แชร์

Bab 121 Arogan

ผู้เขียน: Sarjana
Romi juga merasa sangat kesal.

Budi bukan siapa-siapa.

Dengan status dan latar belakang terhormat Tuan Ardika, dia bisa menghancurkan Keluarga Susanto hanya dengan satu kalimat saja.

Namun, Nona Luna malah sangat mengkhawatirkan keselamatan Tuan Ardika.

Jinto juga menyunggingkan seulas senyum getir dan berkata, "Tuan Ardika, aku juga sama dengan Romi. Aku datang atas perintah Nona Luna untuk melindungimu. Nona Luna bahkan menghubungiku secara pribadi berulang-ulang kali dan memberiku uang sebesar 2 miliar. Aku nggak bersedia menerimanya, tapi dia bersikeras memberiku uang itu."

Selesai berbicara, dia mengeluarkan sebuah kartu bank dan menyerahkannya kepada Ardika.

"Nah, ini adalah kartu bank yang Nona Luna berikan padaku melalui Romi. Tuan Ardika, sepulang nanti tolong bantu aku kembalikan kartu bank ini kepada Nona Luna. Aku takut dia marah."

Ardika menerima kartu bank itu dengan perpaduan perasaan tidak berdaya dan terharu.

Sebelumnya, uang tabungan Luna sudah digunakan untuk penyele
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 122 Hari Ini Adalah Hari Kehancuran Keluarga Susanto

    Pandangan semua orang tertuju pada Ardika.Mereka beranggapan bahwa menantu kawin masuk Keluarga Basagita itu pasti akan menyerahkan istrinya dengan patuh.Walaupun demikian, pria itu tetap akan kehilangan nyawanya.Mereka tidak mengerti mengapa dendam Budi terhadap Ardika bisa sedalam itu.Biarpun Luna menikah dengan Ardika bukan dengan putranya, dia juga tidak perlu memendam dendam sedalam itu pada Ardika.Sesaat kemudian, Ardika langsung memberi mereka jawabannya.Ardika mencibir dan bertanya, "Budi, di mana putramu? Hari ini adalah hari baik Keluarga Susanto. Kenapa dia tidak datang?"Pembuluh darah di kening Budi langsung menonjol.Dia berteriak dengan penuh amarah, "Dasar bajingan! Diam kamu!"Tentu saja Ardika tidak akan menuruti perintah pria paruh baya itu.Dia mengamati sekeliling, lalu berkata dengan acuh tak acuh, "Ah, apa mungkin dia masih tergeletak di rumah sakit? Aku dengar beberapa hari yang lalu alat vitalnya sudah rusak. Budi, dia adalah satu-satunya putramu, 'kan? K

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 123 Tamu VVIP

    "Astaga, kedua wanita itu sudah tidak muda lagi, tapi tetap saja menyukai pria muda."Melihat pemandangan itu, Ardika menggelengkan kepalanya.Romi terkekeh sambil berkata, "Tuan Ardika nggak perlu heran. Zaman sekarang wanita yang sudah nggak muda, bahkan yang sudah berumah tangga juga menyukai pria muda seperti kedua artis itu. Selain itu, mereka juga memberi idola mereka panggilan khusus, contohnya saja si Tampan. Mereka sangat menikmati hal-hal seperti itu. Hal seperti itu nggak hanya populer di kalangan pria."Ada berbagai bisnis hiburan yang dijalankannya, jadi dia sudah memahami hal seperti itu."Para tamu yang terhormat, sebentar lagi acara akan dimulai. Silakan duduk di tempat duduk kalian masing-masing."Saat ini, suara pembawa acara yang lantang terdengar.Hampir semua tamu undangan sudah tiba di lokasi, mereka segera duduk di tempat duduk yang sudah tersedia.Tempat duduk Keluarga Basagita diatur di barisan belakang.Orang-orang yang duduk di barisan ini adalah perwakilan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 124 Kejutan yang Tidak Ada Habisnya

