"Aku akan pergi, Mas. Tapi satu hal yang harus, kau ingat. Aku Hasna. Aku akan bersumpah demi langit dan bumi suatu hari nanti, kau dan keluargamu akan mendapatkan pembalasan atas apa yang kalian perbuat padaku. Aku bersumpah, Mas! Itu akan terjadi!"10 Aku akan pergi, Mas."Terima kasih kepadamu, Tomi Ardiansyah. Sekarang kau bebas dan aku juga bebas dari kekejaman yang telah kau torehkan kepadaku selama ini. Aku akan ingat apa yang, kau lakukan kepadaku dari awal aku masuk ke rumah ini dan–" "Hei! Kau jangan banyak bicara lagi! Sekarang pergilah dari sini! Oh, ya jangan lupa, kau juga harus membawa ini!" Tomi melemparkan sesuatu milik Hasna ke lantai. Bruk!! "Astaghfirullah!"Orang-orang yang berada di sana kaget melihat kejadian itu terjadi. Mereka iba melihat Hasna di perlakukan seperti itu akan tetapi mereka juga tidak bisa membantu wanita itu karena ada keluarga yang harus mereka jaga.Ya mereka memilih untuk diam karena masyarakat disana takut pada keluarga Tigor. Dalam arti
"Kenapa aku seperti mengenal wanita itu. Wajahnya cara dia berjalan tapi siapa dia? Siapa?"Tiga tahun telah berlalu. Hasna sudah mendapatkan surat akta perceraiannya. Namun wanita itu tidak mendapatkan apa-apa selain hanya raga dan hati yang terluka yang ia bawa dari rumah tempatnya dulu sering di siksa. Selama satu tahun wanita itu pontang-panting hanya sekedar untuk mencari sesuap nasi. Hanya mengandalkan jamu saja rasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wanita itu. Apalagi semua bahan ia harus membelinya. Beda dengan sebelumnya bahan utama membuat jamu ia tanam sendiri di pekarangan belakang rumahnya. Bukan tidak mau menanamkan alasannya karena tidak ada tempat untuk menanam. Apalagi semua harga bahan baku untuk membuat jamu melonjak naik seperti jahe merah yang kini harganya diatas tiga puluh ribu. Namun semua itu tidak membuat wanita itu menyerah dengan keadaannya. Wanita itu percaya bahwa Tuhan tidak akan memberi ujian yang berat bagi Hamba-nya selama kita mendekatkan di
"Mana mungkin wanita itu bisa berada di acara ini. Ini adalah acara buat orang terpelajar dan yang pastinya orang kaya." ~ "Kenapa aku seperti mengenal wanita itu. Wajahnya cara dia berjalan tapi siapa dia?" "Siapa?" "Dia seperti mantan istriku." "Tukang jamu itu yang, kamu maksud?" "Iya." Wanita itu memutar bola mata, "Mana mungkin, sayang seorang tukang jamu berubah profesi. Nama wanita itu Amira bukan Hasna. Aneh, deh, kamu." "Iya juga, sih. Mana mungkin dia Hasna seorang wanita burik yang tiba-tiba muncul dengan penampilannya berubah drastis. Nggak mungkin." "Nah itu, kamu tahu." "Tapi aku … Ah! Wanita itu tidak mudah Hasna." Pria itu berucap dalam hati menertawakan kekonyolannya sendiri. "Mana mungkin wanita itu bisa berada di acara ini. Ini adalah acara buat orang terpelajar dan yang pastinya orang kaya." Pria itu masih saja ngedumel pada diri sendiri yang masih tak percaya. "Selamat malam semuanya," sapa wanita itu. "Malam!" Sahut para tamu yang hadir pada acara ter
"Kena juga kau pria brengs*k. Rasakan itu! Ini baru awalnya saja ya dan setelah ini aku akan pastikan kau akan jatuh cinta lagi padaku," ~ "Hasna, kau kah ini?" Tiba-tiba saja Tomi berucap seperti itu membuat Maya mendongak menatap kaget."Tomi kamu apa-apaan, sih!" Keselnya sambil menepuk lengan Tomi, lalu Amira tersenyum bahagia."Maaf, ya, Mbak Amira suami saya ini emang agak sedikit ngawur orangnya," ucapnya kemudian. "Nggak papa kok, Mbak. Hm, kalo boleh saya tau kok, Anda ngomong kalau saya ini adalah Hasna? Emang siapa wanita itu?" Mendadak Tomi menjadi kikuk, ia bingung mau jawab apa."Wanita itu adalah istri mantan suami saya dulu, Mbak." Maya yang menjawab, sedangkan tomi, ia hanya bisa diam."Oh … Emm, apa wanita itu sangat cantik, ya? Kok, Anda segitunya melihat saya. Pasti mantan, Anda dulu secantik saya, ya?" "Oh, enggak, kok. Mantan istri suami saya dulu orangnya sangat jelek, jelek banget malah, mana bau, tukang jamu lagi. Makanya suami saya ceraikan wanita itu. Ma
