Beranda / Urban / Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan / 59. Rashid Bermain Api di Belakang Istri

Share

59. Rashid Bermain Api di Belakang Istri

Penulis: Angdan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-16 10:03:41

Hans yang sedari bersandar menjadi berdiri santai di depan Ryan yang berteriak kepadanya hingga membuat pidato Adnan berhenti dan menjadi pusat perhatian banyak orang.

Rashid Omar Nadim menghampirinya bersama sang istri. Ibu Ryan mengambil lap untuk membersihkan noda anggur merah di jasnya.

Hans meletakkan gelas yang sudah kosong di meja yang ada di dekatnya. Ia sengaja menumpahkan sisa air anggur merah ke jasnya karena terkejut sehingga membuat perkara saat mengadakan acara penting.

“Kamu? Siapa yang mengundangmu ke sini?” cecar Rashid nada tinggi sambil melotot.

“Salah siapa rumah terbuka lebar dan tidak ada penjaga sama sekali. Rumah pengusaha seharusnya dijaga ketat oleh pengawal agar tetap aman. Untung saja aku yang masuk bukan maling yang mengambil barang mewah kalian.” Hans menjawab santai sambil terkekeh pelan dan menatap Rashid yang tetap tidak menyukainya.

Ibu Ryan menampar Hans dengan keras hingga membuatnya berpegangan ke pintu taman belakang. Hans menoleh dengan tatapan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   60. Tidak Ingin Melanjutkan Pengobatan

    Hans memperhatikan lift sembari menggaruk leher yang tidak gatal untuk mencari keberadaan kamera pengawas di dalam lift.Satu kamera pengawas berada di belakang Hans sebelah kanan. Ia tidak mungkin menggunakan topeng di dalam lift karena bisa ketahuan tentang identitas yang sesungguhnya.Beberapa menit berlalu, lift tiba di lantai tujuan lalu menekan tombol lift untuk turun lantai basemen demi memasang topeng wajah aslinya agar tidak ketahuan oleh banyak orang dan berjaga diri serangan Jurnalis yang tiba-tiba datang ke rumah sakit untuk mengetahui keadaan ibu, istri dari Raja Bisnis.Hans memasang wajah aslinya berbentuk topeng sebelum wajah diperbaiki. Ia menuju kamar ibu dan melihat pengawal Ibu berdiri di depan kamarnya.“Kalian boleh istirahat. Saya menemani Ibu di sini,” kata Hans kepada dua pengawal yang berjaga di depan kamar rumah sakit ibunya.“Terima kasih, Tuan muda.”“Sama-sama. Kalian sudah bekerja dengan keras dan kaki butuh istirahat juga. Jadi, istirahatlah.”Dua penga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   61. Apa Hubungan Dokter Joe, Cairan dan Rashid?

    “Lakukan pemeriksaan penyebaran kanker sekarang, tapi untuk menganalisis hasilnya bukan kalian, tetapi Dokter Cornelius. Dokter harnya boleh melakukan pemeriksaan.” Haedar menjawab dengan tegas tanpa mendengar perkataan Hans.Hans hanya bisa berdesis sambil mengepalkan tangannya dengan erat. Ia tidak bisa berbuat apa pun untuk mengutarakan pendapatnya karena misinya yang belum terselesaikan.Ia tidak ingin penyamaran terbongkar sebelum misi terselesaikan.“Baiklah.”Tiga dokter membawa ibu menuju ruang pemeriksaan MRI. Hans mengikuti langkah mereka dari belakang sembari mengawasi mereka secara diam-diam dan memantau keadaan ibunya yang tertidur pulas di kasur rumah sakit.Ia sangat tidak setuju dengan saran dokter yang melakukan MRI di malam hari karena masih ada hari lain untuk melakukan hal itu. Walaupun ide Haedar sedikit bagus ketika meminta mereka hanya melakukan MRI tanpa menganalisis dan tetap pada Dokter Cornelius untuk menjelaskan penyakit Nyonya besar.“Hanya satu orang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   62. Petunjuk Baru yang Berurutan