    Tidak ada seorang pun yang menyangka, bahkan tim tempur Kota Banyuli yang jarang terlibat dalam urusan seperti ini pun mengutus utusan mereka untuk menghadiri acara ini.Semua orang mengenal Abdul, dia adalah tokoh penting yang dikenal oleh seluruh penduduk Kota Banyuli.Dua hari yang lalu, saat Korps Taring Harimau sedang berlatih dan bertugas, mereka bahkan menangkap Romi dan mengirimnya untuk bekerja di lokasi konstruksi. Tindakan mereka ini menuai pujian dari banyak orang.Namun, tidak banyak orang yang mengenal Soni.Hanya saja para tamu undangan juga tahu dia adalah tokoh yang hebat.Bagaimanapun juga, dia adalah seorang ketua pasukan khusus dengan tingkat kemiliteran yang setara dengan Abdul, yaitu merupakan seorang brigadir jenderal. Hanya satu langkah lagi dia akan menjadi seorang jenderal.Dua tokoh hebat itu menghadiri acara Asosiasi Bahan Bangunan bersama-sama, tentu saja ini merupakan sebuah kehormatan bagi pihak penyelenggara acara.Bahkan Budi sendiri juga sedikit tercen

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 125 Benar-Benar Kacau

    Kalau dibandingkan sosok Soni yang menakutkan, sosok Ardika jauh lebih menakutkan bagi dua artis terkenal ini.Adrian berkata dengan terbata-bata, "Derick, Pak Soni pasti tidak berani duduk di depan tokoh hebat itu. Karena itulah, dia memilih duduk di barisan belakang. Kalau kita tetap duduk di barisan depan ini dan keberadaan kita ketahuan oleh mereka, kita pasti akan berakhir mengenaskan.""Ya, benar," kata Derick sambil menganggukkan kepalanya.Karena itulah, mereka berdua juga segera bangkit dari tempat duduk mereka."Pak Budi, apa kami boleh ganti tempat duduk dan duduk di sana?"Sontak saja ucapan kedua artis terkenal itu langsung menarik perhatian semua para tamu undangan.Saat mereka mengalihkan pandangan mereka ke arah yang ditunjuk oleh kedua artis terkenal itu, mereka mendapati bahwa tempat duduk yang dimaksud oleh kedua artis terkenal itu adalah barisan di belakang barisan yang ditempati oleh Soni dan yang lainnya."Oh, oke, aku akan segera meminta seseorang untuk mengatur

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 126 Tidak Ingin Menonjolkan Diri

    Begitu perpindahan massal ini terjadi, pemandangan yang aneh pun muncul.Dalam sekejap, mulai dari barisan depan Ardika hingga ke barisan paling depan langsung kosong.Hanya dia, Jinto, Romi dan beberapa orang lainnya yang tetap menempati tempat duduk mereka tanpa berpindah.Kini, barisan depannya sudah benar-benar kosong.Sementara itu, di barisan belakangnya dipenuhi dengan para tamu undangan.Dalam sekejap, Ardika menjadi pusat perhatian.Arini sedang mengikuti para tamu undangan lainnya untuk berpindah tempat duduk ke barisan belakang. Melihat Ardika masih duduk di tempat duduknya, wanita itu tidak bisa menahan tawanya."Ardika, semua tokoh hebat sudah berpindah tempat duduk ke barisan belakang. Berani sekali kamu duduk di barisan paling depan, apa kamu sedang cari mati?!"Dia melontarkan sindiran kepada Ardika dengan volume suara tinggi.Setelah mendengar ucapan Arini, Jenny, James dan beberapa orang lainnya yang sedang sibuk mengatur ulang tempat duduk juga ikut tertawa."Memang

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 127 Lima Belas Petinggi

    Ardika sangat malas menanggapi ucapan Arini.Sekarang, dia hanya tertarik untuk menyaksikan pertunjukan Budi.Saat ini, pembawa acara naik ke atas panggung dengan membawa sebuah mikrofon.Acara ini sudah resmi dimulai."Para tamu yang terhormat, hari ini adalah hari penting pembentukan Asosiasi Bahan Bangunan yang baru, saya ucapkan selamat datang ...."Pembawa acara menyampaikan kata-kata penyambutan dengan ramah.Dalam sekejap, sekitar dua ribu tamu undangan yang menghadiri acara ini segera memberikan tepuk tangan yang meriah.Selanjutnya, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, Jenny diundang naik ke atas panggung untuk mengumumkan aturan dan prosedur Asosiasi Bahan Bangunan yang baru.Ya, hanya sekadar formalitas saja.Selesai mengumumkan aturan dan prosedur, Jenny tersenyum dan berkata, "Semuanya, selanjutnya izinkan saya untuk memperkenalkan lima belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan yang baru!"Dalam sekejap, banyak tamu undangan yang langsung duduk dengan tegak.Seben

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 128 Biar Dia Merasakan Putus Asa

