Share

Bab 1414 Syukurin

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-03 18:00:00
Hotel Blazar adalah sebuah hotel besar, tentu saja tersedia mesin cetak dan fotokopi.

Tak lama kemudian, bos hotel kembali dengan membawa setumpuk kertas tebal.

"Nah, lihatlah."

Ardika langsung mengambil setumpuk kertas tersebut dan melemparkannya ke arah mereka.

Dalam sekejap, tumpukan kertas itu tampak seperti hujan yang turun, masing-masing terjatuh ke lantai, ke atas meja makan.

Tentu saja, foto-foto yang dicetak ini berwarna sesuai permintaan Ardika.

Di antara foto-foto tersebut, ada Herdun yang terduduk lemas dalam muntahan sendiri sambil memutar mata, tampak tidak berdaya.

Selain itu, juga ada Arisa yang tergantung di atas tubuh seorang anak buah Ardius dalam posisi yang eksotis.

Tentu saja, juga ada Ardius yang dalam posisi terduduk di atas meja makan sambil muntah-muntah, buang air kecil serta buang air besar. Dia terlihat seperti seekor anjing mati.

...

Singkat kata, semalam berbagai pose jelek sekelompok orang itu telah tertangkap kamera.

Di bawah pengaruh alkohol yang berle
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1415 Apakah Kamu Berani Menyentuhku

    "Kami hanyalah orang biasa. Eh, Ardika, memangnya kenapa kalau kamu bisa mengalahkan kami? Para pengawal Tuan Muda Ardius ini adalah elite di antara elite. Hanya dengan satu jari saja, mereka sudah bisa menghabisimu!""Benar-benar katak dalam tempurung! Hanya dengan mengalahkan beberapa orang biasa saja, kamu sudah beranggapan dirimu nggak terkalahkan di dunia ini!"Beberapa orang lainnya yang dihajar oleh Ardika juga melontarkan kata-kata ejekan pada Ardika."Sudah, sudah."Ardius melambaikan tangannya, lalu menatap Ardika dengan sorot mata dingin dan berkata, "Eh, Ardika, kalau kamu merasa dengan cara seperti ini kamu bisa mengulur waktu, menunggu kedatangan pihak kepolisian, kamu salah besar.""Biarpun pihak kepolisian datang, mereka juga nggak bisa menghentikanku!""Selama kita yang terlibat, nggak ada orang lain yang mengetahui kejadian semalam.""Jadi, kamu harus tutup mulutmu! Istrimu dan adik iparmu juga nggak akan bisa lolos!""Kalian semua harus menanggung api amarahku!"Ardi

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1416 Benar-Benar Berani Menyerang

    "Huu ... huu ...."Wajah Ardius ditekan dengan keras oleh Ardika di atas meja. Dia tidak bisa menahan rasa sakit yang menjalar di wajahnya. Dia ingin berteriak dengan keras, tetapi pada akhirnya dia mendapati teriakannya terdengar seperti suara isakan yang tertahan di dalam tenggorokannya."Aku baru pertama kali mendengar permintaan seaneh ini."Ardika berkata dengan ekspresi dingin, "Atas dasar apa kamu begitu percaya diri, beranggapan aku nggak berani menyerangmu?""Kamu bahkan bilang kalau aku nggak menyerangmu, kamu akan menargetkan istriku, adik iparku, serta ayah dan ibu mertuaku?""Jelas-jelas kamu sedang memohon padaku untuk menyerangmu, menurutmu apakah mungkin aku nggak memenuhi keinginanmu?"Saat berbicara, Ardika langsung menarik kepala Ardius, lalu mengambil rokok yang telah dihisap setengah oleh pria itu dan langsung memasukkan bagian puntung rokok yang panas ke dalam mulut pria itu secara paksa."Ahhh ...."Panas yang membara menyelimuti lidah Ardius, bahkan asap dari ro

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1417 Membiarkan Kalian Memanggil Bantuan

