Ardika sangat malas menanggapi ucapan Arini.Sekarang, dia hanya tertarik untuk menyaksikan pertunjukan Budi.Saat ini, pembawa acara naik ke atas panggung dengan membawa sebuah mikrofon.Acara ini sudah resmi dimulai."Para tamu yang terhormat, hari ini adalah hari penting pembentukan Asosiasi Bahan Bangunan yang baru, saya ucapkan selamat datang ...."Pembawa acara menyampaikan kata-kata penyambutan dengan ramah.Dalam sekejap, sekitar dua ribu tamu undangan yang menghadiri acara ini segera memberikan tepuk tangan yang meriah.Selanjutnya, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, Jenny diundang naik ke atas panggung untuk mengumumkan aturan dan prosedur Asosiasi Bahan Bangunan yang baru.Ya, hanya sekadar formalitas saja.Selesai mengumumkan aturan dan prosedur, Jenny tersenyum dan berkata, "Semuanya, selanjutnya izinkan saya untuk memperkenalkan lima belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan yang baru!"Dalam sekejap, banyak tamu undangan yang langsung duduk dengan tegak.Seben
Dengan iringan tepuk tangan yang meriah, Budi melangkahkan kakinya naik ke atas panggung dengan bangga.Begitu naik ke atas panggung, dia langsung berdiri di depan kelima belas ketua preman itu, seolah-olah mereka hanya pendampingnya."Pak Budi, silakan sampaikan satu atau dua patah kata."Jenny mengambil mikrofon dari pembawa acara, lalu menyerahkannya kepada Budi secara pribadi.Seharusnya kata-kata ini diucapkan oleh pembawa acara, tetapi dia terlebih dahulu mengatakannya.Dalam acara hari ini, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, tentu saja dia adalah sosok wanita yang menjadi pusat perhatian.Namun, semua ini baru permulaan.Tidak lama lagi, dia akan menjadi anggota Keluarga Susanto.Kelak, setelah Keluarga Susanto menduduki posisi puncak keluarga kaya, status dan kedudukannya juga akan ikut naik.Jenny sudah menantikan momen itu terjadi.Sementara itu, saat ini pandangan Budi tertuju ke arah para tamu undangan yang duduk di bawah panggung.Di antara para tamu undangan
Setelah Budi memberi perintah, layar besar LED di belakangnya langsung menyala.Kemudian, sebuah video mulai diputar.Awalnya, video menunjukkan sebuah lokasi konstruksi besar yang sedang dalam proses pembangunan."Itu adalah lokasi konstruksi Starindum!"Semua orang langsung mengenali proyek yang sedang dalam proses pembangunan di lokasi konstruksi tersebut.Dalam dua tahun terakhir, Starindum adalah sebuah pusat perbelanjaan besar di Kota Banyuli yang sedang dalam proses pembangunan. Total dana yang telah diinvestasikan dalam proyek ini sebesar lebih dari dua puluh triliun.Kemudian, gambaran di layar berganti menjadi gerbang utama lokasi konstruksi.Lalu, sebuah bendera bertulisan merah cerah mulai berkibar."Pihak penyelenggara proyek Starindum mengucapkan selamat atas penyelenggaraan acara pembangunan kembali Asosiasi Bahan Bangunan!"Di bawah bendera yang berkibar itu, para staf proyek terkait berbaris dengan rapi dan mengucapkan selamat dengan serempak.Melalui layar tersebut, t
