Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 1386 Empat Tuan Muda Kota Gamiga

Share

Bab 1386 Empat Tuan Muda Kota Gamiga

Penulis: Sarjana
"Baik, Paman!"

Klito segera mengiakan dengan senang dan penuh semangat.

Dia mengerti maksud Wirhan, yaitu mengurung Hadiman dan Revina secara halus.

Mengekang kebebasan mereka untuk berinteraksi dengan dunia luar, agar tidak menimbulkan masalah yang tidak perlu.

Dengan kata lain, Hadiman sekeluarga sudah tidak mungkin bisa membalikkan keadaan lagi.

Mulai hari ini, Hongkem sudah menjadi milik Klito dan yang lainnya!

Namun, setelah menenangkan dirinya, Klito mencuri pandang ke arah Wirhan, tetapi dia segera mengalihkan pandangannya dari arah pemuda itu.

Sosok paman muda dari Keluarga Rewind Kota Gamiga itu baru tiba di Kota Banyuli dua puluh empat jam yang lalu, tetapi pemuda itu sudah bisa menguasai Hongkem dengan cepat dan menyingkirkan Hadiman sekeluarga.

Dalam lubuk hati Klito, perasaan takut menyelimuti hatinya.

Dia mengerti.

Pemuda itu juga bisa menentukan takdir keluarganya dengan mudah!

Tepat pada saat ini, Wirhan berkata dengan santai, "Klito, aku nggak akan terlalu banyak ikut
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Fieshua Pak Syed
penat tunggu...hurrrmmm... kasian modal ku udah banyak..ceritanya terus bertele tele..mau nangis kayaknya aku ......... pusing sana pusing sini.. alur ceritanya masih sama..ga berubah...udah berapa bulan kayaknya aku ngikutin cerita ini...banyak yang udah di labur.. aku ngerasa rugi mau berhenti..Tapi.
goodnovel comment avatar
Dicky Christian Kolanus
wauuiiiiii tigs bab ceritanya bertele tele dan berulang ulanf. semakin turun mutu vrtitanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1387 Wali Kota Lama Tidak Puas

    Ardika sama sekali tidak tahu Hadiman dan Revina telah dikurung secara halus oleh Keluarga Rewind, benar-benar sudah putus hubungan dengan dunia luar.Kalau tidak, dia tidak akan diam saja."Lanjutkan pengawasan kalian. Kalau ada informasi lain, segera beri tahu aku."Setelah memberi instruksi itu pada Jane, dia segera bangkit dan meninggalkan Perusahaan Investasi Gilra.Penyelesaian sisa urusan penanggulangan bencana sedang berlangsung dengan terstruktur. Itulah yang dia ketahui setelah mengelilingi Kediaman Wali Kota satu putaran.Hamdi dan Lukmi cukup berkemampuan, mereka berdua menyelesaikan tugas mereka dengan baik.Selesai melaporkan pekerjaan mereka, Hamdi berkata, "Tuan Ardika, apakah Tuan ada memperhatikan opini publik yang muncul belakangan ini dan ditujukan pada Tuan?""Ada banyak orang yang mempertanyakan kemampuan Tuan. Mereka mengatakan bencana hujan badai Kota Banyuli kali ini telah menunjukkan serangkaian masalah.""Dengan kata lain, pemerintahan Kota Banyuli cukup kaca

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1388 Pertemuan

    Futari memasang ekspresi cemberut dan berkata, "Huh, Kak Ardika, bisa-bisanya kamu mengataiku seperti itu, padahal kamu yang nggak berada di rumah sepanjang hari. Setiap kali aku bangun tidur dan mencarimu, kamu selalu nggak berada di rumah.""Setiap hari, aku pergi ke sekolah untuk mempelajari tarian tradisional untuk persiapan ujian. Ah, aku sudah lelah setengah mati, kamu malah mengataiku main!"Futari tengah bersiap mengikuti tes untuk menjadi seorang penari profesional. Perjalanan yang harus ditempuhnya ini cukup sulit. Setiap hari, dia sudah berangkat untuk pergi berlatih pada pagi hari, lalu baru pulang malam harinya.Ardika tersenyum dan berkata, "Tarian tradisional, ya? Kapan kamu akan menunjukkan tarianmu itu padaku?"Futari memiliki postur tubuh yang bagus. Kalau gadis itu mengenakan pakaian tradisional dan menarikan tarian tradisional, pasti sangat indah."Cih! Aku nggak akan menarikannya untukmu!"Secara refleks, Futari meludah. Setelah melakukannya, dia baru menyadari uca