    Jemari Haedar fokus pada layar handphone yang dikeluarkan olehnya. Hans tidak sabar menunggu informasi yang didapatkan oleh kaki tangannya.“Apakah mereka berhubungan dengan semua ini?”Haedar meletakkan handphone di meja di ruang kamar ibunya, tepat di depannya. Layar menunjukkan foto Dokter Joe dengan informasi tentangnya.Dokter Joe merupakan keluarga Dokter. Ayah, Ibu dan kakak laki-lakinya merupakan seorang Dokter di Rumah Sakit yang berbeda dengan spesialis yang berbeda.Dokter Joe memiliki gelar Dokter yang berbeda dari keluarganya. Mereka memiliki gelar spesialis penyakit dalam.“Keluarganya Dokter semua?”“Iya, Tuan muda. Ayah dan ibunya pernah merawat istri mantan Presiden yang terkena penyakit kanker, tetapi tidak berhasil menyembuhkannya, meskipun melakukan perawatan apa pun.”“Lalu, kenapa dia menangani Rashid Omar Nadim saat itu, padahal dia seorang ahli anestesi?” tanya Hans heran dengan sesuatu yang pernah dilihat olehnya.“Dokter Rashid Omar Nadim adalah Ayah dari Dok

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   63. Petunjuk Berdasarkan Pelacakan IP Ayahnya

    “Iya. Kenapa, Tuan muda?”“Tidak apa. Saya memikirkan kemungkinan terburuk terjadi setelah bertemu dengan ibu.” Hans membalas khawatir dengan mengernyitkan dahi sambil menautkan kedua tangannya dan memandangi ibunya yang terbaring di kasur rumah sakit.Hans menghela napas panjang dengan berat sambil menundukkan kepala. Berat sekali kepala untuk memikirkan semua yang berhubungan dengan keluarganya saat ini.Ibu Hans pernah meminta kepadanya untuk menemukan pelaku kejahatan kepada adik dan ayahnya. Apakah dia juga tidak percaya dengan berita yang tersebar di seluruh dunia? Apakah ibu juga melihat sesuatu saat ayah dan adiknya meninggal?“Cari tahu keberadaan Agus Mustofa Sentosa saat ini karena saya masih penasaran dengannya, apakah dia masih sama yang dulu atau sudah berubah.” Hans memberikan perintah kepada Haedar.“Baik, Tuan muda.”“Berikan aku alamat adik dan ayah meninggal.”“Baik, Tuan muda, tapi hotel itu bangunannya sudah ganti setelah kejadian Raja bisnis di kamarnya.”“Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-20
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   64. Mengalami Kebuntuan

    “Saya tidak tahu, Tuan muda. Ada apa?” tanya Haedar dengan intonasi penekanan sambil menatapnya penasaran.Hans menoleh ke arah laptop sambil membulatkan bola mata dan meminta Haedar untuk masuk ke kamar ibunya. Ia memperlihatkan riwayat panggilan ayahnya di layar laptop dan hanya ada satu nomor yang terlihat mencurigakan.“Nomor cantik.”“Nomor cantik membuat mataku mengarah kepadanya dan tidak ada suara apa pun ketika saya menghubunginya.”“Nomor yang mudah diingat dan digunakan sekali pakai dengan harga yang bisa mencapai puluhan juta hanya bisa dibeli oleh kalangan tertentu saja untuk keperluan yang mendesak atau melakukan transaksi.” Haedar menjelaskan kegunaan kartu ponsel sekali pakai.“Dia juga tahu akan menjadi buronan jika menyimpan nomor itu karena sudah membunuh Raja bisnis dan seorang laki-laki. Ada kemungkinan juga, seseorang atau pemilik kartu masih menyimpan kartu itu demi mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dan besar.”Hans berspekulasi hal yang bisa terjadi kapa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   65. Satu Solusi dari Kebuntuannya

