punggungnya, lalu berkata denga
Tak lama kemudian, Tiano sudah sampai ke Kediaman Wali Kota.Berdiri di depan pintu Kediaman Wali Kota, ekspresi nostalgia menghiasi wajahnya.Tempat ini adalah tempat yang pernah ditempatinya selama dua puluh tahun. Biarpun sudah pensiun, dia sangat merindukan saat-saat dia masih memegang kekuasaan dan bisa memerintah orang lain.Sebenarnya, saat Ridwan menjabat, masih lumayan.Bagaimanapun juga, Ridwan sangat hormat padanya. Setiap tahun baru atau hari besar, Ridwan selalu mengunjunginya secara pribadi, membuatnya merasakan sensasi seolah-olah masih berkuasa, masih diagungkan.Namun, sejak wali kota baru itu menjabat, semua ini sudah menghilang tanpa meninggalkan jejak.Bocah ingusan itu sama sekali tidak menganggap serius dirinya.Bahkan hingga kini, dia ingin bertemu dengan bocah itu saja sangat sulit.Namun ... hari ini semuanya sudah akan berakhir."Pak Tiano, mengapa Bapak datang kemari?"Begitu mendengar informasi kedatangannya, Hamdi dan Lukmi bergegas keluar menyambutnya. Men
"Cucu Pak Tiano!"Luna sedikit terkejut, hatinya langsung mencelus.Dia tahu ada perselisihan antara Tiano dan Ardika."Ya, benar."Ponipa berkata, "Seharusnya kamu sudah dengar tentang pembunuhan yang suamimu lakukan terhadap Haron dan murid-muridnya, 'kan? Sekarang kami curiga kamu adalah komplotannya. Kamu harus kooperatif dalam investigasi kami. Ikutlah denganku!"Ekspresi Luna langsung berubah menjadi dingin, "Tuan Muda Ponipa, apa kamu berhak melakukan investigasi? Apa kamu ada surat pemanggilan?"Ponipa mendengus dingin, lalu mengalihkan pandangannya ke arah orang-orang Organisasi Snakei di belakangnya.Orang-orang Organisasi Snakei tahu orang yang telah melumpuhkan rekan-rekan mereka adalah suami wanita di hadapan mereka ini. Jadi, mereka semua menatap Luna dengan sorot mata tajam sekaligus dingin.Seorang pria mengeluarkan surat identitas kerjanya, lalu berkata dengan suara dingin dan memasang ekspresi arogan, "Organisasi Snakei sedang bertugas, nggak butuh surat pemanggilan!
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d