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1389 Bu Arisa

    Terlebih lagi, Arisa secara khusus datang untuk menjemput Futari.Walaupun boleh dibilang seorang guru yang berniat untuk membawa muridnya menghadiri pertemuan datang menjemput muridnya secara khusus, juga merupakan hal yang wajar.Namun, Ardika merasa wanita itu memiliki maksud lain."Hmm .... Aku tinggal di rumah kakak sepupuku dan suaminya."Futari tidak bisa mengatakan bahwa tidak ada kompleks di sana, melainkan seluruh area vila itu adalah milik kakak sepupunya sekeluarga. "Bu Arisa, kamu adalah penduduk asli Kota Banyuli, 'kan? Apakah kamu nggak tahu tempat ini?"Hanya segelintir orang di Kota Banyuli yang mengetahui tentang Kompleks Vila Bumantara.Setiap kali Futari pulang naik taksi, begitu dia menyebut alamat tempat ini, bahkan ekspresi sopir taksi pun berubah menjadi agak kaku."Selama ini, aku tinggal di luar kota. Aku baru saja kembali ke Kota Banyuli untuk membangun sanggar tari bersama temanku. Jadi, ada banyak tempat di Kota Banyuli yang nggak kuketahui."Arisa memberi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1390 Adik Sepupu Wirhan

    Melihat kakak iparnya berpura-pura seperti tidak mengerti apa-apa, Futari hampir tertawa geli.Dia buru-buru menggandeng lengan Ardika, tidak membiarkan kakak iparnya pergi. Kemudian, dia menoleh dan berkata pada Arisa, "Bu Arisa, kalau Kak Ardika nggak ikut, aku juga nggak mau ikut.""Aku sudah berjanji pada Kak Ardika untuk membawanya pergi makan makanan lezat, ada banyak makanan lezat yang nggak pernah dicicipinya. Kamu nggak mungkin memintaku untuk mengingkari janji, bukan?"Melihat Futari berpura-pura menunjukkan ekspresi kasihan, tetapi sorot mata jahil tampak jelas di matanya, Ardika hampir tidak bisa menahan diri dan ingin menepuk kening gadis itu dengan kuat.'Dasar gadis ini. Lihat saja tingkahnya itu, benar-benar tampak seperti aku nggak pernah makan makanan lezat seumur hidupku saja.' pikir Ardika."He ...."Arisa hampir saja tidak bisa menahan diri untuk tertawa ketika mendengar ucapan Futari.'Ah, ternyata pria itu bukan hanya idiot, tapi juga jelmaan hantu kelaparan.'Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1391 Ardius Demode

    Setelah meninggalkan Kompleks Vila Bumantara, Cayenne itu langsung melaju menuju sebuah bar di pusat Kota Banyuli.Setengah jam kemudian.Mereka tiba di sebuah bar yang papan namanya tertulis dalam bahasa Enggrim.Melalui dekorasi luarnya, bisa kelihatan dengan jelas level bar yang satu ini beberapa tingkatan di atas bar-bar lainnya.Di waktu-waktu sekarang ini, seharusnya bar-bar ramai pengunjung. Namun, suasana di dalam bar yang satu ini malah cukup tenang, hanya terdengar melodi musik yang elegan."Futari, demi pertemuan malam ini, Tuan Muda Ardius sudah menyewa seluruh bar ini. Hanya untuk menyewa tempat saja, dia sudah mengeluarkan biaya sebesar ratusan juta. Sekarang kamu sudah tahu betapa dia memandang tinggi kamu, 'kan?"Arisa membawa mereka berdua masuk ke dalam bar sambil terus menekankan betapa kayanya sosok Tuan Muda Ardius itu pada Futari.Saat ini, niat wanita itu sudah terlihat dengan sangat jelas.Ketiga orang itu berjalan melewati koridor dan sampai di aula utama.Di t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1392 Pacar

