Share

Kalap

Author: Kiki Miki
last update Last Updated: 2025-03-13 12:58:14

Perjalanan dari rumah dinas Pak Hartawan normalnya memakan waktu sekitar dua puluh menit, namun Kai yang membawa mobil itu secara ugal-ugalan mampu menempuh perjalanan kurang dari lima menit karena amarahnya.

Sesampainya di rumah, Kai langsung turun dari mobil dan menarik tangan Raya dengan paksa dan menyeretnya ke dalam kamarnya.

“Kai, kamu mau ngapain?” tanya Raya berusaha bersikap tenang ketika ia melewati pintu kamarnya sendiri.

Ya, selama ini Raya dan Kai tinggal dalam kamar terpisah. Kamar Kai berada di lantai dua paling pojok.

Meski tidak yakin terhadap apa yang ingin dilakukan Kai, namun Raya tahu bahwa Kai hanya ingin mengintimidasinya.

“Kamu mau tau aku mau ngapain kan? Sini biar aku kasih tau!” katanya sambil menarik Raya masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan pintu kamar dengan keras.

“Kamu sudah sejauh ini, Raya! Kamu bersikap seolah kamu adalah istri sungguhan. Kamu membuat ayah dan ibuku membenci aku anaknya sendiri! Kau dengar tadi? Papa bilang aku tidak usah menganggapnya ayah lagi sebelum aku memperlakukan kamu seperti istriku yang semestinya. Kamu senang kan? Baik, sekarang aku akan membuatmu menjadi istri sungguhan!”

“Kamu …”

Raya belum menyelesaikan ucapannya ketika Kai menarik pinggangnya dan langsung menyatukan bibir mereka. Tak hanya kecupan, Kai juga langsung melumat bibir Raya tanpa persetujuan wanita itu sebelumnya. Ini adalah ciuman pertama mereka sejak dua tahun menikah.

Sudah sejak lama Kai menginginkan Raya terintimidasi olehnya, namun kenyataannya wanita itu terlalu tangguh dan tak bisa diremehkan. Tapi lihat saja nanti apakah dengan cara ini wanita ini masih tidak terintimidasi juga?

Kai tidak yakin! Dalam lima menit kedepan Kai yakin wanita itu akan ketakutan dan memohon ampun untuk tidak menyentuhnya. Dengan begitu Raya akan mundur dengan teratur dan menghilang dari hidupnya.

Tapi Raya masih bergeming, meski kaget dan membatu seperti pohon pisang, perempuan itu tetap bertahan tak mendorong ataupun menolaknya.

Tak cukup hanya dengan mencium, Kai memeluk dan mendekap Raya sambil memasukkan tangannya ke dalam baju istrinya itu. Tangannya mengusap punggung halus yang sebagian masih terhalang oleh pengait bra yang menyangga gundukan kembar itu

Ayo minta ampun padaku, Ray! Katakan kalau kau menyerah dengan pernikahan ini dan bersedia meninggalkan aku!

Sebelah tangan Kai mencoba melepaskan pengait bra di belakang punggung istrinya itu, sementara tangan yang satu menelusup masuk ke dalam cup bra Raya dari depan. Terasa lembut dan …

Hati Kai berdesir. Tiba-tiba saja hasrat ingin memberikan Raya pelajaran tadi berubah menjadi penasaran.

Kai meremas payuudara yang berukuran segenggaman tangannya itu. Terasa kenyal dan menggoda untuk dimainkan.

Klik!

Pengait bra itu terlepas hingga penyangga dada yang penuh itu turun. Kai tak tahan lagi untuk tidak mengangkat naik kaos milik Raya.

Masih dengan posisi berdiri, Kai menyesap puncak dada itu.

Ahh ..

Raya menggigit bibir untuk mencegah suara erotis itu keluar dari mulutnya. Ia tak menyangka kalau Kai akan sejauh ini menyentuhnya. Sekarang otaknya ingin agar ia mendorong Kai, namun gelenyar aneh dan rasa seperti ada ratusan kupu-kupu menyergap perutnya, membuat Raya tak berdaya.

Masih menyesap gundukan kenyal di sebelah kanan Raya, sambil tangannya memilin dan memutar puncaknya, Kai menuntun Raya untuk mengikuti langkahnya sampai ke ranjang.

“Lumayan!” kata Kai sedikit mengejek.

Kai menghapus bibirnya yang basah dengan liur setelah bermain dengan benda kenyal itu beberapa saat. Sungguh dalam hatinya ia mengakui bahwa ia candu memainkan benda padat namun kenyal itu.

