Bercerita tentang Kiara Putri Maharani adalah sosok wanita independent yang sukses bahkan di usia muda sudah menjadi CEO perusahaan terkenal namun jalan percintaannya tidak semulus jalan karirnya. Kiara bahkan tidak pernah memulai hubungan asmara setelah masa kuliahnya. Sosok masa lalu yang begitu melekat di hatinya hingga saat ini. Dan di kehidupan mendatang ini mereka dipertemukan kembali di situasi yang berbeda. Apakah kisah romansa cinta mereka bisa berjalan? Bahkan ketika orang-orang disekitar Kiara malah menbuat dia yakin bahwa memang cinta itu tidak ada. Mampukah Dylan menghilangkan trauma atas apa yang di lakukan terhadap Kiara?
view moreTerdengar suara berbisik yang berdecak kagum ketika melihat sosok wanita berkulit putih bersih dengan sepatu hak tinggi yang menghiasi kaki jenjangnya keluar dari pintu lift di depan area lobby.
Wanita cantik itu menggunakan blazer hitam dengan rambut ikal sebahu yang di dibiarkan terurai.
Sesekali beberapa orang menyapa dan sedikit menundukkan badannya sebagai tanda hormat.Dialah Kiara Putri Maharani. Wanita yang kerap dipanggil Kiara itu saat ini usianya sudah memasuki 29 tahun dan merupakan seorang CEO perusahan dibidang investasi yang sukses.Kiara adalah seorang wanita ambisius dan independent yang memiliki keyakinan bahwa wanita dengan High Value yang tinggi akan memancarkan Inner Beauty sendiri. Kiara sampai saat ini masih belum memiliki pasangan dan tidak merasa tertarik untuk memulai hubungan asmaranya sendiri.Kiara adalah orang yang bisa dikatakan tidak sejutu dengan adanya kisah happy ending di sebuah kisah percintaan. Ia menganggap bahwa cinta hanya akan memberikan luka dan rasa sakit.Membuang-buang waktunya saja.Kiara melangkahkan kakinya ke area parkiran dengan langkah kaki yang malas.Selesai meeting seharian membuat Kiara merasakan seluruh tubuhnya pegal. Rapat kali ini cukup menyita waktu dan pikirannya karna persaingan sengit untuk perusahaan yang diincarnya untuk berinvestasi.
“Sebaiknya aku harus memberikan reward kepada tubuhku yang telah bertahan sejauh ini.”Kiara memutar setir mobilnya berbelok ke arah Mall di dekat kantornya. Keadaan jalan malam ini cukup sepi mengingat waktu sudah menunjukkan lewat pukul 8 malam.Kiara sesekali ikut melantunkan lagu yang ia putar di radio mobilnya. Lagu dari penyanyi favoritenya, Ariana Grande.“Cause sooner or later we’ll wonder why we gave up. The truth is everyone knows.”Salah satu lirik lagu yang membuat hatinya kembali tersentak. Dan membuatnya seakan-akan kembali ke masa itu.“Kau meninggalkan aku tanpa kejelasan dan pergi begitu saja. Bahkan di saat terakhir aku mungkin bisa melihatmu.”Sepenggal kata-kata yang terus menempel lekat di dalam ingatannya. Persis sama.Kalimat yang terucap dari cinta pertamanya.“Hah. Sampai kapan aku harus terus mengingat hal ini.” gumamnya.“Ayo bangkit Kiara. Bagaimana mungkin hal ini terus menghantuimu?!”Kiara mengusap air matanya dan kembali menghela napas panjang. Selalu. Dia selalu akan menangis jika mengingat hal ini. Cengeng sekali bukan.Tapi entah mengapa hal ini selalu membuatnya seperti orang yang lemah. Masalah hati memang di luar kendalinya.
Mobil sedan putih itu melaju menuju area parkiran Mall. Kiara turun dan segera mengambil tas dan barang-barang yang sekiranya ia butuhkan nanti.Handphonenya terus berbunyi menandai chat masuk yang tiada putus.
“Apa aku melewatkan suatu hal hingga HP ini terus berdering?” gerutu Kiara.Sekilas ia melihat notifikasi chat grup kuliahnya dulu. Ada banyak sekali chat yang tertumpuk dan membuatnya semakin malas untuk melihat.“Membuang waktuku saja.”Kembali ia masukkan lagi HP tersebut ke dalam tas sembari kakinya terus melangkah memasuki salah satu Salon dan Spa terbaik di Mall ini.Tiba-tiba HP Kiara berdering keras membuatnya harus merogoh tasnya lagi mencari-cari benda mungil berbentuk persegi itu.
“Apa lagi ini!” teriaknya kesal.Dia melihat di layar handphonenya tertampang foto Kalisha, sahabatnya.Kiara mengambil napas panjang sebelum mengangkat telepon dari sahabatnya itu.
