Share

Bab 5 : Confused

Author: Anaserra
last update Last Updated: 2024-02-18 21:54:30

Kiara melangkahkah kakinya cepat menelurusi lorong rumah sakit yang memang cukup padat malam ini.

Nafasnya terengah-engah karna langkah kakinya yang kian cepat.

Dia menuju ruangan IGD dan mengecek satu persatu bed diruangan IGD.

“Kalisha!” teriaknya lega

Kalisha memangdang Kiara heran. Dia tidak memberitahu temannya kalau ia ada disini.

“Bagaimana bisa kau tau aku ada disini?”

“Bagian mana yang terluka?” Kiara balik bertanya kepada Kalisha khawatir.

“Tenang Kiara, aku tidak apa-apa. Lenganku hanya sedikit tergores dengan pecahan kaca ini.”

“Sedikit katamu?” Kiara mendelik mendengar jawaban Kalisha.

“Ini sudah yang kedua kalinya Kevin melakukan hal ini. Ini sudah tindak kekerasan kau tau?”

Kalisha hanya tersenyum memandang Kiara yang terus menatapnya marah.

“Ayo duduk disini dulu. Aku ceritakan dengan jelas ya?”

“Kevin hanya diluar kendalinya saja dan tidak sengaja terdorong aku yang berdiri membelakangi meja kaca ini sehingga badanku membentur meja ini. Ini hanya luka lecet sedikit. Tidak parah Kiara.” jawab Kalisha enteng.

“Hah.” Kiara bedecak tidak percaya dengan apa yang barusan ia dengar.

Kalisha masih tetap saja membela Kevin-suaminya.

“Kalisha aku tidak buta. Bagaimana mungkin luka lecet harus diperban seperti ini? Dan butuh jahitan banyak!”

“Aku sudah tidak mentolerir tindakan Kevin ini lagi. Berhenti membelanya!” tegas Kiara marah

“Kiara-“

“Tidak. Aku tidak mau mendengar pembelaanmu sedikitpun!”

“Baiklah, aku-“ ucapan Kalisha terhenti ketika seorang laki-laki masuk dan langsung memeluknya.

“Kalisha! Maafkan aku.” teriak laki-laki itu.

“Hei Kevin, lepaskan Kalisha!” perintah Kiara tegas sembari mendorong tubuh Kevin yang terus memeluk Kalisha.

“Aku tidak akan memaafkan perbuatanmu kali ini! Aku sudah cukup mentolerir kelakukanmu!” teriak Kiara geram.

“Kiara, cukup.” Kalisha menarik lengan Kiara mendekat padanya.

“Biar aku dan Kevin yang menyelesaikan ini ya?” lirih Kalisha.

“Apa?! Kau masih ingin berada didekat laki-laki ini? Kau tidak takut Kalisha?”

“Aku tidak mau ambil resiko jika sahabatku akan terluka lagi!”

“Kau!” Kiara menunjuk tepat di hadapan Kevin

“Sedikit saja badan Kalisha ini lecet, urusanmu dengan kantor polisi. Ingat itu!”

Melihat Kiara terus mengancam Kevin yang hanya diam, Kalisha akhirnya menghela nafas. Dia meminta Kevin untuk keluar dulu dan menjauh dari pandangan Kiara. Melihat situasi saat ini sepertinya Kiara bahkan bisa memakan Kevin hidup-hidup.

“Kiara, aku mengerti kekhawatiranmu tapi aku dan Kevin bisa menyelesaikan ini dengan baik.” suara Kalisha lirih sambil menatap Kiara

“Aku sudah mengenal Kevin lama dan lebih mengenal dia lebih dari siapapun. Aku tau dia tidak sengaja melakukan hal ini. Dia juga takut aku terluka sama sepertimu.”

“Tapi Kevin jika sudah marah selalu melebihi batas kendalinya Kalisha, dan ini berbahaya. Kau bisa terluka parah.”

“Bagaimana bisa dia melukai orang yang dia cintai jika memang dia takut kau terluka?!” suara Kiara meninggi.

Kalisha selalu saja membela Kevin.

“Ini bukan lagi tentang hati Kalisha. Gunakan akal sehatmu untuk kali ini. Aku mohon!” bujuk Kiara

Kalisha terdiam.

“Tapi bagaimana mungkin aku bisa membohongi hatiku sendiri, Kiara? Aku sangat mencintainya.” isak Kalisha yang langsung disambut dengan pelukan dari Kiara.

Ia tau bahwa Kiara benar. Tapi bagaimanapun tindakan yang Kevin lakukan Kalisha pasti akan selalu memaafkan dan luluh ketika itu juga jika Kevin sudah minta maaf.

Lemah sekali.

Tapi hati bukan dia yang mengaturnya dan untuk kesekelian kalinya hatinya memilih untuk memaafkan Kevin lagi.

*****

Kiara menjatuhkan tubuhnya ke kasur dengan keras. Ia sangat lelah. Energinya terkuras cukup banyak hari ini.

Ia merasakan tubuhnya lemas. Ia masih ingat kejadian tadi siang saat ia menangis di mobil Dylan. Betapa malu dirinya jika mengingat hal itu lagi.

Tapi semua benar-benar diluar kuasanya. Airmata itu jatuh dengan sendirinya.

Perasaan kalut yang menyelimuti hati Kiara saat itu membuat dadanya sesak. Semua terasa menghimpitnya.

Ia tau ia tidak berhak berkata seperti itu kepada Dylan tapi kata-kata itu keluar dengan sendirinya.

Hati dan otaknya benar-benar tidak dapat sinkron pada saat itu.

Ia melihat raut kekecawaan di wajah Dylan tadi dan membuat hatinya terasa semakin sesak.

Mengapa ia harus tetap peduli jika memang lelaki itu harus tersinggung dengan perkataannya?

“Kau lemah sekali Kiara.” ia bergumam sambil memajamkan matanya.

Bukannya dia selalu ingin Dylan kembali kesisinya? Tapi kenapa ketika Dylan mencoba mendekatinya Kiara kembali membangun benteng kokoh yang membuat mereka berjarak.

Kiara tidak tahu harus bertindak seperti apa, menuruti kehendak hatinya atau tetap dengan pendiriannya.

“Cinta? Perasaan bodoh apa ini, Kiara!” teriaknya keras.

Pertahanan Kiara benar-benar hampir roboh dengan kembalinya Dylan.

Kiara adalah wanita yang kuat tetapi kenapa ia jadi begitu lemah dengan adanya keberadaan Dylan disisinya.

Apa yang Kiara harapkan dari Dylan?

Cinta?

Kiara bukan sudah jelas tau hal itu tidak mungkin ia dapatkan dari Dylan.

Melelahkan sekali berperang dengan batinnya sendiri.

Dringggg~~~~~~

Kiara menggapai handphone di sebelahnya dengan malas. Tapi seketika itu juga ia kembali mengusap air matanya.

“Halo Pak Wahyu.”

Terdengar suara seorang pria dari handphonenya Kiara.

“Benar Pak, Pak Dylan menambahkan beberapa titik sampling dan tadi saya juga sudah mengunjungi salah satunya.” jawab Kiara

“Baik Pak Wahyu, akan segera kami selesaikan dan saya laporkan progressnya ke Bapak.” tutup Kiara

Ia terdiam cukup lama untuk mencerna apa yang baru saja Pak Wahyu perintahkan.

Kiara tidak mungkin menolak perintah Pak Wahyu, mengingat Pak Wahyu adalah dewan direksi yang selalu mensupport apapun langkah yang Kiara ambil untuk perusahaan.

Tapi perintah Pak Wahyu kali ini cukup berat untuk ia jalankan.

Dia harus bertemu dengan Dylan lagi.

Bagaimana bisa ia berhadapan dengan laki-laki itu lagi. Kiara tidak sanggup.

“Apa yang harus aku lakukan?!” teriak Kiara frustasi

Ia tidak mungkin mencampurkan urusan personalnya dengan masalah pekerjaan. Ini bertentangan dengan profesionalitas dirinya.

“Aku benar-benar bisa gila.”

Kiara menutup matanya dan berharap bahwa tidur akan menjadi solusi untuk sesaat.

Kiara mengusap matanya dan sesekali melirik jam di depannya. Masih sangat pagi dan siapa yang berani merusak hari liburnya.

Pintunya terus di ketuk dengan kencang.

“Kiara ini mama!” teriak wanita itu

Membuat Kiara semakin enggan untuk bangun. Tapi ia tidak mungkin membiarkan wanita itu untuk terus berada di depan pintunya.

Dengan langkah yang berat Kiara membuka pintu dan menyambut mamanya dengan tatapan malas.

“Kenapa sih mama harus merusuh pagi-pagi sekali? Aku masih butuh istirahat.”

Wanita itu tidak memperdulikan perkataan Kiara dan melongos langsung masuk.

“Kau ini sibuk sekali! Mama menelfonmu terus tapi tidak pernah kau angkat.” omelan wanita itu membuat Kiara menutup kedua telinganya.

“Ini masih terlalu pagi untuk mama mengomeliku. Huft.” dengus Kiara kesal

“Mama hanya akan membicarakan jadwal kita untuk makan malam. Apa kau tidak rindu dengan mamamu sendiri?”

Kiara melirik mamanya malas. Tau arah pembicaraan ini akan kemana.

“Bukankah Kiara sudah berulang kali mengatakan Kiara tidak ada waktu untuk bertemu dengan teman special mama itu.”

Langkah mama Kiara terhenti dan dia berbalik mendekati anak semata wayangnya.

Mengajak Kiara untuk duduk bersamanya.

“Sayang, mama mengerti. Mama hanya ingin kalian saling kenal. Itu saja.”

“Aku akan bahagia jika memang Mama bahagia. Apalagi yang harus mama khawatirkan?” tanya Kiara

Wanita itu mengelus kepala Kiara lembut sembari terus menatapnya.

“Kiara kau tidak pandai berbohong. Berhentilah seakan-akan kau tidak peduli tentang ini.”

Kiara kembali menatap Mama lagi. Sungguh ia sangat tidak ingin membicarakan hal ini lagi.

“Jika memang Mama begitu peduli denganku kenapa Mama dan Papa harus memilih berpisah?” lirih Kiara pelan

Mamanya terdiam sejenak.

“Mama dan Papa sudah tidak bisa sejalan lagi Kiara, memaksakannya pun susah.”

Hah. Begitu mudahnya mereka mengatakan hal itu. Tidak sejalan?

Apakah mereka begitu ego hingga tidak dapat menjadikan hal itu menjadi sejalan bagi mereka berdua.

“Tanpa mempertimbangkan bahwa mama dan papa memiliki aku?”

“Apakah aku tidak cukup menjadi alasan agar mama dan papa bertahan?” lirih Kiara menahan sakit di dadanya.

Jauh di lubuk hatinya ia merasakan sakit sekali untuk membicarakan hal ini. Perpisahan kedua orangtuanya berdampak sangat besar bagi kehidupannya.

Tanpa mereka tau, Kiaralah yang menjadi korban paling terluka dari perpisahan mereka.

******

Kiara terdiam dan melamun sembari sesekali menghirup udara malam Jakarta dari atas balkon apartementnya.

“Hah.” ia menghela nafas panjang berkali-kali.

Suasana hatinya sedang sangat kacau beberapa hari ini. Seakan-akan membuat Kiara berat untuk melakukan hal apapun.

Dia memandang kilauan lampu dari atas balkonnya.

Jika ia kembali mengingat masa dimana ia merasakan dunianya runtuh.

Tepat 5 tahun yang lalu.

Tetapi keyakinan dan iman didalam hati Kiara lah yang membuatnya tetap bertahan hingga hari ini.

Ujian yang Allah berikan pasti tidak melebihi batas kemampuannya. Allah memilih pundaknya untuk dititipkan ujian ini karna hanya ia lah yang mampu memikul ujian seberat ini.

Allah tidak mungkin salah menitipkan masalah.

Allah tau hanya Kiaralah yang sanggup.

Allah saja yakin kenapa harus ia yang ragu?

“Kuatkan aku sekali lagi ya-Allah.” lirih Kiara

Bukan ia tidak ingin untuk memulai sebuah hubungan kembali.

Bukan ia tidak iri teman-teman sebayanya sudah menikah dan memiliki teman hidupnya sendiri.

Ia juga ingin memiliki kisah cinta dengan akhir yang membahagiakan.

Tapi, apa mungkin?

Orang-orang disekitarnya bahkan ia sendiri telah mengalami sakitnya dikhianati.

Apa mungkin suatu saat nanti ia juga akan memiliki orang yang mencintainya dengan tulus melebihi ia mencintai dirinya sendiri?

Akankah ada orang yang paling khawatir jika sesuatu terjadi apa dirinya?

Apakah ada orang yang tidak akan sanggup kehilangan dirinya?

Semoga saja, ada.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Nanda Utami
Dylan n kiara harus bersatu ya thor ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 6 : Bertemu Lagi

    Kiara terus saja bolak balik diarea parkiran dan seakan enggan melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih maju.Ia bingung sekali dengan keadaan hatinya tetapi ia tau bahwa pekerjaan adalah prioritas utamanya. Maka dengan langkah yang berat ia langkahkan kakinya keluar area parkiran menuju halaman depan gedung bertingkat di depannya.“Kau pasti bisa Kiara. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Bukankah semua orang pernah menangis?” kekehnya berusaha menguatkan hati dan mentalnya. Ucapan yang ia berikan untuk menghibur dirinya sendiri.Ia masuk ke dalam lift dan memencet no paling akhir yang menandakan letak ruangan yang paling atas.Berkali-kali ia menghela nafasnya. Ia benar-benar gelisah.Ting~~Pintu lift terbuka. Kiara memantapkan langkahnya menuju meja diseberang sana.“Apakah ada yang bisa saya bantu,bu?” tanya seorang wanita itu dengan ramah tanpa tau Kiara gugup luar biasa.“Saya ingin bertemu dengan Pak Dylan. Apakah beliau ada di ruangan sekarang?” tanya Kiara memastikan.“Sebe

    Last Updated : 2024-02-18
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 7 : Apa mungkin?

    Kiara mereganggang kedua kakinya yang pegal akibat sudah berjalan lumayan jauh. Ia dan Dylan sudah mengunjungi beberapa toko untuk keperluan tambahan sampling mereka.Udara lumayan terik siang ini. Kiara memilih duduk disekitaran taman dekat sini karna kakinya serasa tidak mampu untuk berjalan lebih jauh lagi.Dylan benar-benar membuatnya susah. Mereka pergi tanpa prepared apapun. Tau seperti ini tidak mungkin ia akan menggunakan heels pada hari ini.“Ini. Minum dulu.”Terulur tangan Dylan dengan sekotak minuman jus berwarna merah.“Jus apel, bukankkah kau suka apel?”Kiara tersentak. Dylan masih ingat hal tentang ini. Bahkan buah kesukaannya pun ia masih ingat.Kiara melihat sedikit peluh keringat di dahi mulus Dylan. Dan laki-laki itu sedikit ngos-ngosan seperti sedang mengatur nafasnya.Apakah lelaki ini pergi tadi untuk mencari minuman ini?Apakah mungkin dia sepeduli itu untuk Kiara?“Terima kasih.” jawab Kiara sembari mengambil minuman jus yang Dylan tawarkan.“Tunggu sebentar ya

    Last Updated : 2024-02-22
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 8 : Sisi Lain

    Dylan melihat Kiara terus menatap sepatu itu dengan tatapan yang sulit ia artikan.Ia menggoyang-goyangkan kakinya seakan menguji apakah sepatu ini benar-benar sesuai untuk ukuran mungil kakinya.Benar-benar seperti anak kecil. Dylan tersenyum tanpa sadar. Ia begitu senang memperhatikan apapun yang Kiara lakukan.Hal itu sudah menjadi kebiasaan rutinnya.“Bagiamana suka tidak?” tanya Dylan memastikan.Kiara mengangguk dengan antusias. Rambut bergelombangnya ikut bergerak seirama dengan anggukan kepalanya.Astaga imut sekali, batin Dylan.Ia benar-benar menahan seluruh indra tubuhnya agar tidak langsung memeluk gadis itu. Betapa rasa rindunya seakan meluap keluar.Dylan senang Kiara sudah tidak terlalu mengacuhkannya. Walau Dylan tidak yakin ini akan bertahan lama.Terlihat jelas Kiara membuat batasan diantara mereka. Tetapi hal ini wajar wanita itu lakukan mengingat bagaimana berakhirnya hubungan mereka.Tanpa sadar ada tangan yang menarik-narik ujung jas yang Dylan kenakan yang membu

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 9 : Rival

    “Astaga serius? Dylan membelikanmu bunga?” teriak Kalisha antusias.Kiara menatap sahabatnya itu sembari sedikit memijit sekitar pergelangan kakinya. Hari ini benar-benar melelahkan baginya.“Lebih baik kau bantu pijitkan kakiku ini, Kalisha. Rasanya seperti mau patah.” keluh Kiara.“Oh ini ya sepatu dari Dylan?” tanya Kalisha menggoda dengan menjinjing sepatu sepatu flat berwarna hitam.“Bahkan ukurannya tepat loh Kiara. Bagaimana bisa dia masih mengingat ukuran kakimu?”Kiara mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Tapi hal itu juga yang terus ia pikirkan sedari tadi.Setiap tingkah laku Dylan hari ini benar-benar memberikan pandangan berbeda Kiara padanya.Hampir seharian ini mereka terus bersama.“Bagaimana kalau memang Dylan masih berharap kalian bisa kembali?” “Mana mungkin Kalisha, kau ini lucu sekali.” jawab Kiara cepat.Suatu hal yang mustahil baginya. Bagaimana mungkin?“Aku tidak mungkin langsung terbuai hanya karna perlakukan kecilnya ini, Kalisha.”“Kau ingat bukan dia dulu

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 10 : Terkejut

    Dring~~~~Terdengar bunyi ponsel Dylan berdering kencang memecah keheningan diruangannya. Sekilas Dylan melihat no asing yang tertera di layar handphone.Awalnya Dylan ragu untuk mengangkat tetapi handphone itu berdering terus dan sedikit mengusiknya.“Halo.” sapa Dylan ragu.Tak lama terdengar suara wanita yang ia hafal betul.Kiara, batinnya.“Apakah kita bisa bertemu sekarang?”Dylan terdiam sejenak. Dylan agak tersentak kaget mendengar wanita ini mengatakan hal itu. Jika mengingat bagaimana acuhnya Kiara terhadap Dylan.Terasa sangat aneh Kiara bahkan menelfonnya lebih dulu dan mengajak bertemu.Kiara bearti menyimpan info kontaknya. Terbesit sedikit rasa senang di hati Dylan.“Sekarang? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Dylan langsung.“Hmm, aku ingin membicarakan mengenai hasil kunjungan kita kemarin.” sambung Kiara lagi.Oh masalah pekerjaan. Dylan merasakan dirinya sedikit kecewa.Lagian memang apa yang Dylan harapkan? Kiara dan ia memang sebatas partner kerja.“Oh harus sekarang

    Last Updated : 2024-02-25
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 11 : Tersaingi

    “Apakah kau ingin pergi bersamaku sabtu nanti?”Perkataan Kiara membuat tubuh Dylan membeku. Dylan terkejut dengan perkataan wanita itu.DEGApa yang membuat Kiara bisa tiba-tiba saja ingin mereka pergi berdua? Terlebih di hari weekend, bukan masalah pekerjaan pastinya. Ini lebih terkesan seperti kencan.Namun tiba-tiba saja handphone Dylan berdering keras menandakan panggilan masuk. Dylan mengeceknya dan melihat nama Mira tertera di layar handphonenya.“Halo, Mira.”Dylan melihat ekspresi Kiara yang terkejut ketika Dylan mengatakan nama itu tetapi dia cepat-cepat menutupi keterkejutannya dan bersikap seperti biasa saja. Tetapi Dylan tau, Kiara dan Mira memang rival sejak dulu.“Baiklah, nanti aku kabari.” jawab Dylan menutup pembicaaran ia dan Mira.“Mira ya tadi? Kenapa dia menelfon?”Kiara langsung mencerca Dylan dengan cepat. Terlihat sekali Kiara sangat ingin tahu pembicaraan mereka tadi. Tapi untuk apa?“Dia mengajakku ke acara launching investasi sabtu nanti-““Oh Mira juga d

    Last Updated : 2024-02-27
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 12 :

    “Satu kosong. Senang sekali melihatmu kalah lagi.”Kiara meninggalkan Mira yang terdiam memandang Kiara marah.Kiara tersenyum puas melihat ekpresi itu. Karna hal inilah yang memang dia ingingkan.Terbesit rasa senang luar biasa jika dia bisa mengalahkan Mira dengan mudah.“Kau tidak papa jika aku tinggal? Aku harus presentasi sebentar lagi.” Kiara mengangguk mendengar perkataan Dylan. Rasanya ia bukan anak kecil yang harus dipantau oleh Dylan setiap saat.“Good Luck.” Kiara coba menyemangati Dylan. Dan dibalas dengan Dylan dengan mengelus kepala Kiara lembut.“Terima kasih.” jawab Dylan sambil tersenyum.DEGHati Kiara berdetak kembali. Perlakuan kecil Dylan membuat Kiara hati Kiara kembali bergetar.Kiara memandang laki-laki itu berjalan kedepan dan memaparkan materi yang telah ia siapkan sedari tadi.Dylan terlihat begitu bersinar malam ini. Laki-laki berkacamata itu terlihat berkali-kali lipat meningkat ketampanannya, countur wajah tegas, hidung mancung, alis yang terukir sempur

    Last Updated : 2024-02-28
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 13 : Pengakuan

    “Dia mengatakan bahwa kau kembali bukan untukku.”Perkataan Kiara tersebut sukses membuat Dylan dengan refleks menekan pedal gas dengan cepat membuat mobil terhenti mendadak.Dylan dengan sigap langsung menahan tubuh Kiara yang terdorong kedepan dengan tangannya.“Maaf. Tapi ini benar-benar membuat aku terkejut.”Dylan dengan buru-buru memarkirkan mobilnya pelan kepinggir jalan raya agar tidak menyebabkan kekacauan. Cukup dengan hal tadi saja, karna itu bisa membahayakan nyawa mereka berdua.Dylan mengambil tangan Kiara pelan dan menggenggamnya.“Aku akan menjelaskan semuanya, Kiara. Beri aku waktu ya?”Kiara mengangguk dan hal itu membuat Dylan lega.Dylan memutar setir mobilnya dan melajukan pelan.Kiara menghabiskan suapan terakhir steak didepannya dengan lahap. Ia benar-benar merasa lapar. Energinya ternyata terkuras habis karna Mira.“Sepertinya kita harus menambah porsinya.” kekeh Dylan yang langsung disambut dengan cemberut oleh Kiara.Astaga imut sekali, batin Dylan tidak taha

    Last Updated : 2024-02-29

Latest chapter

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 44

    “Ya Tuhan, Dylan! Ayok ikut kakak dulu.” Lira menarik nafas lega ketika melihat Dylan muncul diruangan tamu milik keluarga mereka. Lira hampir frustasi karna dia tidak dapat menghubungi adiknya itu dari semalam. Lira menyeret Dylan untuk masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu itu rapat-rapat. “Kakak butuh penjelasan disini.” Lira menekankan kata itu dengan sangat jelas dan Dylan tahu bahwa kakaknya itu sedang kesal. Tetapi Dylan bisa apa? Dia benar-benar malas untuk pulang kemarin. Moodnya sedang sangat hancur. “Kakak mengharapkan aku bercerita apa? Pasti papa sudah menceritakan semuanya.” timpal Dylan dengan malas. “Hei. Sejak kapan kakak lebih mempercayai papa daripada adik kesayangan kakak ini?” Lira duduk disebelah adiknya itu dan menyadari bahwa Dylan masih terlihat kesal. Lira tahu bahwa dia tidak akan dapat membantu banyak mendamaikan papa dan Dylan karna watak mereka yang sama-sama keras. Dylan adalah perwujudan papa persis. “Apakah keputusan untuk keluar dan melepas

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 43 : Sensasi apa ini?!

    Kiara terkejut ketika bibir manis Dylan langsung melumat habis bibir mungilnya. Tangan kekar laki-laki itu melingkar di pinggangnya dan menariknya semakin mendekat ke pelukan Dylan. Dylan seakan mengunci Kiara untuk tidak menjauh. Sensasi aneh dan mendebarkan memacu jantung Kiara berdetak tak karuan. Demi tuhan tubuhnya serasa panas dingin menerima serangan dan sentuhan Dylan disetiap incihnya. Laki-laki itu melakukan semuanya dengan sangat perlahan membiarkan Kiara merasakan setiap hal yang ia lakukan adalah tulus. Dylan menarik tengkuk Kiara mendekat dan kembali mencium bibir itu tak berhenti. Tetapi Kiara menikmatinya, mata gadis itu terpejam dan mengikuti setiap gerakan yang Dylan berikan. Dring~~~~ Mereka berdua terkejut ketika handphone Dylan kembali berdering dan menampilkan nama Lira di display handphonenya. Karna nada dering itupun mereka berdua langsung berhenti dan tersadar bahwa keadaan tadi hampir diluar kendali. Pipi Kiara merah padam dan rambutnya sedikit acak-acak

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 42 : Berbagi

    Kiara terkejut bukan main mendengar perkataan Dylan. Memutuskan keluar dari perusahaan? Ini sepertinya tidak sesederhana yang Kiara pikirkan.“Apa harus dengan langkah itu? Tidakkah dibicarakan lebih dulu?” bujuk Kiara sambil terus menggenggam tangan kekasihnya itu.Dylan tersenyum getir mendengar perkataan Kiara. Andai saja watak papa tidak keras mungkin saja hal seperti ini bisa dibicarakan dengan baik-baik.“Aku dan papa sudah tidak sejalan. Kami tidak berada pada satu visi dan misi. Ini juga susah untukku tetapi memaksakannya akan lebih sulit.”Dylan tertunduk lesu setelah mengatakan hal itu. Sebenarnya hatinya terasa sangat sakit untuk mengambil langkah ini semua. Menentang papanya bukan hal yang membuatnya senang tetapi campur tangan papa dalam urusan perusahaan takutnya akan lebih menyulitkan Kiara kedepannya. Dan Dylan tidak ingin hal itu terjadi tetapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini ke Kiara.“Impianku dari dulu juga membangun perusahan dibidang investasi dengan dasar

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 41 : Penasaran

    Kiara berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang mencolok. Sinar matahari pagi terlihat diseluruh ruangan dan membuat ruangan TV Kiara dipenuhi sinarnya. Kiara berniat menutupi sedikit gorden untuk membatasi akses masuknya cahaya itu. Kiara takut Dylan terbangun karna silaunya cahaya matahari pagi.Kekasihnya itu sedang tertidur dengan pulas disofa panjang abu milik Kiara. Dylan terlihat sangat lelah dan sedang kacau hingga Kiara memintanya untuk menginap saja karna waktu juga sudah sangat larut malam untuk Dylan pulang. “Nah seperti ini lebih baik.”Kiara menutup sebagian gorden tadi dan membuat cahaya silau tidak terlalu mendominasi. Ia berjalan kearah dapurnya untuk memasak sarapan mereka berdua.Kiara bernafas lega karna masih terdapat bahan makanan yang dapat dia masak untuk sarapan. Karna seingat Kiara sudah lama sekali dia tidak belanja bulanan. Kegiatan kantor akhir-akhir ini benar-benar menyita waktunya.Kiara ingin membuat sandwich dan susu cokelat untuk sarapan

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 40 : Tempat Bersandar

    Kiara mengambil hairdryer diatas meja dan mulai mengeringkan rambutnya. Segar sekali rasanya setelah penat seharian mengurus semua hal tentang dokumen yang harus diserahkan segera ke PT Admir.Hari ini benar-benar sangat padat dan membuat badannya terasa sedikit lelah. Tetapi semua rasa lelah ini terbayar dengan sempurna. Perusahaannya mampu memenangkan untuk investasi kali ini.TINGBel apartemennya berbunyi menandakan adanya tamu yang datang. Kiara melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siapa tamu tidak diundang yang datang sangat larut seperti ini.Kiara keluar dari kamarnya dengan malas tetapi tidak mungkin membiarkan bel itu berbunyi terus menerus. Akhirnya ia membuka pintu apartementnya dan terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.“Dylan?”“Aku mengganggumu ya?”Walau Kiara merasa waktu ini sudah termasuk larut malam untuk bertamu tetapi hatinya merasakan bahwa Dylan tidak mungkin datang selarut ini jika tidak ada hal yang terjadi.“Tidak kok. Ayo masuk

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 39 : Battle

    “Papa memilih membuang anak kandung sendiri demi anak yang bahkan baru papa temui sekali saja.”Suara Mira bergetar mengatakan hal itu. Rasanya sangat sakit untuk mengungkapkan semua perasaanya saat ini. Hatinya sangat kalut. Emosi yang dia pendam benar-benar seperti akan meledak.“Papa tidak ingin membahas ini lagi, lebih-““Karna wanita itu keluarga kita hancur! Hancur!”Mira berteriak histeris tanpa memperdulikan keaadan sekitarnya. Dia tidak peduli jika seluruh orang dikantor ini mendengar teriakannya. Dia hanya ingin meluapkan semuanya sekarang.“Mira kau sudah berlebihan. Ini tidak ada hubunganya dengan mereka!”“Papa masih saja membela mereka? Papa kira aku masih anak kecil yang dapat papa bodohi, hah?!”“Mira, diam!”Laki-laki itu sudah bangkit dari tempat duduknya dan mukanya merah padam. Tampak jelas jika dia marah besar. Tetapi hal itu tidak membuat Mira gentar sedikitpun.“Apa yang tidak papa berikan untuk semua kemauan dan kesenanganmu? Kau bisa bersenang-senang dan hidup

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 38 : Hasil Yang Sesuai

    Gemuruh suara tepuk tangan langsung mengisi ruangan rapat ketika Kiara selesai memaparkan presentasinya. Terlihat Pak Wahyu begitu bangga dengan apa yang telah Kiara sampaikan barusan.Kiara merasakan seluruh beban yang ia pikul tadi terasa sedikit berkurang. Jantungnya luar biasa deg-degan karna ia tidak ingin membuat kesalahan sekecil apapun untuk meeting kali ini. Kiara sudah terbiasa tampil seperti ini tetapi untuk kali ini suasananya terasa sangat berbeda.“Well done, Kiara.”Pak Wahyu menepuk pundah Kiara dengan bangga ketika Kiara dipersilahkan untuk duduk disampingnya.“Saya tadi sempat kagum beberapa saat, Kiara menampilkan semua yang menjadi pertanyaan saya.”Perkataan Radeva membuat Kiara merasa sedikit terpuji. Bagaimana tidak, Radeva lah penentu keberhasilan meeting kali ini.“Dengan adanya meeting ini saya kembali yakin bahwa SkyLine memang layak diikutsertakan pada investasi kali ini. Selamat Kiara, kau berhasil meyakinkanku.”Kiara terdiam mematung sesaat. Perkataan Ra

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 37 : Cemburu?

    Dylan melirik Kiara yang sedari tadi masih sibuk dengan tab di depannya. Dylan tahu bahwa Kiara sedang berjuang penuh untuk investasi kali ini. Dan dia ingin berperan penting untuk menolong Kiara walau Dylan tahu bahwa ini akan berkonsekuensi tinggi untuknya. Tetapi Dylan mencoba menepis perasaan itu sekrang karna Kiara lah prioritasnya saat ini.“Ini menunya pak.” Seorang waiters menyerahkan sebuah tabel menu dan meninggalkan Dylan dan Kiara untuk memilih terlebih dahulu.Dylan yang melihat Kiara masih berkutat dengan tabnya, memilih untuk langsung memilihkan menu makan malam mereka kali ini. Rasanya akan sangat mengganggu konsentrasi Kiara jika harus menanyakan tentang hal apa yang akan dipesan.Dylan memanggil waiters itu kembali untuk mencatatkan apa saja yang akan mereka pesan untuk kali ini.“Akhirnya! Done.” teriak Kiara senang.“Hebat sekali pacarku.”Dylan mengacak rambut Kiara gemes dan sukses membuat pipi Kiara kembali merona. Tindakan kecil Dylan sungguh mampu selalu memb

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 36 : My Dear Dylan

    Kiara mencatat point-point penting dari Pak Wahyu yang akan mereka sampaikan nanti saat meeting dengan Radeva.Radeva telah mengundang Pak Wahyu dan Kiara untuk berbicara lebih lanjut tentang impact apa yang akan perusahan SkyLine berikan jika ikut andil kedalam investasi kali ini.“Talent yang kita telah siapkan sudah sejauh mana perkembangannya?”“Mereka telah memasuki tahap final untuk uji hasil Pak Wahyu, semoga hasil yang didapatkan akan sesuai ekspektasi kita.”“Semoga saja, karna ini adalah penentu keberhasilan kita untuk membujuk PT Admire bekerja sama.”“Noted Pak. Akan saya follow up terus dan beritau perkembangannya ke bapak.”“Terima kasih banyak Kiara untuk tidak menyerah.”“Sama-sama Pak, terima kasih juga untuk selalu mempercayai saya.”Kiara merasa sangat lega karna Pak Wahyu sudah memberikan respon yang positif atas kinerjanya kemarin. Kiara sempat merasa sangat bersalah karna hampir saja gagal dan mengecewakan beliau.****“Ratih tolong saya untuk memberikan hasil ev

DMCA.com Protection Status