Di Villa Winston, pagi menjelang siang.
Marvin turun dari Audi-nya.Tidak lama, Gennifer berlarian dan menghambur keluar rumah. “Suamiku, apa benar kau yang sudah mengirimkan Bunga Gloriest ini?” tanyanya dengan wajah berbinar. Tangan Gennifer masih menenteng rangkaian bunga seharga lima ratus ribu dollar ini.Karena kehadiran Bunga Gloriest cukup mencengangkan, Derick dan Russel rela belum berangkat bekerja hanya untuk memastikan bahwa bunga itu bukan dikirimkan oleh Marvin.Bahkan, putra nomor dua dari Derick Winston, atau adik dari Russel Winston, bernama Axel Winston, keluar dari asrama kampusnya lalu pulang ke rumah. Saking kagetnya. Axel merupakan mahasiswa S3 sains yang sangat cerdas, sekaligus seorang asisten dosen di Univeritas Gloriston, jauh lebih cerdas dan bijak daripada Russel.Satu-satunya orang yang masih respect terhadap Gennifer ya hanya Axel saja. Dia mendekati Marvin dan bertanya, “Adik ipar, apa kabarmu?” Axel lebih tua satu tahun dari Marvin, tetap memanggilnya adik. Dia memeluk Marvin cukup erat.“Kabarku baik. Semoga kau selalu sehat selalu, Kakak ipar!” Marvin tersenyum akrab. “Seharusnya kau sedang studi.”“Ada dua hal penting. Marvin dan Bunga Gloriest. Dua kejutan yang memaksaku minggat dari asrama. Aku relakan satu hari hanya untuk iparku yang jenius!”Axel terlepas dari provokasi Russel karena Axel sangat jarang pulang ke rumah. Semenjak lepas SMA, dia sangat betah hidup mandiri dan fokus belajar. Jika pulang, pada saat ada perkara penting dan libur tahunan.Axel menatapnya lekat-lekat. “Marvin, disertasiku tentang Glorisium. Apa kau berkenan menjadi dosen pribadiku?”Mendengar pertanyaan itu, Marvin tersenyum sangat lebar. “Aku hanya menemukannya, Axel. Silakan kau temui para ahli di Universitas Gloriston. Banyak profesor di sana yang jauh lebih paham dariku,” ucap Marvin berusaha merendah.Jika ingin benar-benar paham, alangkah baiknya belajar langsung dari sang penemu. Seperti itulah yang ada di dalam kepala Axel. Salah satu alasan kenapa dia sangat senang menjadikan Marvin sebagai iparnya adalah karena kecerdasan dan rendah hati.Axel termasuk salah satu orang yang menolak tuduhan yang diberikan kepada Marvin. Dia termasuk orang terdepan yang menginginkan agar Marvin terlepas dari tuduhan tersebut, namun Axel tak punya kuasa banyak. Dia pasrah atas penderitaan iparnya.Ketika tahu bahwa Marvin bebas bersyarat dan terbukti tidak bersalah, Axel begitu riang menyambutnya. “Kau terlalu baik jika dituduh sebagai teroris, Marvin. Semoga orang yang memberikan fitnah kepadamu mendapatkan hukuman setimpal nantinya.” Axel lalu memperbaiki kacamata minus duanya.Gennifer sumringah. “Sayang, terima kasih atas bunganya.”Marvin merangkul istrinya dan berkata, “Spesial untukmu, Gennifer.”Gennifer tersipu malu, namun hatinya berbunga-bunga.Di beranda tak jauh dari pilar-pilar setinggi sepuluh meter, Russel Winston berkacak pinggang sambil membusungkan dada. “Sepertinya ada orang yang telah salah kirim paket pagi ini. Keluarga Winston tidak menerima paket apapun. Gennifer, singkirkan bunga itu! Di sana tidak tertera nama pengirimnya.”Sebuah alasan yang masih masuk akal. Apa mungkin kurir lupa menyertakan sebuah nama di kertas? Atau bagaimana?Marvin tetap santai dan tidak ada kecemasan di wajahnya. Tidak perlu khawatir karena memang dia sendiri yang memesan bunga tersebut.Russel menuruni tangga dan berkata keras, “Marvin, kau jangan mengaku-ngaku telah mengirimkan bunga itu untuk adikku! Jika sekarang aku memintamu untuk membelikannya bunga seharga seratus dollar pun belum tentu kau bisa.” Russel tersenyum penuh remeh. Ada sunggingan halus di sudut bibirnya.Dia segera menyuruh Axel untuk tidak ikut campur. “Axel, wahai adikku si kutu buku, aku akui kau hapal di luar kepala sistem perodik unsur, bahkan kau tahu persis partikel jenis terbaru, semua seluk beluknya. Tapi, kau tidak paham tentang Bunga Gloriest.”Bicara apa Russel barusan? Hebatnya, Axel bahkan paham spesifikasi Bunga Gloriest, seperti divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Tapi, corong di wajah Axel tidak selebar kakaknya yang hobi berkoar penuh akan kesombongan.Marvin memasukkan tangannya ke saku celana dan berkata dingin, “Untuk apa aku berbohong? Sekarang, silakan kau panggil temanmu bernama Raymond Putra Harvard! Aku harap dia sudah gosok gigi dan kumur-kumur sebelum menjilat telapak sepatuku.”Tiba-tiba Russel tercekat, seakan ada yang mencekik lehernya begitu mendengar omongan Marvin barusan. “Jaga mulut kotormu, wahai mantan napi! Apa kau tahu Raymond adalah anak orang terkaya di Chemisland? Sangat tidak pantas kau bicara seperti itu.”