    Dengan iringan tepuk tangan yang meriah, Budi melangkahkan kakinya naik ke atas panggung dengan bangga.Begitu naik ke atas panggung, dia langsung berdiri di depan kelima belas ketua preman itu, seolah-olah mereka hanya pendampingnya."Pak Budi, silakan sampaikan satu atau dua patah kata."Jenny mengambil mikrofon dari pembawa acara, lalu menyerahkannya kepada Budi secara pribadi.Seharusnya kata-kata ini diucapkan oleh pembawa acara, tetapi dia terlebih dahulu mengatakannya.Dalam acara hari ini, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, tentu saja dia adalah sosok wanita yang menjadi pusat perhatian.Namun, semua ini baru permulaan.Tidak lama lagi, dia akan menjadi anggota Keluarga Susanto.Kelak, setelah Keluarga Susanto menduduki posisi puncak keluarga kaya, status dan kedudukannya juga akan ikut naik.Jenny sudah menantikan momen itu terjadi.Sementara itu, saat ini pandangan Budi tertuju ke arah para tamu undangan yang duduk di bawah panggung.Di antara para tamu undangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 129 Apa Kamu Sudah Menyadari Kesalahanmu

    Setelah Budi memberi perintah, layar besar LED di belakangnya langsung menyala.Kemudian, sebuah video mulai diputar.Awalnya, video menunjukkan sebuah lokasi konstruksi besar yang sedang dalam proses pembangunan."Itu adalah lokasi konstruksi Starindum!"Semua orang langsung mengenali proyek yang sedang dalam proses pembangunan di lokasi konstruksi tersebut.Dalam dua tahun terakhir, Starindum adalah sebuah pusat perbelanjaan besar di Kota Banyuli yang sedang dalam proses pembangunan. Total dana yang telah diinvestasikan dalam proyek ini sebesar lebih dari dua puluh triliun.Kemudian, gambaran di layar berganti menjadi gerbang utama lokasi konstruksi.Lalu, sebuah bendera bertulisan merah cerah mulai berkibar."Pihak penyelenggara proyek Starindum mengucapkan selamat atas penyelenggaraan acara pembangunan kembali Asosiasi Bahan Bangunan!"Di bawah bendera yang berkibar itu, para staf proyek terkait berbaris dengan rapi dan mengucapkan selamat dengan serempak.Melalui layar tersebut, t

บทล่าสุด

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2277 Siapa Pecundang yang Sebenarnya

    Raut wajah Kalris langsung berubah menjadi muram. Dia berkata dengan dingin, "Eh, Ardika, sekarang bukan saatnya membicarakan ini, jangan coba-coba mengalihkan topik pembicaraan.""Dengar baik-baik, tugas sudah kuserahkan padamu! Kalau kamu nggak bisa menyelesaikan tugasmu, pergi dari sini sendiri!""Grup Goldis nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja!"Ardika tersenyum, tidak menyetujui, juga tidak menyangkal pernyataan pria itu. "Oh? Nggak memelihara pecundang yang hanya menerima gaji buta saja, ya? Kamu yang mengatakannya sendiri."Saat berbicara, dia mengeluarkan ponselnya dan mengirimkan sebuah pesan."Eh, Ardika, apa maksudmu?!"Kalris memelototi Ardika, dia merasa bocah yang satu ini terkesan misterius.Ardika berkata sambil tersenyum, "Tuan Muda Kalris, kamu bilang Grup Goldis nggak memelihara pecundang, tapi kamu bahkan nggak tahu Kepala Departemen PUPR bernama Juki Tandio, sedangkan Kepala Departemen Perhubungan bernama Daslim Yendia.""Ini yang kamu mak

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2276 Setengah Jam Sudah Cukup

    Kalris berbicara tanpa sungkan, sama sekali tidak mempertimbangkan Jeslin.Sekarang dia sudah bertekad untuk mempersulit Ardika, mempermalukan Ardika untuk membalaskan dendam di Hainiken tadi malam.Setelah mendengar kata-kata Kalris ini, untuk sesaat Jeslin juga tidak tahu apa lagi yang harus dikatakannya.Lagi pula, kalau bukan karena tidak ingin orang tuanya bertengkar karena masalah Ardika, dia juga tidak akan membela Ardika.Di bawah sorot mata simpati atau sorot mata senang orang-orang di sekelilingnya, Ardika mengulurkan lengannya untuk melihat dokumen tersebut."Departemen PUPR ibu kota provinsi ....""Departemen Perhubungan ....""Departemen Kesehatan ...."Ardika menyebutkan beberapa nama departemen di bawah naungan instansi pemerintahan kota itu, lalu bertanya tanpa mengangkat kepalanya, "Kalris, selama aku meminta klien-klien ini datang untuk menandatangani kontrak, aku sudah bisa menjadi karyawan tetap?""Ya, benar!"Kalris mengangkat kepalanya dengan arogan, lalu mencibir

