Saat baru saja mau berangkat kerja, tiba-tiba Marvin ditelepon oleh mertuanya untuk segera menuju ke Villa Winston. Marvin memarkirkan Audi hitamnya dan turun, lalu disusul oleh istrinya. Terik panas pagi ini terasa sampai ke dalam rumah. Hawa tegang dan berang yang ada di raut wajah anggota Keluarga Winston begitu terpancar, mengeluarkan aura tidak nyaman.Derick Winston cuma menyuruh menantunya masuk sampai ke ruang tamu. “Duduk di sini! Marvin” titahnya. “Gennifer, kau harus lihat apa yang sudah diperbuat oleh suami memalukanmu ini!”Mendengar bentakan keras itu, Marvin Rock tetap duduk dengan tenang dan menyimak dengan saksama, “Silakan apa yang mau Ayah bicarakan,” tuturnya sopan dan ramah. Tidak ada ekspresi terkejut atau panik di wajahnya.Derick mendengus marah dan berkata, “Sialan kau Marvin! Gara-gara kau bertindak bodoh terhadap Raymond, Harvard Corp memutus hubungan kerjasama dengan Keluarga Winston!” Derick menyeringai kesal. Matanya beberapa kali menghunjamkan pandanga
Derick memegangi kepalanya sambil melolong, “Astaga! Kami di sini kau buat pusing, Marvin. Tidak cukup selama satu tahun kau buat kami malu, sekarang kau malah banyak ngaco!” Bagaimana tidak emosi, di saat Keluarga Winston sedang terpincang-pincang, Marvin malah menginginkan agar Gennifer yang kaku dan kurang skill dalam mengurus bisnis malah disuruh jadi sekretaris kantor.Gennifer saja sampai syok. “Marvin, dulu aku sempat ada keinginan untuk bekerja di Winsoil demi keluargaku, tapi aku tidak pantas.”Dengan cepat Marvin menyergah, “Kau bukannya tidak pantas, Gennifer, tapi keluargamu yang tidak percaya padamu. Jika mereka mencoba percaya sedikit saja dan membiarkanmu belajar, aku yakin kau bisa berkembang dan menjadi orang terpercaya di Winsoil.”Di mata ayahnya dan kakak pertamanya, Gennifer memang dipandang sebelah mata. Meskipun Gennifer punya prestasi selama studi dan punya jiwa seorang profesional, keluarganya malah menginginkannya menjadi ibu rumah tangga.Sebagaimana tadi te
Diskusi dengan pihak keluarga istrinya berkesimpulan bahwa Marvin punya kesempatan untuk membutikan kembali kalau dia akan mampu memperbaiki kondisi bisnis Keluarga Winston.Sementara ini Gennifer disuruh oleh Marvin untuk tinggal di Villa Winston agar lebih banyak belajar terlebih dahulu dari keluarganya sebelum nantinya akan benar-benar sibuk mengurus Winsoil.Usai dari diskusi keluarga itu, Marvin tidak langsung menuju kantor Rock Electra, tapi menuju Bank Gloriston kantor pusat. Bank milik negara ini berlantai dua puluh dan sangat megah.Tidak seperti pemeran utama MC pada umumnya yang kadang tampil lusuh dan terlihat miskin, Marvin sangat berwibawa dengan setelan kantoran. Dia sangat tampan dan gagah.Namun, kedatangannya di sini tidak disambung dengan begitu baik oleh pihak bank. Seorang manager pelayanan menghampirinya di dekat pintu masuk dan nyinyir di depan banyak orang, “Marvin sang teroris? Kau sudah keluar? Apa kau meledakkan penjara milik negara ha?”Marvin tak berekpres
