Malam ini di kediaman Keluarga Rock.
Marvin Rock mengangkat telepon. “Ya, dengan saya sendiri.”Terdengar halus getaran suara di ujung telepon. “Kami dari Ferum Group negara Northice, berminat membeli produk MR-25. Kami sudah menyiapkan uang sebesar lima puluh milyar dollar untuk bisnis selama lima tahun ke depan.”Dan ini adalah tawaran ke delapan yang masuk. Sebelumnya, sudah ada lima investor yang telah menanamkan dana yang sangat besar, totalnya mencapai seratus milyar dollar. Serta ada tiga pembeli, termasuk yang terakhir ini, juga sudah menyentuh angka ratusan milyar dollar.Kenapa banyak pengusaha yang bergelut di bidang energi, terutama listrik, sangat berminat dengan MR-25? Apa rahasianya?Sebenarnya MR-25 hanya istilah. Marvin Rock menemukan senyawa kimia itu pada usia 25 tahun. Awalnya, Marvin menemukan sebuah unsur kimia terbaru di tanah milik keluarganya sendiri, lantas dia memberinya nama Glorisium.Glorisium agak mirip dengan batubara. Setelah melewati proses rumit, Glorisium direaksikan dengan unsur kimia lain, sehingga membentuk senyawa MR-25.Diketahui bahwa 1 kilogram uranium mampu menghasilkan energi listrik setara dengan energi yang dihasilkan oleh 9000 drum BBM atau 3000 ton batubara. Sebanyak 1 kilogram uranium mampu menghasilkan daya 1000 Megawatt selama satu tahun.Setelah melakukan riset yang sangat panjang di laboratium pribadinya, Marvin mendapatkan catatan penting dan sangat mengejutkan bahwa satu kilogram MR-25 setara dengan sepuluh kilogram uranium. Dengan kata lain, MR-25 sepuluh kali lipat lebih baik dari uranium dari segi dalam menghasilkan daya listrik.Masih ada banyak kelebihan yang ada pada MR-25 dibandingkan uranium, seperti biaya lebih murah, jika uranium per kilo sekitar 150 dollar, maka MR-25 hanya 50 dollar per kilo. Selain itu, MR-25 jauh lebih aman dan ramah lingkungan. Intinya, MR-25 temuan milik Marvin, lebih aman daripada penggunaan batubara dan lebih hemat daripada penggunaan uranium.Marvin menyeruput kopi hitamnya, lalu menghadapkan wajahnya ke ayahnya dan berkata tegas, “Ayah, kita akan memutus hubungan kerja dengan semua perusahaan milik Harvard Corp.”Werner memperbaiki posisi duduknya, lalu menjawab, “Bertahun-tahun kita selalu menahan hati di bawah ketiak mereka. Syukurlah kita akan lepas tangan dari mereka.” Werner bernapas lega. Wajahnya berseri.Marvin tahu bahwa Harvard Corp pintar melobi pihak pemerintah, dengan alasan peraturan dari penguasa, mereka seenaknya bertindak, termasuk penekanan dan pembatasan terhadap beberapa perusahaan kecil dalam banyak sektor.Selama berpuluhan tahun Rock Electra tergencet oleh banyak regulasi yang tidak jelas dari pemerintah, di mana aturan tersebut hanya menguntungkan dua pihak saja, yakni Harvard Corp dan tentu pihak pemerintah sendiri.Contoh kasus, penyediaan BBM di kota Gloriston harus enam puluh persen disediakan oleh Harvard Corp, dan aturan aneh tersebut pemerintah yang buat, tentunya setelah dilakukan transaksi di bawah meja terlebih dahulu. Kasus hebatnya adalah MR-25 disangka sebagai bahan untuk alat pemusnah massal.Harvard Corp punya dua puluh lima perusahaan yang bergerak di bidang energi, seperti minyak bumi, gas, batubara, nuklir, listrik, biomassa, dan lainnya. Karena backingan mereka adalah pemerintah, tak ada yang berani mengusik mereka.Namun, satu-satunya lawan bisnis sepadan dengan mereka di negara Chemisland adalah The Oxy. Pemilik The Oxy adalah Keluarga Wilmer. Total kekayaan The Oxy triliunan dollar dan hampir setara dengan Keluarga Harvard.Meski demikian, karena tidak ada backingan dari pemerintah, The Oxy hanya memutarkan uangnya di luar ibu kota Gloriston, yakni di Iron Town, Aurum Village, dan beberapa wilayah lainnya yang ada di Chemisland. Bahkan Keluarga Wilmer pun tak berdaya menghadapi