"Ardika, aku akui aku bersalah. Aku nggak akan mengincarmu lagi. Tolong lepaskan aku, lepaskan Keluarga Susanto ...."Budi berlutut di hadapan Ardika dan terus bersujud sambil memohon pengampunan.Setelah status Ardika sebagai komandan misi kali ini terekspos, dia tahu riwayatnya sudah berakhir.Asosiasi Bahan Bangunan sudah hancur, Keluarga Susanto juga sudah hancur.Dengan apa yang telah dia lakukan pada Ardika, Ardika pasti tidak akan melepaskannya.Bahkan Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi juga tidak akan bisa menyelamatkannya.Dia tidak tahu identitas pasti Ardika, tetapi melihat kemampuan pemuda itu menggerakkan prajurit pasukan khusus Kota Banyuli, tentu saja Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi juga tidak mampu memprovokasi tokoh sehebat itu!Penangkapan besar-besaran kali ini, Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi yang memiliki jaringan informasi luas saja sama sekali tidak memperoleh informasi apa pun.Ini adalah bukti betapa hebatnya pemuda di hadapannya ini!Ardika m
Begitu orang-orang itu keluar dari Gedung Universal, tiba-tiba mereka melihat sekelompok orang berjalan keluar dari gedung di seberang jalan."Mereka adalah anggota Grup Sentosa Jaya! Orang yang berjalan di paling depan adalah Tuan Henry!""Ada Jesika, sekretaris presdir Grup Sentosa Jaya juga!" seru seseorang. Tentu saja pandangan semua orang langsung tertuju ke sana.Bagaikan pihak pemenang, mereka menyaksikan dengan mata kepala mereka sendiri sekelompok orang dari Grup Sentosa Jaya itu berjalan memasuki Gedung Universal."Ah, akhirnya aku sudah mengerti. Pantas saja Grup Sentosa Jaya sama sekali nggak menanggapi aksi gila-gilaan Asosiasi Bahan Bangunan untuk menjatuhkan mereka. Ternyata mereka sudah melakukan persiapan!""Tuan Henry sudah dikenal sebagai orang yang berpengalaman dalam dunia bisnis. Dia benar-benar bisa menahan diri dan menanti kesempatan yang tepat dengan sabar. Betapa konyolnya sebelumnya kita malah menganggap Grup Sentosa Jaya sudah hancur. Hanya dalam sekejap mat
"Kamu nggak perlu memikirkan hal ini, Henry. Bisnis utama yang dijalankan oleh Grup Susanto Raya berasal dari sebuah departemen Grup Agung Makmur, sekarang sudah saatnya untuk dikembalikan kepada pemiliknya."Ardika mengalihkan pandangannya ke arah Budi dan berkata, "Beri perintah kepada anggota Grup Susanto Raya untuk bersiap-siap mengalihkan aset perusahaan. Besok, aku akan meminta istriku untuk mengambil alih Grup Susanto Raya. Selama kamu bersedia melakukannya, aku akan mengampuni nyawa putramu." Maksud Ardika sudah sangat jelas. Dia hanya akan mengampuni nyawa Tony, tidak akan mengampuni nyawa Budi.Ini adalah batasan Ardika.Lagi pula, Tony sudah mendapatkan hukuman yang setimpal, jadi baik pria itu mati atau tidak pun sudah tidak masalah lagi.Namun, berbeda dengan Budi. Pria paruh baya itu pantas mati dan harus mati!Ini juga merupakan sebuah hadiah yang dipersiapkan khusus olehnya untuk Keluarga Mahasura di ibu kota provinsi.Saat ini, Ardika memegang kekuasaan yang besar, ten
