Melihat sosok pengganti itu, Ardika seperti melihat dirinya sendiri.Saat dirinya dikurung di rumah sakit jiwa kala itu, kondisinya sama persis dengan sosok pengganti ini.Hanya saja, Ardika merasa jauh lebih menderita dibandingkan sosok penggantinya itu, karena dia hanya berpura-pura gila.Satu hari dua puluh empat jam, setiap menit dan setiap detik, di bawah pengawasan kamera pengawasan, dia harus berpura-pura seperti orang gila.Hari-hari yang dia jalani kala itu, tidak akan terlupakan oleh Ardika seumur hidupnya.Dia berusaha menenangkan dirinya, lalu mengarahkan pandangannya ke arah Delvin.Delvin terus berjongkok di sampingnya, menemaninya berbicara dan bermain dengan sabar ...."Kejadian kapan ini?" tanya Ardika.Henry berkata, "Dua tahun yang lalu, sebelum kecelakaan mobil menimpa Delvin."Hari itu, Delvin mengunjungi rumah sakit jiwa. Dia ingin mengurus prosedur pengeluaran Ardika dari rumah sakit jiwa dan mencari dokter terbaik untuk memberikan pengobatan kepada Ardika.Namun
Heboh!Dalam sekejap, aula utama Keluarga Mahasura langsung gempar.Ini adalah acara ulang tahun Dinda, hari bahagia semua anggota Keluarga Mahasura, tetapi malah ada orang yang menghadiahkan peti mati kepada pemeran utama yang berbahagia hari ini?Bahkan, orang-orang mulai beranggapan apakah telinga mereka telah bermasalah.Namun, detik berikutnya, di bawah kepemimpinan dua orang pria, empat orang pria membawa masuk sebuah peti mati besar.Keenam orang ini jelas-jelas adalah bawahan Romi, sekaligus prajurit lama yang baru kembali dari medan perang luar kota.Seketika itu pula, suasana berubah menjadi sunyi senyap.Ekspresi semua anggota Keluarga Mahasura langsung berubah menjadi kaku.Setelah tercengang sejenak, Rocky baru melangkah maju dan berteriak dengan marah, "Siapa kalian?! Siapa yang menyuruh kalian menghadiahkan peti mati ke kediaman Keluarga Mahasura?!""Oh? Apa tadi kurang jelas, ya? Orang yang menghadiahkan peti mati ini adalah Ardika Mahasura dari Kota Banyuli!"Pria yang
Sejak hari pertama Grup Sentosa Jaya berdiri, Keluarga Mahasura sudah mulai menyelidiki presdir muda itu.Namun, upaya mereka sama sekali tidak membuahkan hasil.Karena itulah, mereka meminta Budi membangun kembali Asosiasi Bahan Bangunan untuk menguji kemampuan presdir muda itu.Sekarang, mereka sudah melihat hasilnya. Hasil ini benar-benar di luar bayangan mereka. Keluarga Mahasura bahkan sampai kehilangan seekor anjing setia.Mendengar hal ini tidak ada hubungannya dengan Ardika, seluruh anggota Keluarga Mahasura baru menghela napas lega.Kala itu, mereka terlalu kejam pada Ardika. Kalau Ardika benar-benar memiliki kemampuan sebesar ini, tentu saja mereka tidak akan bisa tenang.Kendy berkata, "Tapi, sekarang Ardika sudah mendapat dukungan dari Grup Sentosa Jaya. Hal ini bukan hal yang baik bagi Keluarga Mahasura. Kak, apa yang harus kita lakukan?"Pandangan semua orang kembali tertuju pada peti mati itu, bagaikan ada api yang membara dalam sorot mata mereka.Sejak Keluarga Mahasura
Begitu mendengar suara teriakan itu, semua anggota Keluarga Mahasura langsung mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.Mereka melihat Ardika muncul di depan pintu dengan aura membunuh yang kuat dan sedang menatap mereka dengan tatapan dingin."Ardika, kamu kembali hidup-hidup?! Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi?!"Ekspresi Wisnu dan Wulan langsung berubah drastis. Tanpa sadar, mereka melangkah mundur satu langkah.Tubuh Luna tampak sedikit bergetar.Dia yang sudah terduduk di lantai langsung mengalihkan pandangannya ke sumber suara. Begitu melihat wajah pria itu, air matanya langsung mengalir tanpa henti.Suara tangisan wanita itu menjadi lebih keras dibandingkan sebelumnya.Dia segera bangkit dari lantai, lalu melemparkan dirinya ke dalam pelukan Ardika."Ardika, maafkan aku, seharusnya aku nggak membiarkanmu mewakiliku menghadiri acara itu. Aku benar-benar minta maaf ...."Sambil memeluk Ardika dengan erat, dia terus meminta maaf."Sayang, kamu sama sekali nggak bersalah pa