“Kai, sudah cukup … “

Raya berusaha mencegah Kai melakukan hal yang lebih jauh lagi. Tapi terlambat, Raya tidak tahu kalau Kai saat ini benar-benar penasaran ingin mencicipi tubuhnya. Selama ini dia tidak pernah tertarik karena tubuh sintal itu selalu dibalut oleh outfit sederhana bernuansa elegan sehingga kesan seksi tubuh itu tertutupi.

Kai kini melepas sepenuhnya kaos raya dan juga branya. Tak bisa ia sembunyikan kilatan kagum dari matanya. Pulen, berisi, dan ranum, sangat sayang jika barang sebagus itu dianggurkan.

“Kai, kita harus bicara, tolong stop!”

Raya berusaha melakukan negosiasi dan berusaha melakukan perlawanan, tapi Kai sigap menangkap tangan Raya dan mengikat kedua tangan wanita itu dengan bra ke tiang dipan tempat tidur.

“Kai, dengarkan aku dulu …”

“Berisik! Ini yang kamu mau kan? Bercinta seperti suami istri sungguhan!” kata Kai dengan suara napas menderu.

Kai kini berada di antara kaki Raya. Ia lantas membuka kancing celana dan menarik turun celana itu beserta celana dalamnya. Terlihat pemandangan yang membuat salah satu bagian tubuhnya langsung mengeras di bawah ssana.

“Kamu mau apa? Lepasin aku, Kai!” tanya Raya yang mulai panik setengah mati.

Raya tidak menyangka akan terjadi hari ini. Ia berharap kalau Kai tidak benar-benar ingin mengambil kesuciannya hari ini.

Raya terkesiap ketika merasakan kakinya dibuka lebar-lebar oleh Kai dan pria itu menundukkan kepalanya di area V Raya.

Raya menggelinjang tak karuan merasakan benda licin tak bertulang itu bergerak-gerak menyapu benda v miliknya. Gila, ini gila! Apa yang dilakukan pria ini? Kenapa bisa? Apa dia tidak jijik?

“Kai, jangan begini … ah …”

Kepala kai terlihat bergerak-gerak di bawahnya, jari jempol pria itu jg ikut memainkan daging kecil di antara labial itu di sana sana. Terkadang bibir lelaki itu menyesap dan melumat juga.

“Apa yang kau lakukan?” tanya Raya sambil terengah-engah mencengkram seprai.

“Aku ingin meruntuhkan kesombonganmu, Ray. Perempuan yang merasa sok suci, kau yakin tidak menikmati ini?”

Kai kini memilin-milin daging kecil di antara paha Raya, memutar-mutarnya bergantian arah. Sementara Raya di luar kemauannya tak sadar menggeliat-geliat menggoyangkan pinggulnya ke sana kemari.

“Ayo mendesah, Ray. Aku bantu. Agar kau bisa merasakan jadi jalang juga,” bisik Kai dengan tawa jahat.

Ya, Kai geram karena pernah beberapa kali Raya bahkan orang tuanya menyebut Vero dengan sebutan itu. Bagaimanapun Kai tidak suka orang yang dicintainya dikata-katai seperti itu.

Raya tak berdaya meski ia sakit hati saat Kai kembali memainkan tangannya di bawah sana sementara mulut dan sebelah tangannya meremas dan melumat puncak payuudaranya.

Kai menggesek jarinya di belahan labia Raya naik turun semakin cepat dan cepat sampai terdengar suara becek yang memalukan di sana. Dan setelah berupaya menahan serangan Kai selama beberapa menit dengan cara itu akhirnya Raya mengalami pelepasan itu.

“Ahh …” erang Raya tertahan. Sesuatu dari dalam dirinya terasa melebur keluar. Dirinya seketika lemas. Ini pertama kalinya ia merasakan ini. Rasa nikmat bercampur sakit hati.

Kai melepas tangannya dari bawah Raya dan melihat dengan puas hasil perbuatannya.

“Bagaimana? Kamu basah sekali. Enak?” ejek Kai seraya turun dari ranjang dan mengelap tangan dan mulutnya yang belepotan cairan Raya dengan tisu.

Raya lemas tak berdaya. Sungguh, dia benar-benar kalah malam ini.

“Kau memang brengsek!” umpat Raya di antara deru napasnya yang memburu.

“Itu baru awal, Ray. Belum permainan intinya. Pokoknya aku akan mengabulkan keinginanmu dan ayahku untuk menjadikanmu istriku yang seutuhnya.”

Setelah itu Kai membuka kancing celananya dan mengeluarkan senjata andalannya dari sana. Kai mengocok alat vitalnya. Dari kantong celananya pria itu mengeluarkan ponsel dan membuka galeri.

