"Aku nggak bisa menerima semua ini. Hari ini, semua tamu undangan di sini adalah tokoh-tokoh hebat. Selama kita masih ada bantuan di luar, bagaimana kalau kita menjadikan mereka semua sebagai sandera dan memaksa kekuatan gabungan ketentaraan dan kemiliteran untuk melepaskan kita?""Setelah berhasil melarikan diri, kita bisa meninggalkan kota ini. Dengan mengandalkan kemampuan kita, aku yakin ke mana pun kita pergi kita pasti bisa sukses!"Mungkin saja otaknya sudah bermasalah, atau mungkin orang sepertinya memang tidak takut pada.Dalam situasi seperti ini, Dodi malah berpikiran untuk mempertaruhkan nyawanya.Setelah mendengar ucapannya, kebanyakan dari empat belas ketua preman itu langsung ketakutan bahkan kaki mereka sampai lemas. Hanya ada sekitar tiga atau empat orang yang tampak ragu apakah mau mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri atau tidak.Bagaimanapun juga, jumlah orang yang otaknya masih berputar dengan normal lebih banyak.Namun, Dodi sama sekali tidak memedulikan apaka
Bukan hanya Budi saja yang kebingungan, Jenny, James dan yang lainnya juga kebingungan.Bahkan, dua ribu tamu undangan yang berada di tempat itu juga kebingungan.Saat ini, Wakil Ketua Pasukan Khusus Serigala yang bertanggung jawab atas misi kali ini, Jerico Tanu menghampiri Soni dan memberi hormat padanya."Lapor Pak Wakil Komandan, dalam misi pemberantasan kriminal di Kota Banyuli kali ini, semua anggota Pasukan Khusus Serigala telah dikerahkan. Harap beri instruksi!"Soni berkata dengan suara rendah, "Seluruh pasukan siap siaga! Tunggu instruksi dari Pak Komandan!"Semua orang langsung kebingungan.Dalam menjalankan misi kali ini, Brigadir Jenderal Soni hanya menempati posisi wakil komandan?Kalau begitu, siapa komandan yang dimaksud olehnya?Apakah orang yang dimaksud adalah Abdul?Tidak mungkin, tingkatan ketentaraan Abdul setara dengan Soni.Kalau begitu, apakah orang yang dimaksud adalah Sigit?Hal ini lebih tidak memungkinkan lagi mengingat posisi dan kedudukannya lebih rendah
Dua ribu orang di tempat itu langsung terdiam.Namun, dalam suasana hening itu, mereka bisa mendengar suara jantung mereka yang berdetak dengan kencang!Banyak di antara mereka yang tiba-tiba kesulitan bernapas!Namun, lebih banyak di antara mereka yang bahkan hampir lupa bernapas.Bagaikan petir di siang bolong!Hal ini sungguh mengejutkan dan sulit dipercaya!Perasaan mereka saat ini sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Seorang putra yang sudah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi, menantu Keluarga Basagita, idiot yang sudah dikurung di rumah sakit jiwa selama lima tahun, sosok pecundang yang dianggap remeh oleh semua orang ini ternyata adalah komandan misi kali ini!Seorang wali kota, dua brigadir jenderal dan seorang ketua kantor polisi kota, mereka semua mendengar perintahnya!Di bawah tatapan semua orang, Ardika yang dari tadi hanya duduk manis di tempat duduknya akhirnya bangkit dari tempat duduknya dengan perlahan.Dia mengalihkan pandangannya
"Ardika, aku akui aku bersalah. Aku nggak akan mengincarmu lagi. Tolong lepaskan aku, lepaskan Keluarga Susanto ...."Budi berlutut di hadapan Ardika dan terus bersujud sambil memohon pengampunan.Setelah status Ardika sebagai komandan misi kali ini terekspos, dia tahu riwayatnya sudah berakhir.Asosiasi Bahan Bangunan sudah hancur, Keluarga Susanto juga sudah hancur.Dengan apa yang telah dia lakukan pada Ardika, Ardika pasti tidak akan melepaskannya.Bahkan Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi juga tidak akan bisa menyelamatkannya.Dia tidak tahu identitas pasti Ardika, tetapi melihat kemampuan pemuda itu menggerakkan prajurit pasukan khusus Kota Banyuli, tentu saja Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi juga tidak mampu memprovokasi tokoh sehebat itu!Penangkapan besar-besaran kali ini, Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi yang memiliki jaringan informasi luas saja sama sekali tidak memperoleh informasi apa pun.Ini adalah bukti betapa hebatnya pemuda di hadapannya ini!Ardika m