Kali ini, semua orang menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang mati.Mereka tidak percaya setelah Budi menunjukkan betapa menakutkannya kekuatan Asosiasi Bahan Bangunan, idiot itu masih berani menantang Budi.Namun, mereka harus menelan kekecewaan sekali lagi."Budi, kamu nggak berhak menghakimiku."Ardika tetap duduk tenang di sana dan memasang ekspresi meremehkan.Melihat Budi yang sedang berlagak hebat di hadapannya itu, Ardika merasa pria paruh baya itu sangat konyol.Budi berkata dengan dingin, "Di saat seperti ini, kamu masih berani melawan. Grup Sentosa Jaya yang menjadi pendukungmu sudah hancur. Henry yang dianggap sebagai orang paling kaya di Kota Banyuli adalah seorang pengecut. Dia bahkan nggak berani menghadiri acara hari ini.""Adapun mengenai Jinto dan Romi, aku bisa membunuh dua pecundang yang duduk di sampingmu itu hanya dalam waktu hitungan menit. Atas dasar apa kamu berani melawanku?""Karena statusmu sebagai menantu Keluarga Basagita? Haha ...."Pria paruh
Setelah mendengar suara teriakan histeris itu, secara naluriah dua ribu orang yang berada di dalam ruangan tersebut langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah layar besar.Saat ini, layar besar kembali menunjukkan gambaran siaran langsung lokasi konstruksi Starindum yang pertama kali ditayangkan.Hanya saja, para staf yang sebelumnya berbaris untuk mengucapkan selamat sudah membubarkan diri.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar sirene mobil polisi dari layar besar tersebutSatu per satu mobil polisi terpampang jelas di depan layar besar.Kemudian, disusul dengan beberapa truk berwarna hijau.Satu per satu anggota polisi keluar dari mobil polisi.Satu per satu prajurit bersenjata lengkap melompat turun dari truk."Tangkap mereka semua!"Setelah sosok ketua dari pihak kepolisian melambaikan tangannya, baik prajurit maupun anggota kepolisian langsung bergegas memasuki lokasi konstruksi.Dalam waktu kurang dari satu menit, ratusan orang preman sudah ditangkap.Beberapa di antara mer
Hening!Sangat hening!Walaupun suasana di dalam ruangan itu sangat hening, tetapi perasaan dua ribu orang yang berada di tempat itu sudah mulai bergejolak.Angka-angka yang dilaporkan oleh Rivaldo, sang wakil Direktur Departemen Kepolisian Kota, bagaikan tiga pukulan keras yang menggetarkan hati mereka semua.Preman sebanyak lebih dari 2.300 orang, seharusnya sudah merupakan semua anak buah dari lima belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan.Mereka semua tersebar di 109 lokasi konstruksi, tetapi semuanya tertangkap dalam kurun waktu kurang dari lima menit. Tidak ada seorang pun yang lolos.Sementara itu, Departemen Kepolisian Kota Banyuli dan Korps Taring Harimau mengerahkan lebih dari sepuluh ribu anggota mereka!Penangkapan ini adalah sebuah aksi penangkapan skala besar.Sepanjang sejarah Kota Banyuli, hal seperti ini belum pernah terjadi!Sebelum kejadian ini terjadi, tidak ada seorang pun yang menerima informasi penangkapan.Kalau dilihat dari ekspresi bingung Budi yang merupakan Ke
"Aku nggak bisa menerima semua ini. Hari ini, semua tamu undangan di sini adalah tokoh-tokoh hebat. Selama kita masih ada bantuan di luar, bagaimana kalau kita menjadikan mereka semua sebagai sandera dan memaksa kekuatan gabungan ketentaraan dan kemiliteran untuk melepaskan kita?""Setelah berhasil melarikan diri, kita bisa meninggalkan kota ini. Dengan mengandalkan kemampuan kita, aku yakin ke mana pun kita pergi kita pasti bisa sukses!"Mungkin saja otaknya sudah bermasalah, atau mungkin orang sepertinya memang tidak takut pada.Dalam situasi seperti ini, Dodi malah berpikiran untuk mempertaruhkan nyawanya.Setelah mendengar ucapannya, kebanyakan dari empat belas ketua preman itu langsung ketakutan bahkan kaki mereka sampai lemas. Hanya ada sekitar tiga atau empat orang yang tampak ragu apakah mau mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri atau tidak.Bagaimanapun juga, jumlah orang yang otaknya masih berputar dengan normal lebih banyak.Namun, Dodi sama sekali tidak memedulikan apaka
