Menanggapi tuduhan baru yang begitu memojokkannya, Marvin makin berang terhadap Russel. “Kau! Kau adalah pembuat fitnah sehingga aku masuk penjara!” sentak Marvin mulai emosi.
Russel yang usianya lebih tua lima tahun dari Marvin jelas tidak terima. “Kau menuduhku pembuat fitnah?! Adik ipar macam apa kau ha?! Berani-beraninya kau bicara seperti itu!” Russel langsung duduk pas di hadapan Marvin.Marvin menggagahkan diri dan berkata, “Aku punya bukti bahwa kau bersama Raymond yang merencanakan semuanya. Hanya saja, kalian licik, pengadilan tidak memutuskan kalian bersalah karena kalian bermain dengan uang.”Russel menjawab lantang, “Ya jelas! Aku dan Raymond tidak bersalah karena bukti yang dikumpulkan oleh adikmu tidak kuat. Tuduhan kau adalah teroris bukan hanya dari kami semata. Kau harus ingat itu!” Russel membusungkan dadanya dan tidak ingin kalah gaya dari Marvin.Russel punya keinginan kuat agar Marvin segera enyah dari Keluarga Winston secepatnya. Jika sudah terjadi, Harvard Corp baru akan memberikan bantuan dalam upaya penyediaan suplai minyak mentah untuk Winsoil.Russel meneruskan. “Dalam waktu tiga bulan ke depan, jika Harvard Corp tidak menyuplai minyak mentah ke Winsoil, hampir dipastikan Winsoil, satu-satunya bisnis kecil milik Keluarga Winston ini, bisa bangkrut.”Selaku manager umum Winsoil, dia punya peranan penting dalam perkembangan bisnis keluarganya, terlebih dia harus mampu mengatasi permasalahan yang ada jika ingin segera naik jabatan ke direksi. Selama satu tahun terakhir, Russel yang selalu diandalkan oleh ayahnya.Segala upaya telah dikerahkan oleh Russel, baik cara positif, hingga cara kotor, semata-mata demi kepentingan keluarga dan dirinya pribadi. Bahkan, jika menendang Marvin dari Keluarga Winston merupakan cara terbaik, dia seorang diri yang akan melakukannya.Russel menatap Marvin lurus-lurus dan berkata, “Aku menyesal telah menjadikanmu adik ipar. Aku kira kau akan menjadi pahlawan bagi keluarga kami, ternyata kau hanya pembawa sial, Marvin!” sungutnya sarkas. Matanya setajam silet.Namun, Gennifer tidak terima suaminya dianggap pembawa sial. “Kak, bicara apa kau? Tolong hargai suamiku. Bagaimana pun, dia tetap saudara iparmu. Sekarang, jangan mentang-mentang dia .....”Russel naik pitam dan langsung menyergah, “Diam kau, Gennifer! Ini urusan laki-laki!” Sembari menatap Marvin, dia mendengus jengkel, “Ya, sebelum dia menjadi terhina seperti sekarang!”Marvin meluaskan pandangan kepada empat orang tersebut. “Russel berniat jahat padaku.”Derick berang. “Marvin, apa yang kau bicarakan? Berhenti kau buat masalah lagi. Jelas-jelas pengadilan tidak menetapkan Russel bersalah.”Elena menimpali, “Betul! Kau berhenti bilang kalau putraku telah menebar fitnah!”Pada saat tuduhan teroris tersebut naik ke permukaan, memang ada banyak orang yang terlibat, sampai-sampai karyawan Rock Electra sendiri juga telah menaikkan tuduhan tersebut.Dan terparah adalah dari pihak pemerintah. Karena isu terorisme merupakan isu yang paling berbahaya, pemerintah akan mengambil langkah cepat dan menindak tegas.Keluarga Winston langsung melimpahkan tuduhan tersebut kepada pribadi Marvin seorang, tanpa mereka terlibat di dalamnya, alasannya karena Keluarga Winston tidak ingin terseret dalam kasus tersebut.Cek-cok mulut antara Marvin dan Russel tak terelakkan. Situasi makin memanas.“Jika kau masih menuduhku sebagai dalang fitnah itu, aku tidak akan pernah memaafkanmu!” sentak Russel sambil mengerutkan bibir karena terbawa emosi.“Apapun keputusan pengadilan, kau tetap dalangnya, Russel! Aku akan buat perhitungan!” Marvin naik darahnya.“Kau mengancamku ha?!”