“Halo nyonya Kalisha Advani.”“KIARA!!! Dari mana saja?! Kenapa baru angkat telfonku sekarang!!!” teriak Kalisha kencang membuat Kiara harus menjauhkan HP yang ia pegang.“Hei. Aku tidak budeg, Kalisha. Berhenti mengomel.”“Cih. Kau benar-benar ya. Padahal aku sudah sangat tidak sabar mengatakan hal ini padamu.”Kiara tetap diam malas menanggapi sahabatnya itu. Kalisha selalu saja heboh sendiri.Paling dia hanya akan membual hal yang Kiara sudah tau ujung arah pembicaraannya ke mana.“Kau harus tarik nafas dulu. Dan janji tidak boleh pingsan.” goda Kalisha semakin menjadi-jadi.“Apasih Kalisha? Aku tidak punya waktu untuk-““DYLAN. DYLAN KEMBALI, KIARA.”Seketika tubuh Kiara membeku dan langkahnya terhenti. Waktu terasa melambat dan detak jantungnya berdetak tak karuan.Satu nama itu melekat erat dihatinya menempati ruangan tersendiri jauh di lubuk hati Kiara. Nama yang sangat tidak ingin dia dengar.
Satu nama itu seakan langsung menguras tenaganya membuat ia seperti kehilangan kesadaran. Kiara terjatuh lemas dan membuat tubuhnya terhempas ke lantai.Namun tiba-tiba, sebuah tangan putih kekar menggapai tubuh mungilnya itu dengan cepat dan menahannya untuk tidak jatuh.
Dan ketika Kiara menoleh untuk melihat Ia ada di dekapan tangan siapa, seketika itu juga matanya melotot terkejut.
Sosok yang sangat tidak ingin ia temui tetapi juga sosok yang sangat ia rindukan.Dylan Nalendra.Kiara menatap sosok di depannya ini dengan mata tak percaya. Apakah ini hanya ilusinya semata? Apakah ini nyata?Sosok yang ada di hadapannya apakah benar sosok cinta pertamanya.“Are you oke?” suara berat itu terdengar dari mulutnya.Pertahanan Kiara hampir runtuh. Tidak, jangan sekarang batinnya.“Kiara?” panggilnya lagiHati Kiara terenyuh. Suara yang memanggil namanya itu sudah sangat ia rindukan.Kiara buru-buru melepas tangan Dylan dan segera berdiri dan menatap laki-laki itu tajam.“Tidak papa, aku baik-baik saja.” jawabnya, membuat Dylan tersenyum.“Sudah lama sekali tidak bertemu. 5 tahun bukan?”Kiara hanya tersenyum simpul.“Iya sekitar itu. Tapi maaf Dylan, aku terburu-buru.”Kiara melangkahkah kakinya cepat meninggalkan Dylan yang bingung karna ia tinggalkan begitu saja.Kiara berbalik ke arah parkiran menuju mobilnya. Hati dan mood-nya sekarang sudah tidak mampu untuk melakukan spa dan lainnya.Ia hanya ingin meninggalkan tempat ini sesegera mungkin.“Bagaimana bisa dia sesantai itu. Hah.” hela nafasnya berat.Kiara membukan pintu mobilnya keras dan menutupnya cepat. Hari ini benar-benar kacau. Badanya serasa kehilangan banyak sekali energi.“Dylan.” gumamnya.“Ternyata aku masih sangat mencintaimu. Lucu sekali.”Ia tertawa dan langsung memukul dadanya pelan.