Raya tidak mengerti dan tidak ingin tau apa yang sedang dilakukan Kai sekarang. Lututnya terasa lemas oleh pelepasan pertama yang dilakukan oleh Kai tadi kepadanya. Sungguh ini benar-benar orgasssme pertama untuk dirinya.

Raya berusaha untuk bangkit sebelum Kai benar-benar membuat kata-katanya menjadi nyata.

“Kai lepaskan aku!” pinta Raya.

Sekarang dirinya merasa khawatir melihat Kai yang sedang melakukan gerakan yang sama berulang-ulang agar miliknya mengeras sempurna.

“Lepaskan? Kita bercinta dulu, Sayang. Jangan egois, aku tadi sudah memuaskanmu lebih dulu. Sekarang giliranku!”

Andai Kai hanya meminta haknya, mungkin Raya akan berusaha ikhlas meski lelaki itu menyentuhnya tanpa cinta, tapi tidak …

Kai memegang ponselnya dan mendengar suara erangan dari ponsel itu.

“Ini making love pertama kita, tapi sungguh aku tidak mencintaimu dan sedikitpun aku tidak bisa ‘bangun’ meski melihat kau telanjjang begini. Aku butuh bantuan Vero untuk melakukannya,” dusta Kai tanpa perasaan sambil menunjukkan layar ponselnya di mana Vero sedang polos mengerang karena ulahnya.

Entah kapan video syur Vero itu direkam, dan entah sejak kapan Kai menyimpannya, Raya tidak pernah tau. Yang dia tau ini menyakitkan. Bagaimana bisa seseorang suami berhubungan intim dengan istrinya sambil melihat video syur wanita lain yang dicintainya

Kai kembali membuka kaki Raya lebar-lebar sambil sebelah tangannya memegang HP dengan suara Vero yang mendesah nikkmat di HP.

“Kamu sudah basah, Sayang. Ini mah gampang dimasukin. Nggak bakal sakit. Kamu masih perawan kan?” ejek Kai.

“Kamu keterlaluan Kai. Kamu seharusnya nggak boleh melakukan ini kepadaku. Kamu jahat!!!” kata Raya hampir menangis.

“Kalau kamu tahu aku jahat, harusnya kamu menolak permintaan Papa untuk menikah denganku. Harusnya kamu jauh-jauh dari kehidupanku!”

Kai menyeringai tak peduli. Ia kini menggesek-gesek ujung senjatanya dan mulai mencari-cari pusat kenikmatan Raya dengan meraba-rabanya.

Ok, pas!

Baiklah, Kai! Mari menuju tak terbatas dan melampauinya.

Senjata tumpul itu ia dorong dan merengsek masuk.

Terasa ada yang menghalangi. Ternyata benar Raya masih original virgin.

Kai menuntun lagi miliknya dan memposisikannya agar pas. Lalu … ia dorong sekuat mungkin.

Senjata itu terasa sesak namun tetap memaksa masuk, sementara itu Raya meringis sambil mengernyitkan kening. Terasa ada yang robek di bagian bawah tubuhnya, terasa ngilu saat pertahanannya didobrak masuk.

Sekali lagi! Kai menarik mundur benda itu dan memasukkannya lagi secara berulang hingga goa hangat itu terasa sedikit leluasa. Usai itu, pria itu pun melakukanya dengan brutal sambil menonton video Veronica.

Sakit. Rasanya sakit tak hanya tubuhnya, tapi jiwa dan raganya juga.

Air mata Raya menetes di sudut matanya tanpa ia keluar sepatah katapun. Ia membiarkan saja Kai maju mundur di atasnya, melakukan apa pun yang dia mau, meremas, memilin puncak dadanya dan juga memilin k*cang kecil di antara labianya.

Setelah beberapa saat pria itu pun memperlambat gerakannya dan membasahi v Raya dengan cairan kental itu.

Raya pikir itu sudah usai , nyatanya Kai belum cukup. Pria itu kini melempar ponselnya lalu membuka ikatan bra pada pergelangan tangan Raya namun bukan untuk melepaskan Raya melainkan menelungkupkan badan istrinya itu dengan posisi kepala Raya di atas bantal.

Kai mengangkat sedikit perut Raya untuk membuat posisi Raya n*ngging.

Raya merasa dua jari kai masuk ke dalam lobangnya dan keluar masuk di sana sebelum pria itu memasukinya lagi sambil memeluknya dari belakang. Raya tak berdaya saat ia merasakan milik Kai menghunjamnya dalam-dalam. Perih seakan terbakar.

Raya bergetar saat posisinya diubah lagi. Kali ini posisi ia menduduki barang Kai. Dan kembali pria itu mengayun dirinya dari belakang sambil meremas payudaraa Raya. Sementara Kai mengecupi belakang telinganya.

