Share

58. Saling Terbuka

Author: Angdan
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Haedar hanya menatap Hans yang marah kepadanya. Dia bisa memahami sikapnya yang keras kepadanya karena Nyonya besar melarangnya untuk memberitahu penyakit yang diderita olehnya selama ini.

“Nyonya besar sakit Kanker ovarium stadium akhir. Beliau melarang saya untuk memberitahu penyakitnya kepada Tuan muda karena telah berbuat salah di masa lalu sampai Tuan muda membencinya sehingga tidak ingin menambah beban pikiran dan hidup Tuan muda. Bahkan, Nyonya besar yang meminta saya untuk melacak keberadaan Tuan muda dengan memantau kondisi kesehatannya, tetapi sangat sulit ditemukan selama satu tahun. Tahun berikutnya, saya dan tim menemukan Tuan muda lalu memberikan setiap hal yang dilakukan oleh Tuan muda yang ternyata menjadi kurir.”

Detak jantung Hans seakan berhenti selama dua jam ketika mendengar penjelasan kaki tangan keluarganya. Ibu meminta Haedar dan karyawannya mencari keberadaannya.

Ibu mengetahui kondisinya selama ini sehingga berpura-pura tidak tahu dan hanya memintaku untuk ke
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   59. Rashid Bermain Api di Belakang Istri

    Hans yang sedari bersandar menjadi berdiri santai di depan Ryan yang berteriak kepadanya hingga membuat pidato Adnan berhenti dan menjadi pusat perhatian banyak orang.Rashid Omar Nadim menghampirinya bersama sang istri. Ibu Ryan mengambil lap untuk membersihkan noda anggur merah di jasnya.Hans meletakkan gelas yang sudah kosong di meja yang ada di dekatnya. Ia sengaja menumpahkan sisa air anggur merah ke jasnya karena terkejut sehingga membuat perkara saat mengadakan acara penting.“Kamu? Siapa yang mengundangmu ke sini?” cecar Rashid nada tinggi sambil melotot.“Salah siapa rumah terbuka lebar dan tidak ada penjaga sama sekali. Rumah pengusaha seharusnya dijaga ketat oleh pengawal agar tetap aman. Untung saja aku yang masuk bukan maling yang mengambil barang mewah kalian.” Hans menjawab santai sambil terkekeh pelan dan menatap Rashid yang tetap tidak menyukainya.Ibu Ryan menampar Hans dengan keras hingga membuatnya berpegangan ke pintu taman belakang. Hans menoleh dengan tatapan b

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   60. Tidak Ingin Melanjutkan Pengobatan

    Hans memperhatikan lift sembari menggaruk leher yang tidak gatal untuk mencari keberadaan kamera pengawas di dalam lift.Satu kamera pengawas berada di belakang Hans sebelah kanan. Ia tidak mungkin menggunakan topeng di dalam lift karena bisa ketahuan tentang identitas yang sesungguhnya.Beberapa menit berlalu, lift tiba di lantai tujuan lalu menekan tombol lift untuk turun lantai basemen demi memasang topeng wajah aslinya agar tidak ketahuan oleh banyak orang dan berjaga diri serangan Jurnalis yang tiba-tiba datang ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan ibu, istri dari Raja Bisnis.Hans memasang wajah aslinya berbentuk topeng sebelum wajah diperbaiki. Ia menuju kamar ibu dan melihat pengawal Ibu berdiri di depan kamarnya.“Kalian boleh istirahat. Saya menemani Ibu di sini,” kata Hans kepada dua pengawal yang berjaga di depan kamar rumah sakit ibunya.“Terima kasih, Tuan muda.”“Sama-sama. Kalian sudah bekerja dengan keras dan kaki butuh istirahat juga. Jadi, istirahatlah.”Dua penga

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   61. Apa Hubungan Dokter Joe, Cairan dan Rashid?

    “Lakukan pemeriksaan penyebaran kanker sekarang, tapi untuk menganalisis hasilnya bukan kalian, tetapi Dokter Cornelius. Dokter harnya boleh melakukan pemeriksaan.” Haedar menjawab dengan tegas tanpa mendengar perkataan Hans.Hans hanya bisa berdesis sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ia tidak bisa berbuat apa pun untuk mengutarakan pendapatnya karena misinya yang belum terselesaikan.Ia tidak ingin penyamaran terbongkar sebelum misi terselesaikan.“Baiklah.”Tiga dokter membawa ibu menuju ruang pemeriksaan MRI. Hans mengikuti langkah mereka dari belakang sembari mengawasi mereka secara diam-diam dan memantau keadaan ibunya yang tertidur pulas di kasur rumah sakit.Ia sangat tidak setuju dengan saran dokter yang melakukan MRI di malam hari karena masih ada hari lain untuk melakukan hal itu. Walaupun ide Haedar sedikit bagus ketika meminta mereka hanya melakukan MRI tanpa menganalisis dan tetap pada Dokter Cornelius untuk menjelaskan penyakit Nyonya besar.“Hanya satu orang yang

