Beranda / Romansa / Membalas Mantan Suami Dengan Elegan / Part 7 Penjual Jamu Milik CEO Tampan

Share

Part 7 Penjual Jamu Milik CEO Tampan

Penulis: Hellen. S
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-28 16:50:21

7. Hari pertama bertemu dengan Hasna.

Oh, ya udah kalau begitu saya permisi dulu," ucap wanita tersebut dengan raut wajah kecewa lalu kembali berjongkok untuk menggendong bakul jamu, nya. 

"Hei! Tukang jamu!! Sini, kamu! Dasar wanita ganjen!!" 

Plakk!! 

Hasna terkejut ketika ada seorang ibu-ibu yang datang menghampirinya dan langsung memberi tamparan keras ke wajahnya. Wanita itu meringis sambil memegang wajahnya yang sakit.

"Ada apa ini?" tanya seseorang yang berada di sana.

"Wanita ini sudah ganjen sama suami saya. Tampangnya aja yang menyedikan sok-sokan jual jamu. Nggak taunya hanya topengnya aja. Suami saya masak di gangguin sama dia," ujar ibu-ibu itu sambil menunjuk-nunjuk ke arah Hasna.

"Astaghfirullah, Bu. Saya nggak begitu!" Bela Hasna.

"Halla mana ada maling mau ngaku."

"Bu. Udah, Bu malu di lihat orang," ucap pria yang tak lain adalah suaminya.

"Maaf ya. Istri saya ini salah sangka. Ayo buk jangan bikin malu di sini." Pria itu berujar sambil menarik tangan istrinya pergi dari sana dan si ibu-ibu itu masih saja ngedumel dengan kata-katanya yang mengumpat Hasna.

"Kamu nggak papa, Mbak?"

"Aku nggak papa," jawab Hasna dan ia pun pergi dari sana dengan wajahnya malu karena kejadian itu.

Sebagai seorang pria, Sam iba melihat wanita itu menggendong bakul jamu yang mungkin berat baginya. Sam lantas memanggil wanita yang sudah jauh darinya itu.

"Mbak!" Dan wanita itu menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang. 

"Iya, ada apa, Pak?" tanya sang wanita tersebut.

Sam melangkahkan kakinya menuju wanita tersebut. "Maaf, Mbak. Saya mau beli jamu, nya," ucap Sam malu-malu karena tadi sempat menolak.

"Tadi katanya gak mau, kok, sekarang mau, " batinnya. Namun si wanita tidak memperdulikannya. Ia tetap ramah pada sosok lelaki yang tadinya menolak membeli dagangannya. 

"Silahkan diminum, Pak. Semoga Bapak suka dengan jamu buatan saya," ucapnya lalu Sam mengambil gelas itu dari tangan Hasna.

"Oh, ya, sepertinya, Bapak orang baru, ya di sini. Karena saya baru pertama kali melihat, Bapak," ucap Hasna kembali. 

"Em, sebenarnya saya orang sini, sih, tapi saya lama di negeri orang dan ini baru pulang lagi. Saya kesini cuma mau mampir sebentar ke tempat makan nasi Padang yang ada di sana." Tunjuk Sam ke arah tempat makan tersebut.

"Oh … pantesan," jawab Hasna seraya mengangguk.

"Jamu buatan, Mbak enak dan segar. Saya juga sudah lama tidak minum jamu. Oh, ya, kalau besok saya mau minum jamu ini, Mbak nya masih mangkal di pasar pagi ini, kan?"

"Iya, Pak, saya jualan di sekitar sini kadang saya mangkal kadang juga keliling." Jelas Hasna.

"Kalau boleh tau nama, Mbak siapa, ya. Jadi kalau besok saya mau beli jamu saya bisa mencari informasi sama orang-orang di pasar pagi ini. Atau, Mbak, nya, bisa langsung datang ke rumah saya. Ini kartu nama saya," ucap Sam sembari memberi kartu namanya kepada Hasna.

