Home / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1567 Kematian Haron

Share

Bab 1567 Kematian Haron

Author: Sarjana
"Bam!"

Ardika langsung melayangkan satu tendangan ke arah Haron hingga membuat pria itu terjatuh ke tanah.

Kemudian, dia mengambil tisu yang disodorkan oleh Levin, lalu menyeka tangannya dengan santai dan berkata dengan acuh tak acuh, "Hari ini aku akan mengampuni nyawamu dulu."

Awalnya Haron mengira Ardika akan membunuhnya, begitu mendengar ucapan Ardika, dia sangat senang.

"Terima kasih Tuan Ardika! Terima kasih Tuan Ardika!"

"Kelak kalau ada perlu apa-apa, beri tahu aku saja!"

Haron bergegas bangkit, berlutut dan bersujud.

"Ayo pergi."

Ardika membuang tisu itu dengan sembarang, lalu membawa Levin dan yang lainnya pergi.

Haron yang merasakan dirinya seperti terlahir kembali, duduk tercengang selama beberapa saat sebelum berkata, "Cepat! Hubungi kakak seperguruan kalian! Minta dia untuk menjemput kita ke rumah sakit swasta Kota Banyuli!"

Setelah dihajar hingga babak belur seperti ini, tentu saja Haron tidak berani kembali ke ibu kota provinsi.

Kalau sampai hal ini ketahuan oleh orang
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1568 Memasang Umpan

    Wirhan meletakkan alat makannya.Dia menggunakan sapu tangan untuk menyeka mulutnya terlebih dahulu sebelum berkata dengan acuh tak acuh, "Haron yang sudah mati lebih bermanfaat dibandingkan Haron yang masih hidup.""Latar belakang orang ini nggak hanya sesederhana seorang ahli bela diri. Membunuhnya, sama seperti mengganggu sarang lebah.""Tapi, menghadapi Ardika seorang saja, apa perlu serepot itu?"Wanita yang luar biasa cantik itu masih tidak mengerti.Wirhan tersenyum dan berkata, "Melimpahkan kesalahan pada Ardika hanya sebuah trik yang dimainkan, bukan tujuan.""Begitu Haron mati, situasi di Kota Banyuli akan benar-benar mulai kacau.""Sekarang aku sudah memasang umpan, mari kita lihat bagaimana cara wali kota baru di balik layar itu menghadapi situasi ini."Beberapa hari ini, Wirhan tidak menonjolkan diri.Baik Sumalin yang datang berdasarkan instruksi dari Tisya, maupun kedatangan Haron ke Kota Banyuli, dia tetap bergeming, tidak berniat untuk merebut perhatian dari siapa pun.

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1569 Departemen Khusus

    Setelah mendengar ucapan Sigit, ekspresi Hamdi dan Lukmi sedikit berubah.Mengingat kasus ini menyangkut kematian dua puluhan orang saja, sudah cukup memusingkan.Terlebih lagi, pembunuh terduga dalam kasus ini mengarah pada Ardika. Bukankah membuat mereka tambah pusing saja?Melihat reaksi mereka, Ardika berkata dengan tenang, "Hari ini aku memang membawa orang ke sana untuk menghalangi jalan Haron. Tapi, setelah memberi mereka sedikit pelajaran, aku sudah melepaskan mereka. Ada orang lain yang membunuh mereka.""Tentu saja kami nggak bermaksud mencurigai Tuan Ardika."Hamdi tersenyum getir dan berkata, "Tapi sekarang semua bukti yang ada mengarah pada Tuan. Selain itu, nggak tahu kenapa, sudah beredar luar di luar sana, Tuan yang telah membunuh Haron dan dua puluhan muridnya."Ardika sangat tenang.Sejak dia mendengar kabar kematian Haron, dia sudah tahu ada orang yang ingin menggunakan cara ini untuk melimpahkan kesalahan pada dirinya.Informasi di luar sana beredar dengan sangat ce

