Menghadapi serangan dari Teodor, Hongkem yang awalnya sudah memang berada di ambang kebangkrutan mengalami situasi yang lebih buruk lagi.Tidak hanya diboikot oleh seluruh netizen di dalam negeri, toko-toko mereka juga menjadi sepi pengunjung.Di Starindum.Toko baru Hongkem sedang direnovasi, tiba-tiba saja ada sekelompok orang yang menyerbu."Hongkem apaan?! Saat menyumbangkan dana bantuan kepada Kota Banyuli yang tertimpa bencana, nggak ada nama kalian! Menggunakan cara licik untuk merebut toko Kanadan Gosteo, kalian malah sangat cepat!""Sialan! Mati saja sana!""Aku nggak akan membeli produk kalian selamanya!"Mendengar teriakan amarah orang-orang, juga makin banyaknya orang yang berkerumun di luar toko, ketua petugas keamanan baru Starindum segera membawa anggota untuk menertibkan massa."Starindum dan Hongkem sama saja liciknya!""Ayo pergi! Kelak kita juga jangan datang berbelanja di tempat ini lagi!"" ... "Para pengunjung yang sedang dikuasai oleh emosi langsung berbalik dan
Samar-samar, terdengar nada mengejek dalam nada bicara santai Jane.Beberapa hari ini, Ardika sudah menjadi target makian netizen seluruh negeri, bahkan Perusahaan Investasi Gilra juga ikut menjadi target ejekan para netizen.Wanita itu sudah kesal setengah mati. Sekarang, akhirnya dia mendapatkan kesempatan untuk mengejek Ardika.Ardika sama sekali tidak menganggap serius ejekan wanita itu, dia hanya tertawa pelan dan berkata, "Oh? Bu Jane, sudah begitu nggak sabar, ya? Oke, nggak lama lagi, aku pasti akan memuaskanmu.""Kamu! Ardika! Dasar bajingan!"Di ujung telepon, wajah Jane langsung memerah. Dia mengira Ardika sedang menggodanya."Mati saja kamu sana!"Jane memutuskan panggilan telepon dengan perasaan malu sekaligus marah."Ckckck, wanita yang satu ini benar-benar banyak drama."Ardika menggelengkan kepalanya dengan tidak bisa berkata-kata lagi. Dia tahu Jane sudah salah memahami maksudnya.Namun, dia malas memedulikan apa yang dipikirkan oleh wanita itu. Setelah masuk ke dalam
Begitu melihat sorot mata sedingin es Ardika, secara naluriah tubuh Teodor gemetar sejenak.Setelah beberapa kali dihajar oleh Ardika sebelumnya, dia sudah trauma.Namun, tak lama kemudian, Teodor tenang kembali, ekspresinya juga normal kembali. Dia tertawa dingin dan berkata, "Eh, Ardika, apa kamu pikir aku masih takut padamu? Coba saja kalau hari ini kamu berani memukulku!"Dia memelototi Ardika dengan tajam, lalu berkata pada Leoni, manajernya, "Suruh mereka masuk! Aku akan perlihatkan padanya pengaruhku sekarang!"Leoni menganggukkan kepalanya, lalu melambaikan tangannya pada seorang staf.Tak lama kemudian, sekelompok orang yang membawa mikrofon dan kamera menyerbu masuk ke dalam lobi gedung."Kak Teodor, akhirnya kamu bersedia menerima wawancara! Kalau boleh tahu apa pemikiranmu mengenai hujan badai yang menerpa Kota Banyuli kali ini, sampai-sampai kamu menyumbangkan dana bantuan sebesar dua triliun?""Aku dengar-dengar ada banyak merek besar yang ingin menjadikanmu sebagai Duta