kesombongan dan kelicikan Keluarga Harvard.Bahasan ini sudah sangat masak di dalam benak Marvin. Dari kecil dia tumbuh di Gloriston dan dibesarkan di lingkungan keluarga pebisnis. Dia tahu betul watak Keluarga Harvard. “Aku ingin ada perubahan, Ayah,” ucapnya yakin. Matanya berani.Werner tersenyum bahagia ketika mendengar kalimat itu. Dia berkata, “Dari kecil kami sekeluarga sangat yakin bahwa kau bukan hanya membawa perubahan di keluarga kecil kita, tapi membawa perubahan besar untuk negeri ini.”Mendengar itu, Marvin terharu. Dari kecil dia bercita-cita ingin membuat Keluarga Rock begitu terpandang di Chemisland, menjadi keluarga terkaya dan disegani oleh orang satu negeri.Chemisland adalah sebuah negara yang hampir seluruh sektor bisninya adalah energi. Negara ini kaya akan sumber daya alam seperti, air, emas, timah, uranium, besi dan banyak lagi.Negara-negara luar selalu mengandalkan Chemisland untuk semua kebutuhan mereka, seperti bahan bakar, listrik, bahkan air bersih. Negara Chemisland sangat kaya.Di ruang santai kediaman keluarganya, Marvin menghela napas panjang, lalu berkata, “Negara ini dikuasai oleh satu kapitalis kotor. Aku tidak suka dengan gaya Keluarga Harvard. Mereka seperti raja di Chemisland.” Marvin mengeluarkan ekspresi tidak sukanya.“Ayah serahkan kepadamu, Marvin. Semoga impianmu tercapai. Buktikan kepada Keluarga Harvard bahwa mereka tidak layak menjadi penguasa di Chemisland.”Impian Marvin tidak lama lagi akan segera tercapai. Ketika para investor dan pembeli dari luar negeri telah mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk mengambil manfaat MR-25, itulah awal dari sebuah kemenangan besar.Werner sangat tercengang, “Baru kali ini ada transaksi lebih dari puluhan milyar bahkan ratusan milyar dollar dalam waktu dua hari hanya untuk satu produk.” Werner menatap bangga anaknya. “Kau adalah harapan semuanya, Marvin!”Marvin tak ingin sombong di hadapan orang yang telah membesarkan dan mendidiknya. “Karena Ayah, aku bisa seperti ini. Semua yang aku lakukan, demi keluarga kecil kita di sini, dan untuk Keluarga Besar Rock lainnya yang sudah sukses, baik di Chemisland, maupun luar negeri.”Meski terus disanjung, Marvin terus merendah. “Aku sangat berterima kasih kepada Ayah dan Ibu yang telah membuatku menjadi seperti ini. Izinkan aku membalas semua jasa-jasa kalian meskipun sampai mati aku tidak akan pernah memberikan balasan setimpal.”Werner sangat terharu mendengarnya. “Kau seperti buyutmu, Rocky Rock. Meski sangat berperan, tapi selalu rendah hati. Kau, Marvin Rock, adalah penerus, harapan, bawa nama Keluarga Rock menjadi nomor satu!”Semangat Marvin terbakar. Dadanya berdebar-debar. Dia bangkit, bersimpuh di hadapan ayahnya, lalu berkata lirih dan lembut, “Aku janji akan memberikan yang terbaik buat Keluarga Rock!”Pagi harinya, Marvin terbangun pukul enam, dia duduk di atas kasur, mengucek mata dan mengumpulkan nyawanya. Lalu dia berdiri dan menggeser gorden kamarnya. Seberkas cahaya pagi yang terang telah menyilaukan matanya.Pria dengan tinggi badan seratus delapan puluh senti dan berat tujuh puluh lima kilogram itu cukup atletis. Karena memiliki hidung yang mancung, dagu lancip, alis tebal, mata indah, Marvin sungguh tampan. Rambutnya cepak seperti orang kantoran, meski belum mandi, tetap rapi.Hari ini, akan ada banyak kejutan.Audi hitam jadul milik Marvin Rock selama satu tahun belakangan sangat jarang dipakai, kecuali beberapa kali saja oleh orang rumah. Marvin menyalakan mesinnya dan memanaskannya sebentar. Dia mengelap body dan kacanya. Sejak dulu Marvin tidak pernah menyuruh pembantu atau siapa pun untuk membersihkan mobil miliknya. Bahkan, jika terjadi kerusakan, dia akan memperbaikinya sendiri.Deruman mesin suara motor besar milik Harven Rockwell cukup menggelegar. BRUM! Harven begitu gagah dengan setelan anak motor, jaket hitam dan sepatu kulit. Dia membuka kaca helm dan menyapa kakaknya sebelum berangkat kuliah, “Semangat, Kak!” senyum hangatnya terlihat dari matanya yang menyipit.“Studimu tinggal tiga bulan lagi, Harven. Belajar yang rajin, lalu temani kakakmu mengurus bisnis kecil Keluarga Rock!”“Siap, Kak. Aku pergi!” suara Harven tidak terdengar jelas karena helm yang dia kenakan. Dia tancap gas.Marvin berpamitan kepada ayah dan ibunya, setelah itu dia pun masuk ke mobilnya, berangkat menuj