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   62. Petunjuk Baru yang Berurutan

    Jemari Haedar fokus pada layar handphone yang dikeluarkan olehnya. Hans tidak sabar menunggu informasi yang didapatkan oleh kaki tangannya.“Apakah mereka berhubungan dengan semua ini?”Haedar meletakkan handphone di meja di ruang kamar ibunya, tepat di depannya. Layar menunjukkan foto Dokter Joe dengan informasi tentangnya.Dokter Joe merupakan keluarga Dokter. Ayah, Ibu dan kakak laki-lakinya merupakan seorang Dokter di Rumah Sakit yang berbeda dengan spesialis yang berbeda.Dokter Joe memiliki gelar Dokter yang berbeda dari keluarganya. Mereka memiliki gelar spesialis penyakit dalam.“Keluarganya Dokter semua?”“Iya, Tuan muda. Ayah dan ibunya pernah merawat istri mantan Presiden yang terkena penyakit kanker, tetapi tidak berhasil menyembuhkannya, meskipun melakukan perawatan apa pun.”“Lalu, kenapa dia menangani Rashid Omar Nadim saat itu, padahal dia seorang ahli anestesi?” tanya Hans heran dengan sesuatu yang pernah dilihat olehnya.“Dokter Rashid Omar Nadim adalah Ayah dari Dok

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   63. Petunjuk Berdasarkan Pelacakan IP Ayahnya

    “Iya. Kenapa, Tuan muda?”“Tidak apa. Saya memikirkan kemungkinan terburuk terjadi setelah bertemu dengan ibu.” Hans membalas khawatir dengan mengernyitkan dahi sambil menautkan kedua tangannya dan memandangi ibunya yang terbaring di kasur rumah sakit.Hans menghela napas panjang dengan berat sambil menundukkan kepala. Berat sekali kepala untuk memikirkan semua yang berhubungan dengan keluarganya saat ini.Ibu Hans pernah meminta kepadanya untuk menemukan pelaku kejahatan kepada adik dan ayahnya. Apakah dia juga tidak percaya dengan berita yang tersebar di seluruh dunia? Apakah ibu juga melihat sesuatu saat ayah dan adiknya meninggal?“Cari tahu keberadaan Agus Mustofa Sentosa saat ini karena saya masih penasaran dengannya, apakah dia masih sama yang dulu atau sudah berubah.” Hans memberikan perintah kepada Haedar.“Baik, Tuan muda.”“Berikan aku alamat adik dan ayah meninggal.”“Baik, Tuan muda, tapi hotel itu bangunannya sudah ganti setelah kejadian Raja bisnis di kamarnya.”“Tidak

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   64. Mengalami Kebuntuan

    “Saya tidak tahu, Tuan muda. Ada apa?” tanya Haedar dengan intonasi penekanan sambil menatapnya penasaran.Hans menoleh ke arah laptop sambil membulatkan bola mata dan meminta Haedar untuk masuk ke kamar ibunya. Ia memperlihatkan riwayat panggilan ayahnya di layar laptop dan hanya ada satu nomor yang terlihat mencurigakan.“Nomor cantik.”“Nomor cantik membuat mataku mengarah kepadanya dan tidak ada suara apa pun ketika saya menghubunginya.”“Nomor yang mudah diingat dan digunakan sekali pakai dengan harga yang bisa mencapai puluhan juta hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu saja untuk keperluan yang mendesak atau melakukan transaksi.” Haedar menjelaskan kegunaan kartu ponsel sekali pakai.“Dia juga tahu akan menjadi buronan jika menyimpan nomor itu karena sudah membunuh Raja bisnis dan seorang laki-laki. Ada kemungkinan juga, seseorang atau pemilik kartu masih menyimpan kartu itu demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan besar.”Hans berspekulasi hal yang bisa terjadi kapa

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   65. Satu Solusi dari Kebuntuannya