"Ayah, Ayah kenapa?!"Melihat Hadiman yang tiba-tiba muntah darah, anggota Keluarga Rewind langsung panik.Ardika mengerutkan keningnya, melangkah maju untuk memeriksa kondisi Hadiman, lalu berkata, "Pengaruh emosi yang bergejolak, malah lebih baik setelah muntah darah, bukan masalah besar. Tapi, sebaiknya dibawa ke rumah sakit untuk beristirahat dengan tenang terlebih dahulu.""Revina, antarkan ayahmu ke rumah sakit terlebih dahulu.""Baik, baik ...."Sambil menyeka air matanya, Revina dan staf-staf Hongkem lainnya segera memapah Hadiman untuk membawanya ke rumah sakit.Tentu saja keributan di sini menarik perhatian para awak media."Eh? Bukankah itu adalah Hadiman, presdir Hongkem? Mengapa dia muntah darah?"Mereka kembali sibuk mengambil foto, itu adalah berita yang menggemparkan.Menyaksikan pemandangan itu, Elsen yang berdiri tak jauh dari sana mendengus dingin, lalu berkata dengan nada mengejek, "Si tua bangka itu hanya berpura-pura menyedihkan saja. Sebelumnya, saat Hongkem meng
Selesai berbicara, Ardika mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Levin, meminta Levin untuk membawa anggota kemari.Elsen mendengus dan berkata dengan nada meremehkan, "Eh, kamu sedang menggertak siapa? Jangankan Levin, biarpun kamu memanggil Sean, ayahnya kemari, aku juga nggak takut!"Dengan adanya Teodor sebagai pendukungnya, sekarang dia tidak takut pada siapa pun lagi!Namun, sikap Ardika membuat Elsen sangat kesal."Kak Teodor, coba kamu lihat sendiri! Hingga saat seperti ini, si Ardika itu tetap saja keras kepala! Dia nggak menganggap serius kamu!"Elsen menoleh, sengaja memanas-manasi suasana.Ekspresi Teodor langsung berubah menjadi muram, dia berkata dengan dingin, "Ardika, ajal sudah hampir menjemputmu, tapi kamu nggak sadar juga. Kamu harus tahu jelas tujuanmu menemuiku hari ini, yaitu untuk menyelamatkan dirimu sendiri dan istrimu sekeluarga.""Kalau nggak ingin mati, cepat berlutut di hadapanku!"Sejak dirinya dipukul oleh Ardika di lokasi evakuasi korban bencana, seran
Kata-kata lantang yang keluar dari mulut Ardika menggema di seluruh lobi tersebut.Selain suara Ardika, tidak ada suara lain lagi.Para awak media langsung tercengang, tanpa mereka sorot mata mereka berubah menjadi berbinar.Apakah di tangan Ardika benar-benar ada informasi menggemparkan yang bisa diekspos?Dalam sekejap, tatapan mereka terhadap Ardika seperti tatapan anjing setelah mendapati tulang yang menggugah selera.Bahkan ada orang yang mulai memikirkan apakah nanti dia harus menghubungi Ardika secara diam-diam, agar bisa memperoleh informasi itu terlebih dahulu.Begitu sukses, maka dia akan menjadi orang terkenal di dunia media dan menjadi panutan.Banyak wartawan tidak pernah mendapati berita menggemparkan seperti ini seumur hidup mereka.Sementara itu, ekspresi staf-staf di kantor Teodor langsung berubah drastis.Mereka semua bekerja untuk Teodor.Selain itu, Teodor sangat bermurah hati pada mereka.Kalau sampai popularitas Teodor anjlok karena Ardika, ke mana mereka harus me
Setelah mendengar ucapan Teodor, staf-staf di kantor Teodor pun menghela napas lega.Kemudian, mereka kembali melontarkan kata-kata makian terhadap Ardika.Setelah menyaksikan pertunjukan itu cukup lama, saat ini Elsen tidak bisa menahan dirinya lagi dan berkata dengan nada mengejek, "Eh, Ardika, kulihat kamu benar-benar nggak berkemampuan dan nggak bisa terlepas dari situasi saat ini lagi.""Pecundang tetaplah pecundang. Selain memainkan trik rendahan seperti ini untuk menggertak orang, apa lagi yang bisa kamu lakukan?""Hehe, hanya dengan satu panggilan telepon, kamu bisa meminta pihak Organisasi Redim untuk mengantarkan bukti padamu? Memangnya pecundang sepertimu layak? Kamu pikir kamu siapa?""Aku juga mengenal Pak Oscar dari Organisasi Redim, bagaimana kalau aku meneleponnya kemari untuk melayangkan dua tamparan ke wajahmu?!"Ekspresi memandang rendah Ardika terlukis dengan jelas di wajah Elsen.Organisasi Redim adalah organisasi kemanusiaan yang sudah mendapatkan pengakuan dan pe