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2275 Beberapa Proyek

    Sambil menunjuk Ardika, Kalris berkata dengan tajam, "Eh, Ardika, kamu harus mengerti! Kalau bukan karena adikku berbaik hati melindungimu, tanpa perlu menunggu saat itu, kamu sudah mati dipermainkan olehku dan Tuan Muda Werdi!""Baiklah, kamu lanjutkan saja hidup dalam mimpimu."Ardika menanggapi ucapan konyol pria itu dengan tertawa acuh tak acuh.Mendengar nada bicara mengejek dalam ucapan Ardika, Jeslin mengerutkan keningnya dan berkata, "Ardika, cukup! Bagaimanapun juga, sekarang Tuan Muda Kalris adalah atasanmu! Kamu harus menghormatinya!""Kalau kamu masih ingin bekerja di Grup Goldis, kamu tak bisa menghindari Tuan Muda Kalris.""Apa kamu mengerti?!"Kalris mencibir dan berkata, "Kalau dia bisa mendengar kata-kata manusia, dia juga nggak akan menjadi seperti sekarang ini.""Jeslin, bukannya aku ingin mengataimu, aku bisa mengerti kamu membawa orang seperti ini untuk menjadi karyawan perusahaan ini dengan mengandalkan relasi. Tapi sebelum kamu membawanya kemari, seharusnya kamu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2274 Gaji Bulanan Enam Juta

    "Bukankah sudah kubilang? Hari ini departemen kita kedatangan seorang karyawan dewa, tentu saja aku harus datang melihatnya."Saat berbicara, pandangan Kalris tertuju pada Ardika. Sambil tersenyum palsu, dia berkata, "Ardika, harus kuakui kamu benar-benar beruntung. Bisa-bisanya tadi malam kamu keluar dari Hainiken hidup-hidup.""Tuan Muda Kalris, apa hubungannya Ardika dengan Hainiken?"Jeslin tercengang.Tentu saja dia sudah pernah mendengar tentang reputasi Hainiken.Hanya saja, bisa-bisanya Ardika sudah masuk ke bar kelas atas yang bahkan dirinya sendiri juga belum memenuhi kualifikasi untuk memasuki tempat tersebut. Hal ini membuat Jeslin menatap Ardika dengan tatapan agak terkejut.'Apa mungkin bocah ini benar-benar tinggal di kompleks vila Gunung Halfi?'Jeslin juga tidak tahu detail kedua tempat ini.Orang-orang yang bisa masuk ke Hainiken, tentu saja juga punya modal untuk tinggal di Gunung Halfi.Kalris terkekeh dan berkata, "Jeslin, jangan berpikir banyak. Tadi malam Rosa, a

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2273 Mulai Bekerja

    Contohnya saja, Jeslin tergabung dengan departemen budaya dan hiburan.Namun, saat ini dia membawa Ardika ke sebuah departemen di bawah naungan salah satu dari departemen bisnis, yang bertanggung jawab atas proyek pengadaan pemerintah.Grup Goldis bisa berkembang hingga sebesar ini juga ada hubungannya dengan Organisasi Snakei yang memiliki berbagai macam hak istimewa.Dengan memiliki berbagai macam hak istimewa, pihak-pihak lainnya tentu saja harus mempertimbangkannya.Dengan mengandalkan hak-hak istimewa ini pula, Grup Goldis memperoleh banyak proyek dari instansi pemerintahan.Sangat jelas Jeslin sudah "membuka jalan" terlebih dahulu. Begitu membawa Ardika masuk ke departemen ini, kedatangan mereka langsung disambut dengan hangat oleh supervisor departemen ini.Prosedur masuk kerja Ardika juga diselesaikan dengan cepat."Oke, sudah selesai, Ardika. Sekarang kamu sudah menjadi karyawan sementara Grup Goldis yang terhormat dengan gaji pokok sebesar enam juta.""Semangatlah agar kamu b