“Kau terlalu terpukau dengan harta milik Keluarga Harvard, Russel saudara iparku! Jika kau ingin selamat dari posisi manager umum milikmu, sebaiknya kau berhenti berteman dengan Raymond!” ancam Marvin sembari terus berjalan santai.Saat ini, Russel berhadap-hadapan dengan Marvin. Semakin lama, dia semakin muak atas kehadiran Marvin. Dia harus mencari cara dan jalan lain secepatnya jika ingin keluarga dan bisnisnya tetap aman.Axel berjalan di tengah-tengah mereka. “Marvin, sudahlah, ayo kita masuk. Banyak hal yang ingin aku bicarakan padamu.”Marvin melirik tajam ke wajah Russel, sejurus kemudian dia memutar badannya dan berkata tanpa melihat, “Sebaiknya kau segera berangkat kerja, Russel. Bukankah kau sudah tahu bahwa akan ada ratusan mobil yang membawa minyak mentah hari ini?”“Kau sudah gila, Marvin!” Russel sangat kaget, matanya membulat sempurna. Saat itu juga dia langsung menelepon sekretaris kantor. “Apa kau bercanda?” Wajahnya sangat heran. Beberapa saat kemudian dia berkata lagi, “Siang aku akan segera berangkat ke kantor.” Lalu Russel terduduk lemas di kursi jati di beranda sembari memandangi rerumputan luas di depan sana.‘Apa mungkin khayalan yang dikatakan ipar memalukan itu terbukti benar?’ batinnya. Bukannya bahagia mendengar berita baik tersebut, Russel malah ketar-ketir.Via chat, dia menanyakan kepada Raymond, kira-kira apakah Harvard Corp telah mengirimkan minyak mentah senilai satu milyar dollar. Dalam pesan tersebut Raymond mengatakan belum melakukan pengiriman.Russel semakin dihantui ketakutan. ‘Siapa yang mengirimkan minyak mentah yang begitu banyak untuk waktu satu bulan ke depan?’Ketika teringat dengan taruhan dari Marvin, dia langsung menggeleng cepat, menolak kebenaran omongan Marvin.Tidak pernah terbersit di dalam kepala Russel bahwa ipar menyedihkan itu bisa mengirimkan minyak mentah dalam waktu kurang dari satu hari. Sangat mustahil.“Apa kuasa si mantan napi untuk bisa membantu Winsoil? Marvin hanya pecundang yang pintar bicara!” gumamnya sendiri.Untuk memastikan kebenaran berita tersebut, Russel langsung menuju kilang minyak Winsoil di wilayah paling timur kota Gloriston, pas di pinggir laut. Siang menjelang sore, dengan mata kepalanya sendiri dia menyaksikan ratusan mobil tangki minyak 10.000 liter secara antre masuk ke gerbang kilang.Di kantor, dia menanyakannya kepada jejeran direksi dan management. Parah memang Russel, bagaimana mungkin selaku manager umum tidak tahu berita ini?Salah seorang direksi berkata, “Semalam, ada seseorang yang menelepon saya. Katanya, dari The Oxy. Mereka lah yang mengirimkannya.”Hingga sore hari, Marvin masih berada di kediaman Keluarga Winston. Karena sudah lama tidak bersua, dia meluapkan bahagianya bersama istrinya dan juga Axel. Tidak hanya itu, maksud hati Marvin sebenarnya adalah menunggu kehadiran Russel dan Raymond.Sekitar pukul lima, barulah Russel pulang. Ford jutaan dollar miliknya masuk ke halaman villa, sengaja menjauh dari Audi jadul milik Marvin. “Mobil si brengsek, harusnya dia parkir di luar gerbang sana,” umpatnya menyeringai.Bahagia dan khawatir bercampur di wajah Russel. Bahagia karena selama satu bulan ke depan Winsoil akan aman dari krisis, dan khawatir adalah siapa yang telah menyuruh The Oxy mengirimkan minyak mentah sebanyak itu, padahal pihak Winsoil tidak pernah melakukan penawaran.Setibanya di ruang keluarga yang sangat megah ini, Russel mendengus kesal ketika melihat Marvin, dan berkata, “Harusnya kau tidak berada di ruangan ini! Dan lebih baik seharusnya kau pulang saja! Kami tidak menerima mantan napi!”Gennifer tidak terima.