    Ruang pribadi dipenuhi dengan suara teriakan histeris. Semua orang kembali tercengang melihat kekuatan luar biasa yang ditunjukkan oleh Ardika.'Ya Tuhan, bahkan para pengawal juga nggak bisa menghadapi bocah itu!'Saat ini, Herdun dan yang lainnya baru mengerti. Semalam, saat Ardika menghajar mereka, memang benar-benar sudah berbelas kasihan pada mereka."Ardika, apa yang ingin kamu lakukan? Jangan mendekat!"Saat ini, Herdun tiba-tiba berteriak dengan keras, suaranya diwarnai dengan ketakutan.Karena dia mendapati sorot mata Ardika tiba-tiba terpaku pada dirinya."Bam!"Ardika melangkah maju, lalu langsung membuat Herdun yang memiliki tubuh tinggi tegap itu terjatuh ke lantai."Menurutmu, apa yang ingin kulakukan? Selain Ardius, kamu yang paling arogan."Herdun yang terduduk di lantai, menutupi wajahnya sambil menatap Ardika dengan tatapan ketakutan.Namun, sorot matanya tetap saja mengekspos pemikirannya yang sesungguhnya. Dia enggan tunduk begitu saja.Dia berkata dengan suara dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1418 Konflik Makin Memanas

    "Ayo, kita pergi. Kamu nggak perlu memedulikan hal-hal lain, sekarang hal yang perlu kamu lakukan adalah menemaniku makan."Ardika menggandeng tangan Luna. Di bawah arahan dari bos hotel, mereka langsung pergi ke sebuah ruang pribadi di lantai atas. Biasanya mereka makan di restoran lantai satu.Namun, karena Ardius dan lainnya pasti akan terus menerus memanggil bantuan, dia tidak ingin Luna menyaksikan pemandangan seperti itu.Siapa sangka, setelah dia dan Luna selesai makan, Ardius dan yang lainnya masih belum memanggil bantuan."Sayang, kamu pulang saja, istirahat di rumah."Ardika meminta staf Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk mengantar Luna pulang. Selain itu, dia juga menghubungi Levin, meminta Levin untuk mengirim orang melindungi istrinya sepanjang jalan.Namun, mereka hanya perlu memastikan istrinya aman sampai di luar Kompleks Vila Bumantara saja.Tidak ada orang yang berani menerobos masuk ke dalam Kompleks Vila Bumantara untuk menargetkan Luna.Futari, ayah dan ibu mertuan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-04
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1419 Seorang Pria Sejati Seharusnya Seperti Ini

    Levin benar-benar tidak bisa berkata-kata lagi.Kalau bukan karena Ardika bisa menundukkan Keluarga Septio Provinsi Aste, dia pasti sudah bertanya-tanya dari mana kepercayaan diri Ardika, sampai-sampai bisa mengucapkan kata-kata seperti itu."Naiklah ke atas, jagalah Asosiasi Dagang Kota Banyuli dengan baik."Ardika melambaikan tangannya."Kak Ardika, kamu tinggal di sini sendirian?"Levin langsung tercengang. "Mungkin mereka akan memanggil banyak orang kemari ....""Nggak peduli seberapa banyak orang yang datang, mereka tetap saja lemah." Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Kamu bawa anggotamu, jaga asosiasi baik-baik. Jangan biarkan mereka membuat keributan di atas."Dia mewaspadai Ardius yang tak bisa bersikap logis itu akan menghancurkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli untuk melampiaskan amarahnya."Oke!"Levin menangkupkan tangannya, lalu berbalik dan masuk ke dalam lift.Saat ini, di jalan utama di luar Hotel Blazar, sudah dipenuhi dengan rombongan mobil mewah yang berjumlah mende

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1420 Tidak Ada Artinya Bagiku

    "Syuu!"Ratusan pasang mata langsung tertuju pada Ardika dengan serempak.Gelombang tekanan yang tak terlihat seperti menyapu ke arah Ardika.Kalau dibandingkan dengan Ardika yang berdiri sendirian di sana, kesenjangan antara kedua belah pihak sangatlah besar.Situasi saat ini bagaikan setetes air akan menghadapi gelombang air yang dahsyat, tampak sangat kasihan dan tidak berdaya.Kalau pemandangan ini diabadikan dengan kamera ponsel, sebuah sensasi tidak berdaya pasti akan menyelimuti layar.Banyak di antara ratusan orang itu yang menunjukkan ekspresi mempermainkan, mereka bahkan mengagumi pertahanan mental pria yang berdiri sendirian itu.Menghadapi sorot mata tajam ratusan orang sendirian, tetapi orang itu masih bisa berdiri dengan tegak."Ardius, apa otakmu sudah rusak? Kamu sedang membuat pertunjukan di sini?" Ardika mendongak, menatap lawan bicaranya dengan sorot mata seperti menatap idiot.Suasana di tempat parkir bawah tanah langsung hening seketika.Siapa sangka di bawah tatap

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1421 Permintaan yang Aneh Lagi