    “Aku baik, Frank. Bagaimana kabarmu?”“Baik juga. Ada apa? Apakah kamu membutuhkanku?”Frank Artamajaya Christianto merupakan teman kuliah Hans yang dekat dengannya dan siap membantu siapa pun yang membutuhkan bantuan. Bahkan, dia tidak ikut turun tangan untuk membantu.Keluarga Frank keturunan dari bangsawan Yogyakarta dan ayahnya merupakan seorang pemilik perusahaan Teknologi ternama dan terkenal di negaranya. Frank memiliki kecerdasan pemrograman yang turun menurun dari ayahnya.Ibu Frank bernama Ayu Sulistowati Ningsih bekerja sebagai seorang Akuntan di Bank Dunia dan ayahnya bernama Willy Christian.“Aku membutuhkan otak dan keahlianmu.”“Wah, aku senang menolongmu kapanpun yang kamu butuhkan. Apa yang harus kulakukan? Apakah aku perlu datang ke sana untuk mengatasi masalahnya?”“Tidak perlu. Aku ingin kamu memberikan informasi tentang pemilik ponsel yang pernah dimasukkan nomor sekali pakai yang harganya sangat mahal.”“Oke. Ada lagi?”“Tolong lacak nomor handphone yang aku kiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   66. Sepuluh Folder yang Mencurigakan

    “Di mana tasnya?” tanya Hans dengan intonasi penekanan.Seorang pengawal masih berjaga di depan kamar rumah sakit ibunya dengan terbaring di di sofa yang ada di luar kamar. Pengawal terduduk ketika Hans meminta handphone ibunya sembari mengambilkan tas ibunya.Hans mengambil dua tas dari tangan pengawal yang bermata sipit dan berambut cepak lalu membuka tas ibunya dan didekati oleh Haedar.“Ada apa, Tuan muda?” tanya Haedar panik.“Siapa pun dicurigai, Pak, meskipun keluarga sendiri karena saya dan tim melakukan audit keseluruhan di perusahaan pangan. Jadi, saya berhak meminta dan memeriksa handphone dan laptop ibu,” jawab Hans yang sedikit berkilah.“Anda tidak mungkin melakukan ini terhadap Nyonya besar, Tuan muda,” bantah Haedar nada sedikit tinggi.Hans menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arahnya dengan menghentakkan tangannya. Posisi tubuhnya kembali tegap dan menatap lamat ke arah Haedar.“Saya berhak melakukannya, Pak. Anda tahu betul tugas saya saat ini karena sudah ikut

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   67. Folder Bersandi

    “Dia sudah bersuami, Tuan muda.”“Sungguh? Kapan dia menikah?”“Dia menikah lima tahun yang lalu dan suaminya merupakan karyawan di perusahaan pangan di Departemen IT.”Hans memeriksa setiap file Sabrina yang memiliki tanggal sekitar Lima belas Juli dua ribu delapan belas dan terdapat puluhan foto dan satu video yang memiliki tanggal Dua puluh delapan Oktober dua ribu dua puluh satu.Hans menoleh ke arah Haedar dengan bola mata yang membulat setelah mengetahui tanggal yang memiliki tanggal yang berbeda setelah dia menikah dengan karyawan Departemen TI.“Dia selingkuhan pria ini juga!”“Betul. Tekstur rambut, kulit di leher dan bagian belakang tangannya tidak bisa membohongi dan kita bisa tahu, berdasarkan hal itu.”“Artinya melibatkan forensik?” tanya Hans mengarah hal ke sana.“Kemungkinan besar iya. Forensik tidak terlibat oleh pihak berwajib.”“Baiklah. Saya akan membutuhkannya suatu hari nanti, tapi untuk saat ini, saya tidak percaya kepada siapa pun karena kasus Ayah yang tidak d