“Keluarkan, Ray! Kita bareng-bareng!”

Entah kenapa nada Kai kali ini lebih lembut di telinganya seperti merayu, tidak sama seperti beberapa waktu lalu.

Raya enggan menuruti karena sakit hati, tapi saat Kai menstimulasi kliitorisnya lagi, Raya seperti menggila ikut mengimbangi ritme Kai di belakangnya.

“Kau seksi, Raya. Beri aku denyutan itu lagi, ayo! I love it. Kamu seksi, Honey. Shiiit!”

“Ahhhh ….”

Raya mengerang merasakan bagian bawahnya berdenyut kuat seiring Kai meremas kuat dadanya dan memaksa ia menoleh ke samping. Di saat bersamaan Kai menciumnya, mencubit kliitorisnya dan menghunjam dalam-dalam V-nya. Puncak pelepasan yang sempurna! Raya melenguh nikmat.

Kai merasakan denyutan yang diinginkannya, hangat dan menjepit membuatnya merasakan orgasssme detik itu juga.

“Rayaaa, arhh shit, … aku keluar …”

Bersamaan dengan itu, cairan Kai keluar lagi menyirami v Raya, dan mereka pun tumbang bersama.

***

Bersambung...

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Membuatmu Takluk Padaku   Nyonya Besar

    Kai terbangun di sore hari dan menemukan dirinya dalam keadaan polos di bawah selimut. Ia meraba sisi sebelahnya namun tak menemukan siapa-siapa di sana.Dimana Raya? Apa dia sudah bangun? Kai duduk untuk melihat sekitarnya. Istrinya itu tak ada lagi di sana, padahal tadi Kai sempat terbangun dan masih melihat Raya yang tertidur kelelahan di sebelahnya sebelum ia melanjutkan tidurnya kembali. Sekarang Raya sudah tidak ada. Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya.Hoaaaaam … Kai menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar sambil meregangkan ototnya. Saat ia menyingkap selimut, pandangan matanya tertumbuk noda merah kecoklatan di seprai. Kai tertegun. Berarti tadi siang, ia sudah berhasil menjebol kesucian istrinya itu. Raya pasti sangat terpukul saat ini. Kai juga merasa sedikit menyesal.Ia kini mengusap wajahnya kasar. Andai saja ia bisa lebih mengontrol emosi, pasti hal seperti ini tidak akan terjadi. Padahal selama ini Kai tidak pernah sedikitpun terpikir ingin menggauli gadis itu me

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kamu Cinta Dia?

    “Itu Kai! Itu Kai!”Segerombolan wartawan segera datang menyongsong mobil Vero begitu keduanya tiba di area parkir gedung resepsi di mana pesta pernikahan putri Abhi Seta sang sutradara kondang berlangsung.“Kamu siap?” tanya Vero menguatkan Kai.Kai merapikan pakaiannya dan mengangguk. Sepanjang perjalanan tadi ia dan Vero memang sudah sepakat untuk tidak berusaha menghindari wartawan karena semakin mereka menghindar akan semakin gencar para wartawan itu menyerang mereka.“Lihat! Lihat! Mereka datang bersama!” “Kai! Kai!!”Dalam sekejab beberapa wartawan langsung mengerubungi mereka.“Kai!! Boleh jawab beberapa pertanyaan kami Kai?”Kai menghela napas.“Oh, ayolah! Aku bahkan belum bertemu pengantinnya,” keluhnya.“Hanya sebentar, Kai. Kenapa anda tidak datang bersama Raya, istri anda? Kenapa malah datang bersama Vero?”“Raya lagi tidak enak badan. Lagi pula memangnya kenapa kalau aku datang bersama Vero? Kami berteman, apa tidak boleh teman datang bersama?” jawab Kai santai.Vero b

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kekanakan

    Kai masih menatap tajam Raya dan Daniel yang sedang asyik bercerita sambil tertawa di meja yang lain. Sesekali dia tampak melihat keduanya saling menawarkan makanan yang mereka punya kepada satu sama lain.“Wow, aku nggak tau kalau Raya punya sahabat sedekat itu. Lihat mereka! Mereka terlihat dekat, eh maksudku lebih kelihatan ke mesra. Bagaimana menurutmu, Kai?”Pertanyaan Vero terdengar seperti memprovokasi. Kai tidak bereaksi apa pun. Bahkan pandanganya pun masih terpaku pada meja bundar yang berjarak beberapa meja dari tempatnya berdiri.“Maksudku, kamu percaya nggak sih kalau mereka hanya sahabat? Jangan-jangan sebelum menikah denganmu mereka sebenarnya adalah sepasang kekasih? Aghhh, atau jangan-jangan diam-diam di belakang semua orang mereka … Ck! J*lang itu!”“Stop it! Vero, jangan mengada-ada. Saat ini saja sudah banyak sekali wartawan yang mencari-cari sesuatu yang bisa menjatuhkan aku. Tolong jaga kata-katamu! Jika ada yang mendengar, nama baikku juga yang dipertaruhkan!” t