“Itu bukan ancaman. Tapi pembuktian. Kita lihat nanti siapa yang memang salah.”Russel berdiri. Dia mengecek ponselnya sebentar. ‘Seharusnya Raymond sudah datang. Lagi di mana dia?’ batinnya.Dia menatap wajah Marvin dan berkata, “Apa yang mau kau buktikan, Ipar Sampah? Kau hanya mantan seorang napi yang tidak akan berguna. Bahkan, bisnis keluagamu sendiri sedang terpincang-pincang sekarang kekurangan dana.”Info soal Rock Electra sedang krisis telah diketahui banyak orang di Gloriston. Tidak hanya kurang pasokan batu bara karena dibatasi oleh pemerintah, namun mereka juga kekurangan uang.Semenjak kasus yang menimpa Marvin, Rock Electra tidak bisa mendapat pinjaman uang dari bank manapun di Chemisland. Begitu juga para investor, mereka takut menanamkan modal di sebuah perusahaan milik keluarga teroris.Russel mengeluarkan ekspresi sedih dan menangis. “Kasihan sekarang Rock Electra. Menderita karena pria memalukan seperti dirimu, Marvin. Dan sekarang, kau ingin membuktikan bahwa kau bisa membantu Winsoil milik Keluarga Winston? Mimpi!” Russel mendengus kesal sambil mengucek kelopak matanya.“Kita bertaruh!” tantang Marvin sambil melipat tangan di dada.Russel tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perut. “Ha-ha. Aku baru tahu kalau setahun di penjara bisa membuat otak menjadi rusak. Aku harap kau selalu makan ikan dan minum susu selama di dalam sel, Ipar Menyedihkan!”Mendengar itu, Marvin menyeringai marah. “Kau! Jika berani, ayo kita bertaruh. Jika aku berhasil, kau harus mengundurkan diri dari jabatan manager umum, lalu digantikan saja oleh Gennifer.”“Jika gagal, kau harus bercerai dari adikku!” Russel mendongakkan kepalanya sedikit seraya memberikan tatapan tajam.“Oke!” balas Marvin sangat percaya diri.Gennifer yang memang sudah cinta mati sama Marvin, jadi resah.Selama satu tahun belakangan, Gennifer menjadi salah satu staf yang kurang berarti di Winsoil. Kerjanya cukup sibuk dan mobile, tetapi pihak keluarganya sangat meragukannya.Meskipun sudah mati-matian membantu bisnis keluarganya, Gennifer tetap belum berhasil. Ada tawaran gila dari Keluarga Harvard, tetapi dia menolak, bahkan kupingnya terasa bising mendengarkan tawaran itu selama berbulan-bulan. Gennifer masih setia.Dia menatap gelisah dan berkata lirih, “Suamiku, hentikan. Resikonya sangat besar. Apa kau rela bercerai dariku?” Mata Gennifer berkaca-kaca karena saking khawatirnya.Marvin menoleh ke istrinya dan berkata lembut, “Gennifer, percayalah padaku. Winsoil masih punya waktu tiga bulan lagi untuk bertahan. Setelah itu, aku yang akan menutupi semua kekurangan Winsoil, tanpa harus meminta bantuan dari Keluarga Harvard.”Marvin menatapnya sangat serius dan terus meyakinkan istrinya dengan sepenuh keyakinan. “Aku tidak ingin kau hanya menjadi alat yang dimainkan, baik oleh Russel, maupun oleh Raymond.”Tiba-tiba Gennifer terhenyak. “Ak-aku tidak mengerti apa maksudmu, Marvin.” Matanya bertanya-tanya penuh heran. Apa maksudnya diperalat? Tapi suatu saat nanti Gennifer pasti akan mengetahuinya, cepat atau lambat.Russel tidak setuju. Dia memandang kedua orang tuanya dan berkata, “Ayah, Ibu, saksikanlah menantu pilihan kalian berdua. Mulutnya begitu kotor!” Russel adalah satu-satunya orang yang dari awal sudah menaruh kebencian terhadap Marvin. Dia lah orang yang menghasut keluarganya agar turut membenci Marvin. Alasannya jelas, karena dia lebih setuju jika Keluarga Winston bergandengan dengan Keluarga Harvard.Beberapa saat kemudian, ada Porsche merah masuk. “Selamat pagi, Keluarga Winston!” sapa Raymond, putra tunggal sang konglomerat, Harvard. Dia membawa mawar terbaik seharga seratus dollar buat Gennifer.Russel berseru, “Akhirnya kau datang juga, Brotherku yang kaya raya!” Dia langsung memberikan pelukan hangat kepada Raymond.Ketika mendengar kabar bahwa Marvin telah bebas dan berkunjung ke kediaman Winston, Raymond langsung bergegas pagi ini ke sini. Dia ingin melihat langsung seperti apa wajah dan badan si mantan napi.Di ruang tamu, Raymond menatap Marvin dengan