Namun tiba-tiba Hasna terdiam matanya membelak sempurna setelah melihat kartu nama yang diberikan oleh Sam tadi.

"Ini, kan…?"

"Oh, maaf. Saya salah memberi kartu nama saya," ucap Sam kembali merebut kartu nama itu.

Namun Hasna langsung mencegatnya. Sam pun kaget karena itu. "Bapak, kenal dengan nama di kartu, ini?" tanya Hasna dengan mimik wajah serius.

"Nggak. Saya tidak kenal siapa orang itu," jawab Sam. Tentu saja ia tampak sedikit kebingungan dengan pertanyaan Hasna. Ia pun mengambil kartu itu kembali lalu menukarnya dengan kartu namanya. 

*****

Satu jam yang lalu

Tomi dengan tergesa-gesa menarik kopernya keluar dari bandara. Kejadian yang baru menimpanya tadi membuat dia merasa kesal karena harus mengganti kacamata yang menurutnya hal sepele.

Lelaki tersebut mencari taksi di luar bandara tersebut dan kebetulan ada sebuah taksi yang seperti nya baru saja menurunkan penumpang. Dia berlari ke arah taksi itu sebelum taksi tersebut pergi.

"Pak! Tunggu!" Teriak Tomi.

Pak supir taksi yang merasa ada yang memanggilnya pun menengok ke belakang melihat ada lelaki yang berlari ke arah mobilnya.

Supir tersebut turun dari mobil. "Mas, panggil saya?" Tanya supir taksi tersebut menatap Tomi yang masih mengatur nafas.

"Iya, Pak. Tolong antar saya ke rumah sakit dekat taman kota. Saya lagi buru-buru."

"Wah … maaf, Mas. Saya harus menjemput penumpang lain. Mas harus pesen dulu kalo mau naik taksi saya." Tomi baru menyadari bahwa taksi yang ia panggil adalah taksi online karena dari pakaian sopir taksi tersebut.

"Tolong saya, Pak. Saya lagi buru-buru orang tua saya masuk rumah sakit. Saya baru pulang dari luar negeri. Saya takut ibu saya kenapa-kenapa jadi saya mohon. Nanti saya kasih lebih deh uangnya," ucap Tomi memohon dan memasang wajah memelas berharap sang supir mau mengantarnya.

"Emmm gimana ya. Saya —"

"Ini cukup, kan, Pak?" Tomi memberi uang ke pak supir tersebut dengan dalih mau mengantarnya.

"Ya udah deh saya anterin, Mas, nya."

"Yeh, dikasih duit banyak ajah baru mau bantuin!" kesel Tomi dalam hati.

Hanya butuh 5 menit saja mobil yang ditumpanginya Tomi tiba di rumah sakit. Ia keluar dengan tergesa-gesa, keringat dingin mengucur dari dahinya saat memasuki ruang rumah sakit.

Suara langkah kaki bergemuruh di lorong rumah sakit yang masih cukup hening di pagi hari. Tomi tergesa-gesa berlari menuju ke ruangan sesekali menabrak perawat atau orang-orang yang melintas. Dengan wajah paniknya dia lalu berjalan menuju ruangan yang akan ditujunya.

Saat berada di luar negeri, ia mendapat telepon dari Tigor yang mengatakan bahwa Nita masuk rumah sakit setelah mengalami kecelakaan dengan kondisinya yang sangat serius. Lantas membuatnya shock. Ia yang sedang bersama kekasihnya di hotel segera memesan tiket pesawat via online. Tomi tidak peduli dengan kekasihnya itu ketika merengek meminta Tomi agar tidak meninggalkannya sendiri di hotel. 

Namun Tomi tidak memperdulikan wanita itu karena yang lebih penting sekarang ini adalah pulang ke Indonesia untuk melihat keadaan orang tuanya di rumah sakit dibanding dengan wanita yang hanya untuk kepentingannya sesaat saja.