“Kau baru saja keluar dari penjara dan tertimpa banyak masalah. Tidak mungkin kau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk satu buah bunga!” protes Raymond lalu menyandarkan punggungnya sambil merentangkan tangannya. Kesan dia masih tetap harus dihargai.Gennifer menggamit tangan Marvin dan berkata, “Marvin, sebaiknya jangan ladeni dia. Kau pasti tahu seberapa berpengaruhnya Keluarga Harvard di Gloriston.” Gennifer sangat cemas dan takut kalau kalau nanti suaminya bakal masuk penjara lagi.Dulu, jelas nama Harvard tampak seram di mata Marvin Rock, seluruh masyarakat di Chemisland tahu kekayaan dan kesombongan Keluarga Harvard, tapi dulu. Namun, saat dia menemukan unsur kimia baru bernama Glorisium, sejak itulah Marvin tidak takut lagi dengan nama Keluarga Harvard.Andai saja pihak pemerintah tidak menghalangi langkah-langkahnya, tentu sudah lama Keluarga Rock naik pesat dan bisa menyaingi bisnis Harvard. Sekarang, sang penerus Keluarga Rock, akan membuktikannya.Karena tensi semakin
Saking geramnya Marvin terhadap Raymond, jika setelah memukulinya sampai babak belur dan habis itu selesai, dengan kata lain tidak akan ada keterlibatan pihak berwajib dalam menegakkan hukum, asli Marvin akan memukuli habis wajah Raymond, mungkin sampai mati.Hanya saja, perkelahian cuma akan membuatnya sengsara. Jika satu pukulan saja mendarat di wajah Raymond, fix malam ini juga polisi dan pengacara keluarganya langsung mendatangi kediaman Keluarga Winston.Sedari tadi orang seisi rumah sungguh tercengangkan mendengar omongan-omongan Marvin, mereka khawatir, was-was, dan takut kalau kalau nantinya akan ada pihak Keluarga Harvard datang dan memberikan tuntutan.“Sebelum menunggu besok, kita selesaikan dulu urusan kita, Raymond!” kata Marvin sembari mengangkat telapak sepatunya. “Aku harap ada rasa cokelat di sini. Tentu kau suka rasa cokelat, bukan?”Raymond Harvard terperanjat kaget. Matanya membulat, lalu ada guratan di keningnya, emosinya meledak. “Kau! Lancang sekali!” dengusnya
Lima menit, masih tidak nyambung.Raymond berdiri dan berkacak pinggang. “Kau menghubungi siapa, Bodoh?! Kau berpura-pura menjadi pembeli bunga mahal itu ha?!” cecar Raymond dengan raut wajah yang langsung berubah seratus delapan puluh derajat, dari resah, jadi gembira.Semua mata tertuju pada Marvin.Pulsa ada, kuota ada, sinyal bagus.Marvin menenangkan diri. “Hari sudah sore. Pasti tokonya sudah tutup dan teleponnya tidak aktif.”Russel cepat menyergah. “Alasan! Kau adalah pembohong, Ipar memalukan! Sudah aku sangka kalau ada orang yang salah kirim bunga itu. Ada ratusan nama Gennifer di Gloriston. Bisa saja salah alamat.” Russel mulai enerjik lagi.Raymond menatap hina. “Dan kau ingin membelikan Red Diamond untuk istrimu? Mimpi! Kau adalah mantan napi yang hobi berhalusinasi. Sebaiknya kau sering-sering ke perpustakaan dan banyak membaca buku pengembangan diri, Rocky!” Raymond sangat semangat mengeluarkan cibiran sadis.Gennifer makin resah. Dia kembali mendudukkan Marvin. “Marvin