    “Aku baik, Frank. Bagaimana kabarmu?”“Baik juga. Ada apa? Apakah kamu membutuhkanku?”Frank Artamajaya Christianto merupakan teman kuliah Hans yang dekat dengannya dan siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan. Bahkan, dia tidak ikut turun tangan untuk membantu.Keluarga Frank keturunan dari bangsawan Yogyakarta dan ayahnya merupakan seorang pemilik perusahaan Teknologi ternama dan terkenal di negaranya. Frank memiliki kecerdasan pemrograman yang turun menurun dari ayahnya.Ibu Frank bernama Ayu Sulistowati Ningsih bekerja sebagai seorang Akuntan di Bank Dunia dan ayahnya bernama Willy Christian.“Aku membutuhkan otak dan keahlianmu.”“Wah, aku senang menolongmu kapanpun yang kamu butuhkan. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku perlu datang ke sana untuk mengatasi masalahnya?”“Tidak perlu. Aku ingin kamu memberikan informasi tentang pemilik ponsel yang pernah dimasukkan nomor sekali pakai yang harganya sangat mahal.”“Oke. Ada lagi?”“Tolong lacak nomor handphone yang aku kiri

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   66. Sepuluh Folder yang Mencurigakan

    “Di mana tasnya?” tanya Hans dengan intonasi penekanan.Seorang pengawal masih berjaga di depan kamar rumah sakit ibunya dengan terbaring di di sofa yang ada di luar kamar. Pengawal terduduk ketika Hans meminta handphone ibunya sembari mengambilkan tas ibunya.Hans mengambil dua tas dari tangan pengawal yang bermata sipit dan berambut cepak lalu membuka tas ibunya dan didekati oleh Haedar.“Ada apa, Tuan muda?” tanya Haedar panik.“Siapa pun dicurigai, Pak, meskipun keluarga sendiri karena saya dan tim melakukan audit keseluruhan di perusahaan pangan. Jadi, saya berhak meminta dan memeriksa handphone dan laptop ibu,” jawab Hans yang sedikit berkilah.“Anda tidak mungkin melakukan ini terhadap Nyonya besar, Tuan muda,” bantah Haedar nada sedikit tinggi.Hans menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arahnya dengan menghentakkan tangannya. Posisi tubuhnya kembali tegap dan menatap lamat ke arah Haedar.“Saya berhak melakukannya, Pak. Anda tahu betul tugas saya saat ini karena sudah ikut

Latest chapter

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   132. Rahasia Hans Terdengar

    “Tidak pernah, Pak, tapi saya pernah melihat Pak Rashid beberapa kali datang ke kantor untuk menemui ibu Abigail.” Komar memberitahu dengan hati-hati.“Kata siapa dia datang untuk menemui ibu Abigail?”“Saya pernah menanyainya langsung saat menunggu di ruang tunggu ketika ibu Abigail sedang rapat dengan pengusaha lain yang berasal dari Inggris.”Hans membisu sambil mengernyitkan dahi dan memikirkan tujuan Rashid Omar Nadim mendatangi ibunya kesekian kali. ‘Apakah tujuan dia masih sama seperti dulu? Atau semakin parah dengan mengancam ibu?’ batin Hans penasaran.Hans beranjak dari kursi lalu pergi meninggalkan tim yang masih ingin berdiskusi dengannya. Sorot mata tertuju padanya karena sikap yang tak pernah terjadi padanya.“Aku mau ke toilet dulu, udah kebelet dari tadi.”Tiwi ikut beranjak dari kursi dengan alasan pergi ke toilet pada awalnya, tetapi tujuan itu berubah saat melihat arah Hans menuju ruangan pemilik atau CEO perusahaan sehingga diikuti olehnya secara diam-diam karena

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   131. Membedah Temuan Baru

    “Saya kembali ke ruangan kerja saya dulu,” pamit Galih lalu keluar ruangan.Rekan kerja bagian keuangan meninggalkan ruangan keuangan untuk pengerjaan laporan dan audit sedang berlangsung. Ruangan keuangan tersisa rekan timnya. Tiwi mengalihkan kue tart di kulkas. Hans tidak ingin membahas dirinya sehingga mengganti topik pembicaraan dengan menanyakan kebingungan mereka terkait temuan di rumah Rashid. Semua rekan tim mengambil berkas, laptop dan buku catatan untuk membahas masalah audit yang belum terselesaikan karena terduga diusahakan untuk tidak tertangkap.“Saya ingat bahwa salah satu dari kalian naik ke atas saat mendengar langkah kaki yang turun dari tangga. Siapa dia? Apakah dia wanita atau pria?” tanya Hans santai sambil menatap rekan timnya satu per satu.“Dia adalah seorang pria karena saat suaranya mengerang dan saat kita keluar dari kamar rahasia mewah tanpa sengaja lampu senter milik Mira menyoroti wajah pria itu.”“Kami tidak tahu siapa dan berpikir bahwa dia adalah p