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2272 Arogan

    Panggilan telepon baru saja berakhir, Ardika sudah menerima sebuah notifikasi menerima transfer dana.Sutandi mentransfer 20 juta untuknya, memintanya untuk membeli setelan pakaian formal yang cocok dengannya saat dalam perjalanan menuju Grup Goldis.Ardika hanya bisa menerima niat baik Sutandi itu dengan tidak berdaya.Kalau dia tidak terima, gurunya itu pasti akan meneleponnya dan mengguruinya lagi.Adapun mengenai setelah formal, Ardika tidak membelinya, juga tidak berencana untuk memakainya.Bagaimana mungkin seorang bos perlu berpenampilan sama seperti karyawan saat pergi ke perusahaan sendiri?Setelah memberi tahu Futari untuk bersenang-senang sendiri di rumah, Ardika mengendarai mobil yang diberikan oleh Jace padanya itu menuju ke area pusat bisnis paling mewah di ibu kota provinsi.Gedung Goldis tetap terlihat sangat mencolok. Saat mendongak dan melihatnya, gedung tersebut tetap memberikan gejolak emosi yang besar bagi orang yang melihatnya.Pria dan wanita yang keluar masuk ge

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2271 Kasih Sayang Seorang Guru

    "Nggak perlu bekerja?"Sutandi berkata dengan marah, "Ardika, ada apa dengan sikapmu ini?""Aku baru saja bilang padamu untuk bangkit kembali dari tempatmu terjatuh, kamu menganggap ucapanku seperti angin lalu, ya?!""Kamu nggak ingin bekerja, apa yang ingin kamu lakukan?""Menjalani hari-harimu tanpa melakukan apa-apa? Atau mengandalkan bualan-bualan yang nggak ada artinya itu untuk memuaskan martabat sendiri, membuat diri sendiri mati rasa?""Tahukah kamu demi mendapatkan pekerjaan untukmu Jeslin telah berupaya sekeras apa dan telah menggunakan semua relasi yang bisa digunakannya?!""Ardika, kamu nggak bisa mengecewakan Jeslin, juga nggak bisa mengecewakanku!"Sutandi mengucapkan kata-kata itu dengan diliputi perasaan sakit hati.Mengingat kemarin demi memuaskan martabat sendiri Ardika telah membual dengan mengatakan dirinya adalah pemilik vila nomor satu Gunung Halfi, hatinya telah diliputi kekecewaan terhadap muridnya itu."Ardika, kata-kataku kemarin memang kurang enak didengar, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2270 Pergi Bekerja

    Keluarga Septio adalah keluarga kaya lama, relasi mereka sangatlah luas. Jadi, seharusnya mereka bisa menemukan orang-orang yang memenuhi kualifikasinya.Tentu saja, kalau pada akhirnya orang yang dicarikan oleh Levin tidak bisa membuat Ardika puas, Ardika juga tidak keberatan untuk menggerakkan relasinya dan sumber dayanya sendiri.Hanya saja, meminta orang-orang itu datang ke ibu kota provinsi, dia merasa itu sudah agak berlebihan.Levin langsung setuju. "Kak Ardika, aku mengenal beberapa orang yang pasti andal dalam hal melindungi orang. Tapi, harga yang mereka minta nggak rendah."Ardika berkata dengan santai, "Uang bukan masalah selama kemampuan mereka setara dengan harga itu."Malam hening itu berlalu dengan cepat.Pagi keesokan harinya.Saat Ardika terbangun dari tidurnya, Levin sudah membawakan sarapan secara pribadi.Saat Ardika sedang sarapan bersama Futari, dia menerima pesan dari Vita. Wanita itu mengatakan pagi-pagi sekali Jeslin sudah bergegas pergi ke Grup Goldis untuk m

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 2269 Bayang-Bayang Negara Jepara

    Futari mengangkat kepalanya, menatap Ardika dengan tatapan kasihan. Perhatiannya terhadap Ardika diutarakannya dengan jelas dalam ucapannya.Walaupun dulu dia juga sudah pernah menghadapi beberapa masalah bersama Ardika, tetapi itu hanyalah konflik-konflik kecil.Menggunakan botol anggur untuk menghantam kepala orang lain sudah merupakan tindakan yang ekstrem.Akan tetapi, bukan hanya itu saja yang terjadi malam ini. Malam ini terjadi pemotongan jari, bahkan ada orang Negara Jepara yang hampir meregang nyawa. Ini benar-benar membuatnya ketakutan.Reaksi pertamanya adalah dia bukannya merasa senang memiliki seorang kakak ipar dengan kemampuan bela diri yang luar biasa, melainkan mengkhawatirkan keselamatan Ardika.Bagaimanapun juga, malam ini orang-orang yang terlibat dalam konflik dengan kakak iparnya memiliki latar belakang yang luar biasa.Ardika mengangkat lengannya dan menepuk dahi Futari. "Dari mana kamu mempelajari kata-kata seperti itu? Apa maksudmu dengan kakak sepupumu menjadi

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status