Marvin berpamitan kepada kedua mertuanya, “Ayah, Ibu, aku permisi. Jika ada sesuatu yang kalian butuhkan, silahkan hubungi aku.” Dia mendekati dan memeluk Axel, “Kau besok sudah balik ke asrama lagi, saudaraku. Jaga dirimu baik-baik, segeralah menjadi profesor!”
Kemudian, dia mendekat ke Russel dan ingin mengajak bersalaman, tapi Russel melengos. “Russel, jika sikapku tadi sangat berlebihan dan membuatmu kesal, maafkan aku. Bagaimanapun, kau tetap iparku. Jangan pernah takut terhadap Keluarga Harvard! Jika kau butuh jatah minyak mentah lagi, silakan bilang padaku!”Marvin menggenggam tangan istrinya, lalu segera mengajaknya beranjak. Dia pun berjalan tenang penuh wibawa sampai keluar villa. Hari sangat gelap, dan ketika mereka berada di dalam mobil, saat dalam perjalanan menuju Kediaman Rock, hujan pun turun dengan deras.Di dalam mobil, Gennifer bersandar di pundak suaminya dan berkata, “Aku harap, tidak terjadi apa-apa denganmu nantinya, sayang.” Hingga saat ini, Gennifer masih dihantui keresahan.“Jangan khawatir, istriku! Aku tidak takut lagi dengan Keluarga Harvard. Asal kau tahu, sebelum aku berani bicara seperti tadi kepada Raymond, semua sudah aku pikirkan dan aku rencanakan dengan penuh perhitungan.”“Sangat beresiko jika berurusan dengan mereka.”“Tapi itu dulu. Di saat mereka berada pada nomor satu. Sekarang, kau saksikan, Gennifer, bisnis keluarga kita akan lepas dari pengaruh Harvard. Aku sudah berani mengambil tindakan.”“Kau, dari dulu semenjak kita kenal, selalu bikin kejutan, Marvin.”Pertama kali mereka kenal adalah saat masih SMA, ketika umur mereka sekitar tujuh belas tahun. Di Chemisland, jika ingin menjadi orang terpandang dan kaya, orang tersebut harus menguasai sains, seperti kimia, fisika, biologi, teknik, matematika, dengan segala turunannya, serta apapun yang terkait dengan itu.Pada tahun ajaran tersebut, pria yang paling dominan dan sangat dibanggakan dalam hal sains adalah Marvin Rock. Di Chemisland, jika orang tersebut belum menjadi ilmuwan ataupun insinyur, belum dikatakan hebat meskipun orang tersebut kaya.Keluarga Harvard dan Keluarga Wilmer yang begitu besar dan bisa berjaya karena pendidikan semua anggota keluarganya minimal S2 Sains atau Engineering, sebagian besar bergelar doktor. Intinya, tidak ada yang dibanggakan selain harta, kecuali intelektualnya dalam wawasan ilmu alam.Marvin, adalah sebuah alasan, kenapa Gennifer begitu jatuh cinta. Pada masanya, Marvin diprediksi banyak orang akan sangat sukses jika dinilai berdasarkan kemampuan, prestasi, serta jiwa kepemimpinannya. Tidak ada yang meragukan kelebihannya dalam persoalan engineering dan sains.Tingkat kecerdasan Marvin setara profesor di saat dia baru pertama kali masuk kuliah. Ketika studi berlangsung, semua orang dibuat tercengang dengan semua kebolehannya. Dia hafal di luar kepala semua unsur kimia dengan semua penjelasannya. Dia juga paham semua rumus dan teori sains, apapun itu, dari perkara Hukum Newton yang paling dasar, hingga pembahasan anti-matter dan kosmos.Gennifer sangat kagum terhadapMarvin tidak hanya dari ilmu dan skill semata, tapi keberaniannya, dari dulu Marvin memang dikenal berani, dan puncaknya adalah ketika dia sangat lantang di hadapan Putra Harvard.