Lima menit, masih tidak nyambung.
Raymond berdiri dan berkacak pinggang. “Kau menghubungi siapa, Bodoh?! Kau berpura-pura menjadi pembeli bunga mahal itu ha?!” cecar Raymond dengan raut wajah yang langsung berubah seratus delapan puluh derajat, dari resah, jadi gembira.Semua mata tertuju pada Marvin.Pulsa ada, kuota ada, sinyal bagus.Marvin menenangkan diri. “Hari sudah sore. Pasti tokonya sudah tutup dan teleponnya tidak aktif.”Russel cepat menyergah. “Alasan! Kau adalah pembohong, Ipar memalukan! Sudah aku sangka kalau ada orang yang salah kirim bunga itu. Ada ratusan nama Gennifer di Gloriston. Bisa saja salah alamat.” Russel mulai enerjik lagi.Raymond menatap hina. “Dan kau ingin membelikan Red Diamond untuk istrimu? Mimpi! Kau adalah mantan napi yang hobi berhalusinasi. Sebaiknya kau sering-sering ke perpustakaan dan banyak membaca buku pengembangan diri, Rocky!” Raymond sangat semangat mengeluarkan cibiran sadis.Gennifer makin resah. Dia kembali mendudukkan Marvin. “Marvin, sudah aku bilang, jangan pernah main-main. Aku tidak mau kau kembali dinyatakan bersalah, apalagi lantaran hal sepele.”Derick dan Elena tertegun. Jelas mereka tidak akan membela menantu memalukan itu. Meskipun mereka menambah makian terhadap Marvin, percuma juga, lebih baik mereka mendengarkan sambil tersenyum geli. Sekarang, was-was di hati mereka pun hilang. Mereka lebih suka Marvin yang dipermalukan, alasannya karena lebih aman, jika Raymond yang malu, jelas Keluarga Winston akan terancam.Marvin tetap tenang. “Aku bersumpah atas nama Tuhan bahwa akulah yang memesan bunga itu untuk istriku!” ucapnya tegas dan jelas.Russel kembali duduk dan langsung berhadapan dengan Marvin. “Tidak perlu bersumpah untuk perkara receh seperti ini, Marvin. Akui saja, lalu silakan jilat telapak sepatu Raymond.”Raymond tidak ingin mengulur waktu. “Lupakan soal bunga, karena taruhan sebenarnya adalah minyak mentah untuk Winsoil. Sebagaimana sudah diketahui bahwa yang mengirimkan tersebut adalah The Oxy. Bukan kau!” cecar Raymond dengan nada tinggi dan menusuk. Matanya makin jahat dan seringai di bibirnya begitu mengerikan.Namun, Marvin tak gentar. Tidak ada rasa takut sedikit pun darinya dengan banyak alasan. Dia benar, dan dia kaya! Apa yang perlu ditakutkan?Sebelum Marvin menjawab, tiba-tiba Axel menyela. “Barusan aku buka internet. Toko Bunga Gloriston memang sudah tutup. Jika ingin menghubungi, besok pagi pukul tujuh baru bisa. Marvin, sebutkan nomor ponsel yang kau hubungi tadi, apakah cocok dengan nomor tertera di sini?”Marvin kembali membuka ponselnya, lalu menyebut angka-angka.Axel tersenyum riang. “Nomor teleponnya sama. Marvin, coba perlihatkan riwayat panggilannya kepada mereka.”Marvin menghubungi pihak toko jam tujuh pagi lewat sedikit, dan bunga tersebut sampai sekitar jam delapan kurang.Axel hampir tertawa. “Marvin tadi mungkin agak lupa saja untuk menjelaskan. Aku akan beri dia air putih supaya bisa kembali fokus. Baiklah, sejauh ini Marvin terbukti bukan pembohong. Silakan dilanjutkan!” Axel kembali menyandarkan punggungnya dengan santai. Karena terbiasa dengan diskusi berat di kampus, dia tidak ada tegangnya sama sekali.Menjelang malam ini juga Marvin langsung menelepon salah satu direksi The Oxy. Tidak seperti tadi, kali ini teleponnya langsung tersambung.“Pak Nicholas, maaf mengganggu, saya hanya ingin memastikan bahwa kebutuhan minyak mentah Winsoil akan aman selama satu bulan ke depan.” Marvin sengaja buat mode loudspeaker biar semua orang bisa dengar.“Tuan Rock, sesuai dengan permintaan Anda sendiri, jika ada yang ingin ditambahkan, akan segera kami urus.”