Nama Vibra diambil dari kata Vibranium. Dalam cerita fiksi, Vibranium merupakan jenis logam terkuat.Kartu Vibra adalah jenis kartu paling tinggi di Chemisland. Pemiliki kartu tersebut sudah pasti orang terkaya di seluruh penjuru negeri.Howard menyergah, “Aku tidak mengerti kalau orang yang habis keluar dari penjara, lalu ternyata orang tersebut bisa menjadi, entah humoris, entah kurang waras, entah tidak tahu malu. Aku tidak mengerti. Intinya, kau jangan main-main di sini, Marvin!”Karena sudah lama berkecimpung dalam ribawi konvensional, dia bisa menerka-nerka berapa total kekayaan milik Werner Rocktone, aset, dan jumlah uang berputar di rekening perusahaan. Meskipun Keluarga Rock itu mengumpulkan semua keuntungan selama tiga puluh tahun, mereka tidak akan bisa mempunyai Kartu Vibra.Bagi Howard, lelucon yang baru saja dikeluarkan oleh Marvin sangat tidak lucu. “Apa sewaktu di penjara kau sering pakai ganj4? Atau kau baru saja minum wiski? Wahai Putra Rock, jangan buat aku resah dan
Maksud kedatangan Ethelyne ke Bank Gloriston adalah untuk melakukan penyelesaian transaksi sebesar 200 milyar dollar, karena jumlahnya sangat besar, jadi harus ada perwakilan resmi yang mengurusnya.Ethelyne terperanjat kaget. Mulutnya menganga lebar, “Lepaskan Tuan Rock! Aku tidak kenal kalian berdua siapa, namun yang pasti kalian berdua sedang berada dalam masalah besar!” ancam Ethelyne menyeringai. Dia langsung mendorong-dorong Howard dan security. “Bodyguard-ku, singkirkan dua sampah ini dari tubuh suci Tuan Rock!”“Siap, Nyonya!” Dua bodyguard langsung menyeret Howard dan security itu agar segera menjauh dari Marvin Rock.Semua orang di sana terkesima.Mereka sangat jarang dan bahkan ada yang baru kali ini bertemu langsung dengan Ethelyne Wilmer. Melihatnya, seakan jantung mereka mau lepas karena saking bergoncangnya.Ethelyne sangat cantik luar biasa, terlebih dengan riasan di wajahnya yang cukup mencolok, apalagi perhiasan dan tasnya yang sangat mahal dan bagus. Jam tangan berl
Marvin segera berdiri menyambutnya. “Tuan Presiden Direktur, akhirnya datang juga.” Marvin bersalaman dengan Tuan Alister di tengah-tengah para pengunjung.Kali ini semua mata kembali tertuju pada Marvin.Jika Tuan Alister tampak, berarti ada urusan yang sangat penting bersama orang penting. Bahkan Tuan Alister lebih mendahului Marvin Rock daripada Ethelyne Wilmer. “Semoga Anda sehat selalu, Tuan Marvin Rock.”Setelah itu, barulah Tuan Alister baru menyapa Ethelyne. Dia menyapanya, “Nona Wilmer, selamat datang juga di Bank Gloriston.”“Terima kasih, Tuan Alister. Setelah nanti melayani kami berdua, tolong diurus dua karyawan Anda yang sangat kurang ajar. Mereka berdua menyeret Tuan Rock keluar.”Tidak menunggu waktu yang lama, sang presdir langsung menghambur keluar bank, menyeret dua orang itu ke parkiran belakang, dan ketika tidak ada orang yang melihat, Tuan Alister mengeluarkan amarahnya.PLAK!PLAK!Dua tamparan keras ke masing-masing mereka.“Kurang ajar sekali kalian terhadap Tu
Di Glory Auto, segala jenis mobil mahal dari berbagai macam merek ada. Orang yang datang ke sini biasanya kelas atas dan kelas tengah. Karena semua mobilnya mahal dan berkelas, tentu tidak sembarang orang bisa masuk ke siniElvin cukup kenal dengan Marvin karena dia merupakan teman akrab dari Russel Winston. Kedekatan antara Marvin dan Ethelyne, di mata Elvin, ibarat sebuah gundukan emas. Sebelum Elvin mendekat, tadi dari jauh dia memfoto dan merekam semua aktivitas mereka di sana.Sebagai sales pentolan di Glory Auto, dia akan memberikan pelayanan istimewa kepada dua orang istimewa. “Nona Wilmer, maafkan ulah para penjaga keamanan yang tolol seperti mereka. Jika menghadapi orang kaya dan canti seperti Anda, mereka memang kadang salah tingkah.”Mendengar pujian receh seperti itu, Ethelyne acuh tak acuh. Pandangannya meluas ke seisi gedung, malas dia melihat Elvin yang sok akrab. Dia tahu posisi Elvin dengan segenap tugas dan tanggung jawabnya, tapi dia jijik dengan pria lebay dan berle
