Mengetahui Ardika tidak akan melepaskannya, Husam juga sudah tidak memedulikan apa pun lagi."Krak!"Sebelum dia sempat menyelesaikan kalimatnya, Ardika sudah mengangkat kakinya dan menginjak telapak tangannya yang satu lagi."Oh? Yaori? Oke, nanti aku akan mencari perhitungan dengannya.""Adapun sekarang, kamu dan anak buahmu masih bisa memberikan 'kontribusi terakhir'. Lagi pula, kalian sudah datang, bukan? Aku nggak bisa membiarkan kalian datang sia-sia."Setelah Ardika selesai berbicara, dia meminta Luna untuk memanggil staf Asosiasi Dagang Kota Banyuli."Tuan Ardika, apa yang bisa kami bantu?"Setelah memasuki ruangan, staf-staf itu berbicara dengan suara bergetar. Walaupun mereka tahu Ardika sedang melindungi Asosiasi Dagang Kota Banyuli, tetapi mereka benar-benar sangat ketakutan.Suami kepala asosiasi mereka benar-benar sangat kejam!Ardika menunjuk Husam dan yang lainnya yang sudah tergeletak di lantai dan berkata, "Lepaskan pakaian orang-orang ini, sisakan celana dalam mereka
"Yah ...."Mendengar nama Yaori disebut, ekspresi Hadiman langsung berubah menjadi serius."Tuan Ardika, sebenarnya aku juga nggak tahu banyak tentang Yaori ini. Aku hanya tahu beberapa waktu yang lalu, dia baru datang dari ibu kota provinsi.""Saat itu, setelah tiga keluarga besar jatuh, ada banyak perusahaan ibu kota provinsi yang mengikuti dua keluarga terpandang itu memasuki pasar Kota Banyuli.""Perusahaan Investasi Yoritas milik Yaori di Kota Banyuli juga didaftarkan pada saat itu ...."Perusahaan Investasi Yoritas memiliki dana yang berlimpah. Begitu tiba di Kota Banyuli, mereka langsung membeli beberapa pabrik sepatu Kota Banyuli.Selain itu, mereka terus menghubungi Hongkem, berharap bisa membeli Hongkem.Walaupun sempat ragu, pada akhirnya Hadiman memutuskan untuk menjual Hongkem.Semuanya memang sudah didiskusikan dengan baik dan sudah mencapai kesepakatan bersama, tetapi Yaori tiba-tiba berubah pikiran dan menurunkan setengah harga begitu saja, hingga terjadilah perselisiha
"Aku mau lihat apakah Asosiasi Dagang Kota Banyuli juga bisa menggantungku di tiang bendera atau nggak!"Ekspresi Yaori diwarnai dengan kebencian yang mendalam.Husam Kosasih adalah anak buah kepercayaannya yang sudah mengikutinya selama bertahun-tahun. Sekarang Asosiasi Dagang Kota Banyuli malah melepaskan pakaian Husam dan menggantungnya di tiang bendera, tindakan itu sama saja dengan mempermalukan Yaori sendiri.Selain itu, sejak dia tiba di Kota Banyuli, Husam yang membantunya menangani urusan di luar.Hari ini, kalau dia tidak menghancurkan Asosiasi Dagang Kota Banyuli, kelak siapa lagi yang akan menghormatinya di Kota Banyuli?"Plak!"Sekretaris yang masih tercengang itu tiba-tiba merasakan tamparan keras di wajahnya.Dengan memasang ekspresi muram, Yaori berteriak dengan keras, "Mengapa kamu masih melamun saja di sana? Cepat pergi!""Baik!"Sambil menutupi wajahnya, sekretaris yang berwajah pucat itu segera keluar dari ruangan. Tanpa membuang-buang waktu lagi, dia segera menghub
Wajah Yaori langsung berkedut hebat setelah mendengar ucapan Ardika.Tentu saja dia mengetahui dengan jelas Ardika sedang menyindirnya."Kalau begitu, sekarang Pak Ardika berinisiatif datang sendiri untuk 'memberikan hadiah balasan'?""Kebetulan sekali, Perusahaan Investasi Yoritas juga baru memasuki pasar kota ini dan dipandang rendah oleh beberapa penduduk asli kota ini. Kami juga perlu menunjukkan wibawa kami."Yaori mengucapkan kata-kata itu sambil menyunggingkan seulas senyum palsu.Walaupun Ardika cukup berpengaruh di Kota Banyuli, tetapi Yaori sendiri adalah orang yang berkuasa di luar kota.Ardika telah memperlakukan anak buahnya seperti itu, sekarang malah berinisiatif datang sendiri.Kalau hari ini dia tidak menundukkan Ardika, kelak bagaimana dia bisa bertahan di Kota Banyuli?"Yah, nggak ada gunanya perang mulut. Aku datang ke sini bukan untuk berdebat denganmu. Mari kita bicarakan intinya saja."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu mengabaikan pembicaraan tadi dan berkata,
