Share

Bab 94. Terungkap

Lusi.

Ya, dia yang tak lain adalah Lusi, tersenyum samar. Perempuan yang kini sudah menginjak pas 16 tahun itu tertawa menggelegar.

"Kau yang membunuh Ayahku! Bagaimana mungkin aku berdiam diri?" tanya Lusi pada dirinya sendiri. Ah bukan, melainkan pada foto Aarav yang ia tempeli dicermin. Foto tersebut sudah di penuhi dengan tusukan jarum, ditambah dengan coretan bolpoin yang ia gunakan untuk menghancurkan kepala Aarav. Perempuan itu berbicara pada foto tersebut.

"Kau tau kesalahanmu kan Kak?" tanya Lusi dengan nada jahat. "Kau ... orang yang sudah merengut kebahagiaan kami. Dengan membunuh Ayahku, kau ingin membalaskannya sebagai bentuk balas budi?" Lusi terkekeh. Namun tiba-tiba air matanya jatuh menetes. Ia menangis, menangis dalam kemarahan yang selama ini ia tahan.

Sampai tiba-tiba Lusi terjatuh dengan lutut yang ia peluk. Sendirian. Ia menangis sendirian.

Putaran akan ucapan Aarav saat itu melintas di otaknya, membuat kemarahan itu kian bermunculan di hati Lusi.

"Kak Aara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status