    Last Updated : 2025-04-23
  • Membuatmu Takluk Padaku   Ikut

    “Jadi, kamu sahabatnya Raya?”Setelah beberapa waktu di meja itu ada drama tak jelas antara Kai dan Raya, akhirnya Vero berinisiatif membuka percakapan dengan Daniel agar situasi tidak begitu canggung sekaligus ia juga ingin mengorek apakah ada hubungan lain dan istimewa antara Daniel dan Raya yang bisa dia manfaatkan untuk memisahkan kekasihnya dan istrinya itu.“Ya, begitulah,” jawab Daniel seadanya.“Oh ya? Sahabat bagaimana? Terus terang kami juga agak sedikit terkejut. Ngomong-ngomong saya juga sudah kenal lama dengan Raya dan Kai tapi tidak pernah mendengar kalau dia punya sahabat dekat. Kamu juga nggak tau kan, Kai?” Vero meminta dukungan pada Kai untuk memperkuat statementnya.Kai berdehem malas.“Ya nggak perlu juga sih dikasih tau. Aku rasa kamu dan Kai sudah cukup sibuk untuk sekedar perlu diberi tahu siapa-siapa yang jadi teman dekatku. Penting nggak sih?” jawab Raya tak bisa menyembunyikan keberatan atas kekepoan Vero terhadap urusan pribadinya.“Gua cuma nanya. Takut ama

    Last Updated : 2025-04-24
  • Membuatmu Takluk Padaku   Kau Tidak Seperkasa Itu!

    “Rumah kamu sebelah mananya rumah ibunya Raya?” tanya Kai memecahkan keheningan di antara mereka bertiga dalam perjalanan pulang ke rumah mertuanya itu.Daniel memerlukan waktu beberapa saat untuk menjawab pertanyaan Kai karena ia sedang membelokkan mobil ke arah kanan.“Persis di sebelahnya,” jawab Daniel.“Kanan atau kiri?”Raya yang duduk persis di belakang mereka berdesis sebal.“Kalau datang dari pintu masuk kompleks rumah Raya duluan,” jawab Daniel.“Oh,” jawab Kai singkat.Pria itu sepertinya sedang mengingat-ingat bentuk-bentuk rumah di sekitar tempat tinggal Raya. Seingatnya tidak ada rumah yang begitu besar di sana, tetapi entahlah, Kai juga tidak bisa memastikan karena dia sendiri hampir tidak pernah ke sana kecuali kalau lebaran, itu pun kalau mama dan papanya memaksanya untuk pergi ke sana.Namun ternyata tidak seperti dugaannya, karena saat Daniel menurunkan mereka tepat di depan rumah Raya, Kai da

    Last Updated : 2025-04-24
  • Membuatmu Takluk Padaku   Menjemput Suamiku Pulang

    “Mau ngapain kamu ke sini, Ray?” tanya Kai.Pria itu baru membukakan pintu setelah Raya mengancam akan membuka paksa pintu apartemen itu dengan bantuan para bodyguard yang menemaninya.Dengan isyarat, Raya meminta dua orang pengawal yang menemaninya untuk berjaga di depan pintu. Sementara ia sendiri masuk ke dalam kamar dengan santai. Kai mengikutinya masuk.“Tentu saja aku ke sini untuk menjemput suamiku pulang, cepatlah berkemas. Ada banyak wartawan di luar. Kau tentu tidak mau memberikan orang-orang itu kesempatan untuk menjatuhkan reputasimu dan papa mertua kan?”Kai menatap Raya dengan muak.“Bukannya itu memang yang kamu mau? Kalau kamu memang sepeduli itu, harusnya kamu menerima tawaranku untuk bercerai!” kata Kai sengit.“Aku tidak mau!” jawab Raya seperti biasa.Kini langkahnya telah sampai di ambang pintu kamar. Matanya menatap sayu seorang perempuan dengan tubuh hanya dililit oleh seprai saja. Kondisi kamar itu berantakan di bagian-bagian tertentu. Ada beberapa pakaian term

    Last Updated : 2025-03-13
  • Membuatmu Takluk Padaku   Pernikahan Terpaksa?