pandangan hina. “Hei! Kau pria kotor, kau seharusnya tidak berada di sini! Jika kau memang dapat keberuntungan bebas dari hukuman penjara, seharusnya kau bekerja serabutan atau dagang sesuatu di online shop. Kau tidak pantas mengurus bisnis besar!”Melihat gaya Raymond yang arogan dan tengil, Gennifer makin benci, makin lama hatinya makin sulit menerima tawaran apapun dari Keluarga Harvard. Gennifer tambah jijik. Dia membela suaminya, “Sombong! Kau lebih tidak pantas berada di sini karena kau bukan siapa-siapa!”Seketika hening, dan pandangan menuju kepada Gennifer. Selama ini, jika mendapat tekanan, Gennifer jarang bicara
Gennifer bergidik badannya. “Marvin, kau sangat tega! Apa kau tidak cinta lagi sama aku?” Mata Gennifer merah dan ingin menangis.Derick berdiri dan berkacak pinggang. Dia menatap menantunya dan berkata, “Kau sudah gila, Marvin. Satu tahun penuh istrimu mengurusimu, memberimu makan setiap minggu, selalu setia padamu, tapi sekarang kau sudah melukai hatinya.”Elena tak bergeming. Dia menghunjamkan tatapannya ke wajah Marvin dan berkata keras, “Tidak tahu diri! Kau bicara seperti itu, berarti kau ingin sekali bisa bercerai dari Gennifer.” Sebenarnya mereka tak peduli, tapi mereka tidak ingin putrinya malu gegara menantu bodoh itu.Apa yang sudah dipertaruhkan oleh Marvin memang terdengar gila. Jika Keluarga Winston saja tertatih-tatih dalam mencari lobian agar bisnis mereka tetap berjalan selama berbulan-bulan lamanya, bagaimana bisa pria yang baru saja keluar dari penjara lantas bisa mengirimkan minyak mentah yang sangat banyak?Mereka kompak menilai bahwa Marvin sudah terganggu otakny
Malam ini di kediaman Keluarga Rock.Marvin Rock mengangkat telepon. “Ya, dengan saya sendiri.”Terdengar halus getaran suara di ujung telepon. “Kami dari Ferum Group negara Northice, berminat membeli produk MR-25. Kami sudah menyiapkan uang sebesar lima puluh milyar dollar untuk bisnis selama lima tahun ke depan.”Dan ini adalah tawaran ke delapan yang masuk. Sebelumnya, sudah ada lima investor yang telah menanamkan dana yang sangat besar, totalnya mencapai seratus milyar dollar. Serta ada tiga pembeli, termasuk yang terakhir ini, juga sudah menyentuh angka ratusan milyar dollar.Kenapa banyak pengusaha yang bergelut di bidang energi, terutama listrik, sangat berminat dengan MR-25? Apa rahasianya?Sebenarnya MR-25 hanya istilah. Marvin Rock menemukan senyawa kimia itu pada usia 25 tahun. Awalnya, Marvin menemukan sebuah unsur kimia terbaru di tanah milik keluarganya sendiri, lantas dia memberinya nama Glorisium.Glorisium agak mirip dengan batubara. Setelah melewati proses rumit, Glo
Audi hitam jadul milik Marvin Rock selama satu tahun belakangan sangat jarang dipakai, kecuali beberapa kali saja oleh orang rumah. Marvin menyalakan mesinnya dan memanaskannya sebentar. Dia mengelap body dan kacanya. Sejak dulu Marvin tidak pernah menyuruh pembantu atau siapa pun untuk membersihkan mobil miliknya. Bahkan, jika terjadi kerusakan, dia akan memperbaikinya sendiri.Deruman mesin suara motor besar milik Harven Rockwell cukup menggelegar. BRUM! Harven begitu gagah dengan setelan anak motor, jaket hitam dan sepatu kulit. Dia membuka kaca helm dan menyapa kakaknya sebelum berangkat kuliah, “Semangat, Kak!” senyum hangatnya terlihat dari matanya yang menyipit.“Studimu tinggal tiga bulan lagi, Harven. Belajar yang rajin, lalu temani kakakmu mengurus bisnis kecil Keluarga Rock!”“Siap, Kak. Aku pergi!” suara Harven tidak terdengar jelas karena helm yang dia kenakan. Dia tancap gas.Marvin berpamitan kepada ayah dan ibunya, setelah itu dia pun masuk ke mobilnya, berangkat menuj
