Beranda / Urban / Menantu Pahlawan Negara / Bab 127 Lima Belas Petinggi

Share

Bab 127 Lima Belas Petinggi

Penulis: Sarjana
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56
Ardika sangat malas menanggapi ucapan Arini.

Sekarang, dia hanya tertarik untuk menyaksikan pertunjukan Budi.

Saat ini, pembawa acara naik ke atas panggung dengan membawa sebuah mikrofon.

Acara ini sudah resmi dimulai.

"Para tamu yang terhormat, hari ini adalah hari penting pembentukan Asosiasi Bahan Bangunan yang baru, saya ucapkan selamat datang ...."

Pembawa acara menyampaikan kata-kata penyambutan dengan ramah.

Dalam sekejap, sekitar dua ribu tamu undangan yang menghadiri acara ini segera memberikan tepuk tangan yang meriah.

Selanjutnya, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, Jenny diundang naik ke atas panggung untuk mengumumkan aturan dan prosedur Asosiasi Bahan Bangunan yang baru.

Ya, hanya sekadar formalitas saja.

Selesai mengumumkan aturan dan prosedur, Jenny tersenyum dan berkata, "Semuanya, selanjutnya izinkan saya untuk memperkenalkan lima belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan yang baru!"

Dalam sekejap, banyak tamu undangan yang langsung duduk dengan tegak.

Seben
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 128 Biar Dia Merasakan Putus Asa

    Dengan iringan tepuk tangan yang meriah, Budi melangkahkan kakinya naik ke atas panggung dengan bangga.Begitu naik ke atas panggung, dia langsung berdiri di depan kelima belas ketua preman itu, seolah-olah mereka hanya pendampingnya."Pak Budi, silakan sampaikan satu atau dua patah kata."Jenny mengambil mikrofon dari pembawa acara, lalu menyerahkannya kepada Budi secara pribadi.Seharusnya kata-kata ini diucapkan oleh pembawa acara, tetapi dia terlebih dahulu mengatakannya.Dalam acara hari ini, sebagai sekretaris umum Asosiasi Bahan Bangunan, tentu saja dia adalah sosok wanita yang menjadi pusat perhatian.Namun, semua ini baru permulaan.Tidak lama lagi, dia akan menjadi anggota Keluarga Susanto.Kelak, setelah Keluarga Susanto menduduki posisi puncak keluarga kaya, status dan kedudukannya juga akan ikut naik.Jenny sudah menantikan momen itu terjadi.Sementara itu, saat ini pandangan Budi tertuju ke arah para tamu undangan yang duduk di bawah panggung.Di antara para tamu undangan

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 129 Apa Kamu Sudah Menyadari Kesalahanmu

    Setelah Budi memberi perintah, layar besar LED di belakangnya langsung menyala.Kemudian, sebuah video mulai diputar.Awalnya, video menunjukkan sebuah lokasi konstruksi besar yang sedang dalam proses pembangunan."Itu adalah lokasi konstruksi Starindum!"Semua orang langsung mengenali proyek yang sedang dalam proses pembangunan di lokasi konstruksi tersebut.Dalam dua tahun terakhir, Starindum adalah sebuah pusat perbelanjaan besar di Kota Banyuli yang sedang dalam proses pembangunan. Total dana yang telah diinvestasikan dalam proyek ini sebesar lebih dari dua puluh triliun.Kemudian, gambaran di layar berganti menjadi gerbang utama lokasi konstruksi.Lalu, sebuah bendera bertulisan merah cerah mulai berkibar."Pihak penyelenggara proyek Starindum mengucapkan selamat atas penyelenggaraan acara pembangunan kembali Asosiasi Bahan Bangunan!"Di bawah bendera yang berkibar itu, para staf proyek terkait berbaris dengan rapi dan mengucapkan selamat dengan serempak.Melalui layar tersebut, t

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 130 Berlutut

    Kali ini, semua orang menatap Ardika dengan tatapan seperti melihat orang mati.Mereka tidak percaya setelah Budi menunjukkan betapa menakutkannya kekuatan Asosiasi Bahan Bangunan, idiot itu masih berani menantang Budi.Namun, mereka harus menelan kekecewaan sekali lagi."Budi, kamu nggak berhak menghakimiku."Ardika tetap duduk tenang di sana dan memasang ekspresi meremehkan.Melihat Budi yang sedang berlagak hebat di hadapannya itu, Ardika merasa pria paruh baya itu sangat konyol.Budi berkata dengan dingin, "Di saat seperti ini, kamu masih berani melawan. Grup Sentosa Jaya yang menjadi pendukungmu sudah hancur. Henry yang dianggap sebagai orang paling kaya di Kota Banyuli adalah seorang pengecut. Dia bahkan nggak berani menghadiri acara hari ini.""Adapun mengenai Jinto dan Romi, aku bisa membunuh dua pecundang yang duduk di sampingmu itu hanya dalam waktu hitungan menit. Atas dasar apa kamu berani melawanku?""Karena statusmu sebagai menantu Keluarga Basagita? Haha ...."Pria paruh