Setelah berjalan cukup lama, akhirnya dia tiba di ruangan tersebut. Dia melihat orang tuanya sedang duduk di kursi ruang tunggu ditemani adiknya liza yang sedang menangis sesegukan. Kemudian Tomi mendekati mereka.

Liza menyadari kehadiran kakaknya segera menghambur ke pelukan Tomi dengan erat dan menangis sejadi-jadinya di pelukan Tomi. Tomi mencoba menenangkan adiknya dengan mengelus punggung Liza yang masih terasa bergetar karena masih menyisakan isakan tangis. Liza pasti terguncang karena kecelakaan itu. Sedangkan Tigor berdiri di samping mereka menatap anak-anaknya yang kini sedang terpukul dengan kejadian yang menimpa keluarganya.

Perlahan Tomi melepaskan pelukannya lalu ia pun berkata, "Dek, mama pasti akan baik-baik saja. Mama pasti akan ditangani dengan baik oleh dokter."

"Iya, Kak. Liza berharap semua ini akan berakhir dan mama cepat kembali pulih lagi, hiks…," ucap Liza terisak menatap wajah Tomi.

"Iya, Dek. Kita berdoa saja, mama pasti kuat" jawab Tomi, kemudian menghapus pelan air mata di wajah Liza. Ia pun membalikkan badannya menatap ke arah Tigor.

"Gimana keadaan mama sekarang, Pa?" Tanya Tomi khawatir.

"Mama, kamu…." 

Bab terkait

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 8. Penjual Jamu Milik CEO Tampan

    "Gimana keadaan mama sekarang, Pa?" tanya Tomi khawatir."Mama, kamu …," ucapan itu terhenti kala mendengar suara pintu ruangan UGD terbuka."Dengan keluarga ibu Nita?" tanya dokter tersebut.Tomi dan Tigor langsung maju mendekati dokter tersebut saat mendengar nama Nita disebut."Saya suaminya, Dok. Bagaimana dengan keadaan istri saya?" tanya Tigor khawatir dengan keadaan istrinya sekarang ini. Sudah hampir dua jam ia menunggu di luar ruangan setelah dokter mengatakan bahwa Nita harus di operasi karena kecelakaan tersebut."Bu Nita sekarang sudah membaik setelah menjalani operasi. Tetapi bu Nita…" Namun ucapan itu terhenti sesaat setelah ada seseorang yang menghampiri mereka sembari menggendong bakul jamu. Tomi dan lainnya terkesiap ketika melihat siapa yang datang ke rumah sakit itu."Hasna?" ucap mereka serempak"Mas, gimana keadaan mama, katanya mama kecelakaan?" tanya Hasna suaranya masih terdengar tersengal-sengal karena telah berlari cukup jauh menuju dimana Siska dirawat."Ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-29
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 9. Penjual Jamu Milik CEO Tampan.

    "Hahaha, Hasna … Hasna. Tetapi jika itu yang, kamu inginkan. Oke aku akan mengabulkan permohonanmu itu hari ini juga dan detik ini aku Tomi Ardiansyah melanakmu dengan talak tiga." ~ Pria itu berdiri di ambang pintu sambil melihat nyalang ke arah wanita yang di hadapannya itu. Pria itu berjalan lebih maju sehingga membuat wanita itu meneguk ludah. Langkahnya tersurut ke belakang menjauhi pria yang ada di hadapannya. Tomi bergerak maju dan berhenti tepat di depan Hasna. Dengan tatapan mata yang melotot seperti ingin keluar saat itu juga saat memandangi Hasna. "Kau sudah mempermalukan keluargaku, Hasna! Kau sudah mencoreng nama baik keluargaku di depan orang banyak! Sekarang apa, kamu puas setelah apa yang, kamu lakukan tadi wanita sialan?" hardik Tomi menggebu-gebu dengan raut muka menahan amarah. "Mas maksudku bu-bukan begitu," ujarnya tersendat karena dipenuhi rasa takut ketika berdekatan dengan Tomi. Tubuhnya bergetar kala mengingat bagaimana Tomi selalu menganiaya dirinya. "La