“Aku sayang sama kamu, suamiku,” lirihnya seraya mengelus lengan Marvin.Ketika telah sampai di halaman kediaman Keluarga Rock yang indah dan temaram, Marvin dan Gennifer turun dari mobil, lalu berlarian menghindari hujan. Pakaian mereka basah sedikit.Harven Rockwell membukakan pintu, “Langsung masuk saja, Kak,” ucapnya agak tergopoh-gopoh.Beberapa saat ada pembicaraan dengan semua anggota Rock, namun karena ingin segera istirahat, Marvin segera mengajak istrinya naik ke lantai dua, menuju kamarnya.Di awal pernikahan, Gennifer tinggal di rumah mewah ini dan sangat betah dengan semua fasilitas yang lengkap. Jika dibandingkan dengan Villa Winston, ya cukup jauh beda, mungkin halaman kediaman Rock punya taman yang sangat luas, itu saja.Setelah mandi dan memakai piyama bagus berwarna abu-abu, sejenak Marvin berdiri menghadap jendela, menyaksikan kebun belakang rumah. “Sebuah pemandangan yang tidak pernah aku lihat selama di penjara,” gumamnya lalu mengembuskan napas panjang.Gennifer, sudah rapi dan wangi dari tadi dengan lingerie hitam tipis nan elegan. Malam ini, dia akan menjadi pelayan bagi suaminya. “Sayang, bisakah kau jelaskan padaku bagaimana cara kau menyalurkan hasrat laki-lakimu selama di penjara?” tanyanya seraya menyugar rambut hitamnya yang panjang ke belakang, hingga ada belahan di tengahnya.Gennifer punya bulu mata yang lentik, alis yang indah melengkung, hidung mancung, dagu yang tirus, bibir merah nan seksi, dan wajah yang melankolis, layaknya wajah wanita Italia atau Spanyol pada umumnya. Lekuk tubuhnya tidak usah ditanya, sungguh menawan.Marvin membalik badannya, lalu menjawab, “Ada belasan orang di dalam satu kamar sel. Aku pernah melihat kepala kamar menindih salah seorang pria yang wajahnya jelek untuk melepaskan nafsunya.” Marvin tersenyum geli mengingat-ingat peristiwa menjijikkan itu.“Mereka bermain pedang?” tanya Gennifer membekap mulut.“Hanya pedang si kepala kamar yang bermain, pedang itu ingin masuk ke sarung, tapi si korban berontak. Si korban rela tidak makan satu hari agar lobang mataharinya tetap aman dan utuh.” Lalu, Marvin tertawa ringan dan matanya agak menyipit.Gennifer tersenyum sembari menggeleng heran. “Kau, bagaimana?”Kemudian, Marvin berjalan alon mendekat kasur. “Aku tidak pernah ikut campur urusan mereka dan aku tidak pernah terpikir untuk melakukan hal menjijikkan seperti itu. LGBT ibarat kotoran. Lebih baik aku tidak makan dua hari daripada melakukannya.”“Aku sangat percaya padamu, suamiku. Lantas, bagaimana kau melampiaskan nafsumu?”Marvin duduk di atas ranjang pas di samping istrinya, lalu berkata mesra, “Aku sering mengkhayalimu sebelum tidur. Jadi aku sering bermimpi denganmu. Jika basah, aku pasti bersyukur.”“Selebihnya?” Gennifer menaikkan salah satu alisnya ke atas sambil tersenyum miring. Matanya sangat menggoda. Dalam keadaan seperti ini, Marvin sangat tidak kuasa.Marvin menatap istrinya lurus-lurus lalu menjawab malu, “Hm. Apa yang akan aku jawab sudah ada di dalam kepalamu, sayang.” Marvin membuang pandanganya dan berkata, “Sebaiknya, kita tidak usah membicarakan hal yang bahkan anak remaja saja tahu.”Gennifer kembali menyisir rambutnya, kemudian membasahi bibirnya dengan juluran lidah seksinya. Bagi Marvin, kata sempurna layak tersemat buat istrinya. Kecantikan dan keanggunannya sudah diakui oleh banyak orang di Gloriston.Semenjak remaja Gennifer memang punya pesona dan daya pikat luar biasa. Meskipun banyak tawaran dari pria tampan dan terpandang bahkan seantero Chemisland, hatinya hanya untuk Marvin, dan tidak akan pernah berpaling.Marvin kembali menatap istrinya dan berkata, “Terimakasih, Gennifer. Kau tiap pekan selalu membesukku dan memberikan perhatian padaku. Tidak ada orang yang sangat perhatian, selain dirimu.”Gennifer tersenyum manis dan menjawab, “Karena aku cinta sama kau, Marvin Rock. Apapun, akan aku berikan untukmu.”Marvin memusatkan pandangannya ke bibir istrinya yang basah.....