Bukan hanya Budi saja yang kebingungan, Jenny, James dan yang lainnya juga kebingungan.Bahkan, dua ribu tamu undangan yang berada di tempat itu juga kebingungan.Saat ini, Wakil Ketua Pasukan Khusus Serigala yang bertanggung jawab atas misi kali ini, Jerico Tanu menghampiri Soni dan memberi hormat padanya."Lapor Pak Wakil Komandan, dalam misi pemberantasan kriminal di Kota Banyuli kali ini, semua anggota Pasukan Khusus Serigala telah dikerahkan. Harap beri instruksi!"Soni berkata dengan suara rendah, "Seluruh pasukan siap siaga! Tunggu instruksi dari Pak Komandan!"Semua orang langsung kebingungan.Dalam menjalankan misi kali ini, Brigadir Jenderal Soni hanya menempati posisi wakil komandan?Kalau begitu, siapa komandan yang dimaksud olehnya?Apakah orang yang dimaksud adalah Abdul?Tidak mungkin, tingkatan ketentaraan Abdul setara dengan Soni.Kalau begitu, apakah orang yang dimaksud adalah Sigit?Hal ini lebih tidak memungkinkan lagi mengingat posisi dan kedudukannya lebih rendah
Tina memilih untuk menjalin hubungan baik terlebih dulu dengan orang-orang Keluarga Citora, ini adalah cara yang paling cepat untuk melebur dengan penduduk lokal ibu kota provinsi, jalan pintas agar berbagai pihak dunia preman tempat ini menganggap dirinya sebagai orang sendiri.Selain itu, beberapa orang murid Haron yang mengalami kejatuhan signifikan dan menjalani kehidupan yang sulit itu, juga bukan pecundang.Saat ini, mereka hanya kekurangan sebuah kesempatan.Tina bersedia memberi mereka kesempatan ini, mereka pasti tidak akan melewatkan kesempatan ini begitu saja. Pada saat bersamaan, orang-orang ini juga bisa menjadi senjata bagi Tina untuk menyerang."Hmm, biarkan saja dia yang mengambil tindakan sendiri. Panggil Tujuh Bilah dan Serigala Ganas ke ibu kota provinsi untuk membantunya."Ardika melambaikan tangannya.Awalnya dia ingin memberi arahan dan bimbingan pada Tina, bahkan diam-diam membantu wanita itu dari belakang. Ya, bagaimanapun juga, wanita itu adalah sahabat istriny
Leane tertegun sejenak, lalu berkata dengan nada bicara iri, "Tokoh besar mana yang makan di Restoran Siam? Bisa-bisanya mobilnya adalah Rolls-Royce! Bahkan Tuan Muda Kalris juga nggak memenuhi kualifikasi untuk mengendarai mobil mewah selevel itu, bukan?""Kalau dilihat dari punggung orang yang masuk ke dalam mobil itu, sepertinya dia masih cukup muda. Andai saja Jeslin bisa mengenalnya."Mendengar ucapan istrinya, Sutandi mendengus dingin.'Ckck, wanita ini benar-benar serakah. Bahkan Kalris saja belum bisa dia taklukkan, sekarang dia menginginkan menantu dengan level yang lebih tinggi lagi.'Jeslin juga menatap Rolls-Royce yang sudah menjauh itu dengan sorot mata iri. Namun, dia segera mengerutkan keningnya.Ayah dan ibunya sudah lanjut usia, penglihatan mereka sudah menurun, jadi tidak melihat dengan jelas.Namun, dia malah merasa punggung sosok tadi sangat mirip dengan Ardika."Nggak mungkin!""Ardika adalah seorang pecundang, nggak mungkin dia!"Jeslin menggelengkan kepalanya den