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 10. Penjual Jamu Milik CEO Tampan

    "Aku akan pergi, Mas. Tapi satu hal yang harus, kau ingat. Aku Hasna. Aku akan bersumpah demi langit dan bumi suatu hari nanti, kau dan keluargamu akan mendapatkan pembalasan atas apa yang kalian perbuat padaku. Aku bersumpah, Mas! Itu akan terjadi!"10 Aku akan pergi, Mas."Terima kasih kepadamu, Tomi Ardiansyah. Sekarang kau bebas dan aku juga bebas dari kekejaman yang telah kau torehkan kepadaku selama ini. Aku akan ingat apa yang, kau lakukan kepadaku dari awal aku masuk ke rumah ini dan–" "Hei! Kau jangan banyak bicara lagi! Sekarang pergilah dari sini! Oh, ya jangan lupa, kau juga harus membawa ini!" Tomi melemparkan sesuatu milik Hasna ke lantai. Bruk!! "Astaghfirullah!"Orang-orang yang berada di sana kaget melihat kejadian itu terjadi. Mereka iba melihat Hasna di perlakukan seperti itu akan tetapi mereka juga tidak bisa membantu wanita itu karena ada keluarga yang harus mereka jaga.Ya mereka memilih untuk diam karena masyarakat disana takut pada keluarga Tigor. Dalam arti

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-01
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 11. Siapa wanita itu...

    "Kenapa aku seperti mengenal wanita itu. Wajahnya cara dia berjalan tapi siapa dia? Siapa?"Tiga tahun telah berlalu. Hasna sudah mendapatkan surat akta perceraiannya. Namun wanita itu tidak mendapatkan apa-apa selain hanya raga dan hati yang terluka yang ia bawa dari rumah tempatnya dulu sering di siksa. Selama satu tahun wanita itu pontang-panting hanya sekedar untuk mencari sesuap nasi. Hanya mengandalkan jamu saja rasanya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wanita itu. Apalagi semua bahan ia harus membelinya. Beda dengan sebelumnya bahan utama membuat jamu ia tanam sendiri di pekarangan belakang rumahnya. Bukan tidak mau menanamkan alasannya karena tidak ada tempat untuk menanam. Apalagi semua harga bahan baku untuk membuat jamu melonjak naik seperti jahe merah yang kini harganya diatas tiga puluh ribu. Namun semua itu tidak membuat wanita itu menyerah dengan keadaannya. Wanita itu percaya bahwa Tuhan tidak akan memberi ujian yang berat bagi Hamba-nya selama kita mendekatkan di

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-04
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 12. Memberi kejutan.

    "Mana mungkin wanita itu bisa berada di acara ini. Ini adalah acara buat orang terpelajar dan yang pastinya orang kaya." ~ "Kenapa aku seperti mengenal wanita itu. Wajahnya cara dia berjalan tapi siapa dia?" "Siapa?" "Dia seperti mantan istriku." "Tukang jamu itu yang, kamu maksud?" "Iya." Wanita itu memutar bola mata, "Mana mungkin, sayang seorang tukang jamu berubah profesi. Nama wanita itu Amira bukan Hasna. Aneh, deh, kamu." "Iya juga, sih. Mana mungkin dia Hasna seorang wanita burik yang tiba-tiba muncul dengan penampilannya berubah drastis. Nggak mungkin." "Nah itu, kamu tahu." "Tapi aku … Ah! Wanita itu tidak mudah Hasna." Pria itu berucap dalam hati menertawakan kekonyolannya sendiri. "Mana mungkin wanita itu bisa berada di acara ini. Ini adalah acara buat orang terpelajar dan yang pastinya orang kaya." Pria itu masih saja ngedumel pada diri sendiri yang masih tak percaya. "Selamat malam semuanya," sapa wanita itu. "Malam!" Sahut para tamu yang hadir pada acara ter