Sekarang Budi sudah paham.Jangankan identitas Ardika saat ini, bahkan identitas lama pemuda itu saja sudah pasti sangat terhormat.Hanya dengan menindas Ardika saat masih duduk di bangku sekolah, Tony berhasil membantu Keluarga Susanto meningkatkan kedudukannya.Ardika mengalihkan pandangannya ke arah lima belas kepala preman yang telungkup di lantai itu, lalu bertanya dengan dingin, "Bagaimana dengan kalian? Apa kalian mengetahui sesuatu?""Tuan Ardika, kami benar-benar nggak tahu apa-apa. Beberapa tahun yang lalu, kami masih preman biasa. Dalam lubuk hati kami, Tuan Jacky adalah tokoh besar yang kami hormati."Lima belas kepala preman itu buru-buru menyatakan mereka tidak ada hubungannya dengan kejadian itu.Bagaimanapun juga, mereka dan Ardika tidak ada dendam pribadi. Jadi, walaupun hari ini mereka berakhir seperti ini, paling mereka hanya akan masuk penjara.Kalau sampai mereka dikaitkan dengan kecelakaan mobil yang menimpa Jacky, maka sudah dapat dipastikan nyawa mereka akan mel
Melihat sosok pengganti itu, Ardika seperti melihat dirinya sendiri.Saat dirinya dikurung di rumah sakit jiwa kala itu, kondisinya sama persis dengan sosok pengganti ini.Hanya saja, Ardika merasa jauh lebih menderita dibandingkan sosok penggantinya itu, karena dia hanya berpura-pura gila.Satu hari dua puluh empat jam, setiap menit dan setiap detik, di bawah pengawasan kamera pengawasan, dia harus berpura-pura seperti orang gila.Hari-hari yang dia jalani kala itu, tidak akan terlupakan oleh Ardika seumur hidupnya.Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Delvin.Delvin terus berjongkok di sampingnya, menemaninya berbicara dan bermain dengan sabar ...."Kejadian kapan ini?" tanya Ardika.Henry berkata, "Dua tahun yang lalu, sebelum kecelakaan mobil menimpa Delvin."Hari itu, Delvin mengunjungi rumah sakit jiwa. Dia ingin mengurus prosedur pengeluaran Ardika dari rumah sakit jiwa dan mencari dokter terbaik untuk memberikan pengobatan kepada Ardika.Namun
Heboh!Dalam sekejap, aula utama Keluarga Mahasura langsung gempar.Ini adalah acara ulang tahun Dinda, hari bahagia semua anggota Keluarga Mahasura, tetapi malah ada orang yang menghadiahkan peti mati kepada pemeran utama yang berbahagia hari ini?Bahkan, orang-orang mulai beranggapan apakah telinga mereka telah bermasalah.Namun, detik berikutnya, di bawah kepemimpinan dua orang pria, empat orang pria membawa masuk sebuah peti mati besar.Keenam orang ini jelas-jelas adalah bawahan Romi, sekaligus prajurit lama yang baru kembali dari medan perang luar kota.Seketika itu pula, suasana berubah menjadi sunyi senyap.Ekspresi semua anggota Keluarga Mahasura langsung berubah menjadi kaku.Setelah tercengang sejenak, Rocky baru melangkah maju dan berteriak dengan marah, "Siapa kalian?! Siapa yang menyuruh kalian menghadiahkan peti mati ke kediaman Keluarga Mahasura?!""Oh? Apa tadi kurang jelas, ya? Orang yang menghadiahkan peti mati ini adalah Ardika Mahasura dari Kota Banyuli!"Pria yang
Sejak hari pertama Grup Sentosa Jaya berdiri, Keluarga Mahasura sudah mulai menyelidiki presdir muda itu.Namun, upaya mereka sama sekali tidak membuahkan hasil.Karena itulah, mereka meminta Budi membangun kembali Asosiasi Bahan Bangunan untuk menguji kemampuan presdir muda itu.Sekarang, mereka sudah melihat hasilnya. Hasil ini benar-benar di luar bayangan mereka. Keluarga Mahasura bahkan sampai kehilangan seekor anjing setia.Mendengar hal ini tidak ada hubungannya dengan Ardika, seluruh anggota