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   154. Petunjuk Titik Terang

    Semua menoleh ke arah Alan sambil menunggu jawabannya. Hans berharap semua yang dikatakan mereka adalah benar.“Mereka adalah salah satu orang yang menghampiriku dengan meminta bukti yang kumiliki. Perkataan Adnan benar, Ajudan dia hendak membunuhku, tetapi niat itu diurungkan dan memilih melanggar perintah dari atasannya dengan membuat perjanjian di antara mereka.”“Perjanjian apa itu?” tanya Hans menekan.“Aku juga tidak tahu perjanjian apa yang mereka bicarakan karena bicara di luar rumahku.”Hans mengalihkan pandangannya ke arah lantai dengan mengingat rekaman yang dijeda olehnya. Adnan berkata bahwa Ajudannya yang menghentikan pembunuhan terhadap Alan, apakah dia memiliki sisi sadar dalam membunuh seseorang atau ada sesuatu di balik itu semua?Semua berkaitan dengan kematian Cody Ruth dan adiknya. Ajudan dan Adnan menemui Alan dengan meminta bukti dimiliki oleh Alan. Hans mendapat titik terang berupa petunjuk dari rekaman video. Ia memutar rekaman itu kembali dan mendengarkan

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   153. Kode dari Sebuah Rekaman

    Abigail terdiam saat ditembak pertanyaan tentang Rashid dirawat di rumah sakit. Hans tersenyum miring sambil menghela napas dan menggeleng pelan. “Ibu tahu.”Hans hendak membuka pintu ruangan Abigail terhenti dengan tangan mungil yang sudah tidak muda lagi dan jemari dipenuhi oleh perhiasan yang melingkar di sana.Bola mata Hans merayap perlahan ke arah ibunya. Ia menatap lamat dengan mulut tertutup lalu menyingkirkan tangan ibunya perlahan. “Aku tidak ingin membahas dia lagi.” Hans menolak secara halus.Tatapan Abigail menunjukkan ada sebuah rahasia yang harus diberitahu kepadanya. Namun, jika itu membahas Rashid maka tidak ingin lagi mendengar dan memperhatikannya.Kedua kali hendak membuka pintu, lagi dan lagi pandangannya teralihkan dengan perkataan ibunya.“Penyakit ibu tidak sembuh.”Hans menyingkirkan tangan dari pegangan pintu. “Apa maksudnya?”“Operasi kemarin berjalan lancar, tapi tidak bisa mengangkat akarnya karena sudah menyebar di beberapa anggota tubuh ibu. Ibu memin

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   152. Ancaman Hans Pada Rashid

    “Kenapa terkejut seperti itu, Pak? Apakah bapak mengenal saya?” tanya Hans meledek dengan senyuman iblisnya yang memperhatikan tubuh Rashid yang tampak sehat bugar.“Tidak. Saya tidak mengenalmu.” Rashid terbata-bata dan berusaha menghindar kontak mata darinya. Lagi dan lagi, kebiasaan keluarga Rashid ketika berbuat salah atau menyembunyikan sesuatu maka berpaling dari lawan bicaranya dan berusaha menutupi apa pun yang diketahui olehnya. Ciri khas itu sudah dipelajari olehnya, sama halnya ketika dia menyuntikkan benda cair ke dalam tubuhnya lalu kolaps hingga dipanggil oleh Dokter yang menanganinya. Dokter yang menangani Rashid adalah dokter yang bekerja di rumah sakit Internasional dan telah berbicara yang sesungguhnya bahwa dia kecanduan obat terlarang sehingga membuka bisnis demi melancarkan pengedaran obat terlarang.“Sungguh? Bukankah Anda mengenal saya, Pak Rashid Omar Nadim?” tanya Hans santai sambil melangkah mendekatinya. Rashid menjauh perlahan dengan kedua tangan yang m