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 13 Ini adalah awal yang baru Tomi

    "Kena juga kau pria brengs*k. Rasakan itu! Ini baru awalnya saja ya dan setelah ini aku akan pastikan kau akan jatuh cinta lagi padaku," ~ "Hasna, kau kah ini?" Tiba-tiba saja Tomi berucap seperti itu membuat Maya mendongak menatap kaget."Tomi kamu apa-apaan, sih!" Keselnya sambil menepuk lengan Tomi, lalu Amira tersenyum bahagia."Maaf, ya, Mbak Amira suami saya ini emang agak sedikit ngawur orangnya," ucapnya kemudian. "Nggak papa kok, Mbak. Hm, kalo boleh saya tau kok, Anda ngomong kalau saya ini adalah Hasna? Emang siapa wanita itu?" Mendadak Tomi menjadi kikuk, ia bingung mau jawab apa."Wanita itu adalah istri mantan suami saya dulu, Mbak." Maya yang menjawab, sedangkan tomi, ia hanya bisa diam."Oh … Emm, apa wanita itu sangat cantik, ya? Kok, Anda segitunya melihat saya. Pasti mantan, Anda dulu secantik saya, ya?" "Oh, enggak, kok. Mantan istri suami saya dulu orangnya sangat jelek, jelek banget malah, mana bau, tukang jamu lagi. Makanya suami saya ceraikan wanita itu. Ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-06
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 14 Hasna atau Amira?

    Tiga jam sebelum Amira datang ke acara, ia mendapatkan chat yang dikirim Juki. Juki adalah orang bayaran yang akan menjadi bod*guard Amira. Juki diperintahkan oleh seseorang untuk memastikan bahwa Amira akan aman saja di sana. Namun sebelum Amira turun dari mobil ia mendapati seseorang yang sangat dikenalnya berada di hotel tempat dimana Amira hadir di acara tersebut.Senyum terbit di wajah Amira kala melihat Seseorang di sana. Buru-buru ia masuk kembali ke dalam mobil. Ia tak menyangka akan bertemu dengan mantan suaminya di sini. Terbesit di pikirannya untuk merencanakan sesuatu, ia pun pergi meninggalkan hotel tersebut untuk menemui seseorang yang sudah membantunya selama ini.~"Apakah hanya orang jahat saja yang akan balas dendam?" tanya Risa setelah mereka berada di suatu tempat."Tidak, tidak, tentu saja tidak. Keinginan untuk balas dendam adalah respon yang cukup natural ketika kita merasa dirugikan.""Ooh, gitu ya.""Jangan bilang, kamu sedang ngomongin kalau aku ini orang jaha

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-10
  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 15 jangan ada dusta diantara Kita Tomi.

    "May yang aku bilang tadi kalau aku cuma ingin memastikan kalau dia adalah Hasna." "Kalau perempuan itu Hasna, kau mau apa? Kembali lagi padanya?" "Bukan, May." "Lalu? ~ Maya duduk di tepi ranjangnya, melihat ke arah dinding dimana jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. "Kamu kemana sih Tomi?" Dia berdiri lalu berjalan dengan gelisah. Hampir tengah malam Tomi belum juga pulang. Maya beristiratip keluar dari kamar menuju ke ruangan TV. Di sana dia duduk di depan tv sambil mengambil sepuntung rokok lalu menghidupkannya dengan korek api. Iya menghisap rokok itu penuh penghayatan dan menghembuskannya secara kasar. "Awas saja kamu berani macam-macam padaku Tomi, tak segan-segan aku buang kamu dari sini," ucapnya dengan amarah lalu menghisap rokok itu kembali. Rokok yang ada di tengah-tengah jarinya sudah hampir habis. Tak berselang lama ia mendengar suara mobil Tomi datang. Sengaja dia tidak menyambut kedatangan suaminya itu seperti biasa. Tomi berjalan mengendap-endap menuju