Berbagai umpatan pun keluar dari mulut mereka.“Palingan kartu palsu....”“Mana mungkin teroris punya Kartu Vibra.....”“Musuh negara tidak pantas punya uang banyak....”“Bikin malu Keluarga Rock yang ada di seluruh dunia.....”Marvin tetap tenang dan tidak ada ekspresi risau sedikit pun di wajahnya.Ethelyne mendekat dan berkata heran, “Penggunaan Kartu Vibra adalah satu jam setelah aktivasi. Seharusnya sekarang sudah bisa digunakan karena lebih dari satu jam. Tuan Rock, silakan pakai kartuku dulu.”Menyaksikan hal demikian, semua orang pun kecewa terhadap Marvin Rock. Ternyata kartu yang dikeluarkan itu tidak berfungsi. Jelas mereka tidak percaya bahwa seorang Marvin punya Kartu Vibra berwarna hitam yang sangat fenomenal itu.Jika Marvin punya Kartu Black Diamond pun mereka sulit akan percaya, bagaimana dengan kartu sakti paling top itu? Bagi mereka, Marvin hanya mantan napi yang sok ingin dinilai hebat.Mereka pikir, dengan berjalan berdua bersama Ethelyne, membeli mobil mewah, dan
Hari ini merupakan hari yang sangat membahagiakan bagi Marvin Rock. Pagi tadi, putra pertamanya telah lahir ke dunia. Marvin memberi nama : Brockley Leofric, persis Pangeran Terbuang. Marvin belum bisa move on dari sosok yang menjadi idolanya semenjak kecil. Pada akhirinya Marvin pun peka. Dalam cerita karangan Pangeran Terbuang, terkait Naga Glory menjadi sangat kaya lantaran menemukan harta karun terpendam, Marvin merasa apa betul itu dirinya? Tapi, Marvin tidak percaya ramalan, dan dia juga tidak percaya bahwa roh seseorang yang telah mati bisa merasuk ke tubuh orang lain. Marvin bukanlah karakter fiksi Naga Glory seolah-olah dia merupakan pria yang telah diramalkan, dan bukan pula karakter asli titisan Pangeran Terbuang. Namun, jika dikatakan sebuah kebetulan, bagaimana bisa semuanya bisa berjalan dengan sangat rapi? Sebuah teka-teki yang masih menyimpan misteri. Marvin memastikan diri bahwa dia merupakan keturunan Pangeran Terbuang sesuai hasil riset Fabrizio beserta pakar seja
“Ayah, maafkan aku karena aku pernah durhaka padamu. Aku merasakan dampak buruk setelah aku tidak berbakti dan berbuat baik padamu.” Werner Rockstone berdiri dari kursi sambil mengangkat tubuh Marvin. Dia menatap heran, “Ayah maafkan kesalahan kau, anakku. Dan ayah juga minta maaf, karena ayah tidak menaruh rasa empati yang lebih kepada mu.” Marvin mengerutkan kening. “Ayah, apa Tuan Arash menghubungi mu?” “Dia berbicara banyak hal denganku selama kau berada dalam perjalanan pulang. Dia sangat berterima kasih karena kau telah membuat anaknya menjadi sembuh dan sehat jiwanya.” “Hurmuz hanya butuh perhatian dan kebijakan dari ayahnya.” Marvin dan Werner berjalan di halaman samping, menjauh dari keramaian. Melihat sikap Marvin terhadap orang lain saja sudah luar biasa, bagaimana sikapnya dengan orang terdekat? “Ayah bangga punya anak seperti mu, Marvin.” Marvin malah membalikkan omongan. “Aku juga bangga pu