Mendengar ucapan pelayan, Sutandi sekeluarga tercengang."Sudah dibayar?"Leane mengalihkan pandangannya ke arah putrinya dan berkata, "Jeslin, telepon Tuan Muda Kalris, pasti dia yang membayarnya.""Tuan Muda Kalris benar-benar orang yang sangat baik. Setelah dibuat kesal setengah mati oleh Ardika si sialan itu, hanya datang tanpa makan, dia bahkan membantu membayar, membuat kita nggak enak hati saja."Jeslin buru-buru menghubungi Kalris."Tuan Muda Kalris, terima kasih sudah membayar tagihan makan. Ibuku memintaku untuk menyampaikan permintaan maaf padamu. Mengenai kejadian hari ini, kami benar-benar minta maaf.""Ah ... bayar tagihan makan? Oh, oh, itu sudah seharusnya."Kalris sendiri juga kebingungan. Dia pergi meninggalkan restoran begitu saja, bagaimana mungkin dia tahu siapa yang membayar tagihan makan?Namun, berhubung Jeslin sekeluarga merasa dirinya yang membayar, dia juga malas memberi penjelasan lagi. Sambil tersenyum, dia berkata, "Jeslin, tolong beri tahu Bibi, Restoran
Mengingat Sutandi, ayahnya ingin dirinya untuk menikah dengan Ardika, Jeslin langsung merasa mual.Selain itu, biasanya hubungan ayah dan ibunya selalu harmonis. Akan tetapi, hari ini mereka bertengkar bahkan sampai mencapai tahapan akan bercerai karena Ardika.Jadi, sorot mata kebencian yang ditujukan oleh Jeslin terhadap Ardika kian mendalam."Silakan pergi dari sini, keluarga kami nggak menerimamu!"Jeslin mengulurkan lengannya yang putih mulus, lalu menunjuk ke arah pintu ruang pribadi.Sutandi mendengus dingin, lalu menegur putrinya, "Jeslin, jaga sikapmu! Cepat minta maaf pada Ardika!""Pak Sutandi, jangan salahkan Jeslin."Ardika berkata, "Semua ini salahku, seharusnya hari ini aku nggak muncul di sini.""Pak Sutandi, terima kasih sudah menjagaku, tapi aku merasa aku nggak membutuhkannya lagi.""Sebenarnya, tujuan kedatanganku ke ibu kota provinsi kali ini adalah untuk menangani beberapa hal. Tempat tinggalku sudah diatur sejak awal, nggak perlu merepotkan kalian lagi.""Lain ka
Mendengar ucapan Sutandi ini, Ardika mengangkat alisnya.Dia tidak bisa menahan diri dan bertanya, "Pak Sutandi, siapa penyelamat itu?"Memanfaatkan waktu ini, Sutandi segera meneguk air. Setelah menenangkan dirinya, dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak tahu. Aku hanya tahu dia adalah seorang wanita yang sangat cantik, agak mirip denganmu, seharusnya dia adalah keluargamu yang sesungguhnya."Keluarga yang sesungguhnya.Alasan Sutandi mengatakan demikian adalah, karena dia tahu Keluarga Mahasura bukanlah keluarga Ardika yang sesungguhnya.Lebih tepatnya, Ardika adalah anak yang tinggal di Provinsi Denpapan dan dititipkan pada Keluarga Mahasura.Itulah sebabnya orang-orang Keluarga Mahasura memperlakukannya seperti itu.Masih lumayan kalau Sutandi tidak membahas hal itu. Begitu dia membahasnya, emosi Leane langsung meledak."Sutandi, dasar sialan! Berani-beraninya kamu membahas hal itu?!""Saat itu, kalau bukan karena kamu berlagak suci dan banyak ikut campur, apa Keluarga
"Sutandi, kami akan mentraktir makan lain kali ...."Satu per satu dari tamu undangan lainnya juga mencari alasan dan pergi.Namun, sebelum berjalan keluar dari ruang pribadi, setiap orang itu secara khusus menatap Ardika sejenak, seolah-olah ingin mengingat paras pria itu dengan baik dalam benak mereka.Namun, sorot mata orang-orang ini diliputi dengan kekaguman sekaligus acuh tak acuh.Hal yang membuat mereka kagum adalah, mereka mendapati pemuda yang berasal dari Kota Banyuli, sebuah tempat kecil itu, memang memiliki sedikit kemampuan.Hanya dengan beberapa patah kata saja, dia sudah bisa membuat Kalris ketakutan setengah mati, sampai-sampai berlutut dan bersujud, memohon pengampunan sambil menangis, lalu pergi dengan tergesa-gesa.Memiliki kemampuan seperti ini saja sudah tidak biasa bagi orang biasa.Namun, sayang sekali.Pemuda ini tidak mengerti hukum untuk bertahan di kota besar seperti ibu kota provinsi.Cara menangani sesuatu dengan menggunakan trik-trik cerdas, mungkin cocok
