Share

Bab 159 kerja di pagi buta

"Luna!" Aku membentak gadis itu hingga dia diam dan menunduk.

Suasana kembali diliputi keheningan. Luna sibuk mengunyah makanannya dengan wajah yang ditekuk.

Aku menyalakan korek api, membakar sebatang rokok yang sedari tadi sudah terselip di jari.

Kunikmati malam kelam ini dengan kepulan asap rokok yang beterbangan, lalu menghilang tak berjejak.

Kulirik Luna yang masih diam, tapi tangannya terus menyuapkan pizza agar masuk ke dalam mulut.

"Kamu lupa, saat-saat kita hidup di kampung dan harus merawat Ibu?" Aku melirik adikku. "Dari mana kita membeli beras, sedangkan aku tidak bekerja?" lanjutku membuat Luna menghentikan suapannya.

Dia menoleh ke arahku dengan mengembuskan napas berat. Kemudian tangan itu terulur mengambil kopi kemasan yang berada di samping botol minuman keras.

Tanpa menjelaskan lagi, Luna pun sudah tahu jika Damar berperan banyak dalam kelangsungan hidup kami sewaktu di desa. Pria itu menjadi penopang hidup keluargaku hingga akhirnya Ibu meninggal dunia.

Dama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Agustia Mentiri
hati hati Aldi, musuh dalam selimut
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status