Setibanya di Gloriston, Marvin dan Gennifer langsung menuju rumah rumah baru mereka yang sangat megah dan baru beberapa waktu lalu rampung, di distrik Rockley. Rumah yang layak dikatakan sebuah istana kecil, setiap orang pasti ingin bisa memilikinya. Untuk merayakan kesembuhan Gennifer, maka diadakan acara makan besar antara dua keluarga besar, Keluarga Rock dan Keluarga Winston. Semua kerabat terdekat hadir dalam acara di malam hari ini. Tak kurang dari lima puluh orang pun hadir. Russel Winston memeluk Marvin dengan sangat erat dan hangat. “Saudara iparku, apa kau tahu sekarang Winsoil sudah sejajar dengan Harvard Oil? Kita tidak hanya butuh dengan mereka, bahkan kita bisa menyamai mereka.” Marvin senyum. “Bahkan kita akan melampaui mereka, Kakak ipar!” Impian besar Marvin sejak dulu adalah melepaskan ketergantungan dari pengaruh Harvard. Dan sekarang, Marvin telah melampaui impiannya tersebut, sebab Rock Electra dan Winsoil tidak hanya lepa
Selama Gennifer mendapatkan perawatan dan pengobatan di tempat pengobatan tabib Arash, Marvin cukup sering bercengkerama dengan Hurmuz. Ternyata, orang gila atau ODGJ, tidak boleh diacuhkan atau tidak patut untuk tidak dipedulikan, dengan kata lain mereka juga butuh perhatian. Ketika Marvin mengajaknya bicara, rupanya Hurmuz dapat merespons dengan cukup baik jika orang yang berbicara dengannya mau memberikan empati besar, jadi bukan sekadar perhatian semata, namun empati. Marvin berusaha melakukannya terhadap Hurmuz. Di Desa Abayaneh, tidak banyak orang yang paham tentang sejarah kerajaan dan militer zaman dulu. Alasannya karena mereka tidak berminat untuk tahu akan hal tersebut, semantara Hurmuz butuh teman mengobrol dan teman yang satu frekuesnsi dengan dia. Setiap hari Marvin pasti menceritakan sejarah kerajaan tempo dulu bersama Hurmuz, tentang raja-raja, peperangan besar, dan banyak hal. Hurmuz sangat senang ketika Marvin mau mendengarkan ceritanya
Harven menyelesaikan rapat karena Aleya tak kunjung mau berbicara. Dia segera menyuruh tiga rekannya untuk bekerja seperti biasa, sementara dia dan Aleya melanjutkan pembicaraan di ruangan CEO, tertutup. Setelah dipaksa secara terus-menerus, barulah Aleya mau bicara. “Aku tidak bisa mengatakan tidak karena semua yang dikatakan oleh mereka bertiga terbukti benar.” “Aleya, sabtu malam minggu itu aku melihat kau dengan mata kepalaku sendiri. Kau berduaan dengan Raymond. Minggu pagi, aku bersama Scott membuntutimu di hotel. Setelah itu, aku pergi ke rumah Fany, di sana aku menyaksikan apa saja yang telah dia bongkar. Aku mengumpulkan mereka hanya untuk menjadi saksi penguat. Aku sendiri adalah saksi utamanya.” “Maafkan aku, Tuan.” “Berapa Raymond membayar kau, Aleya?” Alasan kenapa Aleya mau menerima tugas berat dan berbahaya ini adalah karena ayahnya merupakan seorang buruh di One Tesla, pembangkit listrik milik Harvard. Sebenarnya, aya
Harven stop di depan salah satu tempat makan yang cukup jauh dari pusat kota Gloriston. Tapi mereka tetap berada di dalam mobil. Sengaja tidak turun karena hanya untuk memastikan siapa wanita di sana. “Aleya bersama Raymond?” gumam Harven lalu tersenyum getir. Tiga orang lainnya tak berkomentar. Sejurus kemudian, Harven menelepon Aleya. “Sedang di mana?” tanya Harven. “Di rumah. Sengaja tidak keluar karena jalanan pasti macet, kan ada pertandingan.” Mata Harven tak henti mengawasi Aleya dari kejauhan. “Ya, aku dan teman-teman baru saja selesai menonton pertandingan. Baguslah kalau kau berada di rumah. Jalanan kota memang macet. Tapi ada jalur lain yang tidak macet. Di sini tidak macet.” “Ya hati-hati di jalan.” KLIK! Harven bukan cemburu, tapi curiga. Apa hubungan antara Aleya dan Raymond Harvard? Malam ini dan minggu besok, empat pria itu sibuk dengan berbagai macam tugas.