    Cemburu? Tidak. Raya tidak cemburu. Dia hanya berat di posisi ini. Andai saja bukan karena permintaan terakhir ayahnya, dia enggan menikah dengan Kai. Seorang pria, anak tunggal Pak Hartawan Prabaswara, seorang menteri yang kepadanyalah ayah Raya mengabdi selama puluhan tahun lamanya, bahkan sebelum pria itu terjun di dunia politik.Raya dan Kai sudah saling mengenal sejak kecil. Bahkan saat SD mereka terbilang akrab karena sering bertemu di sekolah. Ketika lulus SD, Kai pindah ke Singapura bersama ayah dan ibunya karena urusan bisnis di sana. Ayah Raya yang menjabat sebagai asisten pribadi Pak Hartawan tentu saja ikut bosnya dan meninggalkan anak dan istrinya di Indonesia dan hanya dikunjungi tiga kali dalam satu tahun.Setelah itu Raya dan Kai pernah beberapa kali bertemu saat Pak Hartawan dan keluarganya pulang ke Indonesia, namun tidak seakrab dulu tentunya. Hingga akhirnya delapan tahun yang lalu, mertuanya itu pulang ke negara ini karena mendapat panggilan dari presiden untuk

    Last Updated : 2025-03-13
  • Membuatmu Takluk Padaku   Akting

    Pandangan seluruh wartawan yang ada di sana kini tertuju pada Raya. Sebagian dari mereka ada yang menatap tak percaya, namun tidak sedikit yang melihatnya dengan tatap mengasihani.Raya sendiri seperti biasa hanya diam, terlihat anggun dan kalem karena memang tampilan seperti itulah yang bisa dia tunjukkan di depan umum untuk menjaga nama baik suami dan mertuanya. Meski dia tahu kalau suaminya sudah teramat muak kepadanya, tapi Raya tahu dengan pasti kalau kata-kata Kai yang baru saja diucapkannya itu tidak sungguh-sungguh ia katakan untuk memberi tahu para wartawan itu bagaimana situasi rumah tangga mereka yang sebenarnya. Pasti Kai mengatakan itu dengan tujuan tertentu. Kai sudah punya skill pro dalam hal mengatasi para wartawan itu."Siapa di antara kalian yang merasa terpaksa?" desak wartawan itu lagi.Kal melirik Raya dan mendapatkan cibiran dari mulut wanita itu."Sebenarnya ..." Kai terdiam sejenak sehingga para wartawan itu semakin mendekatkan diri pada Kai agar dapat mende

    Last Updated : 2025-03-13

Latest chapter

  • Membuatmu Takluk Padaku   Kau Tidak Seperkasa Itu!

    “Rumah kamu sebelah mananya rumah ibunya Raya?” tanya Kai memecahkan keheningan di antara mereka bertiga dalam perjalanan pulang ke rumah mertuanya itu.Daniel memerlukan waktu beberapa saat untuk menjawab pertanyaan Kai karena ia sedang membelokkan mobil ke arah kanan.“Persis di sebelahnya,” jawab Daniel.“Kanan atau kiri?”Raya yang duduk persis di belakang mereka berdesis sebal.“Kalau datang dari pintu masuk kompleks rumah Raya duluan,” jawab Daniel.“Oh,” jawab Kai singkat.Pria itu sepertinya sedang mengingat-ingat bentuk-bentuk rumah di sekitar tempat tinggal Raya. Seingatnya tidak ada rumah yang begitu besar di sana, tetapi entahlah, Kai juga tidak bisa memastikan karena dia sendiri hampir tidak pernah ke sana kecuali kalau lebaran, itu pun kalau mama dan papanya memaksanya untuk pergi ke sana.Namun ternyata tidak seperti dugaannya, karena saat Daniel menurunkan mereka tepat di depan rumah Raya, Kai da

  • Membuatmu Takluk Padaku   Ikut

    “Jadi, kamu sahabatnya Raya?”Setelah beberapa waktu di meja itu ada drama tak jelas antara Kai dan Raya, akhirnya Vero berinisiatif membuka percakapan dengan Daniel agar situasi tidak begitu canggung sekaligus ia juga ingin mengorek apakah ada hubungan lain dan istimewa antara Daniel dan Raya yang bisa dia manfaatkan untuk memisahkan kekasihnya dan istrinya itu.“Ya, begitulah,” jawab Daniel seadanya.“Oh ya? Sahabat bagaimana? Terus terang kami juga agak sedikit terkejut. Ngomong-ngomong saya juga sudah kenal lama dengan Raya dan Kai tapi tidak pernah mendengar kalau dia punya sahabat dekat. Kamu juga nggak tau kan, Kai?” Vero meminta dukungan pada Kai untuk memperkuat statementnya.Kai berdehem malas.“Ya nggak perlu juga sih dikasih tau. Aku rasa kamu dan Kai sudah cukup sibuk untuk sekedar perlu diberi tahu siapa-siapa yang jadi teman dekatku. Penting nggak sih?” jawab Raya tak bisa menyembunyikan keberatan atas kekepoan Vero terhadap urusan pribadinya.“Gua cuma nanya. Takut ama