    Menodai sesuatu yang belum ternodai, jauh lebih menarik!Setelah berpikir demikian, Ardius memiringkan kakinya dengan kaku, agar bisa menyembunyikan kecanggungan akibat reaksi biologisnya itu."Halo, Tuan Muda Ardius."Futari tersenyum manis pada Ardius, tetapi dia tidak berjabat tangan dengan pria itu. Sebaliknya, dia menggandeng lengan Ardika dan berkata, "Tuan Muda Ardius, perkenalkan, ini adalah Kak Ardika.""Aku nggak terbiasa berpartisipasi dalam pertemuan asing, jadi aku memintanya untuk menemaniku kemari. Kamu nggak keberatan, 'kan?"Futari mengedipkan mata besar indahnya, menunjukkan ekspresi layaknya seorang gadis yang polos.Dia sengaja "membungkam" Ardius dengan cepat, agar pria itu tidak memanfaatkan kesempatan untuk mempersulit Ardika.Melihat tubuh indah Futari menempel pada Ardika, terlihat sangat mesra, kilatan muram melintas di mata Ardius.Namun, karena Futari sudah terlebih dahulu berkata demikian, dia juga tidak punya kesempatan lagi. Kalau tidak, dia akan kelihata

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1393 Sepertinya Kamu Sudah Salah Paham

    "Ya, benar, mentertawakan orang 'cacat' adalah tindakan paling nggak bermoral!"Begitu mendengar ucapan orang itu, semua orang yang berada di tempat tersebut langsung tertawa terbahak-bahak.Namun, sorot mata mereka terhadap Ardika dipenuhi dengan simpati."Maaf, Ardika, kami minta maaf padamu. Seharusnya kami nggak mentertawakanmu.""Sebenarnya, nggak apa-apa. Di dunia ini, nggak ada orang yang sempurna. Ada banyak orang cacat yang memiliki tekad yang kuat. Aku yakin selama kamu berusaha dengan keras, ke depannya kehidupanmu pasti akan berwarna!"Bahkan, ada orang yang membuka mulut untuk meminta maaf pada Ardika dan memberinya motivasi.Mengasihani orang lain seperti ini bukan hanya bisa menunjukkan bahwa mereka adalah orang yang bermoral, tetapi juga bisa memuaskan mental mereka sendiri.Di dunia ini, hal yang lebih menyakitkan daripada dipandang rendah oleh orang lain adalah, dikasihani oleh orang lain.Ardius juga tidak menunjukkan tanda-tanda permusuhan pada Ardika lagi. Dia ters

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1394 Apakah Kalian yang Menetapkannya

    Bagaimanapun juga, Arisa memiliki identitas sebagai seorang guru. Melihat wanita itu benar-benar marah besar, Futari merasa sedikit ketakutan.Dengan raut wajah sedikit pucat pasi, dia berkata, "Bu Arisa, aku ...."Tepat pada saat ini, dia merasakan ada sebuah tangan besar hangat yang menggandeng tangan kecilnya. Dalam sekejap, dia langsung merasa tenang dan nyaman.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Arisa yang tengah marah besar itu, lalu berkata dengan dingin, "Arisa, coba kamu lihat dirimu saat ini, apakah ada kelihatan seperti seorang guru?"Wanita itu tidak hanya memanfaatkan statusnya sebagai guru untuk mendorong Futari masuk dalam perangkap seorang playboy seperti Ardius.Sekarang, wanita itu malah menunjukkan muka duanya di hadapan semua orang. Di satu sisi, dia sibuk menjilat Ardius. Di sisi lain, dia langsung berlagak layaknya seorang guru untuk menakut-nakuti dan mengancam Futari.Orang seperti Arisa benar-benar menjijikkan."Eh, Ardika, berani-beraninya kamu berbicara

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2318 Berlian Asli

    Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2317 Menjadikan Ardika Sebagai Kambing Hitam

    "Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2316 Sekelompok Orang Bodoh

    "Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2315 Menimbulkan Kasus Pembunuhan

    Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2314 Hingga Tetes Darah Penghabisan

    Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2313 Tuan Muda Werdi Sudah Menjadi Seorang Ahli

    "Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2312 Jangan Harap Satu Pun Bisa Pergi

    Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2311 Hanya Berperan Sebagai Penonton

    Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2310 Ini Baru Dinamakan dengan Memprovokasi

    Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status