Setelah mendengar ucapan Hadiman, Yaori merasa sangat kesal.'Apa katanya? Dia membeli Hongkem, bukan ingin membangkitkan kembali perusahaan agar bisa menghasilkan uang, melainkan malah ingin menghancurkannya?''Apa maksudnya?'Kelopak mata Hadiman melompat dengan cepat. Tiba-tiba, dia mendongak, lalu memelototi Yaori dan berkata dengan marah, "Kamu ingin mengembangkan merek-merek luar itu?!""Yaori, kamu benar-benar keji! Sungguh menjijikkan!"Hadiman mengeluarkan teriakan sedih sekaligus marah. Dalam sekejap, butiran-butiran bening memenuhi matanya.Tiba-tiba saja, dia menyadari mengapa Yaori mengucapkan kata-kata yang begitu aneh itu.Membeli Hongkem bukan untuk membangkitkannya kembali, melainkan untuk menghancurkannya.Bukankah cara seperti ini yang sering digunakan oleh merek-merek luar itu?Mereka selalu menargetkan merek-merek Nusantara yang berkembang dengan baik. Berawal dari memberikan tekanan, lalu setelah mendapati perusahaan-perusahaan tersebut sudah berada di ambang keba
Yaori adalah tipe orang yang menyukai kemegahan.Ruangannya tidaklah sempit. Kalau dimodifikasi, sudah bisa menjadi beberapa apartemen dengan tiga kamar tidur.Ruang yang begitu besar saja masih tidak cukup untuk menampung orang yang dipanggilnya kemari, itu artinya orang yang dipanggilnya kemari sangatlah banyak."Eh, Ardika, apa kamu sudah takut? Kalau kamu sudah takut, cepat berlutut di lantai dan bersujud meminta maaf pada Pak Yaori!""Oh ya, aku mau kamu menampar dirimu sendiri hingga wajahmu rusak!"Sambil menutupi wajahnya yang ditampar oleh Ardika tadi, Emina mengucapkan beberapa patah kata itu sambil menggertakkan giginya. Sorot mata penuh kebencian tampak jelas di matanya.Ardika tidak melirik wanita itu sama sekali. Dia bangkit, menepuk-nepuk bokongnya, lalu tersenyum dan berkata, "Boleh saja. Kalau begitu, aku akan mengikuti Pak Yaori turun ke lantai bawah untuk melihat-lihat sejenak."Yaori tidak tahu apakah Ardika hanya berpura-pura tenang, atau benar-benar tidak takut.N
Kalau didengar dari kata-kata Yaori, situasi saat ini seakan-akan sudah berada di bawah kendalinya.Seolah-olah Ardika sudah kalah telak."Pak Yaori, ide bagus! Kalau presdir Grup Bintang Darma yang dilepas pakaiannya, lalu digantung di tiang bendera, pemandangan itu ... ckckck ... pasti lebih menggemparkan dibandingkan pemandangan Kak Husam dan yang lainnya digantung di tiang bendera!"Emina yang berdiri di samping, melemparkan sorot mata meremehkan sekaligus bangga ke arah Ardika. Dia seperti sudah bisa membayangkan pemandangan Ardika digantung di tiang bendera, lalu kulitnya terkelupas di bawah sinar matahari."Tuan Ardika, ini ...."Hadiman menatap Ardika dengan ekspresi bersalah, bahkan dia ingin menggantikan Ardika untuk digantung di tiang bendera.Awalnya Ardika dan Yaori tidak salah mengenal.Ardika bisa terlibat perselisihan dengan pria sialan itu karena dirinya.Ardika melambaikan tangannya pada Hadiman, lalu menatap Yaori dengan tatapan penuh minat dan berkata, "Pak Yaori, a
"Perusahaan Investasi Yoritas? Nggak masalah!""Tuan Ardika beri aku waktu lima menit, dijamin tiba tepat waktu!"Di ujung telepon, tanpa banyak bicara lagi, Wakanda langsung menyetujui permintaan Ardika."Eh, Ardika, hingga saat seperti ini, kamu masih saja berlagak hebat di hadapan kami!"Melihat Ardika sudah memutuskan sambungan teleponnya, Emina tertawa dingin dan berkata, "Jangan beri tahu aku, kamu memanggil seribu ekor sapi kemari!"Hanya dengan satu panggilan saja, bisa memanggil seribu orang yang ahli bertarung kemari?Di seluruh dunia preman Kota Banyuli saja, tidak ada preman sebanyak itu.Jadi, menurut mereka, Ardika melakukan panggilan telepon itu hanya untuk berlagak hebat."Bos, nggak perlu beromong kosong dengan bocah itu lagi! Biarkan kami menyerangnya sekarang juga!"Seorang pria kekar yang memimpin dua ratus orang petarung itu berjalan maju dan melontarkan kata-kata itu sambil tersenyum ganas.Mereka sudah mendengar dengan jelas ucapan Ardika tadi. Ardika sangat mere