“Ya Tuhan, Dylan! Ayok ikut kakak dulu.” Lira menarik nafas lega ketika melihat Dylan muncul diruangan tamu milik keluarga mereka. Lira hampir frustasi karna dia tidak dapat menghubungi adiknya itu dari semalam. Lira menyeret Dylan untuk masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu itu rapat-rapat. “Kakak butuh penjelasan disini.” Lira menekankan kata itu dengan sangat jelas dan Dylan tahu bahwa kakaknya itu sedang kesal. Tetapi Dylan bisa apa? Dia benar-benar malas untuk pulang kemarin. Moodnya sedang sangat hancur. “Kakak mengharapkan aku bercerita apa? Pasti papa sudah menceritakan semuanya.” timpal Dylan dengan malas. “Hei. Sejak kapan kakak lebih mempercayai papa daripada adik kesayangan kakak ini?” Lira duduk disebelah adiknya itu dan menyadari bahwa Dylan masih terlihat kesal. Lira tahu bahwa dia tidak akan dapat membantu banyak mendamaikan papa dan Dylan karna watak mereka yang sama-sama keras. Dylan adalah perwujudan papa persis. “Apakah keputusan untuk keluar dan melepas
Kiara terkejut ketika bibir manis Dylan langsung melumat habis bibir mungilnya. Tangan kekar laki-laki itu melingkar di pinggangnya dan menariknya semakin mendekat ke pelukan Dylan. Dylan seakan mengunci Kiara untuk tidak menjauh. Sensasi aneh dan mendebarkan memacu jantung Kiara berdetak tak karuan. Demi tuhan tubuhnya serasa panas dingin menerima serangan dan sentuhan Dylan disetiap incihnya. Laki-laki itu melakukan semuanya dengan sangat perlahan membiarkan Kiara merasakan setiap hal yang ia lakukan adalah tulus. Dylan menarik tengkuk Kiara mendekat dan kembali mencium bibir itu tak berhenti. Tetapi Kiara menikmatinya, mata gadis itu terpejam dan mengikuti setiap gerakan yang Dylan berikan. Dring~~~~ Mereka berdua terkejut ketika handphone Dylan kembali berdering dan menampilkan nama Lira di display handphonenya. Karna nada dering itupun mereka berdua langsung berhenti dan tersadar bahwa keadaan tadi hampir diluar kendali. Pipi Kiara merah padam dan rambutnya sedikit acak-acak
Kiara terkejut bukan main mendengar perkataan Dylan. Memutuskan keluar dari perusahaan? Ini sepertinya tidak sesederhana yang Kiara pikirkan.“Apa harus dengan langkah itu? Tidakkah dibicarakan lebih dulu?” bujuk Kiara sambil terus menggenggam tangan kekasihnya itu.Dylan tersenyum getir mendengar perkataan Kiara. Andai saja watak papa tidak keras mungkin saja hal seperti ini bisa dibicarakan dengan baik-baik.“Aku dan papa sudah tidak sejalan. Kami tidak berada pada satu visi dan misi. Ini juga susah untukku tetapi memaksakannya akan lebih sulit.”Dylan tertunduk lesu setelah mengatakan hal itu. Sebenarnya hatinya terasa sangat sakit untuk mengambil langkah ini semua. Menentang papanya bukan hal yang membuatnya senang tetapi campur tangan papa dalam urusan perusahaan takutnya akan lebih menyulitkan Kiara kedepannya. Dan Dylan tidak ingin hal itu terjadi tetapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini ke Kiara.“Impianku dari dulu juga membangun perusahan dibidang investasi dengan dasar
Kiara berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang mencolok. Sinar matahari pagi terlihat diseluruh ruangan dan membuat ruangan TV Kiara dipenuhi sinarnya. Kiara berniat menutupi sedikit gorden untuk membatasi akses masuknya cahaya itu. Kiara takut Dylan terbangun karna silaunya cahaya matahari pagi.Kekasihnya itu sedang tertidur dengan pulas disofa panjang abu milik Kiara. Dylan terlihat sangat lelah dan sedang kacau hingga Kiara memintanya untuk menginap saja karna waktu juga sudah sangat larut malam untuk Dylan pulang. “Nah seperti ini lebih baik.”Kiara menutup sebagian gorden tadi dan membuat cahaya silau tidak terlalu mendominasi. Ia berjalan kearah dapurnya untuk memasak sarapan mereka berdua.Kiara bernafas lega karna masih terdapat bahan makanan yang dapat dia masak untuk sarapan. Karna seingat Kiara sudah lama sekali dia tidak belanja bulanan. Kegiatan kantor akhir-akhir ini benar-benar menyita waktunya.Kiara ingin membuat sandwich dan susu cokelat untuk sarapan
Kiara mengambil hairdryer diatas meja dan mulai mengeringkan rambutnya. Segar sekali rasanya setelah penat seharian mengurus semua hal tentang dokumen yang harus diserahkan segera ke PT Admir.Hari ini benar-benar sangat padat dan membuat badannya terasa sedikit lelah. Tetapi semua rasa lelah ini terbayar dengan sempurna. Perusahaannya mampu memenangkan untuk investasi kali ini.TINGBel apartemennya berbunyi menandakan adanya tamu yang datang. Kiara melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siapa tamu tidak diundang yang datang sangat larut seperti ini.Kiara keluar dari kamarnya dengan malas tetapi tidak mungkin membiarkan bel itu berbunyi terus menerus. Akhirnya ia membuka pintu apartementnya dan terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.“Dylan?”“Aku mengganggumu ya?”Walau Kiara merasa waktu ini sudah termasuk larut malam untuk bertamu tetapi hatinya merasakan bahwa Dylan tidak mungkin datang selarut ini jika tidak ada hal yang terjadi.“Tidak kok. Ayo masuk