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   151. Kenyataan yang Berbeda di Balik Layar

    Hans duduk di depan kamar VIP yang jaraknya dua dari kamar Rashid Omar Nadim. Ia bersandar di dinding sambil bermain handphone dan mendengarkan pembicaraan mereka. Sandria tertawa dengan seorang pria yang terlihat seperti Ryan. Ia berusaha fokus terhadap pembicaraan mereka yang terdengar samar.“Ayah sungguh luar biasa.”“Saat mengetahui liputan dari Alan seorang Jurnalis handal yang terpercaya di negara ini, langsung bertindak,” kata Sandria sambil menepuk pundak pria itu. Hans terus menundukkan kepala dengan sibuk di layar handphone sembari berpura-pura menghubungi keluarga yang berada di dalam kamar itu. Mata Hans tidak luput dari pandangan ke arah Sandria dan pria itu. Senyuman Sandria masih terlihat sumringah dan tidak menunjukkan kesedihan sama sekali. Hans perlahan mengarahkan handphone ke Sandria dan pria itu untuk merekam kegiatan dan pembicaraannya. Namun, Sandria menyadari aktivitas Hans yang sengaja merekam perkataan dan aktivitasnya. Ia menggerakkan handphone ke sega

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   150. Liputan dan Berita yang Menggemparkan

    “Saya masih berpegang teguh dengan pendirian apa pun itu. Walaupun pernah memiliki hubungan dengan saya.”“Lalu, apa penilaian bapak terkait hal ini? apakah semuanya akan berhubungan secara kebetulan atau sudah direncanakan oleh mereka hingga tidak menyelidiki kasus kematian Pak Cody, Raja bisnis. Semua dunia akan membicarakan berita ini.” Agustinus menekan.Hans membisu lalu meminum minum kopi dingin sambil menghela napas panjang.Ia tidak bisa menilai sebelum mengamati, mengetahui dan menganalisis hasil yang didapatkan dari usahanya bersama rekan tim. Musuh yang dihadapi oleh Hans bukanlah musuh kelas bawah, melainkan mereka adalah musuh kelas kakap. Musuh yang memiliki banyak orang yang digunakan untuk menghabisi nyawa seseorang.Semua yang didapat olehnya seperti kebetulan dan atau bisa dikatakan dengan satu kata, yaitu takdir. Takdir yang mempertemukan Hans dengan keluarga Rashid dan Adnan yang memiliki niat buruk kepada keluarganya saat bertemu dengan seorang pria di London y

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   149. Beraksi Dengan Strategi

    Tono mengangguk sambil tersenyum lebar. Semua menatap khawatir ke Tono yang berkorban untuk mencari tahu informasi penembak jitu ke dalam kandang yang berbahaya.“Maaf, Pak, Pak Tono lebih baik datang ke rumah Adnan saat saya melakukan liputan dengan alat yang dipasang karena ingin tahu ekspresi mereka ketika membahas malam tragis dan menyebut nama mereka.” Alan memberi saran kepada Pak Tono. Tono menoleh ke arah Hans dengan menatap lamat lalu Hans mengangguk. “Baiklah. Semangat,” kata Tono sambil mengepalkan tangan erat dan menggerakkannya dari atas ke bawah dengan senyuman lebar.Semua rekan tim mengikuti gerakan dia dengan senyuman lebar. “Aku sela,” potong Carlos.“Ada apa?” tanya Hans santai.“Kamu tadi bilang kalau ibu Abigail dan Pak Haedar mengawasi Alan yang meliput di depan hotel mewah, kan?” tanya Carlos menekan sambil mengusap dagu.“Iya. Kenapa?”“Sebaiknya, jangan. Jangan membawa ibumu ke hotel mewah karena mereka akan tahu keberadaannya.”“Lalu?” tanya Hans dengan in

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   148. Keterlibatan Dalam Strategi

