Share

Mengharap Restu

MDM 59

Kelopak mata Widia melebar saat kalimat lamaran diucapkan oleh pria di hadapannya. Satya seperti memaksanya untuk menerimanya detik itu juga. Widia menunduk menghindari tatapan dalam dari lawan bicaranya. Seluruh pikirannya dipenuhi pertanyaan untuk apa yang akan terjadi jika ia menerima Satya.

"Tak ada yang perlu kamu khawatirkan, semua akan baik-baik saja," ucap Satya seraya menggapai dagu lancip wanita itu sehingga Widia kembali menatapnya.

"Mita ...."

"Sahabatmu itu tidak mencintai aku sedikit pun. Percayalah."

"Aku tidak akan pernah tenang sebelum menggenggam tanganmu, berjalan bersama melalu semua halang rintangan. Aku mohon, Wid." Pria itu sampai berlutut di hadapan Widia dengan cairan bening yang membentuk kaca pada indra penglihatannya.

"Apa aku egois?" Widia kembali bersua. Pria itu menggelengkan kepala.

"Kita harus meminta restu kan? Ibumu tidak akan merestui, Mas."

"Aku akan berusaha untuk itu, yang penting kamu bersedia. Selebihnya, itu urusanku, oke. Besok,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status