“Tidak perlu, Pak Nicholas. Akan saya hubungi kembali jika ada keperluan. Terimakasih.”KLIK!Russel berdiri lagi dan berjalan mondar-mandir. Dia tahu, Nicholas merupakan Direktur Penjualan dan Pemasaran. Suara yang dia dengar barusan tidak mungkin tipuan.Raymond berdecak resah. Matanya agak memerah karena ditimpa rasa khawatir yang banyak. Namun, dia masih tidak percaya. “Kau bisa saja memberikan tipuan pada kami, Marvin!” sungutnya agak terbata.Marvin tersenyum tipis, lalu membalas, “Tipuan macam apa? Silakan kau hubungi Pak Nicholas sekarang juga pakai nomor ponselmu sendiri untuk membuktikan. Tidak mungkin kau tidak kenal beliau. Bukankah The Oxy adalah pesaing terberat Harvard?”Hal yang begitu sulit diterima. Betapa tidak, sejak dulu Harvard selalu melarang Winsoil dan perusahaan lainnya untuk tidak menerima pasokan bahan mentah dari The Oxy, apapun itu. Anehnya, Harvard akan memberikan batasan ketika mereka memberikan suplai. Lucu memang.Saat perusahaan akan menolaknya, mereka akan diberikan sanksi oleh pihak pemerintah. Collabs antara Harvard dan pemerintah begitu cocok dan tentu menyulitkan banyak perusahaan. Oleh karena itu, Marvin yang harus bertindak tegas untuk menyudahi segala regulasi dan batasan aneh tersebut.Tiba-tiba, Derick menjerit dari arah yang agak jauh dekat tangga, “Marvin, kau membayar mereka berapa? Dan bagaimana bisa kau mendapat izin dari pemerintah dalam waktu yang sangat cepat?” tanyanya dengan nada yang penuh rasa penasaran.Tidak hanya Derick, semua orang dibuat penasaran, terutama Raymond. Bukankah ayahnya sudah bilang kepada pihak pemerintah untuk selalu mengawasi distribusi bahan mentah baik dalam maupun luar negeri?Marvin mengeraskan suaranya, “Omonganku yang tadi saja kalian semua tidak bisa percaya. Jadi bagaimana mungkin jika aku jelaskan panjang lebar lagi, terus kalian bisa percaya?” Marvin kemudian menghela napas ragu.Tiba-tiba, semua mata pun tertuju pada sosok Raymond. Meskipun sangat berat menerima realita bahwa Marvin punya andil dalam pengiriman minyak mentah tersebut, mereka juga tak bisa mengelak fakta dari pembicaraan telepon barusan.Marvin berdiri, menaruh kaki kanannya di atas meja kembali, lalu berkata tegas, “Raymond Putra Harvard, hanya sekali jilat, lalu kau silakan pergi dari sini. Aku jamin, rahasia besar ini akan kami jaga dengan sangat baik. Kau tidak perlu khawatir!” Dia pun melipat tangan di dada seraya terus memberikan tatapan tajam.Deg!Suasana hening seketika.Raymond tambah keringat dingin dan wajahnya makin pucat. Dari hati yang paling dalam, tentu dia tidak akan pernah menjilat telapak sepatu siapa pun, apalagi telapak sepatu dari seorang Marvin.Karena terlalu lama, Marvin pun akhirnya memberikan penawaran baru kepada Raymond. “Baiklah kalau kau belum gosok gigi sore ini. Tidak perlu kau malu mengatakannya. Jika kau tidak bersedia menjilat telapak sepatuku, mulai sekarang kau jangan pernah mengusik rumah tanggaku lagi. Oke? Kau jangan pernah mengganggu istriku lagi dan tidak usah kau kirimkan hadiah-hadiah murahan lainnya!”Mendengar itu, Raymond menggeram, tapi sangat malu. “Bangsat!” makinya, lalu dia pun pergi tanpa berpamitan dengan pemilik rumah. Raymond melangkah sangat panjang dan tidak peduli terhadap apapun.Marvin mengawasi semua anggota Keluarga Winston satu per satu sembari merengkuh istrinya, “Malam ini akan aku bawa istriku ke rumahku karena dia adalah hak dan milikku. Tidak ada yang harus dijelaskan lagi, dan besok, dia akan memakai kalung Red Diamond!”Marvin berpamitan kepada kedua mertuanya, “Ayah, Ibu, aku permisi. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, silahkan hubungi aku.” Dia mendekati dan memeluk Axel, “Kau besok sudah balik ke asrama lagi, saudaraku. Jaga dirimu baik-baik, segeralah menjadi profesor!”Kemudian, dia mendekat ke Russel dan ingin mengajak bersalaman, tapi Russel melengos. “Russel, jika sikapku tadi sangat berlebihan dan membuatmu kesal, maafkan aku. Bagaimanapun, kau tetap iparku. Jangan pernah takut terhadap Keluarga Harvard! Jika kau butuh jatah minyak mentah lagi, silakan bilang padaku!”Marvin menggenggam tangan istrinya, lalu segera mengajaknya beranjak. Dia pun berjalan tenang penuh wibawa sampai keluar villa. Hari sangat gelap, dan ketika mereka berada di dalam mobil, saat dalam perjalanan menuju Kediaman Rock, hujan pun turun dengan deras.Di dalam mobil, Gennifer bersandar di pundak suaminya dan berkata, “Aku harap, tidak terjadi apa-apa denganmu nantinya, sayang.” Hingga saat ini, Gennifer masih dihan