Saat itu juga, terdengar suara orang-orang tersentak di lobi kantor Teodor.Baik para awak media maupun staf-staf kantor Teodor, mereka semua benar-benar tercengang.Penanggung jawab Organisasi Redim bersikap sangat hormat pada Ardika.Selain itu, wanita tersebut benar-benar datang untuk mengantarkan bukti pemalsuan donasi Teodor!I ... ini ....Bagaimana mungkin?!Saat ini, Ardika hanya melambaikan tangannya dengan santai dan berkata, "Aku malas melihatnya lagi, bagikan saja kepada mereka semua, agar mereka semua bisa melihatnya sendiri.""Baik."Zendaya menganggukkan kepalanya dengan penuh hormat sebelum membagikan dokumen-dokumen tersebut kepada para awak media yang berada di lokasi.Para wartawan menerima dokumen yang diserahkan pada mereka dengan setengah curiga.Namun, tak lama kemudian, ekspresi mereka semua langsung berubah drastis."Kak Teodor benar-benar nggak menyumbangkan dana bantuan sepeser pun!""Mengapa uang sebesar 600 miliar itu berasal dari rekening Asosiasi Dagang K
Dikenal sebagai orang ganas yang tidak takut pada apa pun, menghadapi Timnu saat ini, Lisman bersikap sangat sopan layaknya seekor anjing penjilat. Dia bahkan tidak berani berdiri dengan tegak."Ada apa lagi ini?"Timnu mengerutkan keningnya dengan agak kesal.Sedikit keterkejutan terlihat di mata Lisman. Dia berusaha mengendalikan dirinya agar tetap tenang, lalu berkata dengan suara dalam, "Penjual berlian yang kamu suruh aku cari itu, sudah kutemukan!""Bawa dia masuk!"Lisman berbalik, melambaikan tangannya. Saat itu juga, beberapa orang petarung membawa seorang pria dan seorang wanita memasuki ruangan."Sialan! Kalian berdua ini, dasar penipu!"Begitu melihat seorang pria dan seorang wanita itu, secara naluriah Werdi langsung melompat bangkit.Mulai dari tadi malam hingga sekarang, dia sudah menghabisi kedua orang itu berkali-kali dalam hatinya.Si pria adalah penjual berlian tersebut. Sementara itu, si wanita yang terlihat lebih tua dan memancarkan aura elegan dengan mengenakan ka
"Kak Timnu, semua ini salahku! Aku ini bodoh, aku adalah pecundang!""Tapi orang yang sudah mati nggak bisa hidup kembali. Sekarang Sofian sudah mati, kamu memakiku seperti apa pun, nggak akan ada gunanya!""Tolong selamatkan aku, Kak Timnu!"Werdi bersujud di lantai tanpa henti, bahkan kepalanya sudah berdarah. "Dengan mempertimbangkan hubungan persaudaraan yang terjalin antara kita selama ini, tolong selamatkan aku untuk terakhir kalinya, Kak Timnu!"Dia benar-benar ketakutan setengah mati. Untungnya, begitu menyadari situasi tidak memungkinkan, dia segera melarikan diri ke Hainiken. Kalau tidak, dia pasti sudah dihabisi oleh orang-orang Organisasi Snakei sebelum bisa keluar dari Sekolah Bela Diri Sopran.Bahkan sekarang, juga sudah ada banyak murid Organisasi Snakei yang mengepung luar Hainiken.Kalau dia berani melangkahkan kakinya keluar sekarang, begitu dia menginjakkan kakinya keluar dari pintu utama Hainiken, dia pasti akan langsung ditangkap, lalu ditenggelamkan ke sungai."Me