Melihat Ardika tidak menyangkal, Kalris langsung mengangkat lengan bajunya, menyeka air matanya.Kemudian, dia langsung bangkit, lalu menunjuk Ardika dan berteriak dengan marah, "Ardika, bagus, bagus! Berani-beraninya kamu berpura-pura menjadi ketua cabang!""Sudah kuduga, ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa, sosok yang memiliki identitas luar biasa ini, bahkan pamanku bertemu dengannya, juga harus memberi hormat padanya.""Bagaimana mungkin seorang menantu benalu yang sudah diusir sepertimu bisa menduduki posisi sebagai ketua cabang?!""Pecundang sepertimu hanya bisa berlagak hebat!"Leane berteriak dengan marah pada Ardika, "Cepat berlutut dan bersujud di hadapan Kalris. Kalau nggak bersujud sampai seratus kali, kamu nggak boleh berdiri!"Ardika tidak memedulikan Leane, dia hanya menatap Kalris dengan seulas senyum tipis dan berkata, "Tuan Muda Kalris, aku lebih menyukai sikap sombongmu ini.""Tapi, apa kamu nggak penasaran mengapa seorang pecundang sepertiku bisa mengetahui rahasi
Saat ini, Kalris berlutut di hadapan Ardika, sangat merendah, sama sekali tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi.Semua orang tercengang menyaksikan pemandangan itu.Kalris tidak hanya berlutut di hadapan Ardika, tetapi juga bersujud dan meminta maaf padanya tanpa henti?Ardika adalah ketua Organisasi Snakei cabang Gotawa?Sutandi dan Leane tercengang.Jeslin juga tercengang.Terutama Jeslin. Menyaksikan pemandangan di hadapannya itu, dia sudah hampir menggila.Detik sebelumnya, dia masih sangat mengagumi Kalris, merasa hanya pria yang memiliki status dan kedudukan seperti Kalris yang pantas untuknya.Namun, sekarang Kalris malah berlutut di hadapan Ardika yang dia pandang rendah seperti seekor anjing.Kesenjangan ini benar-benar terlalu besar. Untuk sesaat, dia tidak bisa bereaksi sama sekali.Leane adalah orang pertama yang bereaksi. Tidak tahu terpikir akan apa, ekspresinya langsung berubah menjadi pucat pasi saking ketakutannya.Dia buru-buru melangkah maju untuk memapah Kal
"Ada apa, Kalris? Apa kamu nggak enak badan?"Melihat raut wajah Kalris memucat serta bulir-bulir keringat dingin membasahi kening calon menantu idamannya itu, Leane segera melangkah maju untuk memapah Kalris.Namun, kali ini Kalris malah menepis tangan Leane secara refleks."Katakan!""Bagaimana kamu bisa tahu ketua kami mati di Kota Banyuli?!"Kalris menatap Ardika dengan lekat.Semua orang menyadari bibirnya sudah mulai gemetaran, kedua kakinya juga gemetaran.Apa dia sedang ketakutan?Bisa-bisanya Kalris takut pada Ardika?Semua orang di tempat itu merasa kebingungan. Mereka membelalak, tidak berani berbicara."Karena kamu masih bisa menyadari kejanggalan melalui beberapa patah kata yang kuucapkan, kulihat kamu masih belum sebodoh itu."Ardika mengangkat alisnya dengan sedikit terkejut. Kemudian, dia tenang kembali dan berkata dengan acuh tak acuh, "Aku nggak hanya tahu ketua cabang kalian mati di Kota Banyuli.""Aku bahkan tahu dia bernama Sirilus, putranya bernama Valtino, adik p