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 131 Penangkapan Besar-Besaran

    Setelah mendengar suara teriakan histeris itu, secara naluriah dua ribu orang yang berada di dalam ruangan tersebut langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah layar besar.Saat ini, layar besar kembali menunjukkan gambaran siaran langsung lokasi konstruksi Starindum yang pertama kali ditayangkan.Hanya saja, para staf yang sebelumnya berbaris untuk mengucapkan selamat sudah membubarkan diri.Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar sirene mobil polisi dari layar besar tersebutSatu per satu mobil polisi terpampang jelas di depan layar besar.Kemudian, disusul dengan beberapa truk berwarna hijau.Satu per satu anggota polisi keluar dari mobil polisi.Satu per satu prajurit bersenjata lengkap melompat turun dari truk."Tangkap mereka semua!"Setelah sosok ketua dari pihak kepolisian melambaikan tangannya, baik prajurit maupun anggota kepolisian langsung bergegas memasuki lokasi konstruksi.Dalam waktu kurang dari satu menit, ratusan orang preman sudah ditangkap.Beberapa di antara mer

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 132 Tidak Bisa Tinggal Diam

    Hening!Sangat hening!Walaupun suasana di dalam ruangan itu sangat hening, tetapi perasaan dua ribu orang yang berada di tempat itu sudah mulai bergejolak.Angka-angka yang dilaporkan oleh Rivaldo, sang wakil Direktur Departemen Kepolisian Kota, bagaikan tiga pukulan keras yang menggetarkan hati mereka semua.Preman sebanyak lebih dari 2.300 orang, seharusnya sudah merupakan semua anak buah dari lima belas petinggi Asosiasi Bahan Bangunan.Mereka semua tersebar di 109 lokasi konstruksi, tetapi semuanya tertangkap dalam kurun waktu kurang dari lima menit. Tidak ada seorang pun yang lolos.Sementara itu, Departemen Kepolisian Kota Banyuli dan Korps Taring Harimau mengerahkan lebih dari sepuluh ribu anggota mereka!Penangkapan ini adalah sebuah aksi penangkapan skala besar.Sepanjang sejarah Kota Banyuli, hal seperti ini belum pernah terjadi!Sebelum kejadian ini terjadi, tidak ada seorang pun yang menerima informasi penangkapan.Kalau dilihat dari ekspresi bingung Budi yang merupakan Ke

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 133 Siapa yang Mengincar Asosiasi Bahan Bangunan

    "Aku nggak bisa menerima semua ini. Hari ini, semua tamu undangan di sini adalah tokoh-tokoh hebat. Selama kita masih ada bantuan di luar, bagaimana kalau kita menjadikan mereka semua sebagai sandera dan memaksa kekuatan gabungan ketentaraan dan kemiliteran untuk melepaskan kita?""Setelah berhasil melarikan diri, kita bisa meninggalkan kota ini. Dengan mengandalkan kemampuan kita, aku yakin ke mana pun kita pergi kita pasti bisa sukses!"Mungkin saja otaknya sudah bermasalah, atau mungkin orang sepertinya memang tidak takut pada.Dalam situasi seperti ini, Dodi malah berpikiran untuk mempertaruhkan nyawanya.Setelah mendengar ucapannya, kebanyakan dari empat belas ketua preman itu langsung ketakutan bahkan kaki mereka sampai lemas. Hanya ada sekitar tiga atau empat orang yang tampak ragu apakah mau mempertaruhkan nyawa untuk melarikan diri atau tidak.Bagaimanapun juga, jumlah orang yang otaknya masih berputar dengan normal lebih banyak.Namun, Dodi sama sekali tidak memedulikan apaka

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 134 Siapa Komandan Misi Kali Ini