GOAL! 1 – 3. Di menit ke delapan puluh, sang pelatih terus memutar otak agar timnya keluar dari lubang jarum kekalahan, namun upaya keras dari sang pelatih tak menuai hasil baik. Kata-kata kotor dan botol plastik pun mengarah ke dua bench pemain. Kesal sama tim sendiri dan muak melihat kemenangan tim lawan. Satu per satu penonton mulai meninggalkan stadion karena mereka yakin bahwa tim kesayangan mereka tidak bakal menang. Sungguh, hasil buruk dan mengecewakan. GOAL! 1 – 4. Ketika peluit panjang ditiupkan, saat itu pula kericuhan besar terjadi di dalam stadion maupun di luar stadion. Para penonton tidak terima atas hasil buruk pada pertandingan hari ini. Mereka mengamuk kepada tim sendiri dan juga kepada tim musuh. Jika pihak keamanan tidak sigap, pasti bakal ada korban jiwa dan banyak fasilitas stadion yang rusak. Harven mengawas ke atas, ‘Tiga bajingan itu sudah melarikan diri rupanya’. Ketik
Ini adalah pertandingan pembuka di musim yang baru dan kebetulan bermain di kandang, dan sangat kebetulan pula bertemu Iron United, musuh terberat yang selalu membayangi. Iron United menjadi tim tersukses selama lima tahun belakangan. Mereka memborong lima gelar juara liga secara beruntun dan total mereka tela mengoleksi sebanyak lima belas kali juara di Chemisland League One. Membaca data yang ada sekarang, di mana Gloriston FC sedang terpuruk dan juga Iron United sedang naik daun, dan meskipun bermain di kandang, Gloriston FC tidak dijagokan menang pada pertadingan kali ini. Banyak pengamat yang memberikan prediksi bahwa Iron United bakal menguasai permainan dan memenangkan laga walaupun dengan hasil yang tidak mencolok, menang tipis. Scott murka. “Sial!” umpatnya menyeringai. “Tiga pemain top kita dijual musim ini. Ketika ada mereka saja, klub tidak bisa juara, apalagi mereka tidak ada. Mereka merupakan pemain kunci, dua gelandang dan satu striker.”
Akhir pekan pun tiba. Sabtu sore, Harven menjemput satu per satu temannya dengan menggunakan Audi mewah berwarna hitam. Unik memang, seorang bos besar perusahaan mendatangi tempat tinggal anak buahnya dan melakukan penjemputan. Sebab biasanya, mana ada bos seperti Harven? Di dalam perjalanan, masih saja Harven, Jack, dan Fany memuntahkan sejumlah olokan dan tertawaan. Jack merangkul Scott lekat dan akrab sembari berkata, “Scott, aku kepinginnya pertandingan diundur sampai pekan depan karena aku masih belum puas mengolok kau. Hahaha.” Fany yang berada di samping Harven tak bisa untuk tidak tertawa. “Scott, selama empat hari belakangan aku tidak pernah melihat kau senyum dan ketawa. Apa kau sedang dalam masa haid?” Harven melihat spion dalam dan memfokuskan pandangannya ke wajah Scott. “Astaga! Scott, aku harap kau tidak punya dendam pribadi. Jangan gara-gara kalah taruhan kau lantas membenci aku. Hahaha.” Meledaklah tawa di