Keluarga Mahasura baru menghela napas lega.Kala itu, mereka terlalu kejam pada Ardika. Kalau Ardika benar-benar memiliki kemampuan sebesar ini, tentu saja mereka tidak akan bisa tenang.Kendy berkata, "Tapi, sekarang Ardika sudah mendapat dukungan dari Grup Sentosa Jaya. Hal ini bukan hal yang baik bagi Keluarga Mahasura. Kak, apa yang harus kita lakukan?"Pandangan semua orang kembali tertuju pada peti mati itu, bagaikan ada api yang membara dalam sorot mata mereka.Sejak Keluarga Mahasura
Begitu mendengar suara teriakan itu, semua anggota Keluarga Mahasura langsung mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.Mereka melihat Ardika muncul di depan pintu dengan aura membunuh yang kuat dan sedang menatap mereka dengan tatapan dingin."Ardika, kamu kembali hidup-hidup?! Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?!"Ekspresi Wisnu dan Wulan langsung berubah drastis. Tanpa sadar, mereka melangkah mundur satu langkah.Tubuh Luna tampak sedikit bergetar.Dia yang sudah terduduk di lantai langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Begitu melihat wajah pria itu, air matanya langsung mengalir tanpa henti.Suara tangisan wanita itu menjadi lebih keras dibandingkan sebelumnya.Dia segera bangkit dari lantai, lalu melemparkan dirinya ke dalam pelukan Ardika."Ardika, maafkan aku, seharusnya aku nggak membiarkanmu mewakiliku menghadiri acara itu. Aku benar-benar minta maaf ...."Sambil memeluk Ardika dengan erat, dia terus meminta maaf."Sayang, kamu sama sekali nggak bersalah pa
Saat ini, Valtino ingin langsung memberi perintah, meminta orang-orangnya menyerang Ardika, memotong Ardika hingga hancur berkeping-keping!Namun, pada akhirnya dia tetap menekan gejolak emosinya, memilih untuk tidak bertindak gegabah.Murid Ratu Ular berada di dalam sana.Lagi pula, dia juga tahu jelas Ardika memang dipanggil kemari oleh Gina. Kalau Ardika benar-benar langsung dihabisi, bukankah sama saja dengan mempermalukan Gina?Kecuali ....Saat ini, Levin kembali melangkah maju satu langkah, lalu menunjuk Valtino dengan marah dan berkata, "Eh, Valtino, apa kamu nggak mengerti bahasa manusia?""Anjing cerdas nggak menghalangi jalan! Kalau kamu nggak minggir juga, satu kakimu lagi akan dipatahkan!"Sebagai Tuan Muda Kedua Keluarga Septio Provinsi Aste, tentu saja dia tidak akan takut pada Valtino.Ingin bekerja untuk Ardika, dia tidak bisa bersikap layaknya pengecut dalam situasi genting.Biarpun saat ini pihak Valtino menang jumlah, tetapi dia tetap harus menunjukkan aura yang seh
Sementara itu, di sekeliling tempat tersebut, masih ada banyak pria dan wanita muda. Seharusnya mereka semua adalah bawahan Sirilus.Bagian pinggang orang-orang ini tampak mengembang, mereka juga menatap Ardika dengan sorot mata jahat."Tuan Muda Valtino, Ardika sudah datang!"Saat ini, ada orang yang memelototi Ardika sejenak, lalu menoleh dan berteriak dengan pelan ke arah belakang kerumunan tersebut.Seiring dengan roda bergesekan dengan permukaan tanah, seseorang berjalan keluar dari belakang kerumunan dengan mendorong sebuah kursi roda.Orang yang duduk di kursi roda itu tidak lain adalah Valtino, yang tadi malam kakinya dipatahkan oleh Ardika.Saat ini, kaki Valtino diperban dengan cukup tebal, ekspresinya juga tampak agak suram.Namun, sorot mata yang ditujukan pada Ardika dipenuhi dengan kebencian, api amarah seolah-olah akan menyembur keluar dari matanya!Valtino melirik Levin, lalu pada akhirnya pandangannya tertuju pada Ardika. Dia berkata dengan dingin, "Ardika, aku benar-b