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Bertemu Kakek

    Seorang pria yang sudah tidak lagi muda namun kelihatan gaga dan sangat kuat itu baru saja turun dari mobil dan melangkahkan kakinya melewati halaman rumah yang cukup luas.Lelaki tua itu memang jarang sekali menempati rumah ini, bahkan bisa dibilang sudah sangat jarang setelah terjadinya perseteruan antara dirinya dengan anak dan juga menantunya. Beberapa tahun ini pria tua itu banyak menghabiskan waktunya di luar kota sekedar mencari ketenangan jiwanya yang separuh telah hilang, akibat kematian putri semata wayangnya.Sejak kejadian beberapa tahun lalu pria tua ini tidak pernah lagi mendengar kabar tentang cucu satu-satunya, sebab sang menantu selalu mengawasi dan melarang dirinya untuk bertemu dengan cucunya, apalagi saat mendengar kabar jika menantunya pindah dari rumah sebelumnya.Itulah kenapa ia enggan untuk menempati rumah ini, sebab banyak sekali kenang-kenangan yang tidak dapat ia lupakan walau kejadian itu sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.Bahkan mungkin sang cu

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Hari kedua berada di kampung

    "Amira.""Iya, Sam ada apa?""A-aku mencintaimu, Amira" ungkap Sam pelan membuat Amira tersentak kaget, setelahnya ia tersenyum manis."Kamu lucu ya, Sam kalo lagi seperti ini. Gemes, deh." Sam kaget kala Amira mencubit kedua pipinya."Ja-jadi gimana? Kamu mau?""Hmm …."Lama Sam menunggu kepastian dariku, dan aku emang sengaja nggak mau untuk menjawab pertanyaannya itu."Amira? Gimana? Mau?""Hmmm.""Kok, hm, terus, sih.""Nungguin, ya?""Ah, kamu nggak asyik!""Udah, yuk pulang," sahutku membuat Sam tertunduk lemas. Bukan apa-apa kenapa aku enggan menjawab pertanyaan tersebut, karena diriku saat ini hanya fokus pada tujuan, dan belum membuka hatinya untuk siapapun termasuk teman semasa kecilku ini."Kenapa? Kamu baper, ya?" goda Sam."Mana ada!" jawabku yang dibalas dengan kekehan Sam."Udahlah, Sam. Jangan ganggu aku!"Aku dan Sam sama-sama tersenyum, lalu Sam melajukan roda empatnya meninggalkan tempat ini.Aku gak berani natap mata Sam, aku ngerasa tatapannya aneh. Malah sekaran

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Mau kah menikah denganku?

    "Lalu bagaimana denganku? Nggak nanyain balik gimana aku bahagia atau enggaknya?"~ "Aku mencintaimu, Amira. Aku ingin menikah denganmu. Kamu mau kan menikah denganku?" Dengan cepat Amira menganggukkan kepalanya. Sam tersenyum bahagia, lalu ia membentangkan tangannya seraya mendekatkan dirinya kepada Amira dengan bibir memuncungkan ke depan "Sam! Apa-apaan sih, kamu?" tanya Amira seraya mendorong pelan wajah Sam.Sam tersentak. "Astaghfirullah!" Sam terlihat sedikit linglung apa yang terjadi, sementara Amira menatapnya dengan tatapan bingung."Hei, kamu kenapa, sih?" Sam tak langsung memandanginya melainkan merenung sejenak ia terlihat linglung. "Apa itu tadi hanya khayalanku saja … astaga!" Ia menggerutu pada dirinya sendiri dalam hati, karena itu hanya khayalannya saja yang mungkin tak pernah akan terjadi untuk menyatakan cinta, ia pun memijat pelan pelipisnya sembari menghela napas panjang."Ada apa, Sam? Apa, kamu baik-baik saja?" tanya Amira cemas, lalu ia membuka jaket yang

