Share

Bab 220. Terbayang si jelek.

"Aku akan membayarnya. Tiga bulan gaji. Sudah cepat makan. Aku buru-buru!"

"Benar ya? Tiga bulan gaji. Kalau bohong awas ya? Aku akan menyumpahi mu lagi." Arumi menuding hidung Azam , yang langsung menepisnya.

"Jangan dipotong hutang dulu!" kembali Arumi menuding.

'Ya Ampun!' Azam sangatlah dongkol. Baru kali ini hidungnya di tunjuk seseorang. Gadis ini, sudah dekil kurang ajar pula. Untung dia sudah menyelamatkannya. Jika tidak, entahlah.

Azam sudah selesai makan, dia melirik Arumi yang juga sudah selesai. Dia menggelengkan kepala saat Arumi dengan sengaja membungkus sisa makanan mereka ke dalam kantong plastik yang baru saja dia minta dari pelayan.

"Eh, rumput! Sudah! Bikin malu saja kamu ini!" Azam menegur karena kesal.

"Sayang, Tuan muda. Kan sudah dibayar. Mubazir. Mending kubawa pulang. Bisa untuk makan malam." Arumi menjawab tanpa mempedulikan ekspresi kesal Azam yang sejak tadi sudah tengok sana sini.

"Ah, terserahlah. Cepat, cepat!" Dia melangkah duluan meninggalkan Arumi.

A
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status