Inilah alasan mengapa sebelumnya Levin merasa kurang baik mereka pergi ke Vila Bistani hanya berdua saja.Bagaimanapun juga, terlepas dari seberapa kuat Ardika, dia juga hanya seorang diri saja.Apalagi Levin sendiri. Kemampuan berkelahinya hanya sekelas preman-preman biasa. Dalam situasi genting, mungkin saja dia masih membutuhkan Ardika untuk melindunginya.Dia tidak lebih dari sekadar beban.Selain itu, menurut informasi yang diperolehnya, kali ini Sirilus telah membawa banyak anggota dari cabang Provinsi Denpapan.Ditambah lagi Gina juga merupakan seorang ahli bela diri luar biasa.Kalau wanita itu memutuskan untuk menyerang, mungkin saja Ardika dalam bahaya.Karena itulah, Levin bertanya sekali lagi, "Kak Ardika, perlukah aku memanggil beberapa orang kemari dengan membawa senjata api?""Nggak perlu."Ardika menggelengkan kepalanya, lalu berkata sambil tersenyum tipis, "Menyerangku, ya? Kalau begitu, aku hanya perlu memastikan mereka nggak punya kesempatan untuk melakukannya."Memu
"Meminta maaf?"Ardika melirik Levin sekilas dan berkata, "Levin, kamu sudah ikut denganku sudah lumayan lama, 'kan?""Apa kamu masih belum mengerti aku orang seperti apa?""Maaf, Kak Ardika, aku ...."Levin tergagap.Awalnya dia kira Ardika bergegas pergi ke Gunung Amona secara pribadi karena berniat untuk tunduk pada Keluarga Halim, berencana untuk menyelesaikan masalah secara baik-baik.Namun, ucapan Ardika saat ini sudah membuatnya mengerti satu hal.Tunduk? Menyelesaikan masalah secara baik-baik?Hal seperti ini sama sekali tidak ada dalam kamus Ardika.Ardika sama sekali tidak berencana untuk tunduk dan menyelesaikan masalah secara baik-baik, dia ingin menuntut pertanggungjawaban dari Sirilus!Kalau Sirilus tidak bisa membuat Ardika puas, maka dengan gaya bertindak Ardika, dia tidak keberatan untuk membuat masalah besar!Dewa Perang memang adalah Dewa Perang.Baik di tim tempur maupun di luar tim tempur, dia tetap mengintimidasi, tidak ada yang bisa menghalanginya!Saat ini, Levi
Sangat jelas Levin sedang mengkhawatirkan Ardika.Bagaimanapun juga, kali ini berbeda dengan kejadian yang melibatkan Chamir sebelumnya. Tidak ada Vanya sang Ratu Ular yang mendukung Ardika lagi.Selain itu, informasi internal Organisasi Snakei juga sudah beredar keluar.Vanya sang Ratu Ular mengeluarkan perintah, siapa pun di antara orang-orang Organisasi Snakei yang bisa membunuh Ardika, orang itulah yang akan menjadi ketua cabang Gotawa.Dengan adanya perintah ini, sangat jelas Sirilus tidak akan mempertimbangkan apa pun lagi saat menyerang Ardika.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Oh? Kalau begitu, Sirilus ini cukup membela putranya, ya? Dia adalah seorang ketua cabang Provinsi Denpapan, putranya hanya dihajar saja, dia sudah membawa orang-orang kemari secara terang-terangan.""Pantas saja Gina memintaku pergi ke Vila Bistani.""Ayo, antar aku ke sana sekarang."Levin tertegun sejenak, lalu berkata, "Kak Ardika, hanya kita berdua?""Kamu ingin membawa berapa banyak orang lagi?"