“Aku juga cinta sama kau, Gennifer. Aku akan selalu menjagamu.”Lalu, Marvin mencium dan mengulum mesra bibir istrinya. Sangat lama......Marvin perlahan menindih tubuh istrinya seraya memeluknya dengan begitu hangat. Hasrat dan nafsunya meledak. Marvin begitu menikmati tubuh indah istrinya.Desahan, erangan, jeritan, menggema di dalam kamar mewah ini.Tidak hanya cerdas otak dan sehat jiwanya, Marvin juga kuat dan perkasa di atas ranjang. Otot di tubuhnya cukup besar dan terlihat karena sejak kecil dan remaja Marvin memang hobi berolahraga. Joging dan gym, setidaknya dua kali dalam seminggu.Rahangnya yang teguh dan dadanya yang bidang membuat Marvin punya pesona maskulin yang begitu diidam-idamkan wanita pada umumnya. Desahan kasar yang keluar dari mulut membuat Gennifer makin bergairah.Hingga matahari pagi tampak, mereka telah menyelesaikan tiga pertandingan seru dan mengesankan.Ketika bangun, Gennifer menarik selimut dan kembali memeluk suaminya dari samping. Melihat perkasanya
Perputaran uang puluhan milyar dollar selama beberapa hari ini hanya Marvin dan keluarganya saja yang tahu. Bahkan, pihak pemerintah pun tidak menyadarinya, alasannya karena semua investor dan customer berasal dari luar negeri, tidak ada yang berasal dari Chemisland.Meskipun pabrik produksi MR-25 masih dalam proses pembangunan, Marvin dan keluarganya sudah mengendus aroma kekayaan yang berlimpah. Glorisium yang sangat berlimpah dan tertimbun di dalam tanah milik keluarganya sebentar lagi akan mengantarkan Keluarga Rock menjadi keluarga terkaya di Chemisland menggeser Keluarga Harvard dan Keluarga Wilmer.Pagi hari ini, Ethelyne Wilmer, sang sekretris muda dari The Oxy, datang menemui petinggi Rock Electra, Marvin Rock di kantornya.“Terima kasih atas sambutannya, Tuan Rock,” ucap Ethelyne ramah, lalu duduk menghadap Marvin.Ethelyne sangat rupawan, tapi karena pangkal alisnya agak menukik ke bawah mendekati batang hidungnya yang mancung, seolah raut wajahnya terkesan ketus, tapi entah
Ethelyne tersenyum seksi, lalu berkata, “Tuan Marvin, sesuai dengan harapan banyak orang, terutama dari keluargamu sendiri, Anda sekarang telah berhasil,” pujinya.Sejurus Marvin membuang pandangannya dan membalas, “Bukan sebuah pencapaian besar bagi saya pribadi. Jika Anda ingin memuji, pujilah Keluarga Rock.”Ethelyne membusungkan dadanya dan berkata, “Kita bisa menjadi rekan bisnis mulai hari ini. Bukankah Keluarga Rock ingin menyaingi Keluarga Harvard.” Lalu, dia pun menjelek-jelekkan bisnis Keluarga Winston. “Bisnis mereka tidak pernah berkembang.”Ethelyne meragukan jika Keluarga Winston bisa bersaing dengan yang lainnya. “Seharusnya Anda tidak menikah dengan Gennifer. Anda lebih layak mendapatkan wanita yang jauh lebih baik dari dia, Tuan Rock!” sentaknya sinis.Ethelyne memang masih berada di atas Gennifer jika dilihat berdasarkan background keluarga. Dia merupakan wanita tercantik dan terseksi di Chemisland. Sejauh ini, tidak ada yang melebihi popularitasnya.Keluarga Ethelyne
Beberapa hari yang lalu sejumlah mahasiswa Universitas Gloriston telah mengirimkan surat kepada pemerintah dan pihak berwajib, isinya adalah mereka akan melakukan aksi demo besar-besaran di depan gedung kantor kepresidenan di pusat ibu kota Gloriston. Dan pada hari ini aksi demo tersebut pun berjalan. Lebih dari lima ratus mahasiswa memenuhi depan halaman kantor.“Kurangi penggunaan bahan bakar batubara!”“Kami ingin udara Chemisland bersih!”“Stop global warming!“Suara mahasiswa, suara rakyat!”Demo tersebut dipimpin oleh Harven Rockwell dan disetujui oleh salah satu staf kepresidenan bernama Hayden Rocky, pamannya Marvin Rock.Hayden tidak tinggal di Gloriston, tapi di Iron Town, hanya saja dia bertugas di Gloriston.Marvin telah melobi pamannya agar demo tersebut disetujui, setelah itu pamannya tersebut akan menjadi penyambung lidah antara mahasiswa dan pihak pemerintah.Terakhir, dapat sebuah kesimpulan bahwa, mulai sekarang pemerintah akan mengurangi penggunaan batubara untuk men