“Aku juga cinta sama kau, Gennifer. Aku akan selalu menjagamu.”Lalu, Marvin mencium dan mengulum mesra bibir istrinya. Sangat lama......Marvin perlahan menindih tubuh istrinya seraya memeluknya dengan begitu hangat. Hasrat dan nafsunya meledak. Marvin begitu menikmati tubuh indah istrinya.Desahan, erangan, jeritan, menggema di dalam kamar mewah ini.Tidak hanya cerdas otak dan sehat jiwanya, Marvin juga kuat dan perkasa di atas ranjang. Otot di tubuhnya cukup besar dan terlihat karena sejak kecil dan remaja Marvin memang hobi berolahraga. Joging dan gym, setidaknya dua kali dalam seminggu.Rahangnya yang teguh dan dadanya yang bidang membuat Marvin punya pesona maskulin yang begitu diidam-idamkan wanita pada umumnya. Desahan kasar yang keluar dari mulut membuat Gennifer makin bergairah.Hingga matahari pagi tampak, mereka telah menyelesaikan tiga pertandingan seru dan mengesankan.Ketika bangun, Gennifer menarik selimut dan kembali memeluk suaminya dari samping. Melihat perkasanya
Perputaran uang puluhan milyar dollar selama beberapa hari ini hanya Marvin dan keluarganya saja yang tahu. Bahkan, pihak pemerintah pun tidak menyadarinya, alasannya karena semua investor dan customer berasal dari luar negeri, tidak ada yang berasal dari Chemisland.Meskipun pabrik produksi MR-25 masih dalam proses pembangunan, Marvin dan keluarganya sudah mengendus aroma kekayaan yang berlimpah. Glorisium yang sangat berlimpah dan tertimbun di dalam tanah milik keluarganya sebentar lagi akan mengantarkan Keluarga Rock menjadi keluarga terkaya di Chemisland menggeser Keluarga Harvard dan Keluarga Wilmer.Pagi hari ini, Ethelyne Wilmer, sang sekretris muda dari The Oxy, datang menemui petinggi Rock Electra, Marvin Rock di kantornya.“Terima kasih atas sambutannya, Tuan Rock,” ucap Ethelyne ramah, lalu duduk menghadap Marvin.Ethelyne sangat rupawan, tapi karena pangkal alisnya agak menukik ke bawah mendekati batang hidungnya yang mancung, seolah raut wajahnya terkesan ketus, tapi entah
Ethelyne tersenyum seksi, lalu berkata, “Tuan Marvin, sesuai dengan harapan banyak orang, terutama dari keluargamu sendiri, Anda sekarang telah berhasil,” pujinya.Sejurus Marvin membuang pandangannya dan membalas, “Bukan sebuah pencapaian besar bagi saya pribadi. Jika Anda ingin memuji, pujilah Keluarga Rock.”Ethelyne membusungkan dadanya dan berkata, “Kita bisa menjadi rekan bisnis mulai hari ini. Bukankah Keluarga Rock ingin menyaingi Keluarga Harvard.” Lalu, dia pun menjelek-jelekkan bisnis Keluarga Winston. “Bisnis mereka tidak pernah berkembang.”Ethelyne meragukan jika Keluarga Winston bisa bersaing dengan yang lainnya. “Seharusnya Anda tidak menikah dengan Gennifer. Anda lebih layak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari dia, Tuan Rock!” sentaknya sinis.Ethelyne memang masih berada di atas Gennifer jika dilihat berdasarkan background keluarga. Dia merupakan wanita tercantik dan terseksi di Chemisland. Sejauh ini, tidak ada yang melebihi popularitasnya.Keluarga Ethelyne