    Ardius tertawa dan berkata, "Ardika, hanya dengan mengucapkan beberapa kalimat saja, kamu sudah bisa menyulut amarah tiga ratus orang sobatku. Kamu benar-benar ahli dalam memanas-manasi situasi.""Tapi, apakah kamu pernah memikirkan konsekuensi dari tindakanmu itu?""Oh ya, jangan berlagak hebat di hadapanku dengan mengatakan kamu bisa mengalahkan tiga ratus orang seorang diri.""Padahal kebenarannya adalah, setelah mengetahui orang yang kamu singgung adalah aku, orang-orang yang kamu panggil kemari mengingkari janji mereka, bahkan istrimu juga nggak bersedia menemanimu menanggung konsekuensinya.""Kamu sudah dicampakkan oleh keluarga dan teman-temanmu, menjadi seorang diri.""Saat ini, kamu hanya sedang berusaha bertahan, bukan?"Ini adalah alasan mengapa begitu Ardius datang dan melihat Ardika seorang diri, dia hanya tertegun sejenak tanpa berpikir banyak.Karena itulah, di matanya situasi yang seharusnya di mana kedua belah pihak memanggil bala bantuan masing-masing, lalu terlibat d

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1422 Tujuan Sebenarnya

    Ardika menatap Ardius sambil tersenyum tipis. Akhirnya, dia mengungkapkan tujuannya yang sebenarnya.Dia hanya tertarik pada Wirhan.Karena cepat atau lambat dia akan berhadapan dengan Wirhan, jadi sebaiknya dia meminta Ardius untuk memanggil kakak sepupunya itu ke sini sekarang.Ardius berkata dengan dingin, "Ardika, sebaiknya kamu hanya sedang bercanda.""Eh? Aku serius."Ardika berkata dengan acuh tak acuh, "Jujur saja, kalau aku benar-benar mematahkan lengan dan kaki tiga ratus orang termasuk kamu, hari ini departemen ortopedi semua rumah sakit Kota Banyuli pasti akan penuh dengan pasien.""Aku adalah tipe orang yang nggak suka menonjolkan diri. Aku nggak ingin membesar-besarkan masalah, aku juga nggak ingin terlihat brutal dan kejam.""Kalau kamu memanggil kakak sepupumu itu ke sini, situasinya berbeda. Aku hanya perlu mematahkan kakinya saja. Hanya dia seorang.""Ardius, aku berbicara panjang lebar seperti ini juga demi kebaikanmu sendiri.""Kalau biaya pengobatan satu orang diba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1819 Menikah dengan Orang Mati

    "Apa kalian mengira hanya dengan adanya Ardika si bajingan itu mendukung kalian, kalian sudah berani memprovokasi Keluarga Dougli ...."Sambil berteriak dengan keras, beberapa orang pembunuh dunia preman Keluarga Dougli tersebut sudah melangkah maju, berencana untuk menyerang saat itu juga."Mundur!"Namun, tepat pada saat ini, Tridon tiba-tiba berteriak menghentikan mereka."Tuan Tridon ...."Seorang tokoh hebat dunia preman menunjukkan ekspresi tidak terima.Namun, dia tetap tidak mengutarakan kata-kata yang sudah sampai di ujung lidahnya itu.Musa yang berada di belakang Tridon, tiba-tiba maju dan memukuli dada orang tersebut dengan telapak tangannya."Plak!"Sebenarnya, tokoh hebat dunia preman itu juga merupakan seorang ahli bela diri yang andal, tetapi saat ini dia bahkan tidak sempat bereaksi.Sambil memuntahkan darah, tubuhnya terpental, menghantam tanah dengan keras. Kemudian, tubuhnya berkedut sejenak, lalu dia langsung tewas di tempat.Saat ini, suasana menjadi sangat hening

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1818 Benci Sekaligus Takut

    Begitu Desta selesai berbicara, suasana seperti membeku sesaat.Kemudian, terdengar teriakan penuh amarah orang-orang Keluarga Dougli."Keluarga Unima, kalian sedang cari mati!""Di mana Ardika? Suruh dia keluar! Aku akan menghabisinya!"" ... "Bahkan orang-orang seperti Olin dan Danu yang sudah lama berlatih untuk mengendalikan emosi mereka, sosok Duta Perbatasan yang selalu tenang dan tidak menunjukkan gejolak emosi mereka, saat ini api amarah juga tampak membara di mata mereka. Mereka bahkan menggertakkan gigi mereka dengan kesal.Apa yang dimaksud dengan memberikan peti mati ini untuk digunakan oleh Tridon, adalah sebuah bentuk meninggikan diri Tridon?Selain itu, Tridon bahkan disuruh untuk berbaring di dalam dengan patuh dan mengubur diri sendiri?Walaupun tidak ada yang beranggapan Ardika memiliki kekuatan seperti ini.Apalagi memahami dari mana sumber kepercayaan Ardika untuk mengucapkan kata-kata seperti ini.Namun, biarpun kata-kata ini hanya sekadar omong kosong belaka, tet