  • Membuatmu Takluk Padaku   Kekanakan

    Kai masih menatap tajam Raya dan Daniel yang sedang asyik bercerita sambil tertawa di meja yang lain. Sesekali dia tampak melihat keduanya saling menawarkan makanan yang mereka punya kepada satu sama lain.“Wow, aku nggak tau kalau Raya punya sahabat sedekat itu. Lihat mereka! Mereka terlihat dekat, eh maksudku lebih kelihatan ke mesra. Bagaimana menurutmu, Kai?”Pertanyaan Vero terdengar seperti memprovokasi. Kai tidak bereaksi apa pun. Bahkan pandanganya pun masih terpaku pada meja bundar yang berjarak beberapa meja dari tempatnya berdiri.“Maksudku, kamu percaya nggak sih kalau mereka hanya sahabat? Jangan-jangan sebelum menikah denganmu mereka sebenarnya adalah sepasang kekasih? Aghhh, atau jangan-jangan diam-diam di belakang semua orang mereka … Ck! J*lang itu!”“Stop it! Vero, jangan mengada-ada. Saat ini saja sudah banyak sekali wartawan yang mencari-cari sesuatu yang bisa menjatuhkan aku. Tolong jaga kata-katamu! Jika ada yang mendengar, nama baikku juga yang dipertaruhkan!” t

  • Membuatmu Takluk Padaku   Kamu Cinta Dia?

    “Itu Kai! Itu Kai!”Segerombolan wartawan segera datang menyongsong mobil Vero begitu keduanya tiba di area parkir gedung resepsi di mana pesta pernikahan putri Abhi Seta sang sutradara kondang berlangsung.“Kamu siap?” tanya Vero menguatkan Kai.Kai merapikan pakaiannya dan mengangguk. Sepanjang perjalanan tadi ia dan Vero memang sudah sepakat untuk tidak berusaha menghindari wartawan karena semakin mereka menghindar akan semakin gencar para wartawan itu menyerang mereka.“Lihat! Lihat! Mereka datang bersama!” “Kai! Kai!!”Dalam sekejab beberapa wartawan langsung mengerubungi mereka.“Kai!! Boleh jawab beberapa pertanyaan kami Kai?”Kai menghela napas.“Oh, ayolah! Aku bahkan belum bertemu pengantinnya,” keluhnya.“Hanya sebentar, Kai. Kenapa anda tidak datang bersama Raya, istri anda? Kenapa malah datang bersama Vero?”“Raya lagi tidak enak badan. Lagi pula memangnya kenapa kalau aku datang bersama Vero? Kami berteman, apa tidak boleh teman datang bersama?” jawab Kai santai.Vero b

  • Membuatmu Takluk Padaku   Nyonya Besar

    Kai terbangun di sore hari dan menemukan dirinya dalam keadaan polos di bawah selimut. Ia meraba sisi sebelahnya namun tak menemukan siapa-siapa di sana.Dimana Raya? Apa dia sudah bangun? Kai duduk untuk melihat sekitarnya. Istrinya itu tak ada lagi di sana, padahal tadi Kai sempat terbangun dan masih melihat Raya yang tertidur kelelahan di sebelahnya sebelum ia melanjutkan tidurnya kembali. Sekarang Raya sudah tidak ada. Mungkin dia sudah kembali ke kamarnya.Hoaaaaam … Kai menguap dan membuka mulutnya lebar-lebar sambil meregangkan ototnya. Saat ia menyingkap selimut, pandangan matanya tertumbuk noda merah kecoklatan di seprai. Kai tertegun. Berarti tadi siang, ia sudah berhasil menjebol kesucian istrinya itu. Raya pasti sangat terpukul saat ini. Kai juga merasa sedikit menyesal.Ia kini mengusap wajahnya kasar. Andai saja ia bisa lebih mengontrol emosi, pasti hal seperti ini tidak akan terjadi. Padahal selama ini Kai tidak pernah sedikitpun terpikir ingin menggauli gadis itu me