Di Villa Winston, pagi menjelang siang.Marvin turun dari Audi-nya.Tidak lama, Gennifer berlarian dan menghambur keluar rumah. “Suamiku, apa benar kau yang sudah mengirimkan Bunga Gloriest ini?” tanyanya dengan wajah berbinar. Tangan Gennifer masih menenteng rangkaian bunga seharga lima ratus ribu dollar ini.Karena kehadiran Bunga Gloriest cukup mencengangkan, Derick dan Russel rela belum berangkat bekerja hanya untuk memastikan bahwa bunga itu bukan dikirimkan oleh Marvin.Bahkan, putra nomor dua dari Derick Winston, atau adik dari Russel Winston, bernama Axel Winston, keluar dari asrama kampusnya lalu pulang ke rumah. Saking kagetnya. Axel merupakan mahasiswa S3 sains yang sangat cerdas, sekaligus seorang asisten dosen di Univeritas Gloriston, jauh lebih cerdas dan bijak daripada Russel.Satu-satunya orang yang masih respect terhadap Gennifer ya hanya Axel saja. Dia mendekati Marvin dan bertanya, “Adik ipar, apa kabarmu?” Axel lebih tua satu tahun dari Marvin, tetap memanggilnya ad
Hingga sore hari, Marvin masih berada di kediaman Keluarga Winston. Karena sudah lama tidak bersua, dia meluapkan bahagianya bersama istrinya dan juga Axel. Tidak hanya itu, maksud hati Marvin sebenarnya adalah menunggu kehadiran Russel dan Raymond.Sekitar pukul lima, barulah Russel pulang. Ford jutaan dollar miliknya masuk ke halaman villa, sengaja menjauh dari Audi jadul milik Marvin. “Mobil si brengsek, harusnya dia parkir di luar gerbang sana,” umpatnya menyeringai.Bahagia dan khawatir bercampur di wajah Russel. Bahagia karena selama satu bulan ke depan Winsoil akan aman dari krisis, dan khawatir adalah siapa yang telah menyuruh The Oxy mengirimkan minyak mentah sebanyak itu, padahal pihak Winsoil tidak pernah melakukan penawaran.Setibanya di ruang keluarga yang sangat megah ini, Russel mendengus kesal ketika melihat Marvin, dan berkata, “Harusnya kau tidak berada di ruangan ini! Dan lebih baik seharusnya kau pulang saja! Kami tidak menerima mantan napi!”Gennifer tidak terima.
“Kau baru saja keluar dari penjara dan tertimpa banyak masalah. Tidak mungkin kau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk satu buah bunga!” protes Raymond lalu menyandarkan punggungnya sambil merentangkan tangannya. Kesan dia masih tetap harus dihargai.Gennifer menggamit tangan Marvin dan berkata, “Marvin, sebaiknya jangan ladeni dia. Kau pasti tahu seberapa berpengaruhnya Keluarga Harvard di Gloriston.” Gennifer sangat cemas dan takut kalau kalau nanti suaminya bakal masuk penjara lagi.Dulu, jelas nama Harvard tampak seram di mata Marvin Rock, seluruh masyarakat di Chemisland tahu kekayaan dan kesombongan Keluarga Harvard, tapi dulu. Namun, saat dia menemukan unsur kimia baru bernama Glorisium, sejak itulah Marvin tidak takut lagi dengan nama Keluarga Harvard.Andai saja pihak pemerintah tidak menghalangi langkah-langkahnya, tentu sudah lama Keluarga Rock naik pesat dan bisa menyaingi bisnis Harvard. Sekarang, sang penerus Keluarga Rock, akan membuktikannya.Karena tensi semakin