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   130. Mengakhiri Bersama

    “Ibu juga belum tahu siapa dia, tapi dia sering pergi dengan Ayah Adnan dan mendampinginya ke mana pun pergi.”Hans memperhatikan foto pria yang tubuhnya tegap dan kekar dengan senyuman yang terdapat lesung pipi. Jika dia sering mendampingi Ayah Adnan ke mana pun pergi hanya memiliki dua arti. Kemungkinan dia bekerja sebagai Asisten atau Ajudannya. Tugas dua jabatan itu hampir sama, tetapi memiliki perbedaan. Ia belum pernah melihat dengan dua matanya terkait pria yang sedang dicari dan masih tanda tanya. “Aku akan cari tahu dia.”“Hati-hati, Nak. Ibu juga mencari tahu siapa dia.”“Apakah pria yang mengurus warisan Ayah untukku tahu dia?” tanya Hans tiba-tiba kepikiran pria yang memberitahu sosok mereka terkait hubungan dengan ayahnya. “Sepertinya tahu.”“Oke. Aku mau berangkat kerja dan Adnan tidak boleh lolos dari jeratan hukum dengan kasus penggelapan dana.” Hans memasukkan foto ke dalam dashboard dan bersiap untuk berangkat ke kantor.Tangan memegang pengatur perpindahan laju

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   129. Sesuatu Terselubung di Balik Foto Bahagia

    Hans tidak mendengar pertanyaan dari Putri, tetapi Arman mendengarnya dan dibalas anggukan olehnya. Hans memasuki pesawat dan duduk seorang diri dengan kelas pesawat yang mewah. Ia merebahkan badan sambil menonton film untuk menikmati perjalanan dari Korea Selatan menuju Indonesia.Puluhan jam berlalu, Hans dan tiga pengawal tiba di Bandara Indonesia. Hans naik taksi menuju rumahnya dengan wajah yang kembali normal. Ia tiba di malam hari sehingga mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya. Hans telah beristirahat bekerja hampir satu bulan. Beberapa jam berlalu, hari telah berganti dan memasuki pagi hari. Ia bersiap-siap menuju kantor untuk bekerja.Hans menuruni anak tangga untuk berangkat kerja, tetapi disuguhkan pemandangan Haedar dan ibunya yang sedang duduk di meja makan dengan makanan yang telah siap untuk disantap.“Sarapan dulu.”Hans sarapan bersama ibu dan Haedar. Ia merasakan tatapan kedua orang di hadapannya mengarah kepadanya tanpa berkedip.“Jangan lupa berkedip saat meliha

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   128. Pencarian Pria

    “Ciri-cirinya itu tinggi sekitar seratus delapan puluh sentimeter, putih dan bertubuh atletis. Dia mirip Sandria dan pria satunya bertubuh kekar, tinggi, rambut cepak seperti potongan tentara atau polisi dan terlihat cerdas.”Hans mengernyitkan dahi saat mendengar ciri-ciri dua pria yang salah satunya tidak asing baginya. Ciri-ciri pertama masuk ke Ryan. Namun, ia penasaran dengan ciri-ciri pria kedua.Hans mengambil handphone lalu menghubungi Haedar. Dia siapa tau mengetahui ciri-ciri fisik pria yang disebutkan oleh Arman.“Halo, Pak.”“Tuan muda. Bagaimana keadaan Tuan muda? Apakah semuanya baik-baik saja?”“Baik-baik saja, Pak. Bapak tenang saja.”“Syukurlah.” Haedar terdengar lega mendengar kabar darinya.“Saya mendapatkan informasi dari Arman, Pak.”“Informasi tentang apa, Tuan muda?”“Arman pernah melihat sosok pria bertubuh kekar di acara bergengsi bersama Ryan keluar dari ruangan sebelah. Ciri-cirinya adalah bertubuh kekar, tinggi, berambut cepak seperti potongan seorang ten

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   127. Masalah Baru yang Dikhawatirkan