"Bam ...."Tubuh Werdi membentur sudut ruangan dengan keras. Dia merasakan tulang di sekujur tubuhnya seperti sudah retak.Namun, sakit yang menjalar di tubuh fisiknya ini juga tidak bisa menandingi perasaan takut yang menyelimuti hatinya saat menghadapi kematian.Sambil menahan rasa sakit luar biasa yang menjalar di tubuhnya, dia mengangkat kedua lengannya untuk menopang tubuhnya, lalu berlutut dan merangkak kembali ke hadapan Timnu.Sepanjang proses ini berlangsung, Werdi muntah darah, organ dalamnya seperti sedang bergejolak.Namun dia tidak peduli.Werdi tahu jelas kali ini dia sudah menimbulkan masalah yang sangat besar. Kalau Timnu tidak menyelamatkannya, maka nyawanya ini akan melayang."Kak Timnu, aku benar-benar nggak sengaja membunuh Sofian!""Awalnya dari awal hingga akhir aku melakukan sesuai instruksi darimu. Tapi, nggak tahu apa yang salah dengan otak si Ardika itu, begitu bertemu Sofian, dia langsung melayangkan satu tamparan ke wajah Sofian!""Hal yang lebih penting lag
Sosok Werdi saat ini bagaikan seorang dewa perang.Dia tampak sangat mengintimidasi.Semua orang dikejutkan oleh aura mengintimidasinya itu, bahkan sampai lupa untuk maju menghentikannya."Pfffttt ...."Kilatan pedang itu melintasi udara. Saat itu juga, bagian tenggorokan Sofian sudah tersayat. Berawal dengan terlihatnya daging berwarna putih, lalu berubah menjadi kemerahan dengan cepat.Darah segar berwarna merah cerah itu langsung muncrat keluar."Uh ... uh ... kamu ...."Sofian mengeluarkan beberapa kata itu dengan tidak jelas. Dia mengangkat lengannya ingin menunjuk Werdi. Akan tetapi, saat itu juga lengannya terkulai lemas, kepalanya miring ke samping. Dia tewas di tempat diliputi dengan perasaan tidak terima.Sebelum ajal menjemputnya, dia masih tidak mengerti mengapa dia bisa mati di tangan seorang pecundang seperti Werdi."Ah ... pembunuhan!"Raina dan beberapa orang wanita berteriak histeris.Sebelum kejadian ini terjadi, Ardika sudah memeluk Futari, membenamkan wajah gadis mu
Sambil menggertakkan giginya dengan emosi, Sofian berusaha keras untuk merangkak bangkit kembali. Ekspresinya sudah tampak sangat muram.Dulu, bagian tulang rusuknya pernah mengalami cedera, masih belum sepenuhnya pulih. Bagian inilah bagian paling rentan di tubuhnya.Biasanya, saat melawan para ahli bela diri, dia akan memperhatikan untuk melindungi bagian tulang rusuknya itu.Namun, hari ini karena menganggap remeh Werdi, dia sama sekali tidak memperhatikan hal itu.Saat pertama kali Werdi menyerang bagian tulang rusuknya, dia juga tidak berpikir banyak. Siapa sangka kali ini di bawah arahan dari Ardika, Werdi kembali menyerang titik kelemahannya itu dengan tepat."Eh, bajingan, tutup mulutmu! Setelah aku melumpuhkan Werdi, akan kuhabisi kamu!"Sofian sudah bertekad untuk melumpuhkan Werdi.Dia tidak akan berhenti sebelum menginjak-injak bocah yang satu ini."Mati kamu!"Sambil mengatupkan giginya dengan rapat, Sofian berteriak dengan keras. Kemudian, dia kembali menerjang ke arah We
"Mati saja sana!"Saat berbicara, Sofian meneriakkan tiga patah kata itu dengan marah. Kemudian, dia langsung menerjang ke arah Werdi. Tinjunya yang besar itu membelah udara, melesat menuju ke dahi Werdi.Sebelum tinju itu mendarat ke sasaran, aura membunuh yang menakutkan sudah menyelimuti target.Saking ketakutannya, jiwa Werdi seperti sudah meninggalkan raganya. Secara naluriah, dia ingin menghindari serangan tersebut.Tepat pada saat ini, suara Ardika tiba-tiba terdengar olehnya. "Mundur selangkah dengan kaki kananmu, lalu pukul bagian tulang rusuknya!"Kata-kata yang singkat, padat dan jelas ini, membuat Werdi bisa langsung memahaminya tanpa harus berpikir lagi.Seolah-olah menemukan penyelamatnya, tubuhnya bergerak mengikuti instruksi Ardika dengan refleks."Plak ...."Tubuh Werdi menghindar ke kanan, kebetulan berhasil menghindari serangan mematikan dari Sofian itu. Pada saat bersamaan, dia melayangkan pukulan yang tepat mengenai bagian tulang rusuk Sofian yang terekspos itu."P
