Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana.
“Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir.Tiga orang lainnya tak berkomentar.Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya.“Sedang di mana?” tanya Harven.“Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.”Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.”“Ya hati-hati di jalan.”KLIK!Harven bukan cemburu, tapi curiga.Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard?Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Marvin Rock! Kau hari ini bebas bersyarat. Cepat keluar!” jerit seorang sipir di depan salah satu kamar sel.Mendengar itu, Marvin sangat kaget. Bukankah dia harus menjalani sisa tahanan selama dua tahun lagi? Marvin berdiri, lalu berjalan pelan melewati belasan tahanan lain yang berdesak-desakan di dalam ruangan tiga kali empat meter. Hawa panas dan pengap bercampur dengan bau badan di antara mereka, membuat hidung menjadi sangat gatal dan paru-paru terasa sesak. Untuk kali terakhir Marvin merasakan aroma penjara yang begitu menyebalkan.Sesampainya di sebuah ruangan tertutup, Marvin berbicara empat mata saja bersama adiknya. Harven Rockwell memampang wajah yang sangat serius dan berkata sungguh-sungguh, “Kak, tuduhan teroris selama ini hanyalah fitnah. Penemuanmu terbukti di pengadilan adalah sebuah bahan bakar, bukan bahan senjata pemusnah massal.”Selama berbulan-bulan Harven mengumpulkan banyak bukti untuk menerangkan di pengadilan bahwa kakaknya tidak bersalah sama sekali. Mar
Pagi ini di Villa Winston.“Selamat pagi!” sapa Marvin sembari mengetuk pintu.Karena tidak asing dengan suara itu, sontak Gennifer pun langsung berlarian dan membukakkan pintu. “Marvin suamiku? Kenapa kau bisa pulang?” tanya Gennifer dengan nada tidak percaya. Dia sangat syok.Selama satu tahun belakangan Gennifer adalah orang di Keluarga Winston yang masih setia dan terus menunggu kehadiran Marvin. Hanya Gennifer yang selalu membesuknya setiap akhir pekan.Sedangkan mertuanya dan Russel, semenjak pertama kali masuk penjara, tak pernah sekali pun mereka datang dan menanyakan kabar. Bagi mereka, kesalahan Marvin sangat fatal dan ke depannya Marvin tidak akan pernah sukses di mana pun.Meskipun selama satu tahun belakangan pihak keluarganya memaksa agar segera pisah dari Marvin, namun Gennifer tidak mau menurutinya, alasannya karena Gennifer terlalu cinta dan dia yakin suatu saat Marvin pasti akan berhasil.“Ayo masuk!” ajak Gennifer sambil mencetak senyum walaupun sedari tadi matanya
Menanggapi tuduhan baru yang begitu memojokkannya, Marvin makin berang terhadap Russel. “Kau! Kau adalah pembuat fitnah sehingga aku masuk penjara!” sentak Marvin mulai emosi.Russel yang usianya lebih tua lima tahun dari Marvin jelas tidak terima. “Kau menuduhku pembuat fitnah?! Adik ipar macam apa kau ha?! Berani-beraninya kau bicara seperti itu!” Russel langsung duduk pas di hadapan Marvin.Marvin menggagahkan diri dan berkata, “Aku punya bukti bahwa kau bersama Raymond yang merencanakan semuanya. Hanya saja, kalian licik, pengadilan tidak memutuskan kalian bersalah karena kalian bermain dengan uang.”Russel menjawab lantang, “Ya jelas! Aku dan Raymond tidak bersalah karena bukti yang dikumpulkan oleh adikmu tidak kuat. Tuduhan kau adalah teroris bukan hanya dari kami semata. Kau harus ingat itu!” Russel membusungkan dadanya dan tidak ingin kalah gaya dari Marvin.Russel punya keinginan kuat agar Marvin segera enyah dari Keluarga Winston secepatnya. Jika sudah terjadi, Harvard Corp