Seperti seekor anjing mati, Huris diseret ke arah helikopter, seutas tali sudah dipersiapkan sejak awal.Tanpa butuh waktu lama, semua pakaiannya sudah dilepaskan, hanya menyisakan celana dalam. Kedua tangannya diikat di atas tali.Setelah persiapan selesai, helikopter pun mulai mengudara. Tak lama kemudian, helikopter sudah mencapai ketinggian tertentu dan terbang menuju ke pusat Kota Banyuli.Tanpa butuh waktu lama, Kota Banyuli kembali gempar.Sudah ada banyak orang yang melihat seorang pemuda tak berpakaian, digantung di atas helikopter dan terbang mengelilingi Kota Banyuli.Sekitar lebih dari dua puluh menit kemudian, helikopter sudah kembali ke Vila Hundo."Kak Ardika, aku merasa dua puluhan tahun yang kulewati sebelumnya benar-benar sia-sia saja. Dulu, aku hanya tahu menghajar orang, sama sekali nggak terlintas di benakku cara bermain yang menyenangkan seperti ini."Levin menyeret Huris kembali, ekspresinya menunjukkan seolah-olah dia masih belum puas bersenang-senang.Ardika be
Setelah meninggalkan Vila Hundo, Ardika langsung pulang ke rumah."Sayang!"Luna sedang diliputi perasaan cemas, dia bahkan tidak berselera makan.Begitu melihat sosok bayangan Ardika, dia segera bangkit untuk menyambut kepulangan suaminya. Ekspresi cemas di wajahnya juga langsung menghilang tanpa meninggalkan jejak."Bagaimana masalah itu?""Kamu nggak terluka, 'kan? Coba kulihat."Melihat putrinya segera menghampiri Ardika dan melontarkan pertanyaan penuh perhatian pada Ardika seolah-olah Ardika adalah harta karun yang sangat berharga, saking irinya Desi mendecakkan lidahnya. Secara naluriah, dia membuka mulutnya, ingin memarahi Ardika beberapa patah kata.Namun, pada akhirnya kata-kata itu tidak bisa keluar dari mulutnya.Dengan mempertimbangkan saat berada di Starindum, Ardika telah maju untuk membelanya, kali ini dia tidak akan memarahi menantunya."Jelas-jelas bertemu sepanjang hari, tapi masih saja mengumbar kemesraan seperti itu! Cepat makan, kalau nggak akan kubuang semuanya!"
"Baik, Pak Ardika, aku pasti akan membersihkan ruanganmu dengan sangat teliti. Aku jamin akan memberimu sebuah lingkungan kerja yang nyaman."Jane menahan dirinya untuk tidak melayangkan satu tamparan ke arah Ardika. Dia membungkukkan badannya dengan patuh, lalu berbalik dan pergi.Melihat reaksi wanita itu, Ardika hanya tersenyum.Kepribadian wanita itu sama seperti Tina, yaitu angkuh setengah mati.Walaupun kelihatan sudah tunduk dari luar, tetapi sesungguhnya dalam lubuk hatinya, dia tidak terima.Karena itulah, tadi wanita itu sengaja menjebaknya.Tapi, itu bukanlah masalah baginya. Ardika yakin bisa menundukkan wanita itu.Kalau menundukkan seorang wanita bawahannya saja dia tidak mampu, maka sia-sia saja kehidupan yang telah dijalaninya selama ini."Sayang, aku pergi mandi dulu, ya."Malam harinya, Ardika menarik Luna ke dalam kamar dengan senang."Nggak perlu, malam ini kamu tidur di kamar sebelah!"Kekesalan Luna sebelumnya masih belum mereda. Selesai berbicara, dia langsung me
"Nggak."Jane menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku mengatakan ingin bertemu dengan Hadiman, tapi setelah memberikan laporan pada Hadiman, orang-orang Hongkem mengatakan Hadiman nggak ingin bertemu denganku. Pak Ardika, apakah karena sebelumnya aku telah menolak untuk berinvestasi pada Hongkem, sudah menyinggung Hadiman?""Seharusnya nggak sampai segitunya juga. Hadiman bukanlah orang pendendam seperti itu."Ardika mengeluarkan ponselnya dan berkata, "Aku akan menelepon Hadiman dan bertanya padanya apa yang terjadi sebenarnya."Namun, ponsel Hadiman tidak aktif.Ardika juga mencoba untuk menghubungi Revina, tetapi ponsel gadis itu juga tidak aktif.Pada akhirnya, Ardika berhasil menghubungi seorang petinggi Hongkem yang bernama Sendo Tandaka.Sebelumnya, petinggi perusahaan yang satu ini cukup dipercaya oleh Hadiman. Sebelumnya saat Ardika pergi menemui Hadiman beberapa kali, dia selalu berada di sisi Hadiman, juga bersikap sangat hormat pada Ardika.Setelah panggilan telepon terhu