Seolah-olah baru tercerahkan, Futari berkata, "Jadi, kamu hanya sedang memanas-manasi situasi, bukan benar-benar ingin membantu mereka, 'kan?"Dia hampir lupa hari ini Werdi dan yang lainnya memanggil Ardika ke Sekolah Bela Diri Sopran, pasti punya niat jahat.Jangankan membantu mereka, Ardika tidak memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan mereka saja, juga sudah cukup "setia kawan"."Kak Ardika, kalau begitu kita mundur saja lebih jauh lagi. Kalau sampai terjadi sesuatu, kita juga bisa lebih cepat kabur!"Futari langsung menarik Ardika mundur menuju ke arah pintu keluar. Dia menyaksikan pertunjukan yang sedang berlangsung itu dengan ekspresi menikmati."Sialan!"Menyaksikan pemandangan ini melalui sudut matanya, Werdi yang sudah babak belur akibat perkelahian itu hampir muntah darah.Hanya menyulut api tanpa bertanggung jawab memadamkan api.Dia pernah melihat orang yang tidak tahu malu, tetapi tidak pernah melihat orang yang begitu tidak tahu malu!Tentu saja Ardika sama sekali
Orang-orang yang bisa mengikuti Sofian, tentu saja adalah anggota-anggota inti Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan yang memihak pada Wilgo. Masing-masing di antara mereka memiliki kemampuan bela diri yang luar biasa.Di sisi lain, sekelompok tuan muda seperti Werdi juga bukanlah tipe orang yang mudah ditindas.Mereka juga sedikit berkemampuan. Kalau tidak, biarpun ada dukungan dari keluarga mereka, mereka juga tidak berani menantang kelompok Sofian.Dalam sekejap mata, perkelahian sengit antara dua kelompok itu pun dimulai.Namun, sepanjang proses itu berlangsung, kedua belah pihak masih mengendalikan diri mereka. Mereka hanya berkelahi dengan tangan kosong, tidak ada yang mengeluarkan senjata.Bagaimanapun juga, di antara kedua belah pihak ini, keduanya memiliki latar belakang yang cukup kuat.Yang satunya memiliki Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan sebagai pendukung, sedangkan yang satunya lagi memiliki Timnu, orang kepercayaan Jerfis sebagai pendukung.Berkelahi bukan
Sofian Remax, ahli bela diri yang menempati perangkat pertama di antara generasi muda Organisasi Snakei cabang Provinsi Denpapan.Kekuatan orang ini luar biasa besar, dia sudah memberikan kontribusi besar untuk Wilgo.Dengar-dengar, guru orang ini adalah salah seorang tetua dari Organisasi Snakei cabang Gotawa. Alasan mengapa dia bergabung dengan cabang Provinsi Denpapan adalah untuk mencari pengalaman, agar suatu hari nanti dia bisa menduduki posisi ketua cabang.Juga ada yang mengatakan bahwa kekuatan Sofian sudah bisa mengejar Vita, salah satu dari sepuluh orang berbakat Organisasi Snakei cabang Gotawa.Terlebih lagi, itu adalah situasi satu tahun yang lalu.Kekuatan Sofian sekarang mungkin sudah jauh lebih kuat lagi!Jadi, ada rumor yang beredar bahwa kali ini Wilgo ingin berduel dengan pihak Vita dan Cahdani, perwakilan utamanya adalah Sofian ini.Hal ini juga membuat Sofian menjadi orang yang populer di kalangan kelas atas ibu kota provinsi.Sementara itu, konflik antara Sofian d