Ardika tersenyum dan berkata, "Kakak Levin saja patuh padaku, apalagi dia."Luna mengerutkan keningnya.Tentu saja dia tidak percaya Liander patuh pada Ardika.Mungkin semalam setelah Liander tiba di Showroom Mobil Neptus, terjadi kejadian yang tak diketahuinya lagi."Oh ya, Ardika, bagaimana perbincanganmu dengan Oscar?"Saat dalam perjalanan pulang, Luna kembali menanyakan hal lainnya.Ardika tersenyum dan berkata, "Bukankah sudah kubilang padamu, sudah hampir selesai? Sayang, kamu tunggu kabar baik saja."Melihat Ardika begitu percaya diri, Luna merasa sedikit lega.Di sisi lain.Elsen segera mengambil dana sebesar 600 miliar dari rekening Kanadan Gosteo, lalu membawa anggota untuk mengosongkan toko secara pribadi. Setelah dia melakukan semua hal ini, Levin baru mengizinkannya pergi.Begitu Kanadan Gosteo pindah, merek baru segera bergabung. Tim renovasi langsung tiba di lokasi."Merek apa itu? Mengapa pergerakan mereka begitu cepat?"Di luar Starindum, sambil mengolesi obat di waja
Sementara itu, tim Teodor masih sibuk memilah-milah merek-merek besar tersebut.Merek besar biasa juga tidak berhak untuk bekerja sama dengan Teodor.Namun, berbeda halnya dengan Kanadan Gosteo. Merek yang satu ini selalu dikenal sebagai merek pakaian kelas tinggi. Kalau kedua belah pihak saling bekerja sama, juga bisa menaikkan standar Teodor sendiri.Karena kerja sama ini menguntungkan kedua belah pihak, diskusi mengenai kerja sama antara dua belah pihak berjalan dengan sangat mulus.Mereka pun segera menandatangani kontrak."Haha, 600 miliar akan sampai ke tanganku begitu saja. Itu baru bayaran penandatanganan kontrak, aku nggak pernah bermimpi suatu hari nanti, aku bisa menghasilkan uang semudah itu!"Di dalam sebuah ruangan mewah, Teodor melemparkan penanya, lalu tertawa dengan bangga.Karena bayaran penandatanganan kontrak Kanadan Gosteo ini sangat tinggi, Teodor datang secara pribadi untuk menandatangani kontrak. Karena hal itu pula, dia sudah terlambat siaran langsung hari ini.
Selama dunia siaran berjalan, hingga saat ini, belum pernah ada seorang penyiar yang memiliki pengaruh semenakutkan itu.Ini ... adalah bentuk popularitas menakutkan dari seorang Teodor!"Halo semuanya, maaf aku datang sedikit terlambat. Aku baru mengetahui suatu hal yang mengesalkan ...."Duduk di depan kamera, Teodor langsung berbicara pada intinya. Dia memasang ekspresi sangat marah.Dalam sekejap, ekspresinya itu langsung menggelitik rasa penasaran para penonton.Kini, Teodor sudah menjadi selebritis internet berskala nasional, ada hal apa lagi yang bisa membuatnya semarah itu?Tidak membiarkan para penonton menunggu lama, Teodor langsung menarik Elsen menghadap kamera, lalu berkata, "Semuanya, ini adalah temanku, Pak Elsen, wakil presdir perusahaan cabang Kanadan Gosteo di Negara Nusantara.""Apakah kalian sudah melihat luka di wajahnya?""Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang memerintahkan orang untuk memukulnya! Ya, benar! Ardika, pemimpin kelompok penjahat itu yang telah
Menghadapi serangan dari Teodor, Hongkem yang awalnya sudah memang berada di ambang kebangkrutan mengalami situasi yang lebih buruk lagi.Tidak hanya diboikot oleh seluruh netizen di dalam negeri, toko-toko mereka juga menjadi sepi pengunjung.Di Starindum.Toko baru Hongkem sedang direnovasi, tiba-tiba saja ada sekelompok orang yang menyerbu."Hongkem apaan?! Saat menyumbangkan dana bantuan kepada Kota Banyuli yang tertimpa bencana, nggak ada nama kalian! Menggunakan cara licik untuk merebut toko Kanadan Gosteo, kalian malah sangat cepat!""Sialan! Mati saja sana!""Aku nggak akan membeli produk kalian selamanya!"Mendengar teriakan amarah orang-orang, juga makin banyaknya orang yang berkerumun di luar toko, ketua petugas keamanan baru Starindum segera membawa anggota untuk menertibkan massa."Starindum dan Hongkem sama saja liciknya!""Ayo pergi! Kelak kita juga jangan datang berbelanja di tempat ini lagi!"" ... "Para pengunjung yang sedang dikuasai oleh emosi langsung berbalik dan