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1570 Organisasi Snakei

    Tisya mewakili Keluarga Basuki Kota Gamiga.Wirhan mewakili Keluarga Rewind Kota Gamiga.Selain itu, juga ada sekelompok investor yang masih enggan meninggalkan Kota Banyuli, yaitu Weigus dan sekutunya....Berbagai kekuatan besar ini sudah menargetkan proyek kota baru Sungai Banyuli.Tentu saja Ardika mengetahui hal ini.Alasannya selama ini tidak mengambil tindakan adalah, dia tahu proyek kota baru Sungai Banyuli ini berskala besar, membutuhkan suntikan dana yang sangat besar, jadi wajar saja untuk menarik dana dari berbagai kekuatan besar.Kalau Keluarga Rewind dan Keluarga Basuki ingin bergabung dalam proyek kota baru Sungai Banyuli, bukannya tidak boleh.Ardika tidak akan menjadikan kekuatan-kekuatan ini sebagai pengecualian hanya karena dendam pribadi.Namun, segala sesuatu ada syaratnya.Kalau mereka hanya ingin menghasilkan uang, tidak masalah. Namun, kalau mereka ingin mengacaukan Kota Banyuli, tentu saja tidak boleh.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Sigit dan berkata,

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1571 Vita

    Wanita itu sedikit mengerutkan keningnya, seolah-olah agak tidak senang.Seorang pemuda yang bertubuh tinggi dan tegap di belakang wanita itu melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Sigit dan menegur dengan marah, "Dasar lancang! Kamu hanya perlu menjawab apa yang ditanyakan oleh Bu Vita, kamu nggak berhak bertanya apa pun!"Menghadapi ketua kepala kantor polisi pusat, pemuda itu sama sekali tidak menganggap serius Sigit, bahkan berbicara dengan nada bicara memerintah.Sementara itu, belasan orang pria dan wanita yang berdiri di belakangnya menatap Sigit dengan dingin dan memasang ekspresi arogan.Mereka terlihat seperti sudah terbiasa bersikap seperti itu.Wanita itu melambaikan tangannya tanpa menoleh ke belakang dan berkata dengan acuh tak acuh, "Pak Sigit, 'kan? Namaku Vita Tenggara. Adapun mengenai dari mana asalku, kamu sendiri sudah tahu jelas.""Mulai sekarang, Organisasi Snakei yang akan mengambil alih kasus pembunuhan Haron!"Mendengar ucapannya, kilatan marah bahkan muncu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1572 Menghabisimu dengan Telapak Tanganku

    "Ardika, apa kamu ingin mendesak Bu Vita untuk membunuhmu?"Para pria dan wanita yang berdiri di belakang Vita juga memelototi Ardika dengan marah dan menegur Ardika dengan volume suara tinggi.Bagi mereka, kata-kata yang keluar dari mulut Ardika itu sama saja dengan sengaja mempermalukan orang lain.Ardika sama sekali tidak memedulikan teriakan orang-orang itu. Dia hanya menatap Vita dan berkata dengan tenang, "Sebaiknya kamu jangan menunjukku dengan jarimu, apalagi menyebut kata mati. Dengan mempertimbangkan kamu baru saja kehilangan keluargamu, kali ini aku nggak akan mempermasalahkannya.""Kenapa? Apa kamu sudah takut?"Vita menatap Ardika dengan dingin dan berkata dengan dingin, "Eh, bajingan, kalau membunuhmu seperti ini, malah terlalu memudahkanmu!""Oh? Kalau begitu apa rencanamu? Apa yang ingin kamu lakukan?"Ardika mengangkat alisnya.Vita menatapnya tanpa ekspresi dan berkata, "Ingin aku mengampuni nyawamu untuk sementara waktu? Boleh saja.""Kamu siapkan tempat untuk mengad

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1573 Hak Istimewa Membunuh Orang