Begitu orang-orang itu keluar dari Gedung Universal, tiba-tiba mereka melihat sekelompok orang berjalan keluar dari gedung di seberang jalan."Mereka adalah anggota Grup Sentosa Jaya! Orang yang berjalan di paling depan adalah Tuan Henry!""Ada Jesika, sekretaris presdir Grup Sentosa Jaya juga!" seru seseorang. Tentu saja pandangan semua orang langsung tertuju ke sana.Bagaikan pihak pemenang, mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri sekelompok orang dari Grup Sentosa Jaya itu berjalan memasuki Gedung Universal."Ah, akhirnya aku sudah mengerti. Pantas saja Grup Sentosa Jaya sama sekali nggak menanggapi aksi gila-gilaan Asosiasi Bahan Bangunan untuk menjatuhkan mereka. Ternyata mereka sudah melakukan persiapan!""Tuan Henry sudah dikenal sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia bisnis. Dia benar-benar bisa menahan diri dan menanti kesempatan yang tepat dengan sabar. Betapa konyolnya sebelumnya kita malah menganggap Grup Sentosa Jaya sudah hancur. Hanya dalam sekejap mat
"Kamu nggak perlu memikirkan hal ini, Henry. Bisnis utama yang dijalankan oleh Grup Susanto Raya berasal dari sebuah departemen Grup Agung Makmur, sekarang sudah saatnya untuk dikembalikan kepada pemiliknya."Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Budi dan berkata, "Beri perintah kepada anggota Grup Susanto Raya untuk bersiap-siap mengalihkan aset perusahaan. Besok, aku akan meminta istriku untuk mengambil alih Grup Susanto Raya. Selama kamu bersedia melakukannya, aku akan mengampuni nyawa putramu." Maksud Ardika sudah sangat jelas. Dia hanya akan mengampuni nyawa Tony, tidak akan mengampuni nyawa Budi.Ini adalah batasan Ardika.Lagi pula, Tony sudah mendapatkan hukuman yang setimpal, jadi baik pria itu mati atau tidak pun sudah tidak masalah lagi.Namun, berbeda dengan Budi. Pria paruh baya itu pantas mati dan harus mati!Ini juga merupakan sebuah hadiah yang dipersiapkan khusus olehnya untuk Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi.Saat ini, Ardika memegang kekuasaan yang besar, ten
Sekarang Budi sudah paham.Jangankan identitas Ardika saat ini, bahkan identitas lama pemuda itu saja sudah pasti sangat terhormat.Hanya dengan menindas Ardika saat masih duduk di bangku sekolah, Tony berhasil membantu Keluarga Susanto meningkatkan kedudukannya.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah lima belas kepala preman yang telungkup di lantai itu, lalu bertanya dengan dingin, "Bagaimana dengan kalian? Apa kalian mengetahui sesuatu?""Tuan Ardika, kami benar-benar nggak tahu apa-apa. Beberapa tahun yang lalu, kami masih preman biasa. Dalam lubuk hati kami, Tuan Jacky adalah tokoh besar yang kami hormati."Lima belas kepala preman itu buru-buru menyatakan mereka tidak ada hubungannya dengan kejadian itu.Bagaimanapun juga, mereka dan Ardika tidak ada dendam pribadi. Jadi, walaupun hari ini mereka berakhir seperti ini, paling mereka hanya akan masuk penjara.Kalau sampai mereka dikaitkan dengan kecelakaan mobil yang menimpa Jacky, maka sudah dapat dipastikan nyawa mereka akan mel
Melihat sosok pengganti itu, Ardika seperti melihat dirinya sendiri.Saat dirinya dikurung di rumah sakit jiwa kala itu, kondisinya sama persis dengan sosok pengganti ini.Hanya saja, Ardika merasa jauh lebih menderita dibandingkan sosok penggantinya itu, karena dia hanya berpura-pura gila.Satu hari dua puluh empat jam, setiap menit dan setiap detik, di bawah pengawasan kamera pengawasan, dia harus berpura-pura seperti orang gila.Hari-hari yang dia jalani kala itu, tidak akan terlupakan oleh Ardika seumur hidupnya.Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Delvin.Delvin terus berjongkok di sampingnya, menemaninya berbicara dan bermain dengan sabar ...."Kejadian kapan ini?" tanya Ardika.Henry berkata, "Dua tahun yang lalu, sebelum kecelakaan mobil menimpa Delvin."Hari itu, Delvin mengunjungi rumah sakit jiwa. Dia ingin mengurus prosedur pengeluaran Ardika dari rumah sakit jiwa dan mencari dokter terbaik untuk memberikan pengobatan kepada Ardika.Namun