Beberapa hari yang lalu sejumlah mahasiswa Universitas Gloriston telah mengirimkan surat kepada pemerintah dan pihak berwajib, isinya adalah mereka akan melakukan aksi demo besar-besaran di depan gedung kantor kepresidenan di pusat ibu kota Gloriston. Dan pada hari ini aksi demo tersebut pun berjalan. Lebih dari lima ratus mahasiswa memenuhi depan halaman kantor.“Kurangi penggunaan bahan bakar batubara!”“Kami ingin udara Chemisland bersih!”“Stop global warming!“Suara mahasiswa, suara rakyat!”Demo tersebut dipimpin oleh Harven Rockwell dan disetujui oleh salah satu staf kepresidenan bernama Hayden Rocky, pamannya Marvin Rock.Hayden tidak tinggal di Gloriston, tapi di Iron Town, hanya saja dia bertugas di Gloriston.Marvin telah melobi pamannya agar demo tersebut disetujui, setelah itu pamannya tersebut akan menjadi penyambung lidah antara mahasiswa dan pihak pemerintah.Terakhir, dapat sebuah kesimpulan bahwa, mulai sekarang pemerintah akan mengurangi penggunaan batubara untuk men
Saat baru saja mau berangkat kerja, tiba-tiba Marvin ditelepon oleh mertuanya untuk segera menuju ke Villa Winston. Marvin memarkirkan Audi hitamnya dan turun, lalu disusul oleh istrinya. Terik panas pagi ini terasa sampai ke dalam rumah. Hawa tegang dan berang yang ada di raut wajah anggota Keluarga Winston begitu terpancar, mengeluarkan aura tidak nyaman.Derick Winston cuma menyuruh menantunya masuk sampai ke ruang tamu. “Duduk di sini! Marvin” titahnya. “Gennifer, kau harus lihat apa yang sudah diperbuat oleh suami memalukanmu ini!”Mendengar bentakan keras itu, Marvin Rock tetap duduk dengan tenang dan menyimak dengan saksama, “Silakan apa yang mau Ayah bicarakan,” tuturnya sopan dan ramah. Tidak ada ekspresi terkejut atau panik di wajahnya.Derick mendengus marah dan berkata, “Sialan kau Marvin! Gara-gara kau bertindak bodoh terhadap Raymond, Harvard Corp memutus hubungan kerjasama dengan Keluarga Winston!” Derick menyeringai kesal. Matanya beberapa kali menghunjamkan pandanga
Derick memegangi kepalanya sambil melolong, “Astaga! Kami di sini kau buat pusing, Marvin. Tidak cukup selama satu tahun kau buat kami malu, sekarang kau malah banyak ngaco!” Bagaimana tidak emosi, di saat Keluarga Winston sedang terpincang-pincang, Marvin malah menginginkan agar Gennifer yang kaku dan kurang skill dalam mengurus bisnis malah disuruh jadi sekretaris kantor.Gennifer saja sampai syok. “Marvin, dulu aku sempat ada keinginan untuk bekerja di Winsoil demi keluargaku, tapi aku tidak pantas.”Dengan cepat Marvin menyergah, “Kau bukannya tidak pantas, Gennifer, tapi keluargamu yang tidak percaya padamu. Jika mereka mencoba percaya sedikit saja dan membiarkanmu belajar, aku yakin kau bisa berkembang dan menjadi orang terpercaya di Winsoil.”Di mata ayahnya dan kakak pertamanya, Gennifer memang dipandang sebelah mata. Meskipun Gennifer punya prestasi selama studi dan punya jiwa seorang profesional, keluarganya malah menginginkannya menjadi ibu rumah tangga.Sebagaimana tadi te
Diskusi dengan pihak keluarga istrinya berkesimpulan bahwa Marvin punya kesempatan untuk membutikan kembali kalau dia akan mampu memperbaiki kondisi bisnis Keluarga Winston.Sementara ini Gennifer disuruh oleh Marvin untuk tinggal di Villa Winston agar lebih banyak belajar terlebih dahulu dari keluarganya sebelum nantinya akan benar-benar sibuk mengurus Winsoil.Usai dari diskusi keluarga itu, Marvin tidak langsung menuju kantor Rock Electra, tapi menuju Bank Gloriston kantor pusat. Bank milik negara ini berlantai dua puluh dan sangat megah.Tidak seperti pemeran utama MC pada umumnya yang kadang tampil lusuh dan terlihat miskin, Marvin sangat berwibawa dengan setelan kantoran. Dia sangat tampan dan gagah.Namun, kedatangannya di sini tidak disambung dengan begitu baik oleh pihak bank. Seorang manager pelayanan menghampirinya di dekat pintu masuk dan nyinyir di depan banyak orang, “Marvin sang teroris? Kau sudah keluar? Apa kau meledakkan penjara milik negara ha?”Marvin tak berekpres
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.