Di Villa Winston, pagi menjelang siang.Marvin turun dari Audi-nya.Tidak lama, Gennifer berlarian dan menghambur keluar rumah. “Suamiku, apa benar kau yang sudah mengirimkan Bunga Gloriest ini?” tanyanya dengan wajah berbinar. Tangan Gennifer masih menenteng rangkaian bunga seharga lima ratus ribu dollar ini.Karena kehadiran Bunga Gloriest cukup mencengangkan, Derick dan Russel rela belum berangkat bekerja hanya untuk memastikan bahwa bunga itu bukan dikirimkan oleh Marvin.Bahkan, putra nomor dua dari Derick Winston, atau adik dari Russel Winston, bernama Axel Winston, keluar dari asrama kampusnya lalu pulang ke rumah. Saking kagetnya. Axel merupakan mahasiswa S3 sains yang sangat cerdas, sekaligus seorang asisten dosen di Univeritas Gloriston, jauh lebih cerdas dan bijak daripada Russel.Satu-satunya orang yang masih respect terhadap Gennifer ya hanya Axel saja. Dia mendekati Marvin dan bertanya, “Adik ipar, apa kabarmu?” Axel lebih tua satu tahun dari Marvin, tetap memanggilnya ad
Hingga sore hari, Marvin masih berada di kediaman Keluarga Winston. Karena sudah lama tidak bersua, dia meluapkan bahagianya bersama istrinya dan juga Axel. Tidak hanya itu, maksud hati Marvin sebenarnya adalah menunggu kehadiran Russel dan Raymond.Sekitar pukul lima, barulah Russel pulang. Ford jutaan dollar miliknya masuk ke halaman villa, sengaja menjauh dari Audi jadul milik Marvin. “Mobil si brengsek, harusnya dia parkir di luar gerbang sana,” umpatnya menyeringai.Bahagia dan khawatir bercampur di wajah Russel. Bahagia karena selama satu bulan ke depan Winsoil akan aman dari krisis, dan khawatir adalah siapa yang telah menyuruh The Oxy mengirimkan minyak mentah sebanyak itu, padahal pihak Winsoil tidak pernah melakukan penawaran.Setibanya di ruang keluarga yang sangat megah ini, Russel mendengus kesal ketika melihat Marvin, dan berkata, “Harusnya kau tidak berada di ruangan ini! Dan lebih baik seharusnya kau pulang saja! Kami tidak menerima mantan napi!”Gennifer tidak terima.
“Kau baru saja keluar dari penjara dan tertimpa banyak masalah. Tidak mungkin kau mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk satu buah bunga!” protes Raymond lalu menyandarkan punggungnya sambil merentangkan tangannya. Kesan dia masih tetap harus dihargai.Gennifer menggamit tangan Marvin dan berkata, “Marvin, sebaiknya jangan ladeni dia. Kau pasti tahu seberapa berpengaruhnya Keluarga Harvard di Gloriston.” Gennifer sangat cemas dan takut kalau kalau nanti suaminya bakal masuk penjara lagi.Dulu, jelas nama Harvard tampak seram di mata Marvin Rock, seluruh masyarakat di Chemisland tahu kekayaan dan kesombongan Keluarga Harvard, tapi dulu. Namun, saat dia menemukan unsur kimia baru bernama Glorisium, sejak itulah Marvin tidak takut lagi dengan nama Keluarga Harvard.Andai saja pihak pemerintah tidak menghalangi langkah-langkahnya, tentu sudah lama Keluarga Rock naik pesat dan bisa menyaingi bisnis Harvard. Sekarang, sang penerus Keluarga Rock, akan membuktikannya.Karena tensi semakin
Saking geramnya Marvin terhadap Raymond, jika setelah memukulinya sampai babak belur dan habis itu selesai, dengan kata lain tidak akan ada keterlibatan pihak berwajib dalam menegakkan hukum, asli Marvin akan memukuli habis wajah Raymond, mungkin sampai mati.Hanya saja, perkelahian cuma akan membuatnya sengsara. Jika satu pukulan saja mendarat di wajah Raymond, fix malam ini juga polisi dan pengacara keluarganya langsung mendatangi kediaman Keluarga Winston.Sedari tadi orang seisi rumah sungguh tercengangkan mendengar omongan-omongan Marvin, mereka khawatir, was-was, dan takut kalau kalau nantinya akan ada pihak Keluarga Harvard datang dan memberikan tuntutan.“Sebelum menunggu besok, kita selesaikan dulu urusan kita, Raymond!” kata Marvin sembari mengangkat telapak sepatunya. “Aku harap ada rasa cokelat di sini. Tentu kau suka rasa cokelat, bukan?”Raymond Harvard terperanjat kaget. Matanya membulat, lalu ada guratan di keningnya, emosinya meledak. “Kau! Lancang sekali!” dengusnya