Samar-samar, terdengar nada mengejek dalam nada bicara santai Jane.Beberapa hari ini, Ardika sudah menjadi target makian netizen seluruh negeri, bahkan Perusahaan Investasi Gilra juga ikut menjadi target ejekan para netizen.Wanita itu sudah kesal setengah mati. Sekarang, akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk mengejek Ardika.Ardika sama sekali tidak menganggap serius ejekan wanita itu, dia hanya tertawa pelan dan berkata, "Oh? Bu Jane, sudah begitu nggak sabar, ya? Oke, nggak lama lagi, aku pasti akan memuaskanmu.""Kamu! Ardika! Dasar bajingan!"Di ujung telepon, wajah Jane langsung memerah. Dia mengira Ardika sedang menggodanya."Mati saja kamu sana!"Jane memutuskan panggilan telepon dengan perasaan malu sekaligus marah."Ckckck, wanita yang satu ini benar-benar banyak drama."Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tahu Jane sudah salah memahami maksudnya.Namun, dia malas memedulikan apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Setelah masuk ke dalam
Begitu melihat sorot mata sedingin es Ardika, secara naluriah tubuh Teodor gemetar sejenak.Setelah beberapa kali dihajar oleh Ardika sebelumnya, dia sudah trauma.Namun, tak lama kemudian, Teodor tenang kembali, ekspresinya juga normal kembali. Dia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, apa kamu pikir aku masih takut padamu? Coba saja kalau hari ini kamu berani memukulku!"Dia memelototi Ardika dengan tajam, lalu berkata pada Leoni, manajernya, "Suruh mereka masuk! Aku akan perlihatkan padanya pengaruhku sekarang!"Leoni menganggukkan kepalanya, lalu melambaikan tangannya pada seorang staf.Tak lama kemudian, sekelompok orang yang membawa mikrofon dan kamera menyerbu masuk ke dalam lobi gedung."Kak Teodor, akhirnya kamu bersedia menerima wawancara! Kalau boleh tahu apa pemikiranmu mengenai hujan badai yang menerpa Kota Banyuli kali ini, sampai-sampai kamu menyumbangkan dana bantuan sebesar dua triliun?""Aku dengar-dengar ada banyak merek besar yang ingin menjadikanmu sebagai Duta
"Ayah, Ayah kenapa?!"Melihat Hadiman yang tiba-tiba muntah darah, anggota Keluarga Rewind langsung panik.Ardika mengerutkan keningnya, melangkah maju untuk memeriksa kondisi Hadiman, lalu berkata, "Pengaruh emosi yang bergejolak, malah lebih baik setelah muntah darah, bukan masalah besar. Tapi, sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk beristirahat dengan tenang terlebih dahulu.""Revina, antarkan ayahmu ke rumah sakit terlebih dahulu.""Baik, baik ...."Sambil menyeka air matanya, Revina dan staf-staf Hongkem lainnya segera memapah Hadiman untuk membawanya ke rumah sakit.Tentu saja keributan di sini menarik perhatian para awak media."Eh? Bukankah itu adalah Hadiman, presdir Hongkem? Mengapa dia muntah darah?"Mereka kembali sibuk mengambil foto, itu adalah berita yang menggemparkan.Menyaksikan pemandangan itu, Elsen yang berdiri tak jauh dari sana mendengus dingin, lalu berkata dengan nada mengejek, "Si tua bangka itu hanya berpura-pura menyedihkan saja. Sebelumnya, saat Hongkem meng
Selesai berbicara, Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin, meminta Levin untuk membawa anggota kemari.Elsen mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Eh, kamu sedang menggertak siapa? Jangankan Levin, biarpun kamu memanggil Sean, ayahnya kemari, aku juga nggak takut!"Dengan adanya Teodor sebagai pendukungnya, sekarang dia tidak takut pada siapa pun lagi!Namun, sikap Ardika membuat Elsen sangat kesal."Kak Teodor, coba kamu lihat sendiri! Hingga saat seperti ini, si Ardika itu tetap saja keras kepala! Dia nggak menganggap serius kamu!"Elsen menoleh, sengaja memanas-manasi suasana.Ekspresi Teodor langsung berubah menjadi muram, dia berkata dengan dingin, "Ardika, ajal sudah hampir menjemputmu, tapi kamu nggak sadar juga. Kamu harus tahu jelas tujuanmu menemuiku hari ini, yaitu untuk menyelamatkan dirimu sendiri dan istrimu sekeluarga.""Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut di hadapanku!"Sejak dirinya dipukul oleh Ardika di lokasi evakuasi korban bencana, seran