Kediaman Keluarga Rewind."Klito, apa maksud kalian?! Situasi Hongkem baru saja membaik, tapi kamu malah memainkan permainan seperti ini! Apa kamu nggak takut informasi ini tersebar luas dan situasi Hongkem kembali memburuk?!"Dengan ekspresi masam, Hadiman menatap Keluarga Rewind yang dipimpin oleh kakak lelakinya, yaitu Klito Rewind.Di belakangnya, Revina dan anggota keluarganya yang lain juga memelototi Klito dan yang lainnya dengan marah.Hongkem adalah bisnis Keluarga Rewind, tentu saja tidak bisa terhindar dari masalah-masalah dan permainan-permainan curang seperti ini.Sejak Hongkem dibangun oleh Hadiman hingga sekarang, Klito dan yang lainnya memang sudah sering menimbulkan masalah untuknya.Hanya saja, Hadiman sangat berwibawa di Hongkem, juga memiliki aura seorang pebisnis yang menonjol.Semua pihak distributor sangat mengagumi kemampuannya dan berhubungan baik dengannya.Sepuluh tahun yang lalu, Hongkem juga pernah goyang sekali.Kala itu, Klito dan yang lainnya bekerja sam
Sebelumnya, Klito sendiri juga pasti akan ketakutan setengah mati, sampai-sampai kedua kakinya terasa lemas ketika merasakan aura mengintimidasi adiknya itu.Namun, hari ini, dia malah berdiri dengan tegak sambil membusungkan dadanya dan berkata dengan nada arogan, "Hadiman, jangan menuduhku sembarangan. Kali ini aku nggak bersekongkol dengan orang luar.""Sebaliknya, kamu telah dikelabui oleh seorang menantu benalu, sampai-sampai menyerahkan strategi bisnis Hongkem padanya.""Kamu sendiri yang nggak mempertimbangkan Hongkem dan Keluarga Rewind.""Sebagai seorang kakak, kalau aku nggak maju untuk menghentikanmu, mungkin saja kamu akan menjual seluruh Keluarga Rewind pada orang luar!"Nada bicara Klito sangat tegas dan tajam.Melihat Klito menunjukkan kepercayaan diri seperti itu, hati Hadiman mencelus. Dia berkata dengan dingin, "Klito, sebenarnya siapa yang mendukungmu?!""Kamu ingin tahu siapa yang mendukungku? Oke, kalau begitu, aku akan mempersilakannya keluar!"Saat berbicara, Kli
Sorot mata dingin Wirhan itu membuat hati Hadiman seolah terguncang.Untuk sesaat, dia merasakan dirinya seperti sudah dilirik seekor binatang buas yang ganas!Di belakang Wirhan, seorang pria yang tampak jelas adalah pengawal juga langsung melangkah maju selangkah.Sorot mata sedingin es bagaikan bilah pisau itu langsung menusuk Hadiman, membuat dirinya kian merinding.Saat masih muda, Hadiman pernah ikut berperang.Dia tahu jelas pria itu pasti sudah pernah melakukan pembunuhan!Tepat pada saat ini, Klito menegur dengan marah, "Hadiman, dasar lancang! Berani-beraninya kamu mempertanyakan keputusan Paman! Tindakanmu ini sama saja dengan menentang tetua!""Aku ... aku akan menuruti ucapan Paman ...."Hadiman hanya bisa menundukkan kepalanya dengan sedih.Dengan mempertimbangkan keselamatan keluarganya, dia tidak berani melakukan perlawanan lebih lanjut lagi.Seulas senyum mengembang di wajah Wirhan setelah mendengar ucapan Hadiman. Kemudian, saat pandangannya tertuju pada Revina, sorot
Ucapan santai Wirhan membuat hati Hadiman dan Revina mencelus.Sementara itu, Nancy, Nilma dan yang lainnya yang sebelumnya masih menunjukkan ekspresi iri, kini menunjukkan ekspresi senang seakan-akan baru terhindar dari bencana.Tadi, mereka mengira Revina akan menikah dengan anggota keluarga kaya terkemuka dan kedudukannya naik secara signifikan.Namun, siapa sangka, hehe ....Benar, Revina memang akan menikah dengan anggota keluarga kaya terkemuka.Keluarga Basuki merupakan salah satu dari empat keluarga besar Kota Gamiga, memang merupakan keluarga kaya terkemuka.Namun ....Pria yang akan menikahi Revina adalah seorang anak haram, berusia empat puluh tahun, pernah menikah, serta dipandang rendah ....Kalau semua "kata kunci" itu digabungkan menjadi satu.Sepertinya juga tidak ada yang perlu dikagumi dari Revina yang akan dimasukkan ke dalam silsilah keluarga inti Keluarga Rewind.Karena siapa pun bisa melihat dengan jelas bahwa mengatur sebuah pernikahan seperti ini untuk Revina, h
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d