    "Bukankah dia seperti katak dalam tempurung?"Sementara itu, mendengar ucapannya, belasan anggota Organisasi Snakei di belakang Vita juga tertawa dingin dan menatap Ardika dengan tatapan seperti sedang menatap orang idiot.Vita sendiri memiliki bakat luar biasa dan telah berlatih bela diri sejak kecil.Setelah bergabung dengan Organisasi Snakei, dia telah melewati berbagai pelatihan keras, kekuatannya telah meningkat dengan signifikan.Bahkan di dalam Organisasi Snakei yang dipenuhi oleh banyak-banyak petarung yang kuat, Vita juga masuk dalam peringkat sepuluh terdepan.Sebaliknya, Ardika?Mereka pernah menonton video pertandingan antara Ardika dan Haron di arena. Ardika bahkan tidak bisa menghadapi tiga jurus dari Haron.Dengan mengandalkan cara curang, Ardika baru bisa membunuh Haron.Dengan kekuatan yang tak seberapa itu, mereka benar-benar tidak mengerti bagaimana Ardika bisa berani memprovokasi Vita.Benar-benar orang yang tidak takut apa-apa karena tidak tahu apa-apa, benar-benar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1574 Pasti Akan Mati

    "Bam!"Siapa sangka, tangan kecil, putih nan mulus Vita itu memiliki kekuatan yang begitu menakutkan.Levin yang berpostur tubuh tinggi dan besar langsung terpental dan terjatuh membentur tanah, bahkan sampai memuntahkan seteguk darah.Hamdi, Sigit dan yang lainnya tersentak, ekspresi mereka tampak masam sekaligus pucat.Sementara itu, anggota Organisasi Snakei di belakang Vita tertawa dingin.Tentu saja mereka tahu jelas kekuatan Vita, berani-beraninya Tuan Muda Keluarga Septio itu berlagak hebat di hadapan Vita. Benar-benar konyol.Vita menarik kembali tangannya, lalu berkata dengan santai, "Tuan Muda Kedua Keluarga Septio? Seorang generasi muda keluarga kaya hanya bisa mengandalkan keluarga sepertimu, ingin menekanku? Kalau Sean yang datang secara pribadi, mungkin masih bisa.""Aku tahu barusan apa yang ingin kamu katakan, juga ada anggota Keluarga Septio yang menjabat di salah satu empat organisasi besar dan menduduki posisi yang tinggi.""Tapi, dengarkan aku baik-baik, nggak ada s

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1575 Hanya Satu Tamparan

    "Memangnya kenapa kalau ada stempel dari otoritas tertinggi tim tempur, administrasi kepolisian, serta Badan Keamanan Nasional?""Izin membunuh orang, ya? Pertama-tama kamu harus memiliki kekuatan untuk membunuhku dulu."Ardika melemparkan tumpukan kertas rongsokan itu ke tanah, lalu melirik Vita dan berkata, "Hanya dengan sedikit kemampuanmu itu, biarpun aku menyerahkan leherku padamu, kamu juga nggak akan bisa membunuhku.""Eh, Ardika, kamu benar-benar cari mati!"Vita berteriak dengan suara melengking, dia benar-benar sudah marah besar.Anggota Organisasi Snakei di belakangnya juga tampak menggertakkan gigi mereka, ingin segera menerjang dan membunuh Ardika.Izin membunuh orang yang dibubuhi stempel dari beberapa otoritas tertinggi negara, tentu saja tidak akan diedarkan secara sembarangan.Biarpun empat organisasi besar, hak istimewa ini juga hanya dimiliki oleh segelintir orang.Hak istimewa ini adalah bentuk apresiasi tertinggi dari sebuah organisasi terhadap anggotanya, mewakili

Latest chapter

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2309 Kakak

    Werdi membungkukkan badannya di hadapan Ardika dengan sopan.Raina dan yang lainnya juga berkata dengan penuh hormat, "Kak Ardika, kamu adalah orang yang berbesar hati, beri kami kesempatan untuk mengungkapkan permintaan maaf kami padamu, ya!""Ibarat nggak kenal maka nggak sayang. Kelak kita adalah teman baik. Kak Ardika, kamu adalah kakak kami!"Menyaksikan pemandangan ini, Futari yang berdiri di samping Ardika pun kebingungan.Dia tahu Werdi dan yang lainnya punya niat jahat, dia sudah mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi mereka yang akan mempersulit kakak iparnya.Namun, siapa sangka mereka benar-benar meminta maaf pada Ardika?Pertunjukan apa yang mereka mainkan ini?"Setelah melakukan kesalahan, tahu mengintrospeksi diri adalah hal yang baik. Aku juga bukan tipe orang yang berpemikiran sempit."Saat ini, Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kalau begitu, kejadian tadi malam sudah berlalu, anggap saja nggak pernah terjadi. Kelak kita semua adalah teman.""Hahaha, Kak Ardika b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2308 Sekolah Bela Diri Sopran

