Share

Bab 194. Akan lahiran.

"Mas, tadi dapat beras dari mana? Apa tadi Mas Heru dapat kerjaan ya?" Nita bertanya sambil mengunyah makanan dalam mulutnya.

Heru hanya mengangguk saja, kemudian menyendok nasi dan menambahkan ke piring Nita.

"Makan yang banyak, kamu pasti lapar."

Nita mendongak melihat suaminya yang hanya minum kopi pahit tanpa gula. "Kok kamu nggak ikut makan, Mas? Memang nggak lapar?"

Heru tersenyum. "Nanti saja, aku masih kenyang. Tadi makan di tempat kerjaan, dibawain bekal dari orangnya."

"Oh," Nita hanya mendengus. Nita tidak heran. Disini rata-rata memang begitu. Kerja harian ada juga yang diberi makan dan minum.

"Cicip sayurnya sama tempe gorengnya saja nih, enak lho." Nita menyodorkan mangkok sayur dan tempe goreng ke hadapan suaminya.

"Ayuk Suni itu ternyata baik ya? Dia suka kasih aku sayuran. Kata orang-orang dia itu pelit dan galak. Nyatanya enggak kok." Nita kembali menceritakan tentang Ayuk penjual sayuran itu.

Hati Heru tersayat mendengar cerita istrinya. Bukannya senang, tapi dia ma
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status