  • Membuatmu Takluk Padaku   Kalap

    Perjalanan dari rumah dinas Pak Hartawan normalnya memakan waktu sekitar dua puluh menit, namun Kai yang membawa mobil itu secara ugal-ugalan mampu menempuh perjalanan kurang dari lima menit karena amarahnya.Sesampainya di rumah, Kai langsung turun dari mobil dan menarik tangan Raya dengan paksa dan menyeretnya ke dalam kamarnya.“Kai, kamu mau ngapain?” tanya Raya berusaha bersikap tenang ketika ia melewati pintu kamarnya sendiri.Ya, selama ini Raya dan Kai tinggal dalam kamar terpisah. Kamar Kai berada di lantai dua paling pojok.Meski tidak yakin terhadap apa yang ingin dilakukan Kai, namun Raya tahu bahwa Kai hanya ingin mengintimidasinya.“Kamu mau tau aku mau ngapain kan? Sini biar aku kasih tau!” katanya sambil menarik Raya masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan pintu kamar dengan keras.“Kamu sudah sejauh ini, Raya! Kamu bersikap seolah kamu adalah istri sungguhan. Kamu membuat ayah dan ibuku membenci aku anaknya sendiri! Kau dengar tadi? Papa bilang aku tidak usah mengan

  • Membuatmu Takluk Padaku   Pertengkaran

    Raya terhenyak melihat apa yang ingin ditonton oleh mertuanya. Sedari tadi dia ingin melewatkan salura berita infotainment itu, namun ternyata mertuanya sangat jeli.“Nggak usah nonton ini, Pa. Nonton yang lain masih banyak,” bujuk Raya lirih.“Ssst …” Pak Hartawan menyuruh Raya untuk diam agar ia bisa mendengar apa yang disampaikan oleh pembawa beritaitu.“Satu lagi berita terhangat, Pemirsa. Kali ini berita datang dari pesinetron dan aktor layar lebar Kai Prabaswara. Pria yang membintangi sinetron kejar tayang Madu untuk Maudy ini dikabarkan memiliki hubungan terlanggar dengan managernya sendiri, Veronica Castaro.Hal ini dikuatkan dengan tersebarnya foto-foto mesra Veronika dengan seorang pria yang diduga adalah Kai di sebuah kolam renang hotel bintang lima di Bali beberapa waktu lalu.Meski beberapa kali menampik pemberitaan itu, namun anak dari Bapak Menteri Hartawan Prabaswara itu lagi-lagi tertangkap kamera datang hanya berdua saja dengan Veronika ke apartemennya.”Pak Hartawan

  • Membuatmu Takluk Padaku   Jangan Berharap Lebih!

    Akhirnya meski dengan sedikit usaha lebih mobil mereka bisa melewati para wartawan. Raya dan Kai bisa bernapas lega, begitupun dengan sopir yang ada di depan. Sementara itu pengawal yang dibawa Raya tadi berada di mobil berbeda di belakang mereka.“Reaksimu kenapa begitu? Ngetawain apa?” tanya Kai ketika menangkap cibiran sinis dari Raya.“Nggak, lucu aja sama aktingmu yang terakhir. Harus gitu kamu bilang kalau kamu mau disegerakan punya anak? Dih, jangan sampai ya perkataan menjadi doa. Amit-amit,” kata Raya merinding.“Aku bilang ada niat, bukan berarti itu anak dari kamu kamu,” jawab Kai sinis.“Oh, syukurlah,” balas Raya sambil membuang napas lega.Kai melirik Raya tak suka ketika melihat mobil yang mereka tumpangi berbelok ke arah rumah dinas ayahnya.“Ngapain kita ke rumah papa? Apa nggak bisa kamu berhenti caper sama papa? Mau ngadu? Cari muka?” tuding Kai bertubi-tubi pada Raya.Apalagi kalau bukan? Salah satu hal yang membuat Kai paling muak kepada Raya dibandingkan hal lain

  • Membuatmu Takluk Padaku   Akting

    Pandangan seluruh wartawan yang ada di sana kini tertuju pada Raya. Sebagian dari mereka ada yang menatap tak percaya, namun tidak sedikit yang melihatnya dengan tatap mengasihani.Raya sendiri seperti biasa hanya diam, terlihat anggun dan kalem karena memang tampilan seperti itulah yang bisa dia tunjukkan di depan umum untuk menjaga nama baik suami dan mertuanya. Meski dia tahu kalau suaminya sudah teramat muak kepadanya, tapi Raya tahu dengan pasti kalau kata-kata Kai yang baru saja diucapkannya itu tidak sungguh-sungguh ia katakan untuk memberi tahu para wartawan itu bagaimana situasi rumah tangga mereka yang sebenarnya. Pasti Kai mengatakan itu dengan tujuan tertentu. Kai sudah punya skill pro dalam hal mengatasi para wartawan itu."Siapa di antara kalian yang merasa terpaksa?" desak wartawan itu lagi.Kal melirik Raya dan mendapatkan cibiran dari mulut wanita itu."Sebenarnya ..." Kai terdiam sejenak sehingga para wartawan itu semakin mendekatkan diri pada Kai agar dapat mende

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status