Ardika merenung sejenak.Apa yang dikatakan oleh Elsy memang adalah sebuah masalah.Pada dasarnya, Kota Banyuli terlalu kecil. Biarpun kota ini akan segera naik level menjadi kota yang selevel dengan ibu kota provinsi, tetapi bagaimanapun juga, masih belum berkembang.Ditambah lagi, hal itu bukanlah suatu hal yang bisa diwujudkan dengan cepat.Karena itulah, Ardika mengangguk dan berkata, "Aku setuju tentang pemindahan perusahaan ke ibu kota provinsi. Mengenai detail perencanaannya, kalian tentukan saja sendiri.""Adapun mengenai saham, aku tetap akan mengalihkannya padamu."Elsy berkata dengan kebingungan, "Mengapa?""Aku ingin kelihatan memutus hubungan dengan Grup Bintang Darma dari luar."Ardika berkata, "Setelah pergi ke ibu kota provinsi, aku akan memiliki banyak musuh.""Kalau aku nggak memutus hubungan dengan perusahaan, sulit dijamin nggak akan ada orang yang mencari masalah dengan Grup Bintang Darma demi menargetkanku.""Tentu saja, kalau kelak Grup Bintang Darma benar-benar
Hal yang membuat orang tidak bisa berkata-kata adalah, orang-orang Keluarga Basagita itu malah berbahaya seperti sedang melewati tahun baru.Pikiran orang-orang ini tetap sedangkal sebelumnya. Mereka hanya bisa membayangkan memperoleh keuntungan setelah menjalin hubungan dengan Keluarga Bangsawan Basagita, tetapi tidak memikirkan apa yang mungkin akan mereka korbankan.Ardika tersenyum tipis dan berkata, "Sayang, selain kamu, siapa lagi di antara anggota Keluarga Basagita yang memiliki kemampuan ini?""Adapun mengenai Keluarga Bangsawan Basagita Suraba, mereka hanya melihat nilaimu, berencana untuk berinvestasi padamu.""Jangan khawatir. Keuntungan kembali ke Keluarga Bangsawan Basagita Suraba lebih besar daripada kerugiannya. Kamu tenang saja.""Aku akan selalu mendukungmu."Untuk saat ini, Ardika masih belum bisa menebak niat Pangeran Zeus itu.Bagaimanapun juga, dia belum pernah berinteraksi secara langsung dengan orang tersebut.Namun, pria itu meminta Luna untuk mengintegrasi Kelu
Di depan aula duka ayahnya, pada akhirnya Jacky juga hanya menghela napas tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Bersembahyang tiga dupa, memberi penghormatan terakhir, dia sudah melakukan apa yang seharusnya dia lakukan sebagai seorang putra.Usai memberi penghormatan, Luna bangkir dan berdiri di samping. Ekspresinya juga tampak sedikit rumit.Seiring dengan kematian Tuan Besar Basagita, kebencian yang menyelimuti hatinya juga ikut menghilang tanpa meninggalkan jejak."Kabar baik! Kabar baik!"Tepat pada saat ini, Yanto yang baru saja menerima satu panggilan telepon langsung merangkak bangkit dan tampak senang.Tanpa menunggu ada yang bertanya padanya, Yanto berkata dengan wajah berseri-seri, "Keluarga Bangsawan Basagita Suraba telah memberi kabar, mereka bersedia menerima Keluarga Basagita kembali! Keluarga Basagita sudah bisa mengakui leluhur lagi!""Mulai hari ini, Keluarga Basagita adalah cabang Keluarga Bangsawan Basagita Provinsi Denpapan!"Orang-orang Keluarga Basagita tertegun se
"Tuan Ardika, ini adalah pembunuhnya?!"Melihat mayat yang tergeletak di tanah itu, Sigit sangat terkejut.Ardika baru pergi berapa lama?Dia langsung kembali dengan membawa mayat pembunuh tersebut.Namun, pembunuh ini sudah mati, agak sulit untuk dipertanggungjawabkan.Terlebih lagi, sangat jelas pembunuh ini menerima instruksi dari orang lain ....Seakan-akan bisa membaca pikiran Sigit, Ardika langsung berkata, "Langsung tetapkan dia bunuh diri karena takut akan dosa sendiri saja.""Pembunuh ini adalah orang Negara Jepara. Walau ada dalang di balik semua ini, ini bukanlah sesuatu yang bisa kalian campur tangan lagi. Nanti aku akan menanganinya sendiri."Mendengar Ardika berbicara demikian, Sigit tidak bertanya lagi.Dia mengangguk, lalu langsung meminta bawahannya untuk membawa mayat tersebut.Ardika bertanya lagi, "Omong-omong, bagaimana situasi Keluarga Basagita?""Tuan Besar Basagita dan Wulan sudah nggak bisa diselamatkan lagi. Selain itu, belasan pengawal itu, selain tiga orang