    Bukan hanya Budi saja yang kebingungan, Jenny, James dan yang lainnya juga kebingungan.Bahkan, dua ribu tamu undangan yang berada di tempat itu juga kebingungan.Saat ini, Wakil Ketua Pasukan Khusus Serigala yang bertanggung jawab atas misi kali ini, Jerico Tanu menghampiri Soni dan memberi hormat padanya."Lapor Pak Wakil Komandan, dalam misi pemberantasan kriminal di Kota Banyuli kali ini, semua anggota Pasukan Khusus Serigala telah dikerahkan. Harap beri instruksi!"Soni berkata dengan suara rendah, "Seluruh pasukan siap siaga! Tunggu instruksi dari Pak Komandan!"Semua orang langsung kebingungan.Dalam menjalankan misi kali ini, Brigadir Jenderal Soni hanya menempati posisi wakil komandan?Kalau begitu, siapa komandan yang dimaksud olehnya?Apakah orang yang dimaksud adalah Abdul?Tidak mungkin, tingkatan ketentaraan Abdul setara dengan Soni.Kalau begitu, apakah orang yang dimaksud adalah Sigit?Hal ini lebih tidak memungkinkan lagi mengingat posisi dan kedudukannya lebih rendah

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 135 Budi, Apa Kamu Sudah Menyadari Kesalahanmu

    Dua ribu orang di tempat itu langsung terdiam.Namun, dalam suasana hening itu, mereka bisa mendengar suara jantung mereka yang berdetak dengan kencang!Banyak di antara mereka yang tiba-tiba kesulitan bernapas!Namun, lebih banyak di antara mereka yang bahkan hampir lupa bernapas.Bagaikan petir di siang bolong!Hal ini sungguh mengejutkan dan sulit dipercaya!Perasaan mereka saat ini sudah tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata.Seorang putra yang sudah dicampakkan oleh Keluarga Mahasura dari ibu kota provinsi, menantu Keluarga Basagita, idiot yang sudah dikurung di rumah sakit jiwa selama lima tahun, sosok pecundang yang dianggap remeh oleh semua orang ini ternyata adalah komandan misi kali ini!Seorang wali kota, dua brigadir jenderal dan seorang ketua kantor polisi kota, mereka semua mendengar perintahnya!Di bawah tatapan semua orang, Ardika yang dari tadi hanya duduk manis di tempat duduknya akhirnya bangkit dari tempat duduknya dengan perlahan.Dia mengalihkan pandangannya

Bab terbaru

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1620 Bank Sentral Datang Mencari

    Sekarang, sudah ada banyak orang yang tahu, Pedang Ular Gelap, senjata suci Organisasi Snakei jatuh ke tangan Ardika.Karena hal ini, Organisasi Snakei bahkan sudah melakukan pergerakan besar. Ketua cabang Organisasi Snakei Gotawa, Chamir, sudah mengeluarkan pernyataan secara pribadi, meminta Ardika untuk pergi ke Kota Sewo dan mengantarkan Pedang Ular Gelap dalam tiga hari. Selain itu, Ardika juga harus berlutut memohon pengampunan.Semua orang sedang menunggu tanggapan dari Ardika.Kali ini Ardika sudah bertemu dengan lawan yang sulit dihadapi.Organisasi Snakei.Dua kata ini saja sudah bisa membuat banyak orang ketakutan setengah mati!Bagi banyak orang, tanpa perlu tiga hari, Ardika akan pergi ke Kota Sewo dengan patuh, lalu berlutut di hadapan Chamir dengan patuh, menyerahkan Pedang Ular Gelap kembali.Namun ....Tepat pada saat ini, malah ada orang yang menghubungi beberapa organisasi lelang besar, ingin melelang Pedang Ular Gelap!Dalam hati semua orang, langsung muncul nama ses

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1619 Melelang Pedang Ular Gelap

    "Jadi, Chamir sengaja meminta Organisasi Snakei menyebarluaskan hal itu karena dia sudah memasang jebakan untukmu.""Pelatih, kalau kamu ke sana, dia pasti akan menggunakan segala macam cara untuk menyerangmu.""Kalau kamu nggak pergi, kesannya kamu takut padanya."Draco menganggukkan kepalanya dan menimpali. "Ya, benar. Anjing tua itu membuat perencanaan sempurna ini. Sungguh mengesalkan!"Mereka sudah bisa membaca rencana licik Chamir.Namun, ekspresi mereka tampak sangat tenang, bahkan sedikit acuh tak acuh.Bagi mereka, Chamir bukanlah apa-apa.Karena biarpun Ardika pergi ke Kota Sewo, meluluhlantakkan cabang Organisasi Snakei Gotawa adalah hal yang mudah baginya.Di hadapan kekuatan absolut, perencanaan jahat apa pun tidak ada gunanya."Kalau begitu, apakah Pelatih akan pergi ke Kota Sewo?" tanya Thomas dengan nada bicara penuh harap.Ardika sudah sangat lama tidak melakukan pergerakan besar.Dia sangat ingin melihat Ardika pergi ke Kota Sewo dan meluluhlantakkan cabang Organisasi