"Ardika, jangan berbohong padaku. Bagaimana mungkin hal seperti itu terjadi?"Luna memutar matanya ke arah Ardika.Melihat Ardika bisa kembali dari acara itu dalam kondisi baik-baik saja seperti ini, dia sudah cukup puas. Dia sama sekali tidak mengharapkan hal lain lagi."Ardika, apa kamu benar-benar sudah menghancurkan Keluarga Susanto? Sebenarnya apa yang terjadi? Kamu baru saja menerima informasi, Asosiasi Bahan Bangunan sudah hancur dan Budi sudah mati!"Saat ini, Tuan Besar Basagita beserta anggota Keluarga Basagita lainnya yang keluar untuk mengejar mereka segera melontarkan pertanyaan.Setelah mendengar ucapan itu, Luna langsung menatap Ardika dengan tatapan terkejut.Tanpa melirik Tuan Besar Basagita dan yang lainnya, Ardika hanya berkata pada Luna, "Aku sudah bilang aku nggak berbohong padamu. Bukankah selama ini Budi ingin membalas dendam padaku? Oke, aku kabulkan keinginannya. Aku sudah menghancurkan keluarganya, besok kalian hanya perlu pergi dan mengambil alih atas Grup Su
"Apa kamu tahu alamatnya?" tanya Ardika saat sudah masuk ke dalam mobil.Sebelumnya, mantan istri Delvin, Elsy pernah memberi tahu Ardika alamat orang tua sahabatnya itu.Namun, dengan kemampuan Jesika, tanpa perlu dia beri tahu, wanita itu pasti sudah menyelidikinya dengan jelas."Ke area kota tua," kata Jesika pada sopir.Tidak lama kemudian, mereka sudah tiba di area kota tua Kota Banyuli.Begitu memasuki area ini, Ardika langsung mengerutkan keningnya.Sebelumnya, Jesika memberitahunya kehidupan orang tua Delvin kurang baik.Setelah dia melihat sendiri lingkungan tempat tinggal ini, kehidupan dua lansia itu bukan hanya tidak baik, melainkan sangat buruk.Jalanan tampak berlubang-lubang, kedua sisi jalanan dipenuhi dengan bangunan rumah tua yang kecil.Karena semalam hujan turun dengan sangat deras, jalanan dipenuhi dengan air lumpur yang mengalir memasuki pemukiman penduduk yang rendah.Tidak tahu selokan mana yang sudah tersumbat.Bau tidak sedap juga menyelimuti udara tempat ini.
Tamparan si Botak hanya berjarak sekitar beberapa sentimeter dari wajah Robin.Dia segera menoleh dan memelototi Ardika yang tiba-tiba muncul di depan pintu. "Eh, bocah, apa kamu tahu siapa aku? Berani sekali kamu mengancamku?! Pergi sana! Jangan ikut campur urusanku!""Mereka adalah orang tua sahabatku, jadi urusan mereka adalah urusanku. Aku berhak ikut campur."Ardika melangkah memasuki rumah itu, dia mendapati situasi di dalam rumah kacau balau, bahkan sepeda kecil milik Livy juga sudah hancur.Sebelum Ardika datang, si Botak dan anak buahnya sudah merusak barang-barang di rumah sederhana Keluarga Darma ini."Kamu adalah sahabat Delvin yang sudah mati itu?"Si Botak tertegun sejenak, lalu tertawa terbahak-bahak. "Kamu ingin ikut campur masalah ini? Silakan saja. Lagi pula, dua tua bangka sialan ini bersikeras nggak mau bayar utang. Kalau begitu, kamu saja yang menggantikan mereka membayar uang 400 juta itu!"Mendengar si Botak mengatai Delvin, ekspresi Ardika langsung berubah menja
"Paman, Bibi, sekarang Delvin sudah tiada. Kelak, aku adalah putra kalian. Aku akan menggantikannya menjaga kalian. Aku juga akan merebut Grup Bintang Darma kembali."Ardika buru-buru menghibur dua lansia itu.Melihat sahabat putra mereka datang mengunjungi mereka saja, mereka sudah merasa sangat senang.Adapun mengenai merebut kembali Grup Bintang Darma, mereka sama sekali tidak pernah memikirkannya dan tidak berpikir Ardika memiliki kemampuan itu.Mereka tahu orang yang Delvin singgung memiliki latar belakang yang sangat kuat, sama sekali bukan orang yang mampu mereka provokasi.Namun, begitu mendengar ucapan Ardika, dua lansia itu langsung teringat akan masalah yang terpampang nyata di hadapan mereka dan masih belum terselesaikan itu."Ardika, cepat pergi dari sini. Bos si Botak itu adalah preman yang ganas. Dia pasti akan datang membawa anak buahnya untuk membalas dendam padamu," kata Robin dengan cemas.Tadi sebelum pergi, si Botak sudah melontarkan kata-kata ancaman. Si Botak men