Sorot mata dingin Wirhan itu membuat hati Hadiman seolah terguncang.Untuk sesaat, dia merasakan dirinya seperti sudah dilirik seekor binatang buas yang ganas!Di belakang Wirhan, seorang pria yang tampak jelas adalah pengawal juga langsung melangkah maju selangkah.Sorot mata sedingin es bagaikan bilah pisau itu langsung menusuk Hadiman, membuat dirinya kian merinding.Saat masih muda, Hadiman pernah ikut berperang.Dia tahu jelas pria itu pasti sudah pernah melakukan pembunuhan!Tepat pada saat ini, Klito menegur dengan marah, "Hadiman, dasar lancang! Berani-beraninya kamu mempertanyakan keputusan Paman! Tindakanmu ini sama saja dengan menentang tetua!""Aku ... aku akan menuruti ucapan Paman ...."Hadiman hanya bisa menundukkan kepalanya dengan sedih.Dengan mempertimbangkan keselamatan keluarganya, dia tidak berani melakukan perlawanan lebih lanjut lagi.Seulas senyum mengembang di wajah Wirhan setelah mendengar ucapan Hadiman. Kemudian, saat pandangannya tertuju pada Revina, sorot
Ucapan santai Wirhan membuat hati Hadiman dan Revina mencelus.Sementara itu, Nancy, Nilma dan yang lainnya yang sebelumnya masih menunjukkan ekspresi iri, kini menunjukkan ekspresi senang seakan-akan baru terhindar dari bencana.Tadi, mereka mengira Revina akan menikah dengan anggota keluarga kaya terkemuka dan kedudukannya naik secara signifikan.Namun, siapa sangka, hehe ....Benar, Revina memang akan menikah dengan anggota keluarga kaya terkemuka.Keluarga Basuki merupakan salah satu dari empat keluarga besar Kota Gamiga, memang merupakan keluarga kaya terkemuka.Namun ....Pria yang akan menikahi Revina adalah seorang anak haram, berusia empat puluh tahun, pernah menikah, serta dipandang rendah ....Kalau semua "kata kunci" itu digabungkan menjadi satu.Sepertinya juga tidak ada yang perlu dikagumi dari Revina yang akan dimasukkan ke dalam silsilah keluarga inti Keluarga Rewind.Karena siapa pun bisa melihat dengan jelas bahwa mengatur sebuah pernikahan seperti ini untuk Revina, h
"Baik, Paman!"Klito segera mengiakan dengan senang dan penuh semangat.Dia mengerti maksud Wirhan, yaitu mengurung Hadiman dan Revina secara halus.Mengekang kebebasan mereka untuk berinteraksi dengan dunia luar, agar tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu.Dengan kata lain, Hadiman sekeluarga sudah tidak mungkin bisa membalikkan keadaan lagi.Mulai hari ini, Hongkem sudah menjadi milik Klito dan yang lainnya!Namun, setelah menenangkan dirinya, Klito mencuri pandang ke arah Wirhan, tetapi dia segera mengalihkan pandangannya dari arah pemuda itu.Sosok paman muda dari Keluarga Rewind Kota Gamiga itu baru tiba di Kota Banyuli dua puluh empat jam yang lalu, tetapi pemuda itu sudah bisa menguasai Hongkem dengan cepat dan menyingkirkan Hadiman sekeluarga.Dalam lubuk hati Klito, perasaan takut menyelimuti hatinya.Dia mengerti.Pemuda itu juga bisa menentukan takdir keluarganya dengan mudah!Tepat pada saat ini, Wirhan berkata dengan santai, "Klito, aku nggak akan terlalu banyak ikut
Ardika sama sekali tidak tahu Hadiman dan Revina telah dikurung secara halus oleh Keluarga Rewind, benar-benar sudah putus hubungan dengan dunia luar.Kalau tidak, dia tidak akan diam saja."Lanjutkan pengawasan kalian. Kalau ada informasi lain, segera beri tahu aku."Setelah memberi instruksi itu pada Jane, dia segera bangkit dan meninggalkan Perusahaan Investasi Gilra.Penyelesaian sisa urusan penanggulangan bencana sedang berlangsung dengan terstruktur. Itulah yang dia ketahui setelah mengelilingi Kediaman Wali Kota satu putaran.Hamdi dan Lukmi cukup berkemampuan, mereka berdua menyelesaikan tugas mereka dengan baik.Selesai melaporkan pekerjaan mereka, Hamdi berkata, "Tuan Ardika, apakah Tuan ada memperhatikan opini publik yang muncul belakangan ini dan ditujukan pada Tuan?""Ada banyak orang yang mempertanyakan kemampuan Tuan. Mereka mengatakan bencana hujan badai Kota Banyuli kali ini telah menunjukkan serangkaian masalah.""Dengan kata lain, pemerintahan Kota Banyuli cukup kaca