    Sementara itu, di antara sekian banyaknya sekolah bela diri ini, tentu saja yang paling terkenal adalah sekolah bela diri di bawah naungan Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan, Sekolah Bela Diri Sopran. Akan tetapi, sesungguhnya sekolah bela diri ini dikendalikan oleh Keluarga Gozali.Usai memarkirkan mobilnya, saat Ardika berjalan menuju ke Sekolah Bela Diri Sopran bersama Futari, dia melihat ada sebuah bangunan kuno yang dipenuhi gaya Negara Jepara berlokasi di seberang sekolah bela diri."Sekolah Bela Diri Laido!"Sebuah papan yang tergantung di depan pintu, bertuliskan empat kata menggunakan bahasa Negara Nusantara itu membuat Ardika menghentikan langkah kakinya. Dia menyipitkan matanya.Aura membunuh kuat yang biasanya hanya bisa dirasakan oleh Ardika terpancar dari empat kata besar tersebut!Sekolah Bela Diri Laido ini merupakan sekolah bela diri yang pasti bisa menempati peringkat tiga besar di antara sekian banyaknya sekolah bela diri di Negara Jepara. Banyak ahli bela di

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2307 Masalah Sudah Datang

    Walaupun Ardika tidak memiliki kesan baik terhadap Tuan Besar Keluarga Liwanto ini, tetapi karena ini menyangkut hal besar ibu mertuanya, dia hanya mengangguk."Baiklah, saat senggang nanti aku akan pergi memilihkan hadiah untuk beliau. Futari, kamu juga bantu beri aku referensi, ya."Futari mengangguk dengan patuh.Tepat pada saat ini, ponselnya berdering."Raina menelepon lagi."Melihat nama yang berkedip di layar ponselnya, Futari langsung mengerutkan hidungnya.Dia sama sekali tidak ingin menerima panggilan telepon dari Raina.Namun, setelah Futari menolak panggilan telepon tersebut, Raina kembali meneleponnya, membombardirnya dengan panggilan telepon berturut-turut.Dengan sorot mata agak dingin, Ardika berkata, "Kalau nggak, kamu jawab aja teleponnya. Mari kita lihat apa yang ingin dikatakan oleh wanita itu."Kalau wanita itu ingin mencari masalah dengan Futari, itu artinya pelajaran yang diberikannya pada wanita itu malam sebelumnya masih belum cukup.Mendengar ucapan kakak ipar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2306 Pesona Pria Tampan

    Ardika menepuk dahi adik sepupunya itu, lalu berkata, "Eh, sudah, sudah. Kencan pagi-pagi buta? Apa yang kamu pikirkan?""Siapa tahu? Mungkin saja kamu takut kalau malam hari tiba, Kak Luna tiba-tiba memeriksa keberadaanmu."Dengan memasang ekspresi arogan, Futari berkata, "Intinya, aku harus menggantikan Kak Luna untuk mengawasimu!""Satu hal lagi, sebenarnya ada apa di antara kamu dengan Nona Rosa?""Pagi hari ini Raina mengirimkan pesan untuk menakut-nakutiku! Dia bilang sekarang rumor mengenai tadi malam kamu menghabiskan malam bersama Nona Rosa sudah tersebar di kalangan kelas atas ibu kota provinsi. Setelah Jerfis, salah satu dari tujuh tuan muda ibu kota provinsi itu kembali, pasti akan mencari perhitungan denganmu!"Ardika berkata dengan tidak berdaya, "Bukankah kamu tahu tadi malam aku berada di mana?""Tentu saja aku tahu Kak Ardika berada di rumah bersamaku, tapi orang lain nggak tahu."Futari mendecakkan lidahnya dan berkata, "Apalagi tadi malam kamu meminta Nona Rosa untuk

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status