Beranda / Romansa / Membalas Mantan Suami Dengan Elegan / Part 6. Selamat datang kembali ke Indonesia

Share

Part 6. Selamat datang kembali ke Indonesia

"Perhatian diharapkan para penumpang yang masih berada di kabin, dimohon untuk segera turun … mohon untuk dicek barang-barangnya agar tidak tertinggal …." ucap pramugari wanita, suaranya menggema di seluruh bagian pesawat.

Seorang pria berpakaian rapi nan tampan dan gagah perkasa ditambah kaca mata hitam membuat siapa saja yang melihatnya pasti terpesona. Terutama kaum hawa.

Pria itu melangkah keluar menuruni anak tangga sambil membawa tas ransel hitam di punggungnya. Tubuh tinggi proporsional dengan tampang Indonesia sedikit campuran bule itu tidak memperdulikan tatapan para wanita yang menatapnya terang-terangan. 

Mata tajam dari balik kaca mata hitam itu membidik sudut pandang bandara hingga ia keluar dari bandara menghirup udara segar sambil membentangkan kedua tangannya.

"Huuff … Alhamdulillah." Pria tersebut menghela napas lega setelah kakinya menginjak tanah kelahirannya. Ia mengucap syukur, karena satu tahun tinggal di negeri orang kini dirinya kembali lagi ke tanah airnya.

"Selamat datang kembali ke bahasa Indonesia…."

Pria itu bersiap melangkahkan kakinya menuju mobil mewah yang telah menunggunya di luar bandara. Tiba-tiba pria tersebut terkesiap dan hampir saja terjatuh saat ada seseorang menabraknya dari belakang. 

Brakk ….!

kaca mata hitam miliknya jatuh dan pecah diinjak oleh seorang yang menabraknya tadi.

"Hei! Kamu gak punya mata, apa?" Hardik pria tersebut kepada seseorang yang telah menabraknya dan membuatnya hampir terjatuh.

"Maaf, Bro! Saya tidak sengaja," ucap pria itu dan setelah mengatakan itu dia berlalu pergi.

"Hei! Tunggu! Teriak pria tersebut lalu mengejarnya.

"Kamu mau kemana, hah? Urusan kita belum selesai." Pria itu menghadang laju jalan orang tersebut.

"Lah. Saya, kan, sudah minta maaf tadi. Saya gak ada waktu, tolong menyingkirlah dari hadapan saya."

"Nggak bisa! Kamu harus ganti dulu kaca mata saya yang kamu injak ini.

"Hallah cuma kaca mata doang" orang tersebut mengambil dompet dari sakunya lalu mengeluarkan uang dan memberinya kepada pria tersebut. "Ini saya ganti. Cukup, kan? Tolong menyingkirlah."

"Seratus ribu? Mana cukup, Bro! Kaca mata saya ini bermerek bukan yang abal-abal."

Orang yang berwajah tampan tersebut seketika menghela napas kasar. "Ini kartu nama saya. Kamu bisa menghubungi saya atau langsung ke rumah saya. Karena saya sedang tidak punya uang kes," ujarnya.

"Pria tersebut mengambil kartu nama dari tangan pria tersebut. "Tomi Aditama. Oke saya akan menghubungi kamu nanti," ucap pria tersebut lalu si laki-laki itu mengangguk dan pergi dari sana.

Pria tersebut memandang kaca matanya yang pecah tak berbentuk lagi kemudian membuangnya ke dalam tong sampah. 

Ia melanjutkan perjalanan menuju pintu keluar bandara.

Sementara itu di depan sana sudah ada lelaki tua yang menunggunya di depan mobil.

"Selamat datang kembali, Tuan Abrisam," ucap lelaki paruh baya tersebut menyambut baik kedatangan tuannya.

Sementara itu pria yang dipanggil Abrisam tersebut mengangguk kecil dan tersenyum membalas sapaan pria paruh baya tersebut.

Silakan masuk, Tuan," ucap kembali pria paruh baya itu dan membukakan pintu mobil. Pria bernama Anggara tersebut langsung menaiki mobil dan tak ingin membuang waktunya untuk cepat tiba di rumah.

Pria tampan tersebut menatap indahnya ibukota Jakarta dari balik pintu kaca mobil yang dikendarainya. Status duda yang telah lama melekat pada dirinya tidak pernah sekalipun berniat untuk menikah lagi setelah pernikahannya kandas karena orang ketiga. Namun bukanlah dirinya yang berkhianat, tapi si wanita lah yang tidak bersyukur mendapat suami seperti Sam yang baik dan juga tampan.

Bukan berarti Sam tidak menyukai kaum hawa, ya. Karena dia belum mendapatkan wanita yang cocok untuk menjadi pendamping hidupnya kelak hingga menua bersama. 

Kejadian 3 tahun yang lalu membuat Abrisam stres dan kejenuhan berumah tangga yang hampir membuatnya gila.

Satu tahun kemudian ia memutuskan untuk pergi meninggalkan ibukota menenangkan diri di negeri orang. Satu tahun rasanya sudah cukup untuknya melupakan seseorang yang telah berkhianat padanya.

Abiyyu Abrisam Absyar atau biasanya dikenall Sam dia adalah pria pengusaha muda yang sukses. Dimana perusahaannya saat ini terkenal di Indonesia maupun di kalangan masyarakat kelas atas. Sam juga dikenal sebagai pria yang baik namun setelah perceraian itu membuat Sam berubah menjadi pria yang dingin dan suka gonta-ganti pasangan. 

Namun demikian Sam tidak asal memilih wanita yang sering diajak untuk berkencan dengannya. Wanita yang ia pilih adalah wanita yang berkelas dan berpenampilan menarik. Ia tidak pernah menganggap serius jika soal pasangan. Karena menurut Sam semua wanita itu sama. Hanya menginginkan hartanya saja.

"Maaf, Tuan. Apakah, Tuan tidak ingin mampir ke tempat lain dulu?" tanya sang supir dan  memecahkan lamunan Sam.

"Boleh, Pak. Antarkan saya ke rumah makan nasi Padang. Sudah lama sekali saya tidak mencicipi masakan khas Indonesia terutama  nasi Padang," ujar Sam.

"Baiklah, Tuan," balas pak supir tersebut dengan patuh.

"Oh ya, Tuan. Rumah makan Padang yang dimana?" tanya pak supir itu kembali.

"Di Dekat pasar pagi saja, pak. Disana makanannya enak-enak."

"Siap, Tuan." 

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang sampai akhirnya mereka tiba di rumah makan Padang tersebut.

"Silahkan, Tuan." Pak supir tersebut membuka pintu mobil untuk Sam.

"Terima kasih, Pak," ucap Sam kepada pak tua itu dan lelaki tersebut mengangguk.

Kemudian Sam berdiri di tengah masyarakat yang berjualan di pasar pagi tersebut. Sam dibuat takjub melihat kawasan pasar pagi karena pemandangannya sangat indah melihat orang-orang berjejeran di jalan menjajakan dagangan mereka mengais rezeki di pasar pagi tersebut. 

Pemandangan ini sudah lama Sam rindukan setelah satu tahun tinggal di negeri orang.

Sam mengayunkan kakinya mengarah ke rumah makan Padang tersebut. Namun ia menghentikan langkahnya ketika kedua netranya melihat sosok wanita yang sedang duduk di depan rumah makan Padang tersebut.

Sam menghampiri wanita tersebut dengan ahli-ahli bertanya kenapa wanita itu merenung disana dengan tatapan kosong melihat ke depan. Sangat aneh bagi Sam dimana orang-orang sedang sibuk dengan dagangan mereka masing-masing. Namun wanita tersebut hanya duduk diam dengan tatapan kosong.

"Mbak …." Sapa Sam kepada wanita tersebut namun tidak ada jawaban dari wanita itu. 

Sam kembali menyapa wanita tersebut dengan menyentuh pundak sang wanita. 

"Mbak …." Wanita tersebut terkesiap ketika ada yang menyentuh bahunya. Dia mendongak menatap ke arah lelaki yang telah mengejutkan dirinya.

"Ma–maaf, Pak." Wanita tersebut berdiri dan membenarkan sedikit pakaiannya yang kebawa suasana setelah melihat lelaki tampan di hadapannya.

"Bapak mau beli jamu, ya?" tanya wanita tersebut alih-alih ingin menghilangkan rasa ketegangannya.

"Tidak," jawab Sam dan wanita tersebut menelan kecewa karena dia sempat berpikir kalau pria tersebut mau membeli dagangannya. 

Hari sudah sangat siang, namun dagangannya belum ada pelaris karena si wanita tersebut terlambat datang ke pasar pagi. Mungkin orang-orang di pasar pagi ini sudah meminum jamu dari penjual jamu orang lain.

"Oh, ya udah kalau begitu saya permisi dulu," ucap wanita tersebut dengan raut wajah kecewa lalu kembali berjongkok untuk menggendong bakul jamu, nya.

"Hei! Tukang jamu!! Sini, kamu! Dasar wanita ganjen!!"

Plakk!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status