Marvin berpamitan kepada kedua mertuanya, “Ayah, Ibu, aku permisi. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, silahkan hubungi aku.” Dia mendekati dan memeluk Axel, “Kau besok sudah balik ke asrama lagi, saudaraku. Jaga dirimu baik-baik, segeralah menjadi profesor!”Kemudian, dia mendekat ke Russel dan ingin mengajak bersalaman, tapi Russel melengos. “Russel, jika sikapku tadi sangat berlebihan dan membuatmu kesal, maafkan aku. Bagaimanapun, kau tetap iparku. Jangan pernah takut terhadap Keluarga Harvard! Jika kau butuh jatah minyak mentah lagi, silakan bilang padaku!”Marvin menggenggam tangan istrinya, lalu segera mengajaknya beranjak. Dia pun berjalan tenang penuh wibawa sampai keluar villa. Hari sangat gelap, dan ketika mereka berada di dalam mobil, saat dalam perjalanan menuju Kediaman Rock, hujan pun turun dengan deras.Di dalam mobil, Gennifer bersandar di pundak suaminya dan berkata, “Aku harap, tidak terjadi apa-apa denganmu nantinya, sayang.” Hingga saat ini, Gennifer masih dihan
“Aku juga cinta sama kau, Gennifer. Aku akan selalu menjagamu.”Lalu, Marvin mencium dan mengulum mesra bibir istrinya. Sangat lama......Marvin perlahan menindih tubuh istrinya seraya memeluknya dengan begitu hangat. Hasrat dan nafsunya meledak. Marvin begitu menikmati tubuh indah istrinya.Desahan, erangan, jeritan, menggema di dalam kamar mewah ini.Tidak hanya cerdas otak dan sehat jiwanya, Marvin juga kuat dan perkasa di atas ranjang. Otot di tubuhnya cukup besar dan terlihat karena sejak kecil dan remaja Marvin memang hobi berolahraga. Joging dan gym, setidaknya dua kali dalam seminggu.Rahangnya yang teguh dan dadanya yang bidang membuat Marvin punya pesona maskulin yang begitu diidam-idamkan wanita pada umumnya. Desahan kasar yang keluar dari mulut membuat Gennifer makin bergairah.Hingga matahari pagi tampak, mereka telah menyelesaikan tiga pertandingan seru dan mengesankan.Ketika bangun, Gennifer menarik selimut dan kembali memeluk suaminya dari samping. Melihat perkasanya
Perputaran uang puluhan milyar dollar selama beberapa hari ini hanya Marvin dan keluarganya saja yang tahu. Bahkan, pihak pemerintah pun tidak menyadarinya, alasannya karena semua investor dan customer berasal dari luar negeri, tidak ada yang berasal dari Chemisland.Meskipun pabrik produksi MR-25 masih dalam proses pembangunan, Marvin dan keluarganya sudah mengendus aroma kekayaan yang berlimpah. Glorisium yang sangat berlimpah dan tertimbun di dalam tanah milik keluarganya sebentar lagi akan mengantarkan Keluarga Rock menjadi keluarga terkaya di Chemisland menggeser Keluarga Harvard dan Keluarga Wilmer.Pagi hari ini, Ethelyne Wilmer, sang sekretris muda dari The Oxy, datang menemui petinggi Rock Electra, Marvin Rock di kantornya.“Terima kasih atas sambutannya, Tuan Rock,” ucap Ethelyne ramah, lalu duduk menghadap Marvin.Ethelyne sangat rupawan, tapi karena pangkal alisnya agak menukik ke bawah mendekati batang hidungnya yang mancung, seolah raut wajahnya terkesan ketus, tapi entah
Ethelyne tersenyum seksi, lalu berkata, “Tuan Marvin, sesuai dengan harapan banyak orang, terutama dari keluargamu sendiri, Anda sekarang telah berhasil,” pujinya.Sejurus Marvin membuang pandangannya dan membalas, “Bukan sebuah pencapaian besar bagi saya pribadi. Jika Anda ingin memuji, pujilah Keluarga Rock.”Ethelyne membusungkan dadanya dan berkata, “Kita bisa menjadi rekan bisnis mulai hari ini. Bukankah Keluarga Rock ingin menyaingi Keluarga Harvard.” Lalu, dia pun menjelek-jelekkan bisnis Keluarga Winston. “Bisnis mereka tidak pernah berkembang.”Ethelyne meragukan jika Keluarga Winston bisa bersaing dengan yang lainnya. “Seharusnya Anda tidak menikah dengan Gennifer. Anda lebih layak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari dia, Tuan Rock!” sentaknya sinis.Ethelyne memang masih berada di atas Gennifer jika dilihat berdasarkan background keluarga. Dia merupakan wanita tercantik dan terseksi di Chemisland. Sejauh ini, tidak ada yang melebihi popularitasnya.Keluarga Ethelyne