Share

Bab 110

Arhan berdiri seraya meremas kertas dalam genggaman. Bukan lagi terkejut, tapi ia terguncang membaca setiap tulisan, apalagi kata dengan warna tinta lebih tebal. Mengatakan kalau DNA dirinya dengan Nima cocok. Itu artinya mereka adalah Ayah dan anak.

Jadi selama ini ia-lah Ayah Nima? Yang tidak bertanggung jawab? Yang membiarkan Raya menghidupi anak itu seorang diri? Jika benar seperti itu, kenapa baru sekarang mantan kekasihnya itu datang memberitahukan ini semua?

Tubuh Arhan berbalik ketika sebelumnya berdiri membelakangi Raya yang duduk seraya menunduk. “Kapan kita melakukannya?” tanya laki-laki itu menuntut. Ia benar-benar tak ingat pernah tidur bersama mantan kekasihnya. Entah ketika mereka masih ada dalam suatu hubungan atau sudah selesai.

“Kamu ngada-ngada, kan? Nggak mungkin Nima anak aku, Raya. Aku nggak ingat kapan kita melakukannya,” ucap Arhan dengan nada yang tajam. Ia masih belum bisa menerima kenyataan yang dibawa oleh Raya sampai setiap kata yang keluar rasanya tak mau
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status