GOAL! 1 – 3. Di menit ke delapan puluh, sang pelatih terus memutar otak agar timnya keluar dari lubang jarum kekalahan, namun upaya keras dari sang pelatih tak menuai hasil baik. Kata-kata kotor dan botol plastik pun mengarah ke dua bench pemain. Kesal sama tim sendiri dan muak melihat kemenangan tim lawan. Satu per satu penonton mulai meninggalkan stadion karena mereka yakin bahwa tim kesayangan mereka tidak bakal menang. Sungguh, hasil buruk dan mengecewakan. GOAL! 1 – 4. Ketika peluit panjang ditiupkan, saat itu pula kericuhan besar terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Para penonton tidak terima atas hasil buruk pada pertandingan hari ini. Mereka mengamuk kepada tim sendiri dan juga kepada tim musuh. Jika pihak keamanan tidak sigap, pasti bakal ada korban jiwa dan banyak fasilitas stadion yang rusak. Harven mengawas ke atas, ‘Tiga bajingan itu sudah melarikan diri rupanya’. Ketik
Ini adalah pertandingan pembuka di musim yang baru dan kebetulan bermain di kandang, dan sangat kebetulan pula bertemu Iron United, musuh terberat yang selalu membayangi. Iron United menjadi tim tersukses selama lima tahun belakangan. Mereka memborong lima gelar juara liga secara beruntun dan total mereka tela mengoleksi sebanyak lima belas kali juara di Chemisland League One. Membaca data yang ada sekarang, di mana Gloriston FC sedang terpuruk dan juga Iron United sedang naik daun, dan meskipun bermain di kandang, Gloriston FC tidak dijagokan menang pada pertadingan kali ini. Banyak pengamat yang memberikan prediksi bahwa Iron United bakal menguasai permainan dan memenangkan laga walaupun dengan hasil yang tidak mencolok, menang tipis. Scott murka. “Sial!” umpatnya menyeringai. “Tiga pemain top kita dijual musim ini. Ketika ada mereka saja, klub tidak bisa juara, apalagi mereka tidak ada. Mereka merupakan pemain kunci, dua gelandang dan satu striker.”
Akhir pekan pun tiba. Sabtu sore, Harven menjemput satu per satu temannya dengan menggunakan Audi mewah berwarna hitam. Unik memang, seorang bos besar perusahaan mendatangi tempat tinggal anak buahnya dan melakukan penjemputan. Sebab biasanya, mana ada bos seperti Harven? Di dalam perjalanan, masih saja Harven, Jack, dan Fany memuntahkan sejumlah olokan dan tertawaan. Jack merangkul Scott lekat dan akrab sembari berkata, “Scott, aku kepinginnya pertandingan diundur sampai pekan depan karena aku masih belum puas mengolok kau. Hahaha.” Fany yang berada di samping Harven tak bisa untuk tidak tertawa. “Scott, selama empat hari belakangan aku tidak pernah melihat kau senyum dan ketawa. Apa kau sedang dalam masa haid?” Harven melihat spion dalam dan memfokuskan pandangannya ke wajah Scott. “Astaga! Scott, aku harap kau tidak punya dendam pribadi. Jangan gara-gara kalah taruhan kau lantas membenci aku. Hahaha.” Meledaklah tawa di