    “Aku melibatkan ibu agar Pak Presiden tahu bahwa seorang istri dari Raja bisnis juga membutuhkan keadilan,” jawab Hans menekan.“Maaf, Pak, boleh saya beri saran?” tanya Komar.“Silakan.”“Jika Bapak melibatkan ibu Abigail yang ada memperkeruh suasana karena Pak Presiden pasti mengabaikan hal itu. Posisi ibu Abigail juga berbahaya kalau berada di luar.”Hans membisu sambil menegangkan rahang dan mengepalkan tangannya dengan erat. Perkataan Komar ada benarnya. Banyak musuh yang masih berkeliaran di luar sana.“Baiklah. Alan saja yang meliput di luar sana di depan hotel Santorini yang di mana bisa dipantau oleh Pak Haedar dan ibu Abigail.”“Oke, setuju.”Hans menjelaskan strategi berikutnya di papan transparan yang terbuat dari kaca yang diterangi oleh lampu LED.Langkah selanjutnya adalah memancing pelaku yang terdeteksi dan paling menonjol ketika berita peliputan itu muncul. Alan sebagai umpan untuk memancing mereka ketika tidak terlihat lama di depan publik. Banyak masyarakat dan s

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   147. Titik Terang Penyusunan Strategi

    Saat Hans dan Carlos berdebat untuk mengutarakan argumentasi membuat Alan tak tinggal diam.Tanpa ada yang tahu, Alan memeriksa postingan dengan anonim di sosial media sudah jutaan orang yang melihat dan menyukai postingannya.“Apa yang kamu lakukan, Alan?” tanya Hans nada tinggi.Alan terkejut. “Aku hanya melihat postinganku sebelumnya.”“Postingan tentang kisah kematian Raja bisnis yang memiliki motif sama dengan kematian anak laki-laki tanpa identitas atau adiknya?” tanya Mira pelan.Alan mengangguk. Semua rekan tim mendekati dan menatap ke layar laptop yang ada dalam pangkuannya.Sontak, semua sorot mata terbelalak ketika melihat jumlah orang yang melihat, membagikan, menyukai dan berkomentar.“Serius itu jumlahnya?”“Aku juga kaget.”“Keren, baru dua jam kamu sudah mendapatkan satu juta orang yang menyukai, membagikan, komen dan melihat,” puji Mira sambil menatap rekan tim bergantian.Hans dan Carlos saling memandang saat melihat jumlah pengikut dan pembaca kisah kematian Raja bi

  • Menantu Kurir Kaya Tujuh Turunan   146. Langkah yang Diperdebatkan

    “Kami memilih untuk bekerja dengan Bapak.”“Oke. Jika kalian berkhianat maka tanggung sendiri akibatnya.”“Iya, Pak.”“Kami sudah mengirim nomor rekening,” kata pria berambut panjang sambil menunjukkan nomor rekening yang sudah dicatat olehnya.Hans mengambil handphone-nya lalu mencatat lima rekening pria itu lalu mengirim uang sebesar seratus lima puluh juta rupiah ke masing-masing rekening. “Saya sudah mengirim uang ke kalian, silakan cek.”Kelima pria itu bergegas memeriksa nomor rekeningnya untuk memeriksa ada uang masuk atau tidak.Hitungan detik, bola mata mereka membulat bersama lalu merayap ke arah Hans dengan mulut sedikit terbuka.“Kenapa?”“Apakah ini tidak kebanyakan, Pak?”“Kalian dibayar berapa sama dia?” tanya Hans datar.“Kami dibayar dua puluh juta saat itu.”Hans hanya menatap sadis ke arah mereka sambil memasukkan handphone ke dalam kantong celana jeans. “Buat bekal hidup kalian yang lebih baik.”“Terima kasih, Pak.”Hans mengangguk lalu keluar dari kamar berisi l

DMCA.com Protection Status