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1817 Untuk Tuan Tridon

    Karena di tengah-tengah kerumunan orang-orang tersebut, ada delapan belas orang pria yang mengangkat sebuah peti mati raksasa.Apa yang sedang mereka lakukan?Memprovokasi?Tepat pada saat semua orang sedang bertanya-tanya, Tridon yang berdiri di depan aula duka berkata dengan dingin, "Keluarga Unima, Keluarga Yendia, Keluarga Remax, kalian sudah terlambat.""Tapi, dengan mempertimbangkan kalian telah bersusah payah membawakan sebuah peti mati berkualitas bagus untuk muridku, aku bisa mengampuni nyawa kalian.""Sekarang, kemarilah dan berlututlah, bersujud menyesali perbuatan kalian."Kemarin Tridon sudah tahu Keluarga Unima, Keluarga Yendia dan Keluarga Remax mencarikan sebuah peti mati berkualitas bagus.Karena itulah, dia tidak berpikir banyak. Dia hanya mengira tiga keluarga ini datang terlambat demi mengantarkan peti mati.Biarpun demikian, dia juga harus membuat orang-orang ini bersujud, menyesali perbuatan mereka di hadapan banyak orang.Bukan karena alasan lain, melainkan karen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1816 Terlambat

    "Ini adalah pernyataan yang kusampaikan dengan mewakili Keluarga Dougli Galea dan mewakili cabang Keluarga Dougli yang tersebar di seluruh wilayah Negara Nusantara!""Kalau Kediaman Wali Kota Banyuli menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Wali Kota Banyuli!""Kalau Kediaman Kodam Provinsi Denpapan menghalangiku, aku akan menghancurkan Kediaman Kodam Provinsi Denpapan!"Mendengar ucapan yang disertai dengan niat membunuh yang kuat sekaligus mengintimidasi itu, semua orang terkejut.Kalau Kediaman Wali Kota menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Wali Kota.Kalau Kediaman Kodam menghalanginya, dia akan menghancurkan Kediaman Kodam.Di seluruh kota ini, siapa yang berani melontarkan kata-kata seperti itu di depan umum?Hanya Tridon seorang yang berani melakukannya.Saat ini, bahkan Olin dan Danu, yang merupakan kodam tingkat provinsi pun, menatap Tridon dengan sorot mata agresif.Mereka menduduki posisi itu, tentu saja mereka tahu jelas Kediaman Kodam sebuah provinsi mewak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1815 Menuntut Keadilan

    Di antara kerumunan orang-orang yang datang untuk memberi penghormatan terakhir, mereka mulai berbisik-bisik satu sama lain.Kekuatan yang ditunjukkan oleh Keluarga Dougli kali ini, membuat banyak orang menggigil ketakutan.Sebelumnya, bagi mereka Keluarga Dougli luar negeri hanyalah sebuah keluarga bangsawan Galea.Walaupun memiliki kedudukan yang sangat terhormat, tetapi bagaimanapun juga fondasi mereka tidak berada di Negara Nusantara, masih sangat jauh dari sini.Kekuatan mengintimidasi Keluarga Dougli tetap jauh lebih lemah dibandingkan keluarga-keluarga besar lokal.Namun, sekarang, mereka baru menyadari mereka sudah salah.Salah besar!Begitu Tridon memberi instruksi, ratusan cabang Keluarga Dougli di Negara Nusantara langsung bergabung. Dalam sekejap, mereka membentuk sebuah kekuatan yang sangat menakutkan.Dengan kekuatan sebesar ini, mereka mungkin bisa mengalahkan beberapa keluarga besar dengan mudah.Menggunakan kekuatan sebesar ini untuk menghadapi Ardika?Biarpun orang in

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1814 Acara Pemakaman Dimulai