“Papa memilih membuang anak kandung sendiri demi anak yang bahkan baru papa temui sekali saja.”Suara Mira bergetar mengatakan hal itu. Rasanya sangat sakit untuk mengungkapkan semua perasaanya saat ini. Hatinya sangat kalut. Emosi yang dia pendam benar-benar seperti akan meledak.“Papa tidak ingin membahas ini lagi, lebih-““Karna wanita itu keluarga kita hancur! Hancur!”Mira berteriak histeris tanpa memperdulikan keaadan sekitarnya. Dia tidak peduli jika seluruh orang dikantor ini mendengar teriakannya. Dia hanya ingin meluapkan semuanya sekarang.“Mira kau sudah berlebihan. Ini tidak ada hubunganya dengan mereka!”“Papa masih saja membela mereka? Papa kira aku masih anak kecil yang dapat papa bodohi, hah?!”“Mira, diam!”Laki-laki itu sudah bangkit dari tempat duduknya dan mukanya merah padam. Tampak jelas jika dia marah besar. Tetapi hal itu tidak membuat Mira gentar sedikitpun.“Apa yang tidak papa berikan untuk semua kemauan dan kesenanganmu? Kau bisa bersenang-senang dan hidup
Gemuruh suara tepuk tangan langsung mengisi ruangan rapat ketika Kiara selesai memaparkan presentasinya. Terlihat Pak Wahyu begitu bangga dengan apa yang telah Kiara sampaikan barusan.Kiara merasakan seluruh beban yang ia pikul tadi terasa sedikit berkurang. Jantungnya luar biasa deg-degan karna ia tidak ingin membuat kesalahan sekecil apapun untuk meeting kali ini. Kiara sudah terbiasa tampil seperti ini tetapi untuk kali ini suasananya terasa sangat berbeda.“Well done, Kiara.”Pak Wahyu menepuk pundah Kiara dengan bangga ketika Kiara dipersilahkan untuk duduk disampingnya.“Saya tadi sempat kagum beberapa saat, Kiara menampilkan semua yang menjadi pertanyaan saya.”Perkataan Radeva membuat Kiara merasa sedikit terpuji. Bagaimana tidak, Radeva lah penentu keberhasilan meeting kali ini.“Dengan adanya meeting ini saya kembali yakin bahwa SkyLine memang layak diikutsertakan pada investasi kali ini. Selamat Kiara, kau berhasil meyakinkanku.”Kiara terdiam mematung sesaat. Perkataan Ra
Dylan melirik Kiara yang sedari tadi masih sibuk dengan tab di depannya. Dylan tahu bahwa Kiara sedang berjuang penuh untuk investasi kali ini. Dan dia ingin berperan penting untuk menolong Kiara walau Dylan tahu bahwa ini akan berkonsekuensi tinggi untuknya. Tetapi Dylan mencoba menepis perasaan itu sekrang karna Kiara lah prioritasnya saat ini.“Ini menunya pak.” Seorang waiters menyerahkan sebuah tabel menu dan meninggalkan Dylan dan Kiara untuk memilih terlebih dahulu.Dylan yang melihat Kiara masih berkutat dengan tabnya, memilih untuk langsung memilihkan menu makan malam mereka kali ini. Rasanya akan sangat mengganggu konsentrasi Kiara jika harus menanyakan tentang hal apa yang akan dipesan.Dylan memanggil waiters itu kembali untuk mencatatkan apa saja yang akan mereka pesan untuk kali ini.“Akhirnya! Done.” teriak Kiara senang.“Hebat sekali pacarku.”Dylan mengacak rambut Kiara gemes dan sukses membuat pipi Kiara kembali merona. Tindakan kecil Dylan sungguh mampu selalu memb
Kiara mencatat point-point penting dari Pak Wahyu yang akan mereka sampaikan nanti saat meeting dengan Radeva.Radeva telah mengundang Pak Wahyu dan Kiara untuk berbicara lebih lanjut tentang impact apa yang akan perusahan SkyLine berikan jika ikut andil kedalam investasi kali ini.“Talent yang kita telah siapkan sudah sejauh mana perkembangannya?”“Mereka telah memasuki tahap final untuk uji hasil Pak Wahyu, semoga hasil yang didapatkan akan sesuai ekspektasi kita.”“Semoga saja, karna ini adalah penentu keberhasilan kita untuk membujuk PT Admire bekerja sama.”“Noted Pak. Akan saya follow up terus dan beritau perkembangannya ke bapak.”“Terima kasih banyak Kiara untuk tidak menyerah.”“Sama-sama Pak, terima kasih juga untuk selalu mempercayai saya.”Kiara merasa sangat lega karna Pak Wahyu sudah memberikan respon yang positif atas kinerjanya kemarin. Kiara sempat merasa sangat bersalah karna hampir saja gagal dan mengecewakan beliau.****“Ratih tolong saya untuk memberikan hasil ev
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments