Share

Bab 4 : Ragu

Author: Anaserra
last update Last Updated: 2024-02-07 18:12:59

“Aku belum melihat hasil research ditempat ini di file yang kau berikan padaku kemarin.”

Kami tiba di daerah pasar tradisional kisaran Jalan Surabaya di daerah Menteng.

Memang betul Pak Rahman belum mencantumkan tempat ini sebagai salah satu samplingnya.

Dylan selalu saja mendahuluinya dalam hal sepele yang dia lewatkan.

“Aku masih melihat sedikit sekali kerajinan seni dan barang antik dijual secara online di berbagai platform daring.” jelas Dylan

Kagum. Dylan memang selalu dapat membuat Kiara terkesan.

“Ayok.” ajaknya dengan semangat

Kiara hanya mengekor di belakang Dylan yang terus berjalan didepannya.

Sepanjang jalan kami disuguhkan berbagai macam pemandangan menyejukkan mata. Bagaiman tidak barang-barang antik ini berjejer sepanjang jalan dengan keunikan dan kekhasannya masing-masing.

“Mau coba masuk?” tawar Dylan.

Kiara berajalan masuk ke salah satu kios yang ramai dikerumbuni orang.

Banyak sekali barang-barang unik disini. Kiara sesekali memegang dan mengamati dengan seksama barang-barang disekitarnya. Matanya tertarik dengan sebuah kalung berbentuk bulan sabit yang tergantung didekat meja hias.

“Bagus ya?”

Kiara melihat Dylan juga memperhatikan hal yang sama.

“Itu merupakan kalung jodoh.”

Seorang pria paruh baya mendekati mereka sambil tersenyum.

“Ambil saja nak, langsung pakaikan kepada pacarmu ini.” dia melirik Kiara.

Kiara dengan cepat menggelengkan kepala dan membuat Dylan tertawa.

“Jika benar digunakan apakah akan berjodoh, Pak?” goda Dylan membuat Kiara tercengang dengan perkataan yang ia katakan

“Tentu saja. Terikat satu sama lain.”

Pria itu mengambil kalung berbentuk bulan itu dan segera membuka sisi lainnya sehingga membuat sisi kalung yang tadi hanya berbentuk setengah lingkaran menjadi utuh berbentuk lingkaran sempurna.

“Ambillah. Aku berikan secara gratis.” dia tersenyum

“Aku melihat garis jodoh diantara kalian berdua.”

Dia mendekat kearah Dylan.

“Nak, jika memang jalannya setelah ini sulit untuk kalian berdua. Ingat pesanku ini, jika memang kau sanggup melepaskan maka lepaskanlah. Tapi jika kau rasa tidak sanggup maka perjuangkanlah.”

JLEB

Kiara merasakan sisi dadanya terasa sesak. Bagaimana mungkin bapak ini mengatakan hal ini didepan mereka berdua?

Bagaimana bisa dia seakan tau apa yang akan terjadi kedepannya.

“Terima kasih Pak, akan aku ingat pesan bapak ini.” jawab Dylan sambil mengambil kalung yang tadi ia genggam terus.

******

Kiara terus diam sepanjang perjalanan kembalinya mereka dari pasar antik tadi.

Dylan juga tidak membuka suara sama sekali. Keheningan menyelimuti mereka berdua.

Kiara sibuk berperang dengan pikiran dan hatinya sendiri. Situasi sekarang benar-benar membuat seluruh indranya terasa lumpuh.

Dylan adalah orang yang paling ia hindari bahkan sampai saat ini.

Tapi kenapa takdir mempertemukan mereka lagi?

Dia saat dia bahkan belum siap untuk semua ini.

Kiara meremas ujung bajunya dengan kedua tangannya. Ia benar-benar sangat gelisah.

“Tidak usaha terlalu dipikirkan apa yang dikatakan bapak tadi.”

Suara Dylan memecah keheningan diantara mereka berdua.

Kiara menatap Dylan marah.

“Aku? Memang apa yang harus diharapakan dari kata-kata tadi? Bahwa kita akan berjodoh?”

Suara Kiara meninggi menatap Dylan.

Dylan terkejut melihat respon Kiara. Ia tau bahwa wanita disebelahnya ini tadi tidak nyaman akan keadaan ini dan ia berusaha mencairkan suasana diantara mereka berdua tetapi kenapa Kiara malah balik memarahinya.

“Aku tidak bermaksud begitu. Jika memang kau sangat tidak nyaman berada disisiku aku tidak akan muncul lagi di hadapanmu.” jawab Dylan sambil langsung membalikkan pandangannya dari Kiara dan menatap lurus kembali kearah jalanan.

Kiara hanya diam saja. Dia menundukkan pandangannya tidak ingin menatap Dylan lebih lama.

Ia menahan keras airmatanya agar tidak jatuh. Hatinya terasa sakit sekali mendengar perkataan Dylan barusan.

Ia merindukan sosok itu. Sangat amat merindukan bahkan tak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Ia sangat ingin memeluk Dylan. Menghirup kembali aroma laki-laki yang sangat ia cintai itu.

Tapi apakah mungkin?

Kiara tidak berhak untuk itu.

Sekarang takdir mempertemukan mereka kembali dengan rasa sakit yang belum sembuh.

Kiara tidak tahan lagi, ia menangis dalam diam.

*****

Dylan menghelas nafas panjang. Dia melepaskan kacamatanya dan menyenderkan kepalanya yang terasa berat sedaritadi.

Ia kembali teringat bahwa Kiara menangis. Bukan ia tidak dengar bahwa wanita cantik tadi menangis di dalam mobil.

Kiara Putri Maharani.

Cinta pertama-dan kekasih pertamanya.

Kenangan Dylan kembali kemasa mereka kuliah dulu. Dimana masa itu merupakan moment terindahnya bersama Kiara.

Wanita cantik itu selalu menjadi primadona dikampusnya. Pintar, aktif dan cantik. Paket lengkap untuk seorang wanita. Bagaimana mungkin Dylan tidak jatuh hati kepada Kiara.

Mereka berpacaran 2 tahun. Bukan waktu yang singkat untuk saling mengenal.

Tetapi diakhir masa kuliahnya disaat dia paling membutuhkan sosok Kiara, wanita itu malah pergi meninggalkan Dylan dan memutuskan semua kontak mereka untuk bisa saling berhubungan lagi.

Terkejut. Tentu saja Dylan terkejut dan tidak terima. Ia ditinggalkan begitu saja.

Disaat terakhir sebelum Dylan meninggalkan Indonesia untuk berangkat ke Inggris, Kiara menghampiri Dylan ke bandara.

Betapa ia sangat ingin memeluk gadis itu dan mengatakan bahwa Dylan sangat merindukannya. Tetapi langkah itu terhenti karna Kiara kembali bukan untuk bersamanya melainkan untuk mengucapkan selamat tinggal.

Hubungan mereka benar-benar berakhir.

Gadis itu menatap Dylan dengan mata yang berkaca-kaca. Jelas sekali ia menahan tangisnya.

“Aku. Pamit ya.” kata itu keluar dari mulut Kiara dengan pelan

Dylan hanya menatapnya bingung.

“Kau meninggalkan aku tanpa kejelasan dan pergi begitu saja. Tapi yang kau bisa katakan hanya ini?”

“Disaat terakhir aku mungkin bisa melihatmu.” jawab Dylan lirih

Dia benar-benar kecewa. Kiara datang bukan untuknya.

“Dylan. Terima kasih telah mengajarkan aku tentang apa itu cinta dan kasih sayang. Kau adalah orang pertama yang telah membuka hatiku dan juga orang pertama yang langsung menutupnya.”

Dylan diam. Ia tidak mengerti maksud pembicaraan Kiara.

“Bukankah kau yang meninggalkan aku? Kenapa disini seperti aku yang membuat luka untukmu?”

“Aku yang butuh penjelasan disini, Kiara.” tekan Dylan

Tetapi wanita itu malah menatapnya sangsi.

“Bukankah ini yang kau mau?”

Dylan terkejut. Apa maksud perkataannya.

“Kehendakku? Apa maksudmu? Jelas-jelas aku yang kau tinggalkan tanpa ada satu kata penjelasan apapun. Dan sekarang kau malah balik menyalahkan aku?”

Kiara menatap Dylan sinis membuat Dylan semakin bingung.

“Bukankah aku hanya barang taruhan untukmu?”

JLEB

Perkataan Kiara seakan menampar Dylan keras. Bagaimana mungkin Kiara mengatakan hal ini.

“Tapi—“ suara Dylan tercekat

“Aku tahu semuanya Dylan. Aku hanyalah taruhanmu dengan teman-temanmu.”

“Bukankah menyenangkan mempermainkan aku?”

Dylan terdiam. Ia benar-benar bingung harus menyusun kata apa yang tepat untuk Kiara.

Bukan. Bukan seperti ini.

“Tidak Kiara, aku mohon percaya padaku kali ini. Aku mohon.”

Dylan memegang tangan kiara berusaha untuk menjelaskan semuanya. Bahwa ini tidak benar

“Kepercayaan yang aku berikan padamu telah kau hancurkan sendiri. Bagaimana bisa aku memungut pecahan itu kembali?”

Kiara melepaskan tangan Dylan dan berjalan menjauh meninggalkan Dylan yang terpaku diam.

Ia kehilangan cintanya karna kebodohannya sendiri.

“Hah.” Dylan tersentak kealam sadarnya kembali. Setelah mengingat hal yang paling menyakitkan untuknya.

Penyelasan terbesar Dylan adalah bahwa dia tidak berupaya untuk menahan Kiara.

Dia tidak mempertahankan wanitanya.

Dylan terlalu shock mendengar hal yang Kiara sampaikan hingga membuat saraf dan indranya tidak berfungsi.

Related chapters

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 5 : Confused

    Kiara melangkahkah kakinya cepat menelurusi lorong rumah sakit yang memang cukup padat malam ini.Nafasnya terengah-engah karna langkah kakinya yang kian cepat.Dia menuju ruangan IGD dan mengecek satu persatu bed diruangan IGD.“Kalisha!” teriaknya legaKalisha memangdang Kiara heran. Dia tidak memberitahu temannya kalau ia ada disini.“Bagaimana bisa kau tau aku ada disini?”“Bagian mana yang terluka?” Kiara balik bertanya kepada Kalisha khawatir.“Tenang Kiara, aku tidak apa-apa. Lenganku hanya sedikit tergores dengan pecahan kaca ini.”“Sedikit katamu?” Kiara mendelik mendengar jawaban Kalisha.“Ini sudah yang kedua kalinya Kevin melakukan hal ini. Ini sudah tindak kekerasan kau tau?”Kalisha hanya tersenyum memandang Kiara yang terus menatapnya marah.“Ayo duduk disini dulu. Aku ceritakan dengan jelas ya?”“Kevin hanya diluar kendalinya saja dan tidak sengaja terdorong aku yang berdiri membelakangi meja kaca ini sehingga badanku membentur meja ini. Ini hanya luka lecet sedikit. T

    Last Updated : 2024-02-18
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 6 : Bertemu Lagi

    Kiara terus saja bolak balik diarea parkiran dan seakan enggan melangkahkan kakinya untuk melangkah lebih maju.Ia bingung sekali dengan keadaan hatinya tetapi ia tau bahwa pekerjaan adalah prioritas utamanya. Maka dengan langkah yang berat ia langkahkan kakinya keluar area parkiran menuju halaman depan gedung bertingkat di depannya.“Kau pasti bisa Kiara. Anggap saja tidak terjadi apa-apa. Bukankah semua orang pernah menangis?” kekehnya berusaha menguatkan hati dan mentalnya. Ucapan yang ia berikan untuk menghibur dirinya sendiri.Ia masuk ke dalam lift dan memencet no paling akhir yang menandakan letak ruangan yang paling atas.Berkali-kali ia menghela nafasnya. Ia benar-benar gelisah.Ting~~Pintu lift terbuka. Kiara memantapkan langkahnya menuju meja diseberang sana.“Apakah ada yang bisa saya bantu,bu?” tanya seorang wanita itu dengan ramah tanpa tau Kiara gugup luar biasa.“Saya ingin bertemu dengan Pak Dylan. Apakah beliau ada di ruangan sekarang?” tanya Kiara memastikan.“Sebe

    Last Updated : 2024-02-18
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 7 : Apa mungkin?

    Kiara mereganggang kedua kakinya yang pegal akibat sudah berjalan lumayan jauh. Ia dan Dylan sudah mengunjungi beberapa toko untuk keperluan tambahan sampling mereka.Udara lumayan terik siang ini. Kiara memilih duduk disekitaran taman dekat sini karna kakinya serasa tidak mampu untuk berjalan lebih jauh lagi.Dylan benar-benar membuatnya susah. Mereka pergi tanpa prepared apapun. Tau seperti ini tidak mungkin ia akan menggunakan heels pada hari ini.“Ini. Minum dulu.”Terulur tangan Dylan dengan sekotak minuman jus berwarna merah.“Jus apel, bukankkah kau suka apel?”Kiara tersentak. Dylan masih ingat hal tentang ini. Bahkan buah kesukaannya pun ia masih ingat.Kiara melihat sedikit peluh keringat di dahi mulus Dylan. Dan laki-laki itu sedikit ngos-ngosan seperti sedang mengatur nafasnya.Apakah lelaki ini pergi tadi untuk mencari minuman ini?Apakah mungkin dia sepeduli itu untuk Kiara?“Terima kasih.” jawab Kiara sembari mengambil minuman jus yang Dylan tawarkan.“Tunggu sebentar ya

    Last Updated : 2024-02-22
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 8 : Sisi Lain

    Dylan melihat Kiara terus menatap sepatu itu dengan tatapan yang sulit ia artikan.Ia menggoyang-goyangkan kakinya seakan menguji apakah sepatu ini benar-benar sesuai untuk ukuran mungil kakinya.Benar-benar seperti anak kecil. Dylan tersenyum tanpa sadar. Ia begitu senang memperhatikan apapun yang Kiara lakukan.Hal itu sudah menjadi kebiasaan rutinnya.“Bagiamana suka tidak?” tanya Dylan memastikan.Kiara mengangguk dengan antusias. Rambut bergelombangnya ikut bergerak seirama dengan anggukan kepalanya.Astaga imut sekali, batin Dylan.Ia benar-benar menahan seluruh indra tubuhnya agar tidak langsung memeluk gadis itu. Betapa rasa rindunya seakan meluap keluar.Dylan senang Kiara sudah tidak terlalu mengacuhkannya. Walau Dylan tidak yakin ini akan bertahan lama.Terlihat jelas Kiara membuat batasan diantara mereka. Tetapi hal ini wajar wanita itu lakukan mengingat bagaimana berakhirnya hubungan mereka.Tanpa sadar ada tangan yang menarik-narik ujung jas yang Dylan kenakan yang membu

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 9 : Rival

    “Astaga serius? Dylan membelikanmu bunga?” teriak Kalisha antusias.Kiara menatap sahabatnya itu sembari sedikit memijit sekitar pergelangan kakinya. Hari ini benar-benar melelahkan baginya.“Lebih baik kau bantu pijitkan kakiku ini, Kalisha. Rasanya seperti mau patah.” keluh Kiara.“Oh ini ya sepatu dari Dylan?” tanya Kalisha menggoda dengan menjinjing sepatu sepatu flat berwarna hitam.“Bahkan ukurannya tepat loh Kiara. Bagaimana bisa dia masih mengingat ukuran kakimu?”Kiara mengangkat bahunya tanda tidak tahu. Tapi hal itu juga yang terus ia pikirkan sedari tadi.Setiap tingkah laku Dylan hari ini benar-benar memberikan pandangan berbeda Kiara padanya.Hampir seharian ini mereka terus bersama.“Bagaimana kalau memang Dylan masih berharap kalian bisa kembali?” “Mana mungkin Kalisha, kau ini lucu sekali.” jawab Kiara cepat.Suatu hal yang mustahil baginya. Bagaimana mungkin?“Aku tidak mungkin langsung terbuai hanya karna perlakukan kecilnya ini, Kalisha.”“Kau ingat bukan dia dulu

    Last Updated : 2024-02-24
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 10 : Terkejut

    Dring~~~~Terdengar bunyi ponsel Dylan berdering kencang memecah keheningan diruangannya. Sekilas Dylan melihat no asing yang tertera di layar handphone.Awalnya Dylan ragu untuk mengangkat tetapi handphone itu berdering terus dan sedikit mengusiknya.“Halo.” sapa Dylan ragu.Tak lama terdengar suara wanita yang ia hafal betul.Kiara, batinnya.“Apakah kita bisa bertemu sekarang?”Dylan terdiam sejenak. Dylan agak tersentak kaget mendengar wanita ini mengatakan hal itu. Jika mengingat bagaimana acuhnya Kiara terhadap Dylan.Terasa sangat aneh Kiara bahkan menelfonnya lebih dulu dan mengajak bertemu.Kiara bearti menyimpan info kontaknya. Terbesit sedikit rasa senang di hati Dylan.“Sekarang? Kenapa tiba-tiba sekali?” tanya Dylan langsung.“Hmm, aku ingin membicarakan mengenai hasil kunjungan kita kemarin.” sambung Kiara lagi.Oh masalah pekerjaan. Dylan merasakan dirinya sedikit kecewa.Lagian memang apa yang Dylan harapkan? Kiara dan ia memang sebatas partner kerja.“Oh harus sekarang

    Last Updated : 2024-02-25
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 11 : Tersaingi

    “Apakah kau ingin pergi bersamaku sabtu nanti?”Perkataan Kiara membuat tubuh Dylan membeku. Dylan terkejut dengan perkataan wanita itu.DEGApa yang membuat Kiara bisa tiba-tiba saja ingin mereka pergi berdua? Terlebih di hari weekend, bukan masalah pekerjaan pastinya. Ini lebih terkesan seperti kencan.Namun tiba-tiba saja handphone Dylan berdering keras menandakan panggilan masuk. Dylan mengeceknya dan melihat nama Mira tertera di layar handphonenya.“Halo, Mira.”Dylan melihat ekspresi Kiara yang terkejut ketika Dylan mengatakan nama itu tetapi dia cepat-cepat menutupi keterkejutannya dan bersikap seperti biasa saja. Tetapi Dylan tau, Kiara dan Mira memang rival sejak dulu.“Baiklah, nanti aku kabari.” jawab Dylan menutup pembicaaran ia dan Mira.“Mira ya tadi? Kenapa dia menelfon?”Kiara langsung mencerca Dylan dengan cepat. Terlihat sekali Kiara sangat ingin tahu pembicaraan mereka tadi. Tapi untuk apa?“Dia mengajakku ke acara launching investasi sabtu nanti-““Oh Mira juga d

    Last Updated : 2024-02-27
  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 12 :

    “Satu kosong. Senang sekali melihatmu kalah lagi.”Kiara meninggalkan Mira yang terdiam memandang Kiara marah.Kiara tersenyum puas melihat ekpresi itu. Karna hal inilah yang memang dia ingingkan.Terbesit rasa senang luar biasa jika dia bisa mengalahkan Mira dengan mudah.“Kau tidak papa jika aku tinggal? Aku harus presentasi sebentar lagi.” Kiara mengangguk mendengar perkataan Dylan. Rasanya ia bukan anak kecil yang harus dipantau oleh Dylan setiap saat.“Good Luck.” Kiara coba menyemangati Dylan. Dan dibalas dengan Dylan dengan mengelus kepala Kiara lembut.“Terima kasih.” jawab Dylan sambil tersenyum.DEGHati Kiara berdetak kembali. Perlakuan kecil Dylan membuat Kiara hati Kiara kembali bergetar.Kiara memandang laki-laki itu berjalan kedepan dan memaparkan materi yang telah ia siapkan sedari tadi.Dylan terlihat begitu bersinar malam ini. Laki-laki berkacamata itu terlihat berkali-kali lipat meningkat ketampanannya, countur wajah tegas, hidung mancung, alis yang terukir sempur

    Last Updated : 2024-02-28

Latest chapter

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 44

    “Ya Tuhan, Dylan! Ayok ikut kakak dulu.” Lira menarik nafas lega ketika melihat Dylan muncul diruangan tamu milik keluarga mereka. Lira hampir frustasi karna dia tidak dapat menghubungi adiknya itu dari semalam. Lira menyeret Dylan untuk masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu itu rapat-rapat. “Kakak butuh penjelasan disini.” Lira menekankan kata itu dengan sangat jelas dan Dylan tahu bahwa kakaknya itu sedang kesal. Tetapi Dylan bisa apa? Dia benar-benar malas untuk pulang kemarin. Moodnya sedang sangat hancur. “Kakak mengharapkan aku bercerita apa? Pasti papa sudah menceritakan semuanya.” timpal Dylan dengan malas. “Hei. Sejak kapan kakak lebih mempercayai papa daripada adik kesayangan kakak ini?” Lira duduk disebelah adiknya itu dan menyadari bahwa Dylan masih terlihat kesal. Lira tahu bahwa dia tidak akan dapat membantu banyak mendamaikan papa dan Dylan karna watak mereka yang sama-sama keras. Dylan adalah perwujudan papa persis. “Apakah keputusan untuk keluar dan melepas

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 43 : Sensasi apa ini?!

    Kiara terkejut ketika bibir manis Dylan langsung melumat habis bibir mungilnya. Tangan kekar laki-laki itu melingkar di pinggangnya dan menariknya semakin mendekat ke pelukan Dylan. Dylan seakan mengunci Kiara untuk tidak menjauh. Sensasi aneh dan mendebarkan memacu jantung Kiara berdetak tak karuan. Demi tuhan tubuhnya serasa panas dingin menerima serangan dan sentuhan Dylan disetiap incihnya. Laki-laki itu melakukan semuanya dengan sangat perlahan membiarkan Kiara merasakan setiap hal yang ia lakukan adalah tulus. Dylan menarik tengkuk Kiara mendekat dan kembali mencium bibir itu tak berhenti. Tetapi Kiara menikmatinya, mata gadis itu terpejam dan mengikuti setiap gerakan yang Dylan berikan. Dring~~~~ Mereka berdua terkejut ketika handphone Dylan kembali berdering dan menampilkan nama Lira di display handphonenya. Karna nada dering itupun mereka berdua langsung berhenti dan tersadar bahwa keadaan tadi hampir diluar kendali. Pipi Kiara merah padam dan rambutnya sedikit acak-acak

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 42 : Berbagi

    Kiara terkejut bukan main mendengar perkataan Dylan. Memutuskan keluar dari perusahaan? Ini sepertinya tidak sesederhana yang Kiara pikirkan.“Apa harus dengan langkah itu? Tidakkah dibicarakan lebih dulu?” bujuk Kiara sambil terus menggenggam tangan kekasihnya itu.Dylan tersenyum getir mendengar perkataan Kiara. Andai saja watak papa tidak keras mungkin saja hal seperti ini bisa dibicarakan dengan baik-baik.“Aku dan papa sudah tidak sejalan. Kami tidak berada pada satu visi dan misi. Ini juga susah untukku tetapi memaksakannya akan lebih sulit.”Dylan tertunduk lesu setelah mengatakan hal itu. Sebenarnya hatinya terasa sangat sakit untuk mengambil langkah ini semua. Menentang papanya bukan hal yang membuatnya senang tetapi campur tangan papa dalam urusan perusahaan takutnya akan lebih menyulitkan Kiara kedepannya. Dan Dylan tidak ingin hal itu terjadi tetapi dia tidak mungkin mengatakan hal ini ke Kiara.“Impianku dari dulu juga membangun perusahan dibidang investasi dengan dasar

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 41 : Penasaran

    Kiara berjalan pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara yang mencolok. Sinar matahari pagi terlihat diseluruh ruangan dan membuat ruangan TV Kiara dipenuhi sinarnya. Kiara berniat menutupi sedikit gorden untuk membatasi akses masuknya cahaya itu. Kiara takut Dylan terbangun karna silaunya cahaya matahari pagi.Kekasihnya itu sedang tertidur dengan pulas disofa panjang abu milik Kiara. Dylan terlihat sangat lelah dan sedang kacau hingga Kiara memintanya untuk menginap saja karna waktu juga sudah sangat larut malam untuk Dylan pulang. “Nah seperti ini lebih baik.”Kiara menutup sebagian gorden tadi dan membuat cahaya silau tidak terlalu mendominasi. Ia berjalan kearah dapurnya untuk memasak sarapan mereka berdua.Kiara bernafas lega karna masih terdapat bahan makanan yang dapat dia masak untuk sarapan. Karna seingat Kiara sudah lama sekali dia tidak belanja bulanan. Kegiatan kantor akhir-akhir ini benar-benar menyita waktunya.Kiara ingin membuat sandwich dan susu cokelat untuk sarapan

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 40 : Tempat Bersandar

    Kiara mengambil hairdryer diatas meja dan mulai mengeringkan rambutnya. Segar sekali rasanya setelah penat seharian mengurus semua hal tentang dokumen yang harus diserahkan segera ke PT Admir.Hari ini benar-benar sangat padat dan membuat badannya terasa sedikit lelah. Tetapi semua rasa lelah ini terbayar dengan sempurna. Perusahaannya mampu memenangkan untuk investasi kali ini.TINGBel apartemennya berbunyi menandakan adanya tamu yang datang. Kiara melirik jam yang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Siapa tamu tidak diundang yang datang sangat larut seperti ini.Kiara keluar dari kamarnya dengan malas tetapi tidak mungkin membiarkan bel itu berbunyi terus menerus. Akhirnya ia membuka pintu apartementnya dan terkejut melihat siapa yang ada dihadapannya sekarang.“Dylan?”“Aku mengganggumu ya?”Walau Kiara merasa waktu ini sudah termasuk larut malam untuk bertamu tetapi hatinya merasakan bahwa Dylan tidak mungkin datang selarut ini jika tidak ada hal yang terjadi.“Tidak kok. Ayo masuk

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 39 : Battle

    “Papa memilih membuang anak kandung sendiri demi anak yang bahkan baru papa temui sekali saja.”Suara Mira bergetar mengatakan hal itu. Rasanya sangat sakit untuk mengungkapkan semua perasaanya saat ini. Hatinya sangat kalut. Emosi yang dia pendam benar-benar seperti akan meledak.“Papa tidak ingin membahas ini lagi, lebih-““Karna wanita itu keluarga kita hancur! Hancur!”Mira berteriak histeris tanpa memperdulikan keaadan sekitarnya. Dia tidak peduli jika seluruh orang dikantor ini mendengar teriakannya. Dia hanya ingin meluapkan semuanya sekarang.“Mira kau sudah berlebihan. Ini tidak ada hubunganya dengan mereka!”“Papa masih saja membela mereka? Papa kira aku masih anak kecil yang dapat papa bodohi, hah?!”“Mira, diam!”Laki-laki itu sudah bangkit dari tempat duduknya dan mukanya merah padam. Tampak jelas jika dia marah besar. Tetapi hal itu tidak membuat Mira gentar sedikitpun.“Apa yang tidak papa berikan untuk semua kemauan dan kesenanganmu? Kau bisa bersenang-senang dan hidup

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 38 : Hasil Yang Sesuai

    Gemuruh suara tepuk tangan langsung mengisi ruangan rapat ketika Kiara selesai memaparkan presentasinya. Terlihat Pak Wahyu begitu bangga dengan apa yang telah Kiara sampaikan barusan.Kiara merasakan seluruh beban yang ia pikul tadi terasa sedikit berkurang. Jantungnya luar biasa deg-degan karna ia tidak ingin membuat kesalahan sekecil apapun untuk meeting kali ini. Kiara sudah terbiasa tampil seperti ini tetapi untuk kali ini suasananya terasa sangat berbeda.“Well done, Kiara.”Pak Wahyu menepuk pundah Kiara dengan bangga ketika Kiara dipersilahkan untuk duduk disampingnya.“Saya tadi sempat kagum beberapa saat, Kiara menampilkan semua yang menjadi pertanyaan saya.”Perkataan Radeva membuat Kiara merasa sedikit terpuji. Bagaimana tidak, Radeva lah penentu keberhasilan meeting kali ini.“Dengan adanya meeting ini saya kembali yakin bahwa SkyLine memang layak diikutsertakan pada investasi kali ini. Selamat Kiara, kau berhasil meyakinkanku.”Kiara terdiam mematung sesaat. Perkataan Ra

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 37 : Cemburu?

    Dylan melirik Kiara yang sedari tadi masih sibuk dengan tab di depannya. Dylan tahu bahwa Kiara sedang berjuang penuh untuk investasi kali ini. Dan dia ingin berperan penting untuk menolong Kiara walau Dylan tahu bahwa ini akan berkonsekuensi tinggi untuknya. Tetapi Dylan mencoba menepis perasaan itu sekrang karna Kiara lah prioritasnya saat ini.“Ini menunya pak.” Seorang waiters menyerahkan sebuah tabel menu dan meninggalkan Dylan dan Kiara untuk memilih terlebih dahulu.Dylan yang melihat Kiara masih berkutat dengan tabnya, memilih untuk langsung memilihkan menu makan malam mereka kali ini. Rasanya akan sangat mengganggu konsentrasi Kiara jika harus menanyakan tentang hal apa yang akan dipesan.Dylan memanggil waiters itu kembali untuk mencatatkan apa saja yang akan mereka pesan untuk kali ini.“Akhirnya! Done.” teriak Kiara senang.“Hebat sekali pacarku.”Dylan mengacak rambut Kiara gemes dan sukses membuat pipi Kiara kembali merona. Tindakan kecil Dylan sungguh mampu selalu memb

  • Menaklukkan Hati Sang CEO Jutek   Bab 36 : My Dear Dylan

    Kiara mencatat point-point penting dari Pak Wahyu yang akan mereka sampaikan nanti saat meeting dengan Radeva.Radeva telah mengundang Pak Wahyu dan Kiara untuk berbicara lebih lanjut tentang impact apa yang akan perusahan SkyLine berikan jika ikut andil kedalam investasi kali ini.“Talent yang kita telah siapkan sudah sejauh mana perkembangannya?”“Mereka telah memasuki tahap final untuk uji hasil Pak Wahyu, semoga hasil yang didapatkan akan sesuai ekspektasi kita.”“Semoga saja, karna ini adalah penentu keberhasilan kita untuk membujuk PT Admire bekerja sama.”“Noted Pak. Akan saya follow up terus dan beritau perkembangannya ke bapak.”“Terima kasih banyak Kiara untuk tidak menyerah.”“Sama-sama Pak, terima kasih juga untuk selalu mempercayai saya.”Kiara merasa sangat lega karna Pak Wahyu sudah memberikan respon yang positif atas kinerjanya kemarin. Kiara sempat merasa sangat bersalah karna hampir saja gagal dan mengecewakan beliau.****“Ratih tolong saya untuk memberikan hasil ev

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status