Share

Bab 112

“Jadi apa isi kertas itu?” tanya Bi Ida yang duduk di samping Namira.

Mereka berdua tengah menikmati teh hangat di teras depan, duduk di masing-masing kursi rotan yang menghadap halaman tak terlalu besar.

Malam ini sangat cerah dengan ditemani banyak bintang yang bergelayut di atas kepala, membuat cantik seluruh langit yang gelap. Bulan sabit pun tak mau kalah memperlihatkan keelokannya. Mereka saling bersisian, menemani setiap orang yang mungkin dalam perjalanan pulang atau tengah menikmati waktu berdua dengan pasangan, mungkin juga sekedar berbincang ringan seperti yang dilakukan Namira dan Bi Ida di teras depan.

Suasana rumah Bi Ida begitu tentram untuk ukuran bangunan yang berada di pinggir jalan, yang hanya bisa memuat satu mobil truk kuning melintas. Padahal saat ini masih pukul delapan, tapi orang-orang rasanya sudah memilih untuk berbenah, menikmati tontonan malam di televisi ruang tengah rumah mereka.

Namira membuang napas lelah. Tiba-tiba mengingat pertemuan yang menurutnya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status