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1618 Meluluhlantakkan Cabang Organisasi Snakei

    Wanita itu menatap Wirhan dengan tatapan kagum.Hanya dengan tindakan santai Wirhan, situasi sudah berkembang sesuai keinginannya.Membuat pengaturan, membunuh orang dari jarak jauh.Kata-kata ini bukan hanya sanjungan.Pria yang cerdas dan bijaksana ini, tidak salah lagi adalah ahlinya empat tuan muda Kota Gamiga.Dalam hatinya, seperti inilah pria yang sempurna.Wirhan tersenyum penuh arti. "Aku harap Ardika nggak akan mati semudah itu. Nggak mudah untuk menemukan seseorang yang bisa membuatku sedikit berminat. Kalau dia mati begitu saja, sedikit disayangkan."...Area tim tempur Kota Banyuli, Kediaman Komandan.Ardika sedang minum alkohol bersama Draco dan Thomas.Saat masih berada di medan perang, setiap kali peperangan berakhir, Ardika akan mengadakan perjamuan untuk minum-minum bersama rekan-rekannya, merilekskan diri.Dia bukanlah tipe orang yang arogan. Sebaliknya, dia sering berinteraksi dengan anak buahnya.Di luar tugas resmi, rekan-rekannya juga tidak akan menjauh darinya k

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1617 Memanas-Manasi Situasi

    Hanko menceritakan dengan detail kejadian kala itu.Saat dia mengatakan dia dikalahkan oleh Ardika hanya dengan satu tamparan, ekspresi Chamir juga berubah.Walaupun dia sudah memprediksi kekuatan Ardika, tetapi dia tetap merasa sedikit terkejut."Pak Chamir, kal ini cabang Gotawa mengalami kerugian besar, nggak ada yang bisa menundukkan Ardika. Hanya dengan Pak Chamir turun tangan sendiri, baru bisa menghabisi Ardika dan merebut Pedang Ular Gelap kembali!""Selain itu, Ardika juga sudah bilang, kecuali Pak Chamir pergi secara pribadi, kalau hanya mengirim orang lain ke sana lagi, lain kali dia akan langsung membunuh orang itu!"Hanko berusaha keras membangkitkan semangatnya dan melontarkan kata-kata itu dengan suara dalam.Dia sudah tidak sabar ingin melihat Chamir menghabisi Ardika. Tidak hanya menyingkirkan musuh besar ini, tetapi juga membuka simpul dalam hatinya.Selama Ardika belum mati, mungkin dia tidak akan berani menginjakkan kaki ke Kota Banyuli lagi.Chamir mendengus, lalu

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1616 Bukan Musuh

    Thomas hanya tersenyum getir tanpa berbicara lagi.Dia tahu Ardika pasti bukan hanya sekadar omong saja.Selama hal itu tidak bisa diterima olehnya, tidak peduli siapa yang menghalanginya, atau apa latar belakang orang itu, tetap tidak akan ada yang bisa menghentikannya.Orang-orang seperti mereka justru tunduk padanya karena hal-hal ini.Memangnya kenapa kalau menghabisi seluruh Organisasi Snakei?Saat orang-orang lainnya mendengar ucapan mengintimidasi Ardika ini, hati mereka terguncang.Sebenarnya dari mana kepercayaan diri bocah ini?Apakah dia tahu apa yang sedang dikatakannya?Ardika tidak memedulikan orang-orang lainnya, dia menggunakan ujung pedang yang masih meneteskan darah untuk menepuk-nepuk wajah Hanko. "Aku mengampuni nyawamu. Cepat kembalilah, beri tahu Chamir, kalau mau mencari masalah, datang sendiri ke Kota Banyuli, temui aku. Jangan kirim 'anak-anak ular' untuk menggangguku lagi.""Sekarang aku hanya memotong lenganmu. Kalau sampai terulang lagi, aku akan menggorok l

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1615 Memangnya Kenapa Kalau Menghabisi Seluruh Organisasi Snakei