Saat baru saja mau berangkat kerja, tiba-tiba Marvin ditelepon oleh mertuanya untuk segera menuju ke Villa Winston. Marvin memarkirkan Audi hitamnya dan turun, lalu disusul oleh istrinya. Terik panas pagi ini terasa sampai ke dalam rumah. Hawa tegang dan berang yang ada di raut wajah anggota Keluarga Winston begitu terpancar, mengeluarkan aura tidak nyaman.Derick Winston cuma menyuruh menantunya masuk sampai ke ruang tamu. “Duduk di sini! Marvin” titahnya. “Gennifer, kau harus lihat apa yang sudah diperbuat oleh suami memalukanmu ini!”Mendengar bentakan keras itu, Marvin Rock tetap duduk dengan tenang dan menyimak dengan saksama, “Silakan apa yang mau Ayah bicarakan,” tuturnya sopan dan ramah. Tidak ada ekspresi terkejut atau panik di wajahnya.Derick mendengus marah dan berkata, “Sialan kau Marvin! Gara-gara kau bertindak bodoh terhadap Raymond, Harvard Corp memutus hubungan kerjasama dengan Keluarga Winston!” Derick menyeringai kesal. Matanya beberapa kali menghunjamkan pandanga
Derick memegangi kepalanya sambil melolong, “Astaga! Kami di sini kau buat pusing, Marvin. Tidak cukup selama satu tahun kau buat kami malu, sekarang kau malah banyak ngaco!” Bagaimana tidak emosi, di saat Keluarga Winston sedang terpincang-pincang, Marvin malah menginginkan agar Gennifer yang kaku dan kurang skill dalam mengurus bisnis malah disuruh jadi sekretaris kantor.Gennifer saja sampai syok. “Marvin, dulu aku sempat ada keinginan untuk bekerja di Winsoil demi keluargaku, tapi aku tidak pantas.”Dengan cepat Marvin menyergah, “Kau bukannya tidak pantas, Gennifer, tapi keluargamu yang tidak percaya padamu. Jika mereka mencoba percaya sedikit saja dan membiarkanmu belajar, aku yakin kau bisa berkembang dan menjadi orang terpercaya di Winsoil.”Di mata ayahnya dan kakak pertamanya, Gennifer memang dipandang sebelah mata. Meskipun Gennifer punya prestasi selama studi dan punya jiwa seorang profesional, keluarganya malah menginginkannya menjadi ibu rumah tangga.Sebagaimana tadi te
Diskusi dengan pihak keluarga istrinya berkesimpulan bahwa Marvin punya kesempatan untuk membutikan kembali kalau dia akan mampu memperbaiki kondisi bisnis Keluarga Winston.Sementara ini Gennifer disuruh oleh Marvin untuk tinggal di Villa Winston agar lebih banyak belajar terlebih dahulu dari keluarganya sebelum nantinya akan benar-benar sibuk mengurus Winsoil.Usai dari diskusi keluarga itu, Marvin tidak langsung menuju kantor Rock Electra, tapi menuju Bank Gloriston kantor pusat. Bank milik negara ini berlantai dua puluh dan sangat megah.Tidak seperti pemeran utama MC pada umumnya yang kadang tampil lusuh dan terlihat miskin, Marvin sangat berwibawa dengan setelan kantoran. Dia sangat tampan dan gagah.Namun, kedatangannya di sini tidak disambung dengan begitu baik oleh pihak bank. Seorang manager pelayanan menghampirinya di dekat pintu masuk dan nyinyir di depan banyak orang, “Marvin sang teroris? Kau sudah keluar? Apa kau meledakkan penjara milik negara ha?”Marvin tak berekpres
Nama Vibra diambil dari kata Vibranium. Dalam cerita fiksi, Vibranium merupakan jenis logam terkuat.Kartu Vibra adalah jenis kartu paling tinggi di Chemisland. Pemiliki kartu tersebut sudah pasti orang terkaya di seluruh penjuru negeri.Howard menyergah, “Aku tidak mengerti kalau orang yang habis keluar dari penjara, lalu ternyata orang tersebut bisa menjadi, entah humoris, entah kurang waras, entah tidak tahu malu. Aku tidak mengerti. Intinya, kau jangan main-main di sini, Marvin!”Karena sudah lama berkecimpung dalam ribawi konvensional, dia bisa menerka-nerka berapa total kekayaan milik Werner Rocktone, aset, dan jumlah uang berputar di rekening perusahaan. Meskipun Keluarga Rock itu mengumpulkan semua keuntungan selama tiga puluh tahun, mereka tidak akan bisa mempunyai Kartu Vibra.Bagi Howard, lelucon yang baru saja dikeluarkan oleh Marvin sangat tidak lucu. “Apa sewaktu di penjara kau sering pakai ganj4? Atau kau baru saja minum wiski? Wahai Putra Rock, jangan buat aku resah dan