Share

Bab 130 Berlutut

Kali ini, semua orang menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang mati.

Mereka tidak percaya setelah Budi menunjukkan betapa menakutkannya kekuatan Asosiasi Bahan Bangunan, idiot itu masih berani menantang Budi.

Namun, mereka harus menelan kekecewaan sekali lagi.

"Budi, kamu nggak berhak menghakimiku."

Ardika tetap duduk tenang di sana dan memasang ekspresi meremehkan.

Melihat Budi yang sedang berlagak hebat di hadapannya itu, Ardika merasa pria paruh baya itu sangat konyol.

Budi berkata dengan dingin, "Di saat seperti ini, kamu masih berani melawan. Grup Sentosa Jaya yang menjadi pendukungmu sudah hancur. Henry yang dianggap sebagai orang paling kaya di Kota Banyuli adalah seorang pengecut. Dia bahkan nggak berani menghadiri acara hari ini."

"Adapun mengenai Jinto dan Romi, aku bisa membunuh dua pecundang yang duduk di sampingmu itu hanya dalam waktu hitungan menit. Atas dasar apa kamu berani melawanku?"

"Karena statusmu sebagai menantu Keluarga Basagita? Haha ...."

Pria paruh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status