    Hanko benar-benar merasa hal ini adalah hal yang mustahil.Ada banyak ahli bela diri di Organisasi Snakei, tetapi dia tidak pernah mengalami hal di luar nalar seperti ini, dia juga tidak pernah bertemu dengan orang ajaib seperti ini.Satu tamparan.Hanya satu tamparan saja.Sudah membuatnya kehilangan daya tempurnya sepenuhnya.Terlebih lagi, kekuatan tamparan ini juga seakan-akan di luar nalar.Hanya sedikit kekuatan saja, tetapi kekuatan itu seolah-olah bisa dikendalikan oleh orang lain, membuat sendi pergelangan tangan, siku dan bagian bahunya langsung patah.Namun, bagian-bagian tubuhnya yang lain tidak terluka parah.Saat ini, Hanko sudah merasakan perbedaan dirinya dengan Ardika.Hanya dengan satu tamparan santai dari Ardika, lawannya itu sudah bisa mematahkan kesombongan dan kepercayaan dirinya, juga membuatnya merasakan segala sesuatu seperti di luar nalar.Mungkin, di cabang Organisasi Snakei Gotawa, hanya sang ketua, yaitu Chamir turun tangan sendiri, baru bisa mengalahkan Ar

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1614 Orang Lemah yang Tidak Tahu Diri

    Melihat Ardika yang tetap berdiri mematung di tempat seolah-olah sudah ketakutan setengah mati dan lupa melakukan perlawanan, Tisya, Charles dan yang lainnya menyunggingkan seulas senyum dingin.Saat membual, sangat hebat.Namun, ketika sudah saatnya untuk menunjukkan kemampuan, saat itulah baru terlihat siapa yang kuat dan siapa yang lemah."Pecundang, mati saja kamu!"Hanko juga menyunggingkan seulas senyum ganas.Ardika yang tetap bergeming itu, tidak membuatnya berpikiran untuk berbelas kasihan.Dalam lubuk hatinya, sejak Ardika memprovokasinya, Ardika sudah mati."Mati?"Tepat pada saat ini, akhirnya Ardika bergerak.Sesuai dengan janjinya, dia hanya menggunakan satu lengan.Dalam sekejap, dia mengangkat satu lengannya, lalu melayangkan pukulan beruntun ke arah lengan Hanko yang telah ditariknya."Plak ... plok ... plak ... plok ..."Dengan iringan bunyi itu, lengan Hanko yang tadinya mengarah ke depan, tiba-tiba menjadi lemas dan terkulai ke bawah. Ekspresi kesakitan diwarnai sed

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1613 Sedikit Gegabah

    "Dengan mempertimbangkan kamu sudah dihajar oleh Thomas, aku bisa mengalah darimu dengan menggunakan satu tangan saja. Kalau aku menggunakan dua tangan, aku akan kalah. Aku nggak akan mempermasalahkan hal ini lagi.""Bagaimana?"Mendengar nada bicara santai Ardika, api amarah tampak membara di mata Hanko."Ardika, kamu begitu arogan, apa kamu nggak takut mati?" katanya sambil menggertakkan giginya.Dia tahu sebelumnya Ardika mengalahkan Vita dengan satu tamparan.Hal ini sudah tersebar luas di cabang Organisasi Snakei Gotawa.Namun, menurut Hanko, kali ini Vita bisa kalah karena terlalu meremehkan musuh dan gegabah.Dia tahu jelas kepribadian Vita.Wanita itu sangat arogan dan meninggikan diri sendiri.Bagaimana mungkin dia menganggap serius seorang menantu benalu yang hanya bisa menuangkan air cuci kaki seperti Ardika?Karena itulah, Vita baru bisa kalah dengan begitu mengenaskan seperti pengecut, menjadi bahan tertawaan di Organisasi Snakei.Sementara itu, Hanko sendiri beranggapan d

  • Menantu Pahlawan Negara   Bab 1612 Bisa Kuhabisi dengan Mudah

    "Dasar nggak tahu diri! Memangnya kamu pikir kamu bisa memprovokasi Organisasi Snakei?"Tisya terlihat seperti sedang mengejek Ardika, tetapi sesungguhnya dia sedang memanas-manasi situasi.Dia ingin sekali Ardika benar-benar bermusuhan dengan Organisasi Snakei, mengharapkan perseteruan ini kian memanas.Tisya sangat membenci Ardika.Menantu benalu yang satu ini tidak hanya mencelakai putranya, Elsen, ditangkap, tetapi juga sudah merusak rencananya berkali-kali.Hari ini, karena Ardika, dia ditampar dan dikatai selir oleh Thomas di depan banyak orang.Bagi Tisya yang selama ini menganggap dirinya sendiri terhormat, penghinaan seperti ini jauh lebih sulit diterimanya dibandingkan kematian.Namun, dia tidak bisa membalas dendam pada Thomas, dia hanya bisa melampiaskan semua amarah dan kebenciannya pada Ardika.Seperti yang Hanko katakan.Biarpun Thomas melindungi Ardika, Thomas juga tidak mungkin bisa melindunginya selamanya."Apa? Aku? Nggak tahu diri?"Ardika melirik Tisya dan berkata,

DMCA.com Protection Status