Share

Bab 76. Apa boleh Rumi juga ikut sama aku, Opung?

Malam yang pekat, dingin yang mulai menusuk dan sunyi yang tak terdengar. Gerta dalam insomnianya tengah duduk termangu di sebuah ruang tamu. Temaram lampu kuning ruangan memperlihatkan kesenduhan di wajahnya. Ditemani dengan secangkir cokelat panas, matanya sudah sangat lama tertuju pada tiket penerbangan Wina, Austria di atas meja.

Entah apa yang sedang menghuni di kepala Gerta, hingga termenung seorang diri sejak setengah jam lamanya.

“Apa yang lahi kamu pikirkan, Nak?” tanya Opung menghampiri Gerta. Laki-laki paruh aya itu kemudian duduk di sebelah putri kesayangannya.

“Apa kita beneran akan pergi, Opung?” tanya Gerta gelisah.

Opung mengangguk pelan. “Ini akan menjadi tempat baru kita nantinya. Kamu pasti akan

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status