Tiga jam sebelum Amira datang ke acara, ia mendapatkan chat yang dikirim Juki. Juki adalah orang bayaran yang akan menjadi bod*guard Amira. Juki diperintahkan oleh seseorang untuk memastikan bahwa Amira akan aman saja di sana. Namun sebelum Amira turun dari mobil ia mendapati seseorang yang sangat dikenalnya berada di hotel tempat dimana Amira hadir di acara tersebut.Senyum terbit di wajah Amira kala melihat Seseorang di sana. Buru-buru ia masuk kembali ke dalam mobil. Ia tak menyangka akan bertemu dengan mantan suaminya di sini. Terbesit di pikirannya untuk merencanakan sesuatu, ia pun pergi meninggalkan hotel tersebut untuk menemui seseorang yang sudah membantunya selama ini.~"Apakah hanya orang jahat saja yang akan balas dendam?" tanya Risa setelah mereka berada di suatu tempat."Tidak, tidak, tentu saja tidak. Keinginan untuk balas dendam adalah respon yang cukup natural ketika kita merasa dirugikan.""Ooh, gitu ya.""Jangan bilang, kamu sedang ngomongin kalau aku ini orang jaha
"May yang aku bilang tadi kalau aku cuma ingin memastikan kalau dia adalah Hasna." "Kalau perempuan itu Hasna, kau mau apa? Kembali lagi padanya?" "Bukan, May." "Lalu? ~ Maya duduk di tepi ranjangnya, melihat ke arah dinding dimana jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Kamu kemana sih Tomi?" Dia berdiri lalu berjalan dengan gelisah. Hampir tengah malam Tomi belum juga pulang. Maya beristiratip keluar dari kamar menuju ke ruangan TV. Di sana dia duduk di depan tv sambil mengambil sepuntung rokok lalu menghidupkannya dengan korek api. Iya menghisap rokok itu penuh penghayatan dan menghembuskannya secara kasar. "Awas saja kamu berani macam-macam padaku Tomi, tak segan-segan aku buang kamu dari sini," ucapnya dengan amarah lalu menghisap rokok itu kembali. Rokok yang ada di tengah-tengah jarinya sudah hampir habis. Tak berselang lama ia mendengar suara mobil Tomi datang. Sengaja dia tidak menyambut kedatangan suaminya itu seperti biasa. Tomi berjalan mengendap-endap menuju
"Nggak apa-apa kok, acaranya juga belum mulai. Soalnya aku lagi nungguin seseorang," ucapnya tapi melirik ke arahku dengan senyum yang kecil. Kenapa dia berkata tapi melihat ke arahku? Apa dia sedang menungguku? "Oh, siapa dia? Pacar, kamu ya?" "Bukan dia hanya masa lalu aku." Lagi-lagi dia melihat ke arahku sambil tersenyum. ~ Malam ini aku dan Maya siap-siap untuk pergi ke acara syukuran atas keberhasilan brand kosmetik siapa lagi kalau bukan Hasna eh, bukan tapi Amira. Ah entahlah aku pusing memikirkannya. Hari pertama aku bertemu dengannya di acara palentik kemarin, aku begitu kaget nama Hasna disebut. Terbesit dalam pikiranku kalau wanita itu adalah Hasna. Dan benar saja saat wanita itu maju ke depan untuk memperkenalkan diri, aku syok ketika melihat wajahnya yang mirip sekali dengan Hasna wanita yang ku cerai tiga tahun yang lalu. Namun yang bikin aku terperangah ketika melihat penampilan yang berubah drastis pada saat dia bersamaku dulu dan juga namanya. Penampilannya su
Aku menatap dalam-dalam pria yang ada di depanku ini. Wajahnya yang sangar dulu kini terlihat menyedihkan seperti tak memiliki kehidupan lagi.~Aku sangat berterima kasih padanya karena dia aku sudah mengubah duniaku menjadi seperti ini. Semua yang aku mau bisa kubeli dengan uangku sendiri dan itu butuh perjuangan sampai aku di titik ini.Perjuangan yang berat dan menyakitkan bila diingat. Perjuanganku sungguh luar biasa mungkin orang lain akan menyerah dan mungkin akan mengakhiri hidupnya karena tidak bisa menjadi sepertiku ini.Masa lalu yang kelam terusir dari rumah karena memiliki suami yang ringan tangan dan selalu di hina itu adalah makananku sehari-hari. Dua hari yang lalu aku diundang untuk menghadiri acara dimana acara itu mengundang para wanita karir dan itu termasuk aku.Sebenarnya aku tidak tahu kalau Tomi juga ada di acara tersebut. Aku kaget shock kenapa dia ada di acara itu.Mendadak aku punya ide yang bagus. Aku kembali ke rumah untuk menyusun rencana bersama temanku