    “Dia ada di rumah sakit dan terbaring di ranjang. Lee belum bisa berbicara dengan kalian karena keadaannya yang belum membaik.” “Apakah kami boleh melihatnya sebentar saja?”“Kamu berada di kamarnya, kan?”Arman membisu dan merayapkan bola mata ke arah Hans secara perlahan. Hans mendengar permintaan rekan timnya hanya mengangguk sembari merebahkan badan dan berpura-pura memejamkan matanya. Arman mendekati Hans yang terbaring di ranjang rumah sakit dengan mengarahkan kamera kepada Hans yang tertidur di ranjangnya.“Astaga, Pak Lee,” sontak Tiwi nada sedih.“Sayangku. Kenapa kamu bisa seperti itu, Pak? Ada apa dengan wajah tampanmu?” Mira khawatir akan keselamatan Lee.“Apa yang terjadi kepada Pak Lee? Kenapa wajahnya diperban?” cecar Agustinus.“Saya belum tau kronologinya. Dia pasti cerita kepada kalian.”“Di mana rumah sakitnya?” tanya Mira dengan intonasi penekanan.“Apakah dia bisa dikunjungi?”“Maaf, saya tidak bisa memberitahu kalian karena Lee tidak mengatakan apa pun kepada s

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   126. Dicariin Rekan Tim

    “Jika itu dia maka lebih mudah untuk menangkapnya karena seseorang yang bekerja sama dengan kepolisian telah diketahui identitasnya dan siapa pun yang bekerja sama dengannya pasti ditangkap dan dijatuhi hukuman mati.”“Bagaimana jika kita tidak melibatkan kepolisian?”“Apa maksudmu?”“Aku ingin mereka mati dengan cara yang lebih mengenaskan dari pada Ayah.”“Apa maksud dari mati yang lebih mengenaskan dari suamiku?”Hans turun dari ranjang sembari membawa infus berjalan ke luar kamar VIP untuk berbicara dengan ibunya.Ia belum membicarakan temuan apa pun yang berhubungan dengan kematian ayahnya. Kematian seorang Raja bisnis yang sangat disegani, dihormati dan disayang oleh banyak orang sangat mengenaskan.“Intinya adalah Ayah meninggal disiksa secara berkeroyok lalu ditembak dari kejauhan di hotel bintang lima. Kaca besar yang bisa digunakan untuk memandangi indahnya lampu kota berlubang dan sengaja dilubangi untuk bisa menembak Ayah tanpa menimbulkan suara apa pun.” Hans menjelaskan

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   125. Pengobatan Luka dan Operasi Kecil

    Arman menggeleng cepat sambil merapatkan kedua telapak tangan dan sedikit membungkukkan badan kepadanya. Dia tampak enggan dekat dengan seorang wanita yang memiliki masa lalu dan keluarga yang berbahaya serta berhubungan dengan jasad yang bisa menyeret namanya.Hans terkekeh melihat ekspresi pengawalnya yang sudah tidak mau berurusan dengannya setelah tidur dengannya sampai terdengar menikmati dari rekamannya. “Saya harap kamu mendapatkan pendamping yang baik dan penyayang. Jauh-jauh dari wanita seperti Sandria.”“Aamiin. Bagaimana ceritanya Tuan muda bertemu dengan wanita seperti itu?”“Kamu tahu kalau saya pernah bersama dengannya?”“Tahu. Kami yang mencari keberadaan Tuan muda. Wajah tampan Tuan muda rusak dan bekerja sebagai kurir hanya karena tidak mengungkapkan identitas Tuan muda. Apakah alasannya karena Tuan besar dan adiknya?”“Saya tidak ingin merusak niat baiknya yang menyembunyikan kedua anaknya dari hadapan media atau siapa pun itu. Ayah hanya memperkenalkanku dan dia k

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   124. Informasi dari Duah Arah

    Arman memberikan kamera pengawas dan alat perekam suara kepada Hans. “Tuan muda lebih baik mendengarkan dari kedua alat itu karena saya takut tidak percaya dengan perkataan saya. Saya sudah berusaha mencoba untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya.”Hans menerima kedua alat itu lalu mengambil kartu memori dari setiap barang yang ada di tangannya. Ia memasang kartu memori di sebuah alat yang menggabungkan kamera memori ke laptopnya untuk membaca data yang ada dalam kedua kartu memori itu. Ia menyalin video bercinta mereka dan dipindahkan ke laptop dengan sebuah folder yang bernama Arman. Setelah menyalin dari kamera pengawas, harddisk terpasang.Hans tidak lupa menyalin dan menempelkan rekaman audio mereka saat berbicara ke dalam sebuah folder yang sama. “Kamu bicara dengan Sandria berapa menit saat bercinta dengannya?”“Sepertinya menit keenam belas karena dia bercinta sambil minum alkohol dan saya dipaksa untuk minum dan menjilat di gunung besarnya karena dia sengaja menumpahka

DMCA.com Protection Status