    Hamdi dan Lukmi tahu pengaturan Ardika, karena itulah mereka sangat memercayainya.Namun, pengaturan-pengaturan ini bersifat rahasia, tidak bisa diungkapkan kepada publik, itulah sebabnya ada banyak orang yang masih tetap memantau apakah Ardika bisa bertahan hidup atau tidak.Mereka juga merasa bersedih untuk Ardika.Namun, Ardika tetap tenang, dia berkata dengan tenang, "Selama aku menjabat sebagai wali kota sementara ini, aku melakukan segala sesuatu dengan jujur. Adapun mengenai acara perpisahan, baik ramai maupun sepi, aku nggak peduli.""Lanjutkan saja.""Selesai acara ini, aku masih ada urusan lain."...Dibandingkan dengan acara perpisahan yang sangat sepi ini, saat ini di depan Vila Pelarum, yang berlokasi sepuluh kilometer dari tempat ini, jauh lebih ramai.Di danau yang berlokasi di depan Vila Pelarum, didirikan aula duka yang sangat mewah.Melodi musik sedih di putar di lokasi tersebut, puluhan orang pendeta tampak sedang melakukan upacara berdoa di sekeliling aula duka ters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1813 Acara Perpisahan yang Sepi

    Ini sangat wajar.Negara Nusantara sekarang sudah berbeda dengan Negara Nusantara yang dulu, bukannya hanya dengan satu kalimat dari departemen luar negeri negara asing saja, Negara Nusantara akan menanggapinya dengan serius.Sering kali, pihak Negara Nusantara akan secara otomatis mengabaikan ucapan-ucapan tak masuk kala orang asing, menganggapnya sebagai suara anjing menggonggong.Jadi, mengapa kabinet meminta Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk berpura-pura tidak melihat?Apa yang terjadi?Tridon juga tidak mengerti mengapa bisa menjadi seperti ini.'Mungkin kabinet sengaja nggak memberi jawaban langsung, karena nggak ingin orang lain memegang kelemahannya. Tapi setelahnya, malah berpesan pada Kediaman Kodam Provinsi Denpapan untuk membiarkanku bertindak sesuka hatiku ....'Inilah yang ada dalam benak Tridon. Dalam sekejap, seulas senyum liar menghiasi wajahnya."Sepertinya, kali ini semuanya berpihak padaku. Ardika, si bajingan itu sudah pasti akan mati kali ini."Tridon beranja

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1812 Berpura-Pura Tidak Melihat

    Tridon melirik seratus orang di hadapannya itu, samar-samar seulas senyum menghiasi wajahnya.Orang-orang yang berjumlah mendekati seratus orang itu adalah perwakilan yang dikirimkan oleh cabang Keluarga Dougli di berbagai wilayah di Negara Nusantara kemari kali ini.Setiap orang ini mewakili kekuatan yang luar biasa.Ada yang berasal dari dunia pemerintahan, ada yang berasal dari dunia preman, ada pula yang berasal dari tim tempur.Dengan adanya kekuatan sebesar ini yang bisa dia gerakkan sesuka hatinya, apa lagi yang tidak bisa dia lakukan di Negara Nusantara?"Kak Olin, Kak Danu, akhirnya kalian pulang juga!"Tepat pada saat ini, terdengar suara anggota Keluarga Dougli.Dalam sekejap, orang-orang yang berasal dari cabang Keluarga Dougli yang mendekati seratus orang itu, langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah pintu. Beberapa orang yang tadinya sedang duduk, juga segera berdiri.Di antara para perwakilan yang dikirim oleh Keluarga Dougli dari berbagai wilayah, tidak perlu dirag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1811 Setelah Besok Berlalu Baru Kita Bicarakan Lagi

    Jigo adalah salah satu dari lima tetua kabinet Negara Nusantara.Kabinet sendiri mengurus segala urusan politik dalam negeri Negara Nusantara.Di antara peringkat pemegang kekuasaan di Negara Nusantara, tidak perlu diragukan lagi organisasi ini menempati peringkat pertama.Memiliki level yang lebih tinggi dibandingkan tim tempur, departemen hukum dan organisasi-organisasi lainnya.Jadi, lima tetua kabinet tentu saja merupakan lima orang pemegang kekuasaan paling tinggi di Negara Nusantara."Pak Jigo, ada yang bisa kubantu? Silakan katakan saja ... baik, baik ... aku mengerti!"Setelah panggilan telepon itu berakhir, ekspresi terkejut masih menghiasi wajah Helios. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun.Melihat reaksinya, sorot mata terkejut juga tampak jelas di mata Olin dan Danu, tidak tahu apa yang telah dibicarakan oleh Pak Jigo dalam panggilan telepon tadi."Kak Helios, Pak Jigo memberi instruksi apa?"Danu mengajukan pertanyaan itu dengan penasaran. Setelah mengajukan pertanyaan i

DMCA.com Protection Status