Saking geramnya Marvin terhadap Raymond, jika setelah memukulinya sampai babak belur dan habis itu selesai, dengan kata lain tidak akan ada keterlibatan pihak berwajib dalam menegakkan hukum, asli Marvin akan memukuli habis wajah Raymond, mungkin sampai mati.Hanya saja, perkelahian cuma akan membuatnya sengsara. Jika satu pukulan saja mendarat di wajah Raymond, fix malam ini juga polisi dan pengacara keluarganya langsung mendatangi kediaman Keluarga Winston.Sedari tadi orang seisi rumah sungguh tercengangkan mendengar omongan-omongan Marvin, mereka khawatir, was-was, dan takut kalau kalau nantinya akan ada pihak Keluarga Harvard datang dan memberikan tuntutan.“Sebelum menunggu besok, kita selesaikan dulu urusan kita, Raymond!” kata Marvin sembari mengangkat telapak sepatunya. “Aku harap ada rasa cokelat di sini. Tentu kau suka rasa cokelat, bukan?”Raymond Harvard terperanjat kaget. Matanya membulat, lalu ada guratan di keningnya, emosinya meledak. “Kau! Lancang sekali!” dengusnya
Lima menit, masih tidak nyambung.Raymond berdiri dan berkacak pinggang. “Kau menghubungi siapa, Bodoh?! Kau berpura-pura menjadi pembeli bunga mahal itu ha?!” cecar Raymond dengan raut wajah yang langsung berubah seratus delapan puluh derajat, dari resah, jadi gembira.Semua mata tertuju pada Marvin.Pulsa ada, kuota ada, sinyal bagus.Marvin menenangkan diri. “Hari sudah sore. Pasti tokonya sudah tutup dan teleponnya tidak aktif.”Russel cepat menyergah. “Alasan! Kau adalah pembohong, Ipar memalukan! Sudah aku sangka kalau ada orang yang salah kirim bunga itu. Ada ratusan nama Gennifer di Gloriston. Bisa saja salah alamat.” Russel mulai enerjik lagi.Raymond menatap hina. “Dan kau ingin membelikan Red Diamond untuk istrimu? Mimpi! Kau adalah mantan napi yang hobi berhalusinasi. Sebaiknya kau sering-sering ke perpustakaan dan banyak membaca buku pengembangan diri, Rocky!” Raymond sangat semangat mengeluarkan cibiran sadis.Gennifer makin resah. Dia kembali mendudukkan Marvin. “Marvin
Marvin berpamitan kepada kedua mertuanya, “Ayah, Ibu, aku permisi. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, silahkan hubungi aku.” Dia mendekati dan memeluk Axel, “Kau besok sudah balik ke asrama lagi, saudaraku. Jaga dirimu baik-baik, segeralah menjadi profesor!”Kemudian, dia mendekat ke Russel dan ingin mengajak bersalaman, tapi Russel melengos. “Russel, jika sikapku tadi sangat berlebihan dan membuatmu kesal, maafkan aku. Bagaimanapun, kau tetap iparku. Jangan pernah takut terhadap Keluarga Harvard! Jika kau butuh jatah minyak mentah lagi, silakan bilang padaku!”Marvin menggenggam tangan istrinya, lalu segera mengajaknya beranjak. Dia pun berjalan tenang penuh wibawa sampai keluar villa. Hari sangat gelap, dan ketika mereka berada di dalam mobil, saat dalam perjalanan menuju Kediaman Rock, hujan pun turun dengan deras.Di dalam mobil, Gennifer bersandar di pundak suaminya dan berkata, “Aku harap, tidak terjadi apa-apa denganmu nantinya, sayang.” Hingga saat ini, Gennifer masih dihan
“Aku juga cinta sama kau, Gennifer. Aku akan selalu menjagamu.”Lalu, Marvin mencium dan mengulum mesra bibir istrinya. Sangat lama......Marvin perlahan menindih tubuh istrinya seraya memeluknya dengan begitu hangat. Hasrat dan nafsunya meledak. Marvin begitu menikmati tubuh indah istrinya.Desahan, erangan, jeritan, menggema di dalam kamar mewah ini.Tidak hanya cerdas otak dan sehat jiwanya, Marvin juga kuat dan perkasa di atas ranjang. Otot di tubuhnya cukup besar dan terlihat karena sejak kecil dan remaja Marvin memang hobi berolahraga. Joging dan gym, setidaknya dua kali dalam seminggu.Rahangnya yang teguh dan dadanya yang bidang membuat Marvin punya pesona maskulin yang begitu diidam-idamkan wanita pada umumnya. Desahan kasar yang keluar dari mulut membuat Gennifer makin bergairah.Hingga matahari pagi tampak, mereka telah menyelesaikan tiga pertandingan seru dan mengesankan.Ketika bangun, Gennifer menarik selimut dan kembali memeluk suaminya dari samping. Melihat perkasanya