Futari memasang ekspresi cemberut dan berkata, "Huh, Kak Ardika, bisa-bisanya kamu mengataiku seperti itu, padahal kamu yang nggak berada di rumah sepanjang hari. Setiap kali aku bangun tidur dan mencarimu, kamu selalu nggak berada di rumah.""Setiap hari, aku pergi ke sekolah untuk mempelajari tarian tradisional untuk persiapan ujian. Ah, aku sudah lelah setengah mati, kamu malah mengataiku main!"Futari tengah bersiap mengikuti tes untuk menjadi seorang penari profesional. Perjalanan yang harus ditempuhnya ini cukup sulit. Setiap hari, dia sudah berangkat untuk pergi berlatih pada pagi hari, lalu baru pulang malam harinya.Ardika tersenyum dan berkata, "Tarian tradisional, ya? Kapan kamu akan menunjukkan tarianmu itu padaku?"Futari memiliki postur tubuh yang bagus. Kalau gadis itu mengenakan pakaian tradisional dan menarikan tarian tradisional, pasti sangat indah."Cih! Aku nggak akan menarikannya untukmu!"Secara refleks, Futari meludah. Setelah melakukannya, dia baru menyadari uca
Terlebih lagi, Arisa secara khusus datang untuk menjemput Futari.Walaupun boleh dibilang seorang guru yang berniat untuk membawa muridnya menghadiri pertemuan datang menjemput muridnya secara khusus, juga merupakan hal yang wajar.Namun, Ardika merasa wanita itu memiliki maksud lain."Hmm .... Aku tinggal di rumah kakak sepupuku dan suaminya."Futari tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada kompleks di sana, melainkan seluruh area vila itu adalah milik kakak sepupunya sekeluarga. "Bu Arisa, kamu adalah penduduk asli Kota Banyuli, 'kan? Apakah kamu nggak tahu tempat ini?"Hanya segelintir orang di Kota Banyuli yang mengetahui tentang Kompleks Vila Bumantara.Setiap kali Futari pulang naik taksi, begitu dia menyebut alamat tempat ini, bahkan ekspresi sopir taksi pun berubah menjadi agak kaku."Selama ini, aku tinggal di luar kota. Aku baru saja kembali ke Kota Banyuli untuk membangun sanggar tari bersama temanku. Jadi, ada banyak tempat di Kota Banyuli yang nggak kuketahui."Arisa memberi
Melihat kakak iparnya berpura-pura seperti tidak mengerti apa-apa, Futari hampir tertawa geli.Dia buru-buru menggandeng lengan Ardika, tidak membiarkan kakak iparnya pergi. Kemudian, dia menoleh dan berkata pada Arisa, "Bu Arisa, kalau Kak Ardika nggak ikut, aku juga nggak mau ikut.""Aku sudah berjanji pada Kak Ardika untuk membawanya pergi makan makanan lezat, ada banyak makanan lezat yang nggak pernah dicicipinya. Kamu nggak mungkin memintaku untuk mengingkari janji, bukan?"Melihat Futari berpura-pura menunjukkan ekspresi kasihan, tetapi sorot mata jahil tampak jelas di matanya, Ardika hampir tidak bisa menahan diri dan ingin menepuk kening gadis itu dengan kuat.'Dasar gadis ini. Lihat saja tingkahnya itu, benar-benar tampak seperti aku nggak pernah makan makanan lezat seumur hidupku saja.' pikir Ardika."He ...."Arisa hampir saja tidak bisa menahan diri untuk tertawa ketika mendengar ucapan Futari.'Ah, ternyata pria itu bukan hanya idiot, tapi juga jelmaan hantu kelaparan.'Ar
Setelah meninggalkan Kompleks Vila Bumantara, Cayenne itu langsung melaju menuju sebuah bar di pusat Kota Banyuli.Setengah jam kemudian.Mereka tiba di sebuah bar yang papan namanya tertulis dalam bahasa Enggrim.Melalui dekorasi luarnya, bisa kelihatan dengan jelas level bar yang satu ini beberapa tingkatan di atas bar-bar lainnya.Di waktu-waktu sekarang ini, seharusnya bar-bar ramai pengunjung. Namun, suasana di dalam bar yang satu ini malah cukup tenang, hanya terdengar melodi musik yang elegan."Futari, demi pertemuan malam ini, Tuan Muda Ardius sudah menyewa seluruh bar ini. Hanya untuk menyewa tempat saja, dia sudah mengeluarkan biaya sebesar ratusan juta. Sekarang kamu sudah tahu betapa dia memandang tinggi kamu, 'kan?"Arisa membawa mereka berdua masuk ke dalam bar sambil terus menekankan betapa kayanya sosok Tuan Muda Ardius itu pada Futari.Saat ini, niat wanita itu sudah terlihat dengan sangat jelas.Ketiga orang itu berjalan melewati koridor dan sampai di aula utama.Di t