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Pergi ke suatu tempat

    "Bukan hanya tak punya apa-apa lagi, tapi orang tuanya pun ikut lenyap dari muka bumi ini," sahut Amira."Ma-maksudnya bagaimana, Nak? Siapa yang lenyap?""Mama. Eh, bukan tapi Santi." Amira menyahutinya lagi."Innalillahi. Apa yang sudah, kamu lakukan untuk mereka, Nak?""Hanya permainan kecil kok, Bu" sahut Amira."Maksudnya?" Lagi-lagi Darmi belum paham dengan perkataan Amira."Maaf, Bu aku nggak bisa ceritakan. Intinya aku pernah bersumpah waktu itu untuk membalaskan dendamku pada pria jahanam itu. Selama aku masih hidup aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan tenang. Itulah sumpahku.""Tapi, Nak apa yang terjadi selama beberapa tahun ini denganmu? Semenjak, kamu meninggalkan rumah, kamu tidak pernah ngasih kabar pada ibu. Lalu hari ini, kamu datang ke rumah ini dengan penampilan, kamu yang sudah banyak perubahan. Ibu sampe nggak ngenalin, kamu tadi, loh. Bisakah, kamu menceritakan sedikit tentang kehidupan, kamu selama ini, Nak. Biar ibu tidak merasa bersalah terus menerus

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Terungkap

    Dendam itu belum cukup untukku. Aku ingin melihat satu persatu dari mereka lenyap di muka bumi ini. Itu sumpahku!"~"Semenjak pindahnya keluarga, kamu ke rumah baru, Rahmat sering tidak diam di rumah bahkan mereka sering bertengkar dan Rahmat, dia sering keluar rumah untuk bertemu dengan wanita jalang itu. Ibu pernah memergoki mereka sedang berduaan di rumah, kamu dan ….""A-apa? Ja-jadi bapak sering mengajak perempuan laknat itu masuk ke dalam rumahku?""I-iya, Hasna," ucapnya dengan gugup. Rasa bersalah menghinggapi di dadanya yang sudah terlanjur mengatakan yang sebenarnya."Bagaimana bisa? Kenapa kami tidak tahu bapak memasukkan wanita jalang itu ke dalam rumahku?""Kalo nggak salah waktu itu kalian tidak ada di rumah. Oh, ya waktu ibumu masuk rumah sakit kalau nggak salah.""Kurang ajar! Terlalu laknat mereka berdua. Ibuku sedang mempertaruhkan hidup dan matinya, mereka asyik bermain di belakang ibuku." Amira sangat geram mendengar cerita Darmi hingga kedua tangan wanita itu men

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Sedikit fakta yang terkuak kebenarannya

    "Tidak ada lagi kata-kata terpuruk dalam diriku, jika hati ini sudah berganti dengan batu, batu kerikil yang tajam bahkan sangat tajam. Siapapun yang memulai dia juga yang harus mengakhiri, dan itulah yang akan terjadi selanjutnya."~Entah kenapa Amira tidak bisa mengontrol emosinya jika mengingat kembali kejadian yang menimpa keluarganya.Terbesit di pikiran Amira kalau Darmi tidak berani mengatakan yang sebenarnya karena takut pada Tigor. "Apa, Bu Darmi masih takut dengan Tigor, ya? Apa ini ada sangkut pautnya dengan keluarga jahanam itu?" "Dia sebenarnya temen ibu waktu itu."Amira sedikit mengernyit heran mendengar kalimat itu. "Maksudnya Tigor temen, Bu Darmi?""Iya.""Gimana-gimana? Aku masih nggak ngerti, Bu."Wanita paruh baya itu menghembuskan napasnya secara perlahan untuk menghadapi situasinya saat ini. "Mungkin saat ini adalah waktu yang tepat untukmu mengetahui semuanya, Nak. Ibu juga sudah lelah berlarut-larut menyimpan rahasia antara kedua keluarga ini."Lagi-lagi Ami

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 20 Mengungkap sebuah fakta

    "Cerita tentang kakek dan keluargaku. Kenapa mereka bisa terpisah dan bagaimana wanita jalang itu bisa masuk ke dalam kehidupan keluarga besarku. Siapa mereka?"~Hari ini adalah misi ke dua untuk Amira. Misi pertama sudah ia lakukan dan sekarang waktunya dia mencari kebenaran lewat orang yang sudah dianggapnya sebagai orang tua sendiri.Dari sekian banyak orang yang sudah ia bayar untuk mencari keberadaan ayah kandung dan ibu tirinya hanya satu org yang tahu dimana keberadaan mereka. Itu pun bukan orang yang ia bayar melainkan orang yang paling dekat dengannya.Dan ternyata selama ini Amira tidak mengetahui kalau Darmi bekerja di rumah peninggalan kakeknya. Itu pun dia dapat info dari Sam dan Sam lah yang selama ini membantu dirinya. Ternyata almarhum kakeknya adalah sahabat dari orang tua Sam. Amira berdiri di depan bangunan megah di hadapannya. Sudah bertahun-tahun dia tidak pernah ke sini lagi. Sejak orang tuanya memutuskan untuk pergi ke rumah barunya. Dan sejak itu juga Amira t

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 19 Hanya sebuah mimpi

    Aku melonjak kaget, nyaris tersedak jika air di mulut tak kutelan dengan benar. Lalu memelototi sosok yang berdiri di hadapanku. "Amira? ~ "Iya itu memang benar, kamu kan sudah menikah dan aku belum. Ya, jadi wajarlah, ya jika aku dekat dengannya. Kalau, kamu nggak suka ya kita akhiri saja hubungan gelap ini." "Tidak-tidak, aku tidak akan mengakhiri hubungan ini. Baiklah, tapi aku mohon jangan sampai di depanku ya, jika kalian bermesraan karena akan menyakiti hatiku." "Insyaallah, jika aku mengingatnya," jawabnya datar. Beberapa saat dia hanya diam lalu setelahnya seulas senyum tersungging di bibirnya. Entah senyuman itu berarti apa tidaknya bagiku, tapi di mataku tampak ada sesuatu yang di sembunyikan di balik wajahnya, dan itu aku tidak tahu."Baiklah, ayo sama-sama kita menjalin hubungan gelap ini tanpa ada yang mengetahuinya. Jadi apakah kita sudah bisa bersama malam ini?" Senyum Amira membuatku semakin bergair*h untuk mendapatkannya. Sekarang aku tak sulit mencari jalan unt

  • Membalas Mantan Suami Dengan Elegan    Part 18 Perasaan apa ini?

    Aku mengangguk setuju tak ku sangka cintaku diterima, semudah inikah menaklukkan wanita ini? Oh Tuhan ini seperti mimpi, dan semoga ini bukan mimpi. ~ Hatiku gelisah setiap kali aku melihatnya. Aku bahkan tak bisa melewati setiap detik dengan tenang. Beberapa kali melirik jam di tanganku, aku berharap waktu bisa berhenti berputar. Antara ada keraguan dan juga ada rasa penasaran dalam benakku. Oh, Tuhan tampak menyedihkan sekali hidupku ini. Aku berdiri jauh dari perempuan itu, sungguh aku benci pikiranku ini. Penilaianku lelaki dan perempuan itu sedang serius mengobrol apa mereka merencanakan sesuatu yang aku sendiri tidak tahu. Entahlah, namun, apa pentingnya aku memikirkan wanita itu. Wanita yang baru kutemui beberapa hari lalu. Sayangnya, tetap saja rasa gelisah ini tak bisa ku tepiskan. Aku bahkan berdiri lama di samping untuk mendengar percakapan mereka berdua. Menatap wajah wanita itu dari kejauhan, tak lagi sama seperti wanita yang ku kenal tujuh bulan yang lalu. Rambut kec

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status