Setelah mendengar ucapan Sigit, ekspresi Hamdi dan Lukmi sedikit berubah.Mengingat kasus ini menyangkut kematian dua puluhan orang saja, sudah cukup memusingkan.Terlebih lagi, pembunuh terduga dalam kasus ini mengarah pada Ardika. Bukankah membuat mereka tambah pusing saja?Melihat reaksi mereka, Ardika berkata dengan tenang, "Hari ini aku memang membawa orang ke sana untuk menghalangi jalan Haron. Tapi, setelah memberi mereka sedikit pelajaran, aku sudah melepaskan mereka. Ada orang lain yang membunuh mereka.""Tentu saja kami nggak bermaksud mencurigai Tuan Ardika."Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Tapi sekarang semua bukti yang ada mengarah pada Tuan. Selain itu, nggak tahu kenapa, sudah beredar luar di luar sana, Tuan yang telah membunuh Haron dan dua puluhan muridnya."Ardika sangat tenang.Sejak dia mendengar kabar kematian Haron, dia sudah tahu ada orang yang ingin menggunakan cara ini untuk melimpahkan kesalahan pada dirinya.Informasi di luar sana beredar dengan sangat ce
Tisya mewakili Keluarga Basuki Kota Gamiga.Wirhan mewakili Keluarga Rewind Kota Gamiga.Selain itu, juga ada sekelompok investor yang masih enggan meninggalkan Kota Banyuli, yaitu Weigus dan sekutunya....Berbagai kekuatan besar ini sudah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli.Tentu saja Ardika mengetahui hal ini.Alasannya selama ini tidak mengambil tindakan adalah, dia tahu proyek kota baru Sungai Banyuli ini berskala besar, membutuhkan suntikan dana yang sangat besar, jadi wajar saja untuk menarik dana dari berbagai kekuatan besar.Kalau Keluarga Rewind dan Keluarga Basuki ingin bergabung dalam proyek kota baru Sungai Banyuli, bukannya tidak boleh.Ardika tidak akan menjadikan kekuatan-kekuatan ini sebagai pengecualian hanya karena dendam pribadi.Namun, segala sesuatu ada syaratnya.Kalau mereka hanya ingin menghasilkan uang, tidak masalah. Namun, kalau mereka ingin mengacaukan Kota Banyuli, tentu saja tidak boleh.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Sigit dan berkata,
Wanita itu sedikit mengerutkan keningnya, seolah-olah agak tidak senang.Seorang pemuda yang bertubuh tinggi dan tegap di belakang wanita itu melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Sigit dan menegur dengan marah, "Dasar lancang! Kamu hanya perlu menjawab apa yang ditanyakan oleh Bu Vita, kamu nggak berhak bertanya apa pun!"Menghadapi ketua kepala kantor polisi pusat, pemuda itu sama sekali tidak menganggap serius Sigit, bahkan berbicara dengan nada bicara memerintah.Sementara itu, belasan orang pria dan wanita yang berdiri di belakangnya menatap Sigit dengan dingin dan memasang ekspresi arogan.Mereka terlihat seperti sudah terbiasa bersikap seperti itu.Wanita itu melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sigit, 'kan? Namaku Vita Tenggara. Adapun mengenai dari mana asalku, kamu sendiri sudah tahu jelas.""Mulai sekarang, Organisasi Snakei yang akan mengambil alih kasus pembunuhan Haron!"Mendengar ucapannya, kilatan marah bahkan muncu
"Ardika, apa kamu ingin mendesak Bu Vita untuk membunuhmu?"Para pria dan wanita yang berdiri di belakang Vita juga memelototi Ardika dengan marah dan menegur Ardika dengan volume suara tinggi.Bagi mereka, kata-kata yang keluar dari mulut Ardika itu sama saja dengan sengaja mempermalukan orang lain.Ardika sama sekali tidak memedulikan teriakan orang-orang itu. Dia hanya menatap Vita dan berkata dengan tenang, "Sebaiknya kamu jangan menunjukku dengan jarimu, apalagi menyebut kata mati. Dengan mempertimbangkan kamu baru saja kehilangan keluargamu, kali ini aku nggak akan mempermasalahkannya.""Kenapa? Apa kamu sudah takut?"Vita menatap Ardika dengan dingin dan berkata dengan dingin, "Eh, bajingan, kalau membunuhmu seperti ini, malah terlalu memudahkanmu!""Oh? Kalau begitu apa rencanamu? Apa yang ingin kamu lakukan?"Ardika mengangkat alisnya.Vita menatapnya tanpa ekspresi dan berkata, "Ingin aku mengampuni nyawamu untuk sementara waktu? Boleh saja.""Kamu siapkan tempat untuk mengad
"Bukankah dia seperti katak dalam tempurung?"Sementara itu, mendengar ucapannya, belasan anggota Organisasi Snakei di belakang Vita juga tertawa dingin dan menatap Ardika dengan tatapan seperti sedang menatap orang idiot.Vita sendiri memiliki bakat luar biasa dan telah berlatih bela diri sejak kecil.Setelah bergabung dengan Organisasi Snakei, dia telah melewati berbagai pelatihan keras, kekuatannya telah meningkat dengan signifikan.Bahkan di dalam Organisasi Snakei yang dipenuhi oleh banyak-banyak petarung yang kuat, Vita juga masuk dalam peringkat sepuluh terdepan.Sebaliknya, Ardika?Mereka pernah menonton video pertandingan antara Ardika dan Haron di arena. Ardika bahkan tidak bisa menghadapi tiga jurus dari Haron.Dengan mengandalkan cara curang, Ardika baru bisa membunuh Haron.Dengan kekuatan yang tak seberapa itu, mereka benar-benar tidak mengerti bagaimana Ardika bisa berani memprovokasi Vita.Benar-benar orang yang tidak takut apa-apa karena tidak tahu apa-apa, benar-benar
"Bam!"Siapa sangka, tangan kecil, putih nan mulus Vita itu memiliki kekuatan yang begitu menakutkan.Levin yang berpostur tubuh tinggi dan besar langsung terpental dan terjatuh membentur tanah, bahkan sampai memuntahkan seteguk darah.Hamdi, Sigit dan yang lainnya tersentak, ekspresi mereka tampak masam sekaligus pucat.Sementara itu, anggota Organisasi Snakei di belakang Vita tertawa dingin.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Vita, berani-beraninya Tuan Muda Keluarga Septio itu berlagak hebat di hadapan Vita. Benar-benar konyol.Vita menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Tuan Muda Kedua Keluarga Septio? Seorang generasi muda keluarga kaya hanya bisa mengandalkan keluarga sepertimu, ingin menekanku? Kalau Sean yang datang secara pribadi, mungkin masih bisa.""Aku tahu barusan apa yang ingin kamu katakan, juga ada anggota Keluarga Septio yang menjabat di salah satu empat organisasi besar dan menduduki posisi yang tinggi.""Tapi, dengarkan aku baik-baik, nggak ada s
"Memangnya kenapa kalau ada stempel dari otoritas tertinggi tim tempur, administrasi kepolisian, serta Badan Keamanan Nasional?""Izin membunuh orang, ya? Pertama-tama kamu harus memiliki kekuatan untuk membunuhku dulu."Ardika melemparkan tumpukan kertas rongsokan itu ke tanah, lalu melirik Vita dan berkata, "Hanya dengan sedikit kemampuanmu itu, biarpun aku menyerahkan leherku padamu, kamu juga nggak akan bisa membunuhku.""Eh, Ardika, kamu benar-benar cari mati!"Vita berteriak dengan suara melengking, dia benar-benar sudah marah besar.Anggota Organisasi Snakei di belakangnya juga tampak menggertakkan gigi mereka, ingin segera menerjang dan membunuh Ardika.Izin membunuh orang yang dibubuhi stempel dari beberapa otoritas tertinggi negara, tentu saja tidak akan diedarkan secara sembarangan.Biarpun empat organisasi besar, hak istimewa ini juga hanya dimiliki oleh segelintir orang.Hak istimewa ini adalah bentuk apresiasi tertinggi dari sebuah organisasi terhadap anggotanya, mewakili
"Eh, Ardika, tadi aku takut kalau aku melancarkan serangan itu, kamu akan mati dengan menyedihkan. Karena itulah, aku baru menahan diriku, tapi kamu malah menamparku dengan begitu nggak tahu diri!"Begitu mendengar ucapannya, anggota Organisasi Snakei di belakangnya seolah-olah baru menyadari satu hal."Eh, Ardika, Bu Vita berbaik hati, ingin sedikit menjaga harga dirimu, tapi kamu malah nggak tahu diri, menggunakan cara seperti ini untuk mempermalukannya! Kamu benar-benar licik dan nggak tahu malu!""Kalau kamu nggak cari mati, kamu nggak akan mati! Kamu sudah menyulut amarah Bu Vita!""Bu Vita, jangan berbelas kasihan lagi padanya, langsung saja keluarkan jurus mematikanmu!"Belasan anggota Organisasi Snakei itu melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Ardika merasa geli mendengar ucapan mereka. Dia menatap Vita dengan sorot mata mempermainkan dan berkata, "Astaga, namanya saja sudah mau membunuh orang